commit to user
5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana urutan proses produksi dari bahan baku menjadi produk jadi
pada PT. Vinsa Mandira Utama ? 2.
Bagaimana layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama ? 3.
Bagaimana tingkat efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui urutan proses produksi dari bahan baku menjadi barang
jadi pada PT.Vinsa Mandira Utama.
2. Untuk mengetahui layout fasilitas produksi pada PT. Vinsa Mandira
Utama.
3. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada
PT. Vinsa Mandira Utama.
commit to user
6
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian yaitu : 1.
Bagi PT. Vinsa Mandira Utama Memberikan bahan pertimbangan pada perusahaan mengenai penerapan
urutan pekerjaan dalam memperoleh efektifitas waktu dan biaya pembuatan produksi.
2. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori-teori layout yang diperoleh pada perkuliahan. 3.
Bagi Pihak Lain Dapat dijadikan pembandingan dan referensi untuk penyelesaian kasus
serupa yaitu efisiensi layout fasilitas produksi.
E. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian
yang digunakan
oleh penulis
adalah menggunakan metode studi kasus yang meneliti mengenai layout fasilitas
produksi yang digunakan pada PT. Vinsa Mandira Utama, kemudian melakukan analisis data menggunakan metode line balancing untuk
mengetahui efisiensi layout yang digunakan oleh perusahaan.
commit to user
7
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara langsung pada PT. Vinsa Mandira Utama yang beralamatkan Jl. Raya Manang-Baki KM.1, Manang, Grogol,
Sukoharjo. Perusahaan ini adalah jenis perusahaan manufaktur yang memproduksi barang setengah jadi yang berupa kain. Kemudian diproses
menjadi barang jadi yang berupa pakaian jadi. Banyak sedikitnya jumlah pakaian kuantitas dan jenis pakaian yang akan diproduksi didasarkan
pada pesanan dari konsumen buyer. 3.
Jenis dan Sumber Data a.
Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pendamping magang kerja terkait proses produksi pakaian
serta analisis efisiensi layout pada produksi yang dilakukan di PT. Vinsa Mandira Utama.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh perusahaan yang bukan pengolahnya. Data sekunder yang diperoleh
selama magang kerja berlangsung diantaranya adalah data tentang profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data jumlah
commit to user
8
keseluruhan mesin dan karyawan, data time study, serta dokumentasi tentang proses produksi di PT. Vinsa Mandira Utama.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan beberapa metode, yaitu :
a. Wawancara interview
Menurut Suliyanto 2007, wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan
responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam wawancara, peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung, tetapi
dapat melalui media tertentu misalnya melalui telepon, chatting melalui internet. Informasi yang didapat dari wawancara dengan
pembimbing magang
berupa pengetahuan
umum tentang
perkembangan perusahaan dan kendala-kendala dalam memproduksi pakaian yang sesuai standar kualitas dan efisiensi waktu yang
ditetapkan. Wawancara ini dilakukan selama kegiatan magang kerja berlangsung, yaitu pada tanggal 16 Februari – 16 Maret 2012.
b. Observasi
Menurut Suliyanto 2007, observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan
pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium, mengecap
commit to user
9
dan meraba termasuk salah satu bentuk dari observasi. Data ini berupa pengamatan proses produksi pakaian pada PT. Vinsa Mandira Utama.
c. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta salinan data, foto atau dokumen-dokumen dari perusahaan. Data tersebut meliputi
data struktur organisasi perusahaan dan pengambilan foto gambar selama proses produksi.
5. Tehnik Analisis Data.
a. Analisis Deskriptif
Merupakan analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi perusahaan melalui wawancara ataupun dengan melihat
data yang terkait dengan masalah efisiensi layout fasilitas produksi dan keseimbangan lini seperti kondisi layout perusahaan
saat ini, dll.
b. Analisis Kuantitatif
Merupakan analisis dengan menggunakan data yang dikualifikasikan ke bentuk angka. Dengan hal ini penulis
menggunakan metode keseimbangan lini yaitu pengelompokan elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang
bertujuan untuk membuat seimbang jumlah pekerja yang
commit to user
10
ditugaskan ke stasiun-stasiun kerja tersebut, sehingga dapat diperoleh jumlah jam menganggur yang kecil atau tingkat efisiensi
yang tinggi. Hal-hal ini harus diperhatikan untuk mendapatkan keseimbangan kapasitas yang baik antara lain mengenai waktu
yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses produksi, urutan teknis dan pekerjaan dan kapasitas output yang diinginkan.
Menurut Render Heizer, 2009 untuk mengetahui besarnya tingkat keseimbangan lini dihitung meliputi beberapa
langkah yaitu : 1.
Menentukan Waktu Siklus cycle time Cycle time
adalah waktu nyata untuk menyelesaikan suatu tugas atau langkah proses. Waktu siklus merupakan
maksimal di mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai. Rumus ini biasa digunakan
pada divisi sewing, QC, ironing, yang setiap line nya harus melaporkan berapa banyak produksi yang sudah dihasilkan.
Dapat dicari dengan rumus :
commit to user
11
C:
Dimana : C
: cycle time T
: waktu kerja perhari D
: permintaan perhar. Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :
Maksimum outputhari =
2. Menentukan jumlah stasiun kerja terkecil.
Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja terkecil. Rumus ini sering digunakan pada devisi QC, yang stasiun
kerjanya dibagi menurut banyak sedikitnya produksi pakaian yang dihasilkan dari divisi sewing.
Dapat dicari dengan rumus: N=
commit to user
12
Dimana : N
: Stasiun kerja yang dibuat T
: waktu proses total. 3.
Melakukan penugasan ke stasiun kerja Pengelompokan elemen tugas kedalam sejumlah stasiun kerja
digambarkan sebagai berikut : Stasiun kerja
: I II III IV V
Elemen penugasan : A B C D E F G H I J
Penundaan balancing delay dipakai sebagai ukuran bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja stasiun
kerja, yang merupakan suatu indicator efisien. Hal ini menunjukkan jumlah waktu menganggur yang disebabkan
tidak sempurnanya penugasan elemen diantara stasiun kerja yang ada.
Menghitung tingkat penundaan dengan rumus :
commit to user
13
Dimana : Total menganggur = Jumlah stasiun kerja cycle time total
waktu kerja elemen pekerjaan. Total waktu kerja = Jumlah waktu kerja cycle time.
Tingkat efisiensi = 100 - penundaan balancing delay Menentukan efektivitas :
F. ALUR PEMIKIRAN