Puisi B. Indonesia Bahasa Indonesia

Ayo Menciptakan Karya Seni 61 Nggak usah protes, emang udah takdir begitu. Lagian punya nama awalan Bor.., kata Indah tanpa memedulikan perasaan Boris. Kalo depannya Bir, kan nggak lucu, kata Boris melawak. Buruan, mo ngasih kejutan apa lagi …. Ini dia kejutannya pekik Boris sambil ngeluarin tangannya dari balik punggung, dan mengangkatnya tinggi ke atas. Indah melongo. Dua buah pisang berada di tangan Boris, Boris tersenyum genit. Ini kejutan? tanya Indah setelah melongo panjang, sambil nunjuk pisang di tangan Boris. Boris mengangguk bangga, dia pikir Indah seneng banget dengan gaya kejutan yang itu. Padahal Indah udah mau muntah. Kejutan norak dan kampungan. Masa kejutan ngasih pisang dua biji? Emangnya gue monyet apa, pake dikasih pisang? Terimalah ini sebagai kejutan dari gue, kata Boris sambil ngasih pisang ke Indah. Indah merengut. Cowok aneh, batinnya. Kalo cowok-cowok yang lain, ngasih kejutan itu berupa barang yang bernilai tinggi. Emas, intan, berlian, tas Prada, jam tangan Cartier, sepatu itali dan sebangsanya. Bukan pisang. Menyebalkan Setelah menerima pisang, Indah nggak mau ngomong lagi. Diem seribu bahasa. Gondok banget sama tuh cowok. Tapi Boris bukannya mikir, malah terus nyerocos kayak beo ngggak dikasih makan. Pasti kamu pikir, gue cowok yang aneh. Nggak berkelas, norak, kampungan, jayus, jadul dan lain-lain, kata Boris nerka pikiran Indah. Indah membatin, ternyata dia nyadarin juga. Tapi emang itulah gue. Udah deh Bor, gue lagi pusing, kayaknya elu pulang aja dulu deh, kasih gue waktu buat mikir, gue kebetulan lagi banyak PR, kata Indah terdengar kasar. Boris sampe kaget ngedengernya. Nggak biasanya Indah ngomong kasar begitu. Tapi sebagai cowok yang tahu diri, Boris pun akhirnya pamitan pulang. Malemnya Indah jadi mikir terus. Semakin Indah berusaha buat ngilangin pikiran itu, semakin terasa susah. Wajah Boris yang pas-pasan terus masuk ke otaknya. Di langit-langit kamar, di tembok, di jendela, di pintu, di lemari, semua isinya wajah jelek Boris. Indah juga jadi keinget dua pacarnya yang udah putus beberapa taun yang lalu. Cinta pertama Indah bersama Gayo kandas, cinta kedua bersama Rafik juga kandas, dan sekarang yang ketiga, nggak tahu, apakah juga akan bernasib sama seperti dua cinta yang sebelumnya? Sebenarnya ada satu pokok dari semua persoalan, yang membuat dua cinta Indah kandas di tengah jalan. Itu adalah ketidakjujuran. Gayo selalu memberikan hadiah yang istimewa setiap pekan. Tapi ternyata itu hanya untuk 62 Terampil Berbahasa Indonesia Kelas IX SMPMTs menutupi kebohongannya saja karena di balik itu, ternyata Gayo punya cewek lain. Lalu, Rafik juga begitu, tanpa Indah minta, Rafik selalu membelikan, apa pun yang Indah mau, semahal apa pun. Tapi itu juga ternyata hanya sebuah kebaikan semu karena dibalik semua itu, ada pamrih yang tersirat. Rafik menginginkan tubuh Indah. Untung tragedi buah apel itu nggak sampe terjadi. Dan sekarang, Boris, yang selalu hadir pada saat Indah membutuhkan, yang selalu tampil apa adanya, yang selalu mengutarakan kejujurannya, walaupun kadang terlihat norak dan kampungan. Tapi ternyata memang begitulah dia. Begitulah Boris dengan kejujurannya, dengan rasa cinta dan sayangnya, yang dia ungkapkan lewat caranya sendiri. Lalu, kenapa gue harus membencinya? Kenapa gue harus menolak dia dengan kejutan noraknya? Tiba-tiba Indah sadar akan satu hal. Tidak semua cowok bisa jujur dengan keadaan dirinya sendiri, di depan ceweknya. Lalu, diambilnya ponsel yang tergeletak di atas meja belajar. Dipencetnya sebuah nomor. Indah menyadari akan kesalahannya. Lama nada sambung tak diangkat. Sementara dari tempat yang jauh, Boris sedang terlelap, dengan mulut menganga, mengeluarkan larva hangat dari sudut bibirnya. Dan di sampingnya ponsel bergerak-gerak tanpa berbunyi karena bunyinya sudah diredam. Sumber: Cantik-cantik Kog Budeg, Chris Oetoyo. Setelah kamu membaca dua karya seni tersebut, hal apa yang terlintas dalam pikiranmu? Kritikan ataukah pujian? Memberikan kritikan atau pujian terhadap suatu karya seni merupakan suatu hal yang biasa. Di Indonesia pun banyak dijumpai kritikus-kritikus karya seni, seperti kritikus film, kritikus buku, dan sebagainya. Adanya kritikus-kritikus tersebut dapat menjadikan pemacu semangat bagi para pencipta karya seni untuk menciptakan karya-karya bermutu. Saat memberikan ulasan, baik yang mengkritik maupun memuji harus memerhatikan hal-hal tertentu. Kritikan atau pujian hendaknya merupakan tanggapan secara objektif dan bukan karena faktor suka atau tidak suka. Umumnya, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan kritikan atau pujian terhadap karya seni, antara lain: 1. tema, 2. keseluruhan ceritaisi, 3. penggunaan atau pemilihan bahasa, 4. kelemahan atau kelebihan karya seni, 5. keaslian karya seni. Seorang kritikus haruslah merupakan orang yang benar-benar paham tentang seni. Hal ini berpengaruh terhadap hasil penilaian yang dilakukannya.