81
TB perlu dilakukan kerena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat.
Dalam program penanggulangan TB, penyuluhan langsung perorangan sangat penting artinya untuk menentukan keberhasilan pengobatan penderita.
Penyuluhan ini ditujukan kepada suspek, penderita dan keluarganya supaya penderita menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh. Penyuluhan
dengan menggunakan bahan cetak dan media massa dilakukan untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, untuk mengubah persepsi masyarakat
tentang TB dari ”suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan memalukan” menjadi ”suatu penyakit yang berbahaya, tapi dapat disembuhkan Depkes RI,
2002:63.
5.1.5 Hubungan Riwayat Pengobatan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat pengobatan dengan kesembuhan TB paru di BP4 Salatiga. Hasil ini
didasarkan pada uji chi square yang diperoleh p value 0,607 lebih dari α 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian terdahulu oleh Herryanto dkk 2003:1 yang menyatakan bahwa dari 132 penderita TB paru yang
meninggal, umumnya pengobatan yang dijalani tidak sampai selesai 90,1 101 orang hanya 9,9 yang menyelesaikan pengobatan. Sebagian besar penderita
50,4 menerima pengobatan selam 3-5 bulan sebelum terjadinya putus obat. Klasifikasi riwayat pengobatan ditentukan untuk panduan OAT atau
panduan minum obat. Berdasarkan panduan kategoti OAT, untuk kategori I
82
diperlukan waktu 6 bulan pengobatan, untuk ketegori 2 diperlukan waktu 8 bulan pengobatan dan untuk kategori 3 diperlukan waktu 6 bulan pengobatan dengan
dosis obat yang berbeda-beda. Untuk menjamin kesembuhan selama periode pengobatan, obat harus diminum dan penderita diawasi secara ketat oleh keluarga
atau teman dan jika memungkinkan dipantau oleh petugas kesehatan agar terjamin kepatuhan penderita minum obat Fachmi Idris, 2004:19.
Riwayat pengobatan tidak berhubungan dengan kesembuhan penderita TB paru karena berdasarkan hasil penelitian pada kelompok kasus tidak sembuh
terdapat 37 responden dengan riwayat pengobatan kasus baru+pindahan dan pada kelompok kontrol sembuh terdapat 3 responden dengan riwayat pengobatan
kasus setelah putus obat obat. Ada faktor yang lebih berpengaruh terhadap kesembuhan TB paru yaitu kepatuhan berobat.
5.1.6 Hubungan Komplikasi Penyakit Lain dengan Kesembuhan Penderita TB Paru
. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
komplikasi dengan penyakit lain dengan kesembuhan TB paru di BP4 Salatiga. Hasil ini didasarkan pada uji chi square yang diperoleh p value 0,021 kurang
dari α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mempunyai komplikasi
dengan penyakit lain pada kelompok kasus tidak sembuh sebanyak 23 responden sedangkan pada kelompok kontrol sembuh responden yang tidak ada komplikasi
dengan penyakit lain sebanyak 26 responden. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Misnadiarly 2006:23
bahwa adanya komplikasi dengan penyakit lain berhubungan dengan kesembuhan
83
TB paru, terutama bagi penderita DM. Penderita DM lama sembuh karena pertahanan tubuhnya menurun bila dibandingkan orang Non-DM, penderita DM
lebih mudah menderita TBC. Berhubung daya tahan tubuh terhadap penyakit TB terutama ditentukan
oleh ampuhnya sistem imunitas seluler, setiap faktor yang mempengaruhinya secara negatif akan meningkatkan kerentanan terhadap TB seperti diabetes
mellitus Halim Danusantoso, 2000:107.
5.1.7 Hubungan Ada Tidaknya PMO dengan Kesembuhan Penderita TB Paru.