Penampilan fisik B. Indonesia Bahasa Indonesia
122
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas IX SMPMTs
Ciok : Bergegas menyambut diiringi nyonya Ciok, Suhiang, dan Jinsim.
Silakan duduk, Tuan, ada perlu apakah? Kata pembantuku tadi, Tuan menyebut-nyebut penjara. Siapa tuan, dari mana?
Engtay : Dengar saja baik-baik, tidak usah memotong pembicaraan. Waktuku tidak
banyak. Aku buru-buru. Kamu, betul bernama Ciok? Ciok
: Benar, Tuan. Engtay
: Di dalam catatanku, kamu asal Banten. Pindah ke Serang delapan belas tahun yang lalu. Istrimu satu, anakmu satu, perempuan bernama Engtay.
Betul? Ciok
: Ketakutan Benar, Tuan. Tapi ada apa ini sebetulnya? Engtay
: Kubilang, tidak perlu memotong pembicaraan. Dengar saja dan baru boleh menjawab hanya kalau ditanya. Paham?
Ciok : Baik. Paham.
Engtay : Kamu berdagang emas, punya tiga toko. Usahamu maju. Betul?
Ciok : Betul.
Engtay : Coba ingat-ingat Dari mana kamu memperoleh modal untuk usaha
dagangmu? Ciok
: Saling pandang dengan istrinya. Ragu-ragu Dari, dari… Apa harus saya jawab?
Engtay : Jawab Tapi tidak perlu, karena sudah terlambat.
Ciok : Ketakutan Memang saya pernah berhutang pada Kapten Liong
Rangkasbitung. Tapi lima tahun lalu, Kapten Liong yang baik hati itu sudah membebaskan hutang saya. Kalau perlu saya akan perlihatkan aktenya. Bu,
ambil surat-surat bebas hutang itu… Engtay
: Tidak perlu. Kalian boleh tahu, surat-surat itu ternyata palsu dan tidak sah. Hutang sudah jatuh tempo, tiga bulan lalu. Kapten Liong meminta bantuan
saya untuk membereskan perkara ini. Ciok
: Bagaimana bisa begitu? Engtay
: Mungkin sudah jadi begitu. Saya tidak pernah mau kompromi, tidak pandang bulu, dan tidak sudi disogok. Hutang harus dibayar dan janji yang tidak ditepati
sama dengan kejahatan. Ciok
: Tunggu dulu, Tuan. Kalau memang begitu, saya sanggup membayar hutang- hutang saya. Kalau perlu, besok akan saya lunasi semuanya. Jangan sebut
saya penjahat. Saya bukan orang macam begitu. Engtay
: Sudah terlambat. Ini surat perintah dari Landraad. Di pengadilan nanti kamu boleh bicara. Untuk sementara, rumah ini beserta seluruh isinya disita.
Ciok : Kaget Ya, Tuhanku. Ini apa? Disita? Aduh. pingsan
Nyonya Ciok : Pak… Antong…Jinsim….Tolong ini, majikan pingsan. Engtay
: Tidak tahan Ayah… Nyonya Ciok : Ayah?
Engtay : Mencopot menyamarannya Saya Engtay, ibu.
Nyonya Ciok : Astaganaganaga.. ya ampun, Engtay? Tega betul kamu berbuat begini?