commit to user
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Perilaku Kesehatan
a. Pengertian perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar Notoatmodjo, 2010. Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping
itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku.
b. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok :
commit to user 9
1 Perilaku pemeliharaan kesehatan health maintenance.
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. 2
Perilaku pencarian pengobatan health seeking behavior Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan health seeking behavior. Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau
tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 3
Perilaku kesehatan lingkungan Adalah
apabila seseorang
merespon lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya Notoatmodjo,
2010. c.
Macam-Macam Perilaku Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua Notoatmodjo, 2010 : 1
Perilaku tertutup convert behavior Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup convert. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
commit to user 10
2 Perilaku terbuka overt behavior
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
d. Domain Perilaku
Menurut Bloom tahun 1992 seperti dikutip Notoatmodjo 2010, membagi perilaku itu didalam 3 domain ranahkawasan, meskipun
kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku yang terdiri dari ranah kognitif kognitif domain, ranah affektif
affectife domain dan ranah psikomotor psicomotor domain. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari : 1
Pengetahuan knowledge Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
commit to user 11
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang : a
Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat dan kondisi fisik.
b Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga,
masyarakat dan sarana. c
Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki sangat penting untuk terbentuknya sikap dan tindakan Notoatmojo, 2010.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
a Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali recall terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam
pengetahuan mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan pelajaran atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
commit to user 12
b Memahami Comprehension
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. c
Aplikasi Aplication Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d Analisis Analysis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti menggambarkan,
membedakan, memisahkan
dan mengelompokkan.
e Sintesa Synthesis
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian
dalam suatu
bentuk keseluruhan baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk
commit to user 13
menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
dapat menerangkan,
dapat meringkas,
dapat menyelesaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-
rumus yang telah ada. f
Evaluasi Evaluation Evaluasi
ini berkaitan
dengan kemampuan
untuk melaksanakan
justifikasi atau
penilaian terhadap
suatu materiobjek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. 2
Sikap attitude Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2010 menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok : a
Kepercayaan keyakinan, ide, konsep terhadap suatu objek. b
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c
Kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan untuk
bertindak dan disertai dengan perasaan-perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman masa
lalu maka timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan tertentu, dalam menanggapi suatu obyek yang menggerakkan untuk
commit to user 14
bertindak Notoatmodjo, 2010. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :
a Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek. Misalnya sikap
orang terhadap APD dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap penyuluhan tentang pentingnya penggunaan
APD. b
Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c Menghargai valuing
Mengajak orang
lain untuk
mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah, merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d Bertanggung jawab responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi.
commit to user 15
3 Praktek atau tindakan practice
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan
yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan
support praktek ini mempunyai beberapa tingkatan : a
Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b Respon terpimpin guide response
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik
tingkat kedua. c
Mekanisme mecanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d Adopsi adoption
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
commit to user 16
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau
kegiatan responden. e.
Asumsi Determinan Perilaku Kepribadian manusia dibagi menjadi 6 macam nilai kebudayaan.
Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia
sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan
sebagainya. Namun demikian, realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi,
gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya: 1
Pengalaman 2
Keyakinan 3
Fasilitas 4
Sosio-budaya 5
Pengetahuan 6
Persepsi 7
Sikap 8
Keinginan 9
Kehendak
commit to user 17
10 Motivasi
11 Niat
f. Proses terjadinya perilaku
Menurut penelitian Rogers 1974 seperti dikutip Notoatmodjo 2010, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni : 1
Kesadaran awareness Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus objek. 2
Tertarik interest Dimana orang mulai tertarik pada stimulus.
3 Evaluasi evaluation
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4 Mencoba trial
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5
Menerima Adoption Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. g.
Teori Lawrence Green Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari
tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku behavior causes dan faktor di
commit to user 18
luar perilaku non-behaviour causes. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1 Faktor predisposisi predisposing factors ialah faktor yang
mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang masuk dalam faktor predisposing ini adalah :
a Pengetahuan
b Sikap
c Nilai-nilai budaya
d Kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut e
Beberapa karakteristik individu misalnya umur, jenis kelamin, masa kerja dan tingkat pendidikan.
2 Faktor pendukung Enabling factors ialah faktor yang
memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut. Yang masuk dalam kelompok faktor pendukung ini ialah :
Ketersediaan sarana yang meliputi kondisi dan kelengkapan APD. Dalam suatu perusahaan APD sangat diperlukan untuk
mengurangi PAK dan KAK yang mungkin ditimbulkan karena pekerjaan. Untuk itu perusahaan harus menyediakan APD sesuai
dengan jenis bahaya yang ada. APD yang diberikan juga harus sesuai dengan standar agar dapat melindungi pekerja.
3 Faktor pendorong renforcing factors ialah faktor yang memperkuat
atau kadang-kadang justru dapat memperlunak untuk terjadinya
commit to user 19
perilaku tertentu tersebut. Yang masuk dalam kelompok faktor penguat ini kebijakan dan motivasi Harbandinah DKK, 2006.
Model dari teori perilaku Lawrence Green dapat digambarkan sebagai berikut:
B=f PF, EF, RF Keterangan :
B = Behavior PF = Predisposing Factors
EF = Enabling Factors RF = Reinforcing Factors
F = Fungsi Faktor pendukung Enabling meliputi keahlian pribadi yang
baru dan sumber-sumber yang ada dan dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah perilaku. Faktor-faktor yang mempermudah adalah faktor-faktor
yang berhubungan dengan individu, kelompok dan sistem pemberian pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya sebuah tindakan.
Pertimbangan utama dalam memahami faktor pemungkin ini dalam hubungannya dengan perilaku sehat adalah kondisi dimana tidak adanya
faktor ini akan mencegah terjadinya suatu tindakan.
commit to user 20
2.
Alat Pelindung Diri APD
a. Pengertian APD
Alat Pelindung Diri APD adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Penggunaan APD terhadap tenaga kerja merupakan pilihan terakhir apabila 4 pengendalian resiko
tidak dapat dilakukan atau dapat dilakukan namun demikian masih terdapatpotensi bahaya yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja
Anizar, 2009. Sebagaimana diketahui, hirarki pengendalian resiko dalam
upaya pencegahan kecelakaan terhadap 5 tahap, yaitu : 1
Eliminasi 2
Subtitusi 3
Engineering rekayasa 4
Administrasi 5
Alat Pelindung Diri APD Anizar, 2009
Hirarki pengendalian resiko tersebut adalah : 1
Menghilangkan sumber bahaya Eliminasi Hal ini merupakan langkah yang ideal dan merupakan langkah
yang harus diambil sebagai pilihan pertama dalam mengendalikan resiko bahaya di tempat kerja. Yaitu dengan memindahkan alat yang
menimbulkan bahaya ke tempat di mana tidak terdapat pekerja.
commit to user 21
2 Mengganti Subtitusi
Dilakukan dengan mengganti sumber resiko bahaya dengan sarana atau peralatan lain yang mempunyai potensi bahaya lebih kecil
atau sama sekali tidak ada. 3
Melakukan Rekayasa Dilakukan dengan mengubah desain tempat kerja, peralatan,
atau proses kerja, seperti memperbaiki ventilasi dan melakukan isolasi terhadap area berbahaya yang dilakukan dengan memasang pagar
pengaman di sekitar lokasi bahaya. 4
Melakukan Pengendalian Secara Administratif Melakukan pengendalian secara administratif dapat dilakukan
dengan membatasi
waktu kerja,
melakukan pemeliharaan,
pencegahan-pencegahan, membuat prosedur house keeping dan membuat tanda bahaya.
5 Menggunakan Alat Pelindung Diri
Penggunaan alat pelindung diri sebenarnya menempati prioritas pengendalian resiko paling akhir setelah pengendalian dengan
eliminasi, subtitusi, rekayasa dan pengendalian secara administratif tidak berhasil dilakukan.
APD yang digunakan harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian, dan sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk
memakainya jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat. Dari
commit to user 22
ketiga pemenuhan persyaratan tersebut harus diperhatikan faktor-faktor pertimbangan dimana APD harus :
1 Enak dan nyaman dipakai.
2 Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan tidak membatasi ruang
gerak. 3
Memberikan perlindungan efektif terhadap macam bahaya yang dihadapi.
4 Memenuhi syarat estetika.
5 Memperhatikan efek samping penggunaan APD.
6 Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan dan harga
terjangkau Anizar, 2009. Tabel 1. Alat Pelindung Diri menurut faktor bahaya dan bagian
tubuh yang perlu dilindungi. Faktor Bahaya
Bagian tubuh yang perlu dilindungi
Alat Pelindung Diri Benda
berat atau kekerasan
Kepala, betis, tungkai Topi logam atau plastik
Benda sedang tidak
terlalu berat
Kepala Topi alumunium atau
plastic
Benda besar
beterbangan Kepala
Mata Muka
Jari, tangan, lengan Topi logam atau plastik
Goggle kacamata yang menutupi
seluruh samping mata, kaca
mata yang sampingnya tertutup.
Pelindung muka dari plastik
Sarung tangan kulit berlengan panjang
Barsambung
commit to user 23
Tubuh Betis, tungkai, mata kaki
Jaket atau jas kulit. Pelindung dari kulit
berlapis logam
dan tahan api
Benda kecil
beterbangan Kepala
Mata Tubuh
Lengan, tangan, jari Tungkai, kaki
Topi, kap khusus Kaca mata
Jaket kulit
atau zeildoek
Sarung tangan, pakaian berlengan panjang
Pelindung
betis, tungkai dan mata kaki
Debu Mata
Muka Alat pernafasan
Goggle Pelindung muka dari
plastik Respiratormasker
khusus
Percikan api
atau logam Kepala
Mata Muka
Jari, tangan, lengan Betis, tungkai
Mata kaki, kaki Tubuh
Topi plastik berlapis asbes
Goggle, kaca mata Pelindung muka dari
plastik Sarung tangan asbes
berlengan panjang Pelindung dari asbes
Sepatu kulit Jaket asbeskulit
Gas, asap,
fume Mata
Muka Alat pernafasan
Tubuh Goggle
Pelindung muka
khusus Membahayakan
jiwa secara
langsung :
masker gas
khusus dengan filter
Tidak membahayakan jiwa secara langsung :
gas masker bermacam- macam
Pakaian karet, plastik, atau bahan lain yang
Sambungan
Bersambung
commit to user 24
Jari, tangan, lengan Betis, tungkai
Mata kaki, kaki tahan zat kimia
Sarung plastik, karet berlengan panjang dan
anggota badan diolesi dengan barrier cream
Pelindung
dari plastikkaret
Sepatu yang konduktif yang
menyalurkan aliran listrik karena
mungkin sekali
gas tersebut ekplosif
Cairan dan zat atau bahan
kimia Kepala
Mata Muka
Alat pernafasan Jari, tangan, lengan
Tubuh Betis, tungkai
Mata kaki, kaki Topi plastikkaret
Goggle Pelindung muka dari
plastik Respirator
khusus tahan zat kimia
Sarung plastikkaret Pakaian plastikkaret.
Pelindung khusus dari
plastikkaret Sepatu karet, plastik
atau kayu Panas
Kepala Bagian tubuh lainnya
Kaki Mata
Topi asbes Sarung,
pakaian, pelindung dari asbes
atau bahan lain yang tahan panas atau api
Sepatu dengan sol kayu atau bahan lain yang
tahan panasapi Goggle dengan lensa
tahan sinar infra merah
Basah dan air Kepala
Tangan, lengan, jari Tubuh
Kaki, tungkai Topi plastik
Sarung tangan
plastikkaret berlengan panjang
Pakaian khusus Sepatu bot karet
Sambungan
Bersambung
commit to user 25
Terpeleset, terjatuh,
terpotong, tergesek
Kaki Kepala
Tangan, lengan, jari Tubuh
Betis, tungkai Kaki, tungkai
Sepatu anti
selip, kayu gabus
Topi plastik, logam Sarung tangan kulit
dilapisi
logam berlengan panjang
Jaket kulit Celana kulit dengan
tutup
kulit, tutup
tumit Sepatu lapis baja, sol
kayu
Dermatosis atau
radang kulit
Kepala Muka
Tangan, lengan, jari Tubuh
Betis, tungkai Mata kaki, kaki
Topi plastik, karet, topi kap kapas atau
wol Barier
cream, pelindung plastik
Barier cream, sarung tanga karet, plastik
Penutup karet, plastik Sepatu karet, sol kayu
Sandal kayu bakiak
Bahan peledak mesin
Kaki Kepala
Tangan, lengan, jari Tubuh
Betis, Kaki Sepatu kayu, hindari
percikan api Topi, terutama wanita
berambut
panjang pakai jala atau ikat
rambut Sarung tangan tahan
api Jaket
dari karet,
plastik, zeildoek Celana tahan api atau
tutup tahan api
Listrik Kepala
Tangan, lengan, jari Tubuh, betis, tungkai,
Kaki, mata kaki Topi plastik, karet
Sarung tangan karet tahan sampai 10.000
volt selama 3 menit Pelindung
yang bahannya dari karet
Barsambung Sambungan
commit to user 26
Sinar silau Mata
Goggle, kaca
mata dengan lensa khusus
atau lensa Polaroid Percikan
api dan sinar silau
pada pengelasan
Mata Muka
Tubuh Kaki
Kepala Goggle, penutup muka,
kaca mata dengan filter khusus
Pelindung muka, kaca mata
dengan filter
khusus Jaket tahan api asbes
atau kulit Sepatu lapis baja
Topi khusus Penyinaran
sedang Mata
Muka Kepala
Goggle, kaca
mata dengan filter lensa
Pelindung muka
khusus Topi khusus
Penyinaran kuat
Mata, muka Jari, tangan, lengan
Goggle dengan filter khusus
Sarung tangan karet lapis timah hitam
Penyinaran radioaktif
Tubuh Alat pernafasan
Jaket karet atau kulit, lapis timah hitam
Respirator khusus Gas
atau aerosol
radioaktif Seluruh badan
Pakaian khusus
Kebisingan Telinga
Sumbat telinga atau tutup telinga
Anizar, 2009 Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ
tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya. 1
Mata
Alat pelindung mata diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak bahaya karena percikan atau kemasukan debu,
Sambungan
commit to user 27
gas, uap, cairan korosif, partikel melayang atau terkena radiasi gelombang elektromagnetis. Terdapat tiga bentuk alat pelindung diri
mata yaitu kaca mata dengan atau tanpa pelindung samping side shield, goggles cup type dan box type, dan tameng muka.
Jenis kacamata pelindung yang diperlukan berbeda-beda sesuai dengan jenis bahayanya. Pekerjaan dengan kemungkinan
adanya resiko dari bagian-bagian yang melayang memerlukan kacamata dengan lensa yang kokoh, sedangkan bagi pengelasan
diperlukan lensa penyaring sinar las yang tepat Anizar, 2009. Perawatan Kacamata Safety Safety Glasses
a Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh pihak manajemen.
b Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety
yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu,
kondisi yang ekstrim terlalu panas atau terlalu dingin, kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya. 2
Telinga
Dalam banyak industri terdapat mesin-mesin yang bersuara keras, yang dapat mengganggu pendengaran, oleh karena itu telinga
commit to user 28
harus dilindungi. Ada 2 jenis pelindung telinga yaitu sumbat telinga dan tutup telinga. Sumber bahaya adalah suara dengan tingkat
kebisingan lebih dari 85 dB sesuai dengan Permenakertrans No. Per. 13MENX2001 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisiska di
Tempat Kerja. Alat Pelindung Telinga merupakan salah satu bentuk Alat
Pelindung Diri yang digunakan untuk melindungi telinga dari paparan kebisingan, sering disebut sebagai personal hearing protection atau
personal protective devices. Alat Pelindung Telinga dapat menurunkan kerasnya bising yang melalui hantaran udara sampai 40
dBA, tetapi pada umumnya tidak lebih dari 30 dBA. Pemakaian Alat Pelindung Telinga ini dapat mereduksi tingkat kebisingan yang masuk
ke telinga bagian luar dan bagian tengah, sebelum masuk ke telinga bagian dalam. Semua tenaga kerja yang bekerja dalam area 85 dBA
harus memakai alat pelindung telinga, memperoleh pemeriksaan audiometri secara barkala dan memperoleh pelatihanpenyuluhan
secara berkala Soemitra, 1997. Penggunaan alat pelindung telinga tersebut harus memenuhi kriteria :
a Dapat mencegah gangguan pendengaran
b Dapat menurunkan tingkat kepaparan
c Dapat memenuhi derajat kenyamanan
Untuk memperoleh pelindung telinga yang memadai terhadap sistem auditory dari gangguan kebisingan, perlu dipertimbangkan
commit to user 29
harga pelindung telinga, daya tahan, kenyamanan, kemudahan dalam penggunaan, pembersihan dan penyimpanan, penampilan, dan
kemudahan dalam penggantian spare part Sasongko, 2000. Alat Pelindung Telinga pada umumnya digolongkan menurut
cara pemakaiannya Budiono, 1992, yaitu : a
Tipe yang dimasukkan insert type Banyak variasi dalam konstruksi dan modelnya. Yang
paling kurang efektif proteksinya adalah kapas yang dipadatkan. Sedangkan bentuk yang dianjurkan adalah Ear plug sumbat
telinga. Ear plug dapat mengurangi intensitas suara 10 sampai 15 dBA. Ear plug dibedakan atas 2 jenis, yaitu Ear plug sekali pakai
disposable plugs dan Ear plug yang dapat dipakai kembali reusable plugs. Ear plug sekali pakai dapat terbuat dari bahan
kapas, kapas berlapis plastik, kapas wol bercampur malam dan busa poliuretan. Sedangkan ear plug yang dapat dipakai kembali
dapat terbuat dari bahan plastik cetak permanen, karet berisi pasta dan plastik berisi pasta. Semua sumbat telinga yang dipakai ulang
perlu dicuci sesudah dipakai dan diletakkan di tempat yang steril Harrington, J. M. dan Gill, F. S., 2003.
Keuntungan pemakaian ear plug adalah ukuran kecil sehingga mudah dibawa, pada tempat kerja yang panas lebih
nyaman, tidak membatasi gerakan kepala, lebih murah daripada ear muff dan lebih mudah dipakai bersama dengan kacamata dan helm.
commit to user 30
Kerugian pemakaian ear plug adalah cara memasangnya sulit, tidak mudah dikontrol dan saluran telinga mudah terkena infeksi.
b Tipe tutup the muff type
Alat ini dapat mengurangi intensitas suara hingga 20 sampai 30 dBA dan dapat melindungi bagian luar telinga daun
telinga. Keuntungan ear muff adalah mempunyai daya pelemahan yang sangat bagus, lebih mudah dipakai, lebih mudah dimonitor,
biasanya berumur panjang karena dapat dilakukan penggantian spare part, dapat digunakan untuk telinga yang cacat atau terinfeksi
dan sangat baik untuk dipakai secara insidentil. Sedangkan kerugian ear muff adalah harganya lebih mahal, tekanan yang ketat
ke kepala dapat mengurangi kenyamanan, agak berat, panas, tidak efektif dipakai dengan kacamata atau topi keras, dapat
menyebabkan radang atau infeksi kulit jika tidak dibersihkan secara memadai, sulit disimpan, kemampuan pelemahan suara menjadi
berkurang jika bantalan menjadi keras atau retak, kehilangan fluida dan ketegangan pita mengendor Sasongko, 2000.
c Tipe helm the helmet type
Dirancang untuk menutup bagian kepala yang terdiri dari tulang, untuk mencegah hantaran tulang, ini hanya penting untuk
bising sangat keras. Tipe ini jarang dijumpai pada industri. Pemakaian Alat Pelindung Telinga untuk melindungi
telinga dari paparan kebisingan sebenarnya lebih praktis dalam
commit to user 31
pelaksanaannya. Akan tetapi kesukarannya terletak pada tenaga kerja itu sendiri dan hal ini berhubungan erat dengan faktor
manusia DepKes RI, 2003. Pengetahuan tentang manfaat penggunaan alat pelindung telinga perlu ditanamkan pada setiap
tenaga kerja. 3
Kepala Topi pengaman harus dipakai oleh tenaga kerja yang
mungkin tertimpa pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain yang bergerak. Topi demikian harus cukup keras dan
kokoh tetapi ringan. Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat cocok untuk keperluan ini Anizar, 2009.
Pemakaian alat ini bertujuan untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dan terpukul yang dapat menyebabkan luka juga
melindungi kepala dari panas, radiasi, api dan bahan-bahan kimia berbahaya. Serta melindungi agar rambut tidak terjerat dalam mesin
yang berputar. Topi pengaman harus dipakai oleh tenaga kerja yang mungkin tertimpa pada kepala oleh benda jatuh, melayang atau benda-
benda lain yang bergerak. Topi harus cukup keras dan kokoh tetapi tetap ringan. Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat cocok
untuk keperluan ini Suma’mur, 1996 Macam-macam alat pelindung kepala diantaranya adalah topi
pelindung helm, tutup kepala, berbahan khusus, hats atau cap yang biasanya terbuat dari katun.
commit to user 32
a Topi PelindungPengaman Safety Helmet: Melindungi kepala dari
benda keras, pukulan, benturan, terjatuh dan terkena arus listrik b
Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panasdingin
c Hatscap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan
mesin-mesin berputar d
Topi pengaman untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik yang terbatas, tahan terhadap
tegangan listrik. Biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran. Cara perawatan Helm SafetyHelm Kerja Hard hat
a Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen.
b Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja
yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan retak-retak, bolong atau
tanpa sistem suspensinya c
Setiap manajemen harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.
4
Pernapasan
Alat pelindung pernapasan merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi pernapasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang
terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosif
commit to user 33
maupun rangsangan. Alat pelindung pernapasan dapat berupa masker yang berguna untuk mengurangi debu atau partikel-partikel yang lebih
besar yang masuk ke dalam pernapasan, yang biasanya terbuat dari kain, selain itu juga dapat menggunakan respirator yang berguna
untuk melindungi pernapasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas.
Alat pelindung pernafasan sangat penting, mengingat 90 kasus keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia beracun
atau korosif lewat saluran pernafasan. Alat pelindung pernafasan memberikan perlindungan terhadap sumber bahaya di udara tempat
kerja, seperti : a
Debu-debu kasar dari penginderaan atau operasi-operasi sejenis. b
Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap. c
Uap beracun atau gas beracun dari pabrik kimia. d
Bukan gas beracun tetapi seperti CO
2
yang menurunkan konsentrasi oksigen di udara.
Anizar, 2009. Sesuai dengan kebutuhan di atas, alat pelindung pernafasan
dibagi menjadi : a
Respirator yang memurnikan udara 1
Dipakai dengan canister yang sesuai, canister dapat berbeda- beda sesuai dengan jenis kontaminan dalam di udara. Dalam
pemakaian canister perlu diperhatikan batas waktu pemakaian
commit to user 34
yang tergantung pada isi canister, konsentrasi pencemaran dan frekuensi pamakaian.
2 Respirator dengan filter mekanik adalah respirator dengan
penyaring udara untuk mengambil debu kontaminan. 3
Respirator dengan filter mekanik dan kimia adalah respirator dengan penyaring udara berupa filter mekanik dan filter kimia
untuk menyerap debu dan racun kimia dalam udara. b
Respirator yang dihubungkan dengan suplai udara Alat
pelindung ini
digunakan untuk
mengatasi kemungkinan adanya kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen
dapat terjadi karena adanya gas aspiksian metan dan CO
2
atau aspiksian kimia CO dan HCN. Respirator biasa tidak akan
mampu melindungi pekerja, bila kadar O
2
kurang dari 16, oleh karena itu diperlukan suplai oksigen yang dapat berasal dari udara
bersih dari kompresor atau dari udara yang dimampatkan. c
Respirator dengan suplai oksigen Mirip dengan respirator udara, demikian pula dengan
kegunaannya. Hanya oksigen untuk pernafasan disediakan dari tabung yang berisi oksigen yang dimampatkan atau oksigen cair.
Respirator dapat dibedakan atas Chemical Respirator. Mechanical Respirator dan Cartidge atau Canister Respirator
dengan Salt Contained Breathing Apparatus SCBA yang digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau
commit to user 35
kekurangan oksigen serta Air Suplay Respirator yang mensuplai udara dari tabung oksigen.
Perawatan maskerPerlindungan
Pernafasan MaskRespiratory
Protection : 1
Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta
kondisinya. 2
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. 3
Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan,
4 Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu
dilakukan oleh manajemen. 5
Tubuh Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan
terhadap bahaya kecelakaan. Pakaian pekerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas tidak longgar
pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan ataupun kerutan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya
memakai celana panjang, jala atau ikat rambut, baju yang pas dan tidak mengenakan perhiasan. Pakaian kerja sintesis hanya baik
terhadap bahan kimia korosif tetapi justru berbahaya bagi lingkungan
commit to user 36
kerja dengan bahan yang dapat meledak oleh aliran listrik statis Anizar, 2009.
APD yang digunakan boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket. Safety Belt berguna untuk melindungi tubuh dari
kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler APD untuk tugas
khusus. Contoh lain dari pakaian pelindung yaitu : a
Apron untuk bekerja dengan bahan kimia ataupun pekerjaan pengelasan.
b Full body harnes untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter.
c Tutup telinga ear plugs untuk bekerja di tempat dengan
kebisingan melebihi 85 dB. d
Sepatu boot karet rubber boot untuk semua pekerjaan di kebun yang dimulai dari survey lahan, pembibitan, penanaman hingga
panen. 6
Tangan dan Lengan Alat pelindung tangan dipakai sebagai pelindung kulit tangan
dalam menangani zat-zat korosif terhadap kulit asam sulfida, asam klorida, zat-zat beracun yang dapat terabsorbsi lewat kulit sianida
dan bahan atau pekerjaan pada suhu tinggi.
Sarung tangan merupakan salah satu keperluan di dalam
bidang kerja. Alat ini berguna untuk melindungi tangan dari benda- benda tajam atau cidera pada waktu kerja, dalam memilih sarung
commit to user 37
tangan perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain bahaya terpapar, apakah berbentuk bahan korosif, panas, dingin, tajam atau
kasar. Alat pelindung tangan dapat terbuat dari karet, kulit dan kain katun.
Jenis pekerjaan yang membutuhkan sarung tangan : a
Pengelasan pemotongan bahan kulit b
Bekerja dengan bahan kimia bahan karet c
Beberapa pekerjaan mekanikal di workshop dimana ada potensi cedera bila tidak menggunakan sarung tangan seperti benda yang
masih panas, benda yang sisinya tajam dan sebagainya. Tabel 2. Jenis Alat Pelindung Tangan :
Jenis Bahaya Macam Sarung Tangan
Bahaya listrik Sarung tangan karet
Bahaya radiasi
mengion Sarung tangan karet atau kulit yang dilapisi
Pb Benda-benda
tajamkasar Sarung tangan kulit atau sarung tangan yang
dilapisi dengan krom atau sarung tangan dari PVC
Asam dan
basa korosif
Sarung tangan karet alami
Benda panas Sarung tangan kulit, asbes, PVC, atau
“Gaunlet Gloves” Anizar, 2009
commit to user 38
Dalam pemilihan sarung tangan yang tepat perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a
Potensi bahaya yang ada di tempat kerja, apakah berupa bahan kimia korosif, benda panas, dingin, tajam, atau benda keras.
b Daya tahan bahan terhadap bahan kimia, seperti sarung tangan
karet alami tidak tepat pada pemaparan pelarut organik, karena karet alami larut dalam pelarut organik.
c Kepekaan objek yang dikerjakan seperti pekerjaan yang halus
dengan membedakan benda-benda halus lebih tepat menggunakan sarung tangan yang tipis.
d Bagian tangan yang dilindungi, apakah hanya bagian jari saja,
tangan, atau sampai bagian lengan, dan lain-lain. Perawatan alat pelindung tangan
a Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan, serta kondisinya oleh manajemen.
b Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari
debu, kondisi yang ekstrim terlalu panas atau terlalu dingin, kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.
commit to user 39
7 Kaki
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat
yang menimpa kaki, paku-paku atau benda-benda tajam yang mungkin terinjak, logam pijar, asam-asam dan sebagainya Anizar,
2009. Sesuai dengan kemungkinan resiko di atas, jenis sepatu yang
dipakai dapat berbeda-beda, yaitu : a
Sepatu biasa yang baik Sepatu yang tidak licin dan bertumit rendah. Jenis ini
dipakai untuk tempat kerja biasa. b
Sepatu Pelindung a
Sepatu yang digunakan pada pengecoran baja, dibuat dari bahan kulit yang dilapisi krom atau asbes dan tinggi sepatu kurang
lebih 35 cm. b
Sepatu khusus keselamatan kerja di tempat-tempat kerja yang mengandung bahaya peledakan. Sepatu ini tidak boleh memakai
bahan-bahan logam yang dapat menimbulkan percikan bunga api.
c Sepatu karet anti elektrostatik digunakan pekerja untuk
melindungi pekerja-pekerja dari bahaya listrik hubungan pendek. Sepatu ini harus tahan terhadap arus listrik 10.000 volt
selama 3 menit.
commit to user 40
d Sepatu bagi pekerja bangunan dengan resiko terinjak benda-
benda tajam, kejatuhan benda-benda berat atau terbentur benda- benda keras, dibuat dari kulit yang dilengkapi dengan baja pada
ujungnya untuk melindungi jari-jari kaki. e
Sepatu atau sandal beralaskan kayu Dipakai untuk bekerja di tempat lembab dan panas.
Dapat terbuat dari kulit yang dilapisi Asbes atau Chrom, sepatu keselamatan yang dilengkapi dengan baja di ujungnya dan
sepatu karet anti listrik. Tidak memakai safety shoes pada saat melakukan handling dapat menyebabkan jari kaki luka karena
kejatuhan, tergores maupun terhimpit benda berat.
commit to user 41
B. Kerangka Teori