13
Jadi pariwisata dapat diartikan sebagai suatu aktifitas yang bertujuan untuk mengunjungi suatu tempat tertentu dan sifatnya
sementara untuk memberikan kepuasan bagi para pengunjung atau wisatawan.
2. Daerah Tujuan Wisata DTW
Daerah Tujuan Wisata merupakan daerah yang menjadi incaran para wisatawan untuk melakukan wisata karena DTW memiliki daya tarik
untuk dikunjungi, sekaligus menjadi energi dari keseluruhan sistem pariwisata Ismayanti, 2010:12 dalam Purbawisesa, 2014.
Menurut Gamal Suwantoro 1997:19 dalam Purbawisesa, 2014, unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan
pariwisata di daerah tujuan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangan meliputi lima unsur:
a. Objek dan daya tarik wisatawan b. Prasarana wisatawan
c. Tata laksanan atau infrastruktur d. Masyarakat lingkungan
Jadi daerah tujuan wisata adalah suatu tempat yang dikunjungi atau tempat tujuan para wisatawan yang menjadi pilihan wisatawan untuk
melakukan kunjungan wisata.
14
3. Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata Undang-undang nomor 10 Tahun 2009 dalam Purbawisesa, 2014. Dalam
intruksi presiden RI Nomor 19 Tahun 1969 Wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat
lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Pendit 1994:39 dalam Susanti, 2014 Wisatawan dapat dibedakan :
a. Wisatawan Internasional Mancanegara adalah orang yang melakukan perjalanan wisata di luar negerinya dan wisatawan di
dalam negerinya. b. Wisatwan Nasional Wisatawan Nusantara Domestic adalah
penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia di luar tempatnya berdomisili, dalam jangka waktu
sekurang-kurangnya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi.
Jadi wisatawan adalah pelaku atau orang yang sedang melaksanakan kegiatan pariwisata atau orang yang sedang
melaksanakan kunjungan ke sebuah daerah tujuan wisata dengan waktu kunjungan tertentu.
15
4. Citra
a. Philip Henslowe dalam Puspita, 2008 Citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan
pengertian terhadap fakta. b. Rhenald Kasali dalam Puspita, 2008
Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.
c. Frank Jefkins dalam Puspita, 2008 Citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.
Jadi citra adalah pandangan atau kesan seseorang yang menggambarkan sebuah keadaan yang fakta dari sebuah objek
tertentu.
5. Persepsi