Kekuasaan dan Tugas Wasit Sepak Bola

28 8 Menghentikan pertandingan jika menurut pendapatnya seorang pemain mengalami cedera serius dan memastikan bahwa pemain tersebut diangkut keluar lapangan. Pemain yang mengalami cedera hanya boleh kembali ke lapangan pertandingan apabila permainan telah dimulai kembali. 9 Permainan tetap dilanjutkan sampai bola di luar permainan, jika menurut pendapatnya, pemain hanya mengalami cedera ringan. 10 Memastikan bahwa setiap pemain yang mengeluarkan darah karena cedera, meninggalkan lapangan permainan. Pemain hanya boleh kembali masuk kelapangan permainan setelah menerima isyarat dari wasit, yang telah yakin bahwa pendarahan telah berhenti. 11 Permainan tetap dilanjutkan apabila tim yang dirugikan akan mendapatkan keuntungan dari pelanggaran yang dilakukan oleh lawannya, dan menghukum pelanggaran tersebut, jika keuntungan yang diharapkandiberikan tidak dapat atau tidak mungkin terlaksana. 12 Berikan hukuman pelanggaran yang paling berat, apabila seorang pemain pada waktu yang bersamaan melakukan pelanggaran lebih dari satu kali. 13 Menjalankan tindakan disiplin terhadap pemain yang melakukan pelanggaran, baik berupa peringatan kartu kuning atau pengusiran dari lapangan permainan kartu merah. Wasit tidak harus mengambil keputusan itu dengan segera, tapi harus melakukannya ketika bola tidak berada dalam permainan. 29 14 Melakukan tindakan terhadap official tim yang bertindak dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab, dan mengusirmengeluarkan mereka dari lapangan permainan dan daerah sekitarnya apabila menurut pendapatnya hal itu perlu dilakukan. 15 Bertindak atas saran asisten wasit mengenai insiden yang tidak dilihatnya. 16 Melarang orang yang tidak berkepentingan masuk lapangan permainan. 17 Memulai kembali pertandingan setelah dihentikan. 18 Menyerahkan kepada pejabat yang berwenang laporan pertandingan termasuk pemberitahuan mengenai beberapa tindakan disiplin yang dilakukan terhadap pemain, dan official tim dan segala insiden lainnya yang terjadi sebelum, selama dan setalah terjadi pertandingan itu. Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa seorang wasit maupun asisten wasit yang sedang memimpin suatu pertandingan tidak dapat diganti oleh siapa pun juga kecuali yang bersangkutan menyatakan bahwa dia sudah tidak mampu melanjutkan tugasnya karena sakit, cedera, atau secara mental sudah tidak sanggup memimpin pertandingan tersebut.

d. Faktor-Faktor yang Menunjang Kepemimpinan Wasit Sepak Bola

Wasit merupakan pemimpin pertandingan yang dapat mempengaruhi situasi dan penunjang prestasi olahraga. Penafsiran 30 keadaan dan penafsiran peraturan permainan dari wasit itu akan selalu tepat dan benar. Ketepatan dan kebenaran penafsiran akan menunjang kepada perkembangan teknik maupun taktik bagi cabang olahraga itu, sebab teknik dan taktik akan berkembang dan meningkat seperti yang dikehendaki Wahyudi, 2001: 12. Sebaliknya penafsiran yang jelek akan mematikan atau menutup perkembangan teknik dan taktik suatu cabang olahraga. Perwasitan yang jelek akan menimbulkan kebingungan para pemain maupun pelatih, sebab mungkin sekali akan timbul tindakan tidak keajegan atau penafsiran, sehingga orang akan bertanya mana yang benar. Menurut Zein 2009: 4 faktor penunjang kepemimpinan wasit sepak bola adalah sebagai berikut: 1 Bakat Bakat merupakan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta kemampuan menguasai lingkungan secara efektif. Pribadi yang dapat mengembangkan seni dari potensi dirinya diharapkan menjadi wasit yang baik. 2 Minat Minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan adanya kemauan yang besar akan mendorong seorang untuk belajar mencari pengalaman dan 31 berlatih. menjadi modal utama dalam mengembangkan kemampuannya. 3 Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan kemamuan seseorang untuk melaksanakan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Seorang wasit yang mempunyai kebugaran jasmani yang baik mampu menjalankan tugasnya sebagai wasit yang baik artinya tanpa gangguan jasmaniah orang sehat berarti bebas dari penyakit. Agar wasit tetap sehat sebaiknya selalu melakukan latihan-latihan fisik. 4 Kewibawaan Kewibawaan merupakan pembawaan untuk dapat menguasai atau mempengaruhi, dan dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik. Wasit adalah seorang pemimpin, agar sukses dalam mempimpin seoarang pemimpin harus memiliki wibawa agar orang yang dipimpinnya melimpahkan kepercayaan kepadanya. 5 Konsentrasi Konsentrasi adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas dengan tidak terganggu dan terpengaruhi oleh stimulus yang bersifat eksternal maupun internal. Selama bertugas wasit harus mampu memusatkan perhatian kepada tugas yang sedang diembannya. 32 Seorang wasit juga harus mampu menguasai peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Jadi sebelum terjun memimpin pertandingan seorang wasit harus benar-benar menguasai teori perwasitan sebagai bekal untuk kemantapan batin di dalam menjalankan tugasnya

B. Penelitian yang Relevan

Untuk membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, dicari bahan- bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian ini, karena sangat berguna untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berpikir. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nowo Tri Purnomo, 2008, dengan judul: “Hubungan antara Status Gizi dan Kebugaran Jasmani Olahragawan Pelatda PON XVII Daerah Istimewa Yogyakarta”. Dengan subjek penelitian adalah 80 orang. Metode dalam penelitian ini menggunakan survei, teknik pengambilan data dengan tes dan pengukuran. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif yang disajikan dengan bentuk presentase. Hasil penelitian menunjukkan kategori Cukup Baik sebanyak 8,75 , kategori Baik sebanyak 91,25 dan tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan status kebugaran yang Kurang Baik, Sangat Baik, maupun Istimewa. Status gizi Olahragawan Pelatda PON XVII Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 masuk kategori buruk 5 , kurang baik sebanyak 11,25 dan kategori baik sebanyak 83,75 . Terdapat hubungan yang signifikan status gizi dengan kebugaran jasmani