Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam merupakan bagian dari bidang kajian ilmu sains. Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti “saya tahu”, sedangkan dalam bahasa inggris, sains berasal dari kata science yang memiliki arti pengetahuan. Sains juga berasal dari kata “natural science”. Natural artinya almiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science berarti ilmu pengetahuan. Menurut Patta Bundu 2006: 9 yang dimaksud kata sains dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah IPA itu sendiri yang memiliki ruang lingkup meliputi sains tingkat SD, sains biologi, sains kimia, serta sains bumi dan antariksa tingkat SMP. Menurut Nash dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis 1992: 3, IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Metode tersebut dapat membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Metode yang dimaksud adalah metode berpikir ilmiah. Wahyana dalam Trianto 2010: 136 mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.. 13 Menurut Patta Bundu 2006: 11, secara garis besar, IPA memiliki tiga komponen yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA juga dipandang sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. IPA sebagai proses merupakan semua kegiatan pengamatan gejala- gejala alam yang dilakukan untuk menemukan suatu pengetahuan yang baru yang berupa produk ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. IPA sebagai produk merupakan hasil dari proses yang berupa pengetahuan alam yang diuji secara ilmiah. Produk ilmiah meliputi prinsip, konsep, hukum, dan teori. IPA sebagai prosedur merupakan cara yang digunakan untuk melakukan pengamatan serta mengembangkan hasil pengamatan. Prosedur ilmiah ini sering disebut dengan metode ilmiah atau scientific method. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam meliputi tiga bidang kajian yaitu biologi, fisika, dan kimia. Perkembangan IPA melalui langkah-langkah metode ilmiah yang meliputi observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, dan penarikan kesimpulan untuk menemukan fakta, konsep, hukum, prinsip, dan teori. Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Karakteristik IPA antara lain: 14 a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” scientific methods yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah”. Depdiknas, 2006: 2. c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan kegiatan ilmiah yang saling berkaitan. d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dan berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut Depdiknas, 2006: 2. e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Dari beberapa definisi ilmu pengetahuan alam, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memiliki karakteristik yang khas yaitu mempelajari tentang gejala-gejala serta fenomena alam yang tersusun secara sistematis untuk menghasilkan pengetahuan baru berupa produk dan sikap ilmiah melalui suatu 15 kegiatan yang disebut proses ilmiah. Produk ilmiah tersebut berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

2. Pembelajaran IPA

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep biologi berbasis nilai: quasi eksperimen pada siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 3 120

EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE EXPLAIN PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 14 36

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE NESTED PADA TEMA PENCEMARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.

1 1 40

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED PADA MATERI KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP ILMIAH SISWA MTS.

0 0 47

PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN CONNECTED TEACHING.

1 1 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TULISAN SISWA PADA MATERI ALAT INDERA.

0 0 32

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN FISIKA MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI PENGUASAAN MATERI, KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH, DAN SIKAP KERJASAMA PESERTA DIDIK SMA.

0 8 247

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN SIKAP ILMIAH.

3 3 120

KEEFEKTIFAN MODEL GUIDED INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN GENERIK SAINS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 4 WATES.

0 3 157

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 8