Citra daerah tujuan wisata desa ponggok : dalam persepsi wisatawan Klaten dan non Klaten studi kasus pada desa wisata Ponggok Kecamatan Polanharjo Klaten.
THE IMAGE OF DESA PONGGOK TOURISM DESTINATION ACCORDING TO KLATEN AND NON KLATEN VISITORS
Daniel Usfal
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
This research aims to find out the image of Desa Ponggok Tourism Destination and the difference in perception of the image of Desa Ponggok Tour Destination according to tourism from Klaten and non Klaten visitors, also to discover any attractive attributes of Desa Ponggok that is potential to invite the visitors to come. This research was done in two phases. The first phase was to interview four respondents to discover any attractive attributes of Desa Ponggok. The result of the interview was analyzed using content analysis and common theme approach method. The results of the first phased image was that the strong attributes of Desa Ponggok Tourism Destination are: (1) The Water Spring, (2) Parrot Fish and Lobster, (3) Freshwater Snorkelling. The second phase of the research took samples of 100 respondents, consisting of 50 respondents of tourists from Klaten and 50 respondents from outside of Klaten, using convenience sampling method. The data collected in second phase were analysed by using descriptive statistics analysis method, difference test, classical assumption test and multiple linear regression analysis. The result of the research was the image of Desa Ponggok Tour Destination influenced the tourist’s interest to revisit. There were difference in perception of Desa Ponggok Tourism Destination according to Klaten and non Klaten visitors.
(2)
ABSTRAK
CITRA DAERAH TUJUAN WISATA DESA PONGGOK : DALAM PERSEPSI WISATAWAN KLATEN DAN NON KLATEN
MAHASISWA Daniel Usfal Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok dan perbedaan persepsi tentang citra daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok menurut wisatawan Klaten dan non Klaten, serta untuk mengetahui apa saja atribut-atribut citra Desa Ponggok yang menarik wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata. Penelitian ini dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama dengan metode wawancara kepada empat narasumber untuk mengetahui apa saja atribut-atribut citra yang dimiliki Desa Ponggok. Pada penelitian tahap pertama teknik analisis data menggunakan metode content analysis dan menghasilkan citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok yaitu: (1) Sumber Mata Air, (2) Ikan Nila dan Udang Galah, (3) Snorkeling Air Tawar, hasil dari penelitian ini digunakan untuk penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode convenience sampling dengan jumlah 100 responden yang dibagi menjadi dua bagian yaitu 50 responden wisatawan Klaten dan 50 responden wisatawan non Klaten. Teknik analisis data yang digunakan pada tahap kedua yaitu dengan analisis statistika deskriptif, uji beda, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah citra daerah tujuan wisata desa ponggok berpengaruh terhapat minat wisatawan untuk berkunjung kembali, terdapat perbedaan persepsi citra daerah tujuan wisata Desa Ponggok menurut wisatawan Klaten dan non Klaten.
(3)
CITRA DAERAH TUJUAN WISATA DESA PONGGOK : DALAM PERSEPSI WISATAWAN KLATEN DAN NON KLATEN
Studi Kasus pada Desa Wisata Ponggok Kecamatan Polanharjo Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh: Daniel Usfal NIM : 112214063
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
CITRA DAERAH TUJUAN WISATA DESA PONGGOK : DALAM PERSEPSI WISATAWAN KLATEN DAN NON KLATEN Studi Kasus pada Desa Wisata Ponggok Kecamatan Polanharjo Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh: Daniel Usfal NIM : 112214063
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
MOTO DAN PERSEMBAHAN
” Prasojo lan sakmadyo “
Saya persembahkan skripsi ini untuk:(8)
(9)
(10)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “CITRA DAERAH TUJUAN WISATA DESA PONGGOK: DALAM PERSEPSI WISATAWAN KLATEN DAN NON KLATEN” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si, selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
(11)
5. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., MSM selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hidup.
7. Papa dan Mama yang selalu memberikan nasehat, kasish sayang, semangat dan doa yang sungguh sangat manjur. Skripsi ini baru sebagian kecil buah dari tiap “omelan” Papa dan Mama
9. Mbak dan Mas Ku Wulan Usfal, Adityo Usfal, Piraleka, kesuksesan kalian adalah motivasi ku untuk menjadi “MANUSIA SEUTUHNYA”
10.“Si Black” terima kasih atas kesetiaan mu selama 4 tahun ini, 3 sarjana telah kau hantarkan menuju kesuksesan!!!
11.Priska Laras Damaswari Zebua beserta Keluarga, nasehat dan dukungan kalian sungguh sangat berharga.
10. Keluargaku DJIMAN DOMUS NOSTRAE Theodorus Cagar Binara Betananda, Yoga Dipa, Alvin Alvian, Andi Setiawan, Arif Insan Mustakim, Valentinus Hendry Bayu Nugroho, Eko, Wahyu, Stevano Dianggo Marlisa, Candra, Benediktus Bima, Dionisius Riyanto, dan Sukro. Aku bangga biasa menjadi bagian dari kalian, terimakasih untuk hari-harinya, suka duka yang mendewasakan, kebersamaan, ketawanya, kesetiannya, kepolosannya, keharmonisannya, tindakan
(12)
bodonya, dan yang jelas aku akan selalu sayang kalian sampai kapanpun, karena aku belajar menjadi kita.
12.Saudaraku seperjuangan Theodorus Cagar Binara Betananda, Yoga Dipa, dan Valentinus Hendry Bayu Nugroho. Terimakasih untuk kesetiannya, pengorbanannya dan kebahagian yang kalian berikan selama 4 tahun.
13. Keluarga besar manajemen 2011 USD poko e gayeng !! 14.Keluarga Besar Forum Masyarakat Mahasiswa Pecinta
Lingkungan, masih banyak lahan gundul di NEGERI TERCINTA ini, masih banyak GUNUNG-GUNUNG yang belum terdaki. Lanjutkan tongkat estavet perjuangan !! salam lestari ! salam hijau ! salam pendaki !! josss !!!
15.Keluarga Besar Tangan Rakyat Untuk Bumi ( TARUB ) “mewariskan mata air lebih mulia daripada mewariskan air mata” lanjutkan perjuangan !!
(13)
16. Keluarga Besar KOKI JONI terimakasih atas dinamikanya yang sangat mendewasakan kita semua selama ini, buruh bersatu tak bisa dikalahkan !!! hahah
Penulis menyadari sepenuhya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Daniel Usfal
(14)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIANAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
HALAMAN ABSTRAK ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
(15)
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN MASALAH
A. Tinjauan Literatur... 11
B. Penelitian Sebelumnya ... 18
C. Desain Penelitian ... 20
D. Rumusan Hipotersi ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan ... 22
B. Penelitian Tahap Pertama ... 24
C. Penelitian Tahap Kedua ... 26
D. Teknik Pengambilan Sampel... 28
E. Variabel Penelitian ... 29
F. Definisi Operasional... 29
G. Sumber Data ... 30
H. Teknik Pengumpulan Data ... 33
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 36
J. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM DESTINASI WISATA TORAJA UTARA A. Sejarah Desa Wisata Ponggok ... 44
B. Gambar Bagan Struktur Organisasi ... 48
C. Gambar Aktifitas Snorkling ... 50
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Tahap Pertama ... 80
B. Penelitian Tahap Kedua ... 81
(16)
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN
A. Kesimpulan Penelitian Tahap Pertama ... 80
B. Kesimpulan Penelitian Tahap Kedua ... 81
C. Implikasi Manajerial ... 81
D. Implikasi Bagi Penelitian Berikutnya ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
(17)
Daftar Tabel
I.1 Data Daerah Tujuan Wisata Kabupaten Klaten ... 4
V.1 Hasil Wawancara Bapak Junaedi M... 52
V.2 Hasil Wawancara Bapak Untung Hari M ... 54
V.3 Hasil Wawancara Ibu Syamsiah ... 56
V.4 Hasil Wawancara Ibu Rina ... 57
V.5 Karakterristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
V.6 Karakterristik Responden Berdasarkan Usia ... 60
V.7 Karakterristik Berdasarkan Pekerjaan ... 60
V.8 Uji Validitas ... 62
V.9 Uji Reliabelitas ... 63
V.10 Skor Variabel Sumber Mata Air... 64
V.11 Skor Variabel Ikan dan Udang ... 65
V.12 Skor Variabel Snorkling ... 65
V.13 Skor Variabel Minat Berkunjung Kembali ... 66
V.14 Analisis Deskriptif Sumber Mata Air ... 67
V.15 Analisis Deskriptif Ikan Nila dan Udang Galah... 67
V.16 Analisis Deskriptif snorkeling Air Tawar ... 68
V.17 Analisis Deskriptif Minat Berkunjung Kembali ... 68
V.18 Uji Normalitas ... 69
(18)
V.20 Uji Linearitas ... 73 V.21 Uji Beda Independent Sample Test ... 76 V.22 Uji Regresi Berganda ... 76
(19)
Daftar Grafik
(20)
Daftar Gambar
II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 20 IV.1 Struktur Organisasi ... 40 IV.2 Aktivitas Snorkelin... 50
(21)
ABSTRAK
CITRA DAERAH TUJUAN WISATA DESA PONGGOK : DALAM PERSEPSI WISATAWAN KLATEN DAN NON KLATEN
MAHASISWA Daniel Usfal Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok dan perbedaan persepsi tentang citra daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok menurut wisatawan Klaten dan non Klaten, serta untuk mengetahui apa saja atribut-atribut citra Desa Ponggok yang menarik wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata. Penelitian ini dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama dengan metode wawancara kepada empat narasumber untuk mengetahui apa saja atribut-atribut citra yang dimiliki Desa Ponggok. Pada penelitian tahap pertama teknik analisis data menggunakan metode content analysis dan menghasilkan citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok yaitu: (1) Sumber Mata Air, (2) Ikan Nila dan Udang Galah, (3) Snorkeling Air Tawar, hasil dari penelitian ini digunakan untuk penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode convenience sampling dengan jumlah 100 responden yang dibagi menjadi dua bagian yaitu 50 responden wisatawan Klaten dan 50 responden wisatawan non Klaten. Teknik analisis data yang digunakan pada tahap kedua yaitu dengan analisis statistika deskriptif, uji beda, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah citra daerah tujuan wisata desa ponggok berpengaruh terhapat minat wisatawan untuk berkunjung kembali, terdapat perbedaan persepsi citra daerah tujuan wisata Desa Ponggok menurut wisatawan Klaten dan non Klaten.
(22)
ABSTRACT
THE IMAGE OF DESA PONGGOK TOURISM DESTINATION ACCORDING TO KLATEN AND NON KLATEN VISITORS
Daniel Usfal
Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
This research aims to find out the image of Desa Ponggok Tourism Destination and the difference in perception of the image of Desa Ponggok Tour Destination according to tourism from Klaten and non Klaten visitors, also to discover any attractive attributes of Desa Ponggok that is potential to invite the visitors to come. This research was done in two phases. The first phase was to interview four respondents to discover any attractive attributes of Desa Ponggok. The result of the interview was analyzed using content analysis and common theme approach method. The results of the first phased image was that the strong attributes of Desa Ponggok Tourism Destination are: (1) The Water Spring, (2) Parrot Fish and Lobster, (3) Freshwater Snorkelling. The second phase of the research took samples of 100 respondents, consisting of 50 respondents of tourists from Klaten and 50 respondents from outside of Klaten, using convenience sampling method. The data collected in second phase were analysed by using descriptive statistics analysis method, difference test, classical assumption test and multiple linear regression analysis. The result of the research was the image of Desa Ponggok Tour Destination influenced the tourist‟s interest to revisit. There were difference in perception of Desa Ponggok Tourism Destination according to Klaten and non Klaten visitors.
(23)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagi penunjang terciptanya kemakmuran rakyat, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu industri yang berkembang pesat. Dalam meningkatkan devisa negara banyak negara di dunia ini yang mengandalkan hasil dari kegiatan kepariwisataan termasuk negara Indonesia. Pengembangn pariwisata dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara.
Kepariwisataan di Indonesia merupakan sektor yang sangat penting untuk dikembangkan karena dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, serta dapat mendorong pemerintah daerah membangun dan memelihara infrastruktur sehigga kualitas hidup masyarakat setempat menjadi meningkat. Terlebih saat ini telah terjadi pergeseran negara tujuan wisata internasional dari ke negara maju ke negara – negara di Asia, hal ini menjadi peluang besar bagi pengembangan pariwisata Indonesia (http://www.bappenas.go.id).
Permasalahan yang dihadapi adalah sektor kepariwisataan di Indonesia yang setiap daerah saling berkompetisi meningkatkan daya tarik destinasi sehingga
(24)
para wisatawan mempunyai banyak pilihan untuk menentukan pilihan tempat wisatanya. Nilai atau daya tarik wisata akan sangat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan sehingga setiap daerah wisata berlomba lomba untuk membuat ciri khasnya masing-masing. Dalam rangka mendukung pengembangan kepariwisataan di daerah, diperlukan manajemen yang baik termasuk didalamnya pengelolaan yang baik terhadap kegiatan pemasaran pariwisata. Dalam konteks pemasaran pariwisata pembentukan citra objek wisata sangat penting dilakukan karena dapat mempengaruhi opini publik terhadap keberadaan atau reputasi destinasi.
Menurut Ike Janita Dewi, 2012 (2011: 21) pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab adalah upaya memasukkan produk-produk wisata yang berkelanjutan. Dengan melibatkan semua proses mulai dari analisis pasar, segmentasi, targeting, dan positioning. Selain itu pemasaran pariwisata yang bertanggung jawab juga harus didukung prinsip pembentukan citra destinasi yang mengarah pada reputasi destinasi tersebut. Rendahnya loyalitas pada suatu destinasi biasanya disebabkan karena para penyedia jasa yang memenuhi standar kualitas tertentu. Menurut Ike Janita Dewi (2012: 39) berbagai riset empiris menunjukkan bahwa branding dapat meningkatkan citra (image) destinasi dan membantu meningkatkan angka kunjungan wisatawan asing ke destinasi tersebut.
(25)
Beberapa daerah di Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Salah satu kekayaan alam berbasis wisata air memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan misalnya wisata danau, sungai, air panas, dan pantai. Sejalan dengan pembangunan pariwisata di era otonomi daerah, setiap daerah harus berusaha meningkatkan potensi objek wisata sehingga dapat memposisikan destinasi wisata pada pengunjung dan masyarakat luas, selain itu agar daerah tersebut dapat bersaing dengan daerah lainnya dalam membuat atau mengemas tempat wisata tersebut.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah ( RPJMD ) tahun 2010 – 2015 Kabupaten Klaten yang salah satu sasarannya adalah terwujutnya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), baik secara absolut maupun rasionya terhadap total pendapatan daerah (TPD). Sektor pariwisata yang dirasa mampu dan dapat berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan daerah di Kabupaten Klaten kini mulai diperhatikan. RPJMD sektor pariwisata yang mempunyai prioritas yaitu pengembangan pemasaran pariwisata, pengembangan destinasi pariwisata dan pengembangan kemitraan.
Kabupaten Klaten yang mempunyai banyak pilihan wisata mulai dari wisata budaya, alam, religi dan event tradisional mulai ditanggapi serius oleh pemerintah Kabupaten Klaten, karena selain meningkatkan pendapatan masyarakat juga sangat berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan
(26)
daerah. Kabupaten Klaten mempunyai banyak tujuan wisata seperti pada tabel berikut.
Tabel I. 1
Daerah Tujuan Wisata Kabupaten Klaten
NO NAMA OBJEK WISATA JENIS OBJEK WISATA LOKASI
01 Perayaan Padusan Event Tradisional Kec. Tulung Kab.Klaten 02 Perayaan Maleman Event Tradisional Kec. Klaten Utara 03 Perayaan Syawalan Event Tradisional Kec. Bayat dan Kec.
Kalikotes 04 Perayaan Yaqowiu Event Tradisional Kec. Jatinom
05 Deles Indah Wisata Alam Kec. Kemalang
06 Sumber Air Ingas Wisata Alam Kec. Tulung
Kab.Klaten
07 Makam Pandanaran Wisata Religius Kec. Bayat
08 Jombor Permai Wisata Alam Kec. Bayat
09 Makam RNB Ronggowarsito
Wisata religius Kec. Trucuk
10 Makam Perwita Wisata Religius Kec. Wonosari
11 Pemandian Jolotundo Wisata Alam Kec. Karanganom
12 Candi Plaosan Wisata Budaya Kec. Prambanan
13 Makam Ki Ageng Gribig Wisata Religius Kec. Jatinom
14 Sendang Sinongko Wisata Alam Kec. Ceper
(27)
Ponggok adalah desa di kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Ponggok saat ini telah dikembangkan menjadi desa wisata air, mengingat Desa Ponggok memiliki potensi air yang melimpah. Di Desa Ponggok terdapat beberapa umbul seperti Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Ponggok, Umbul Kapilaler, serta Umbul Cokro. Pada setiap umbul ini dapat dijumpai pemandangan alam yang indah serta air yang jernih, didukung dengan suasana pedesaan yang asri maka sangat sesuai jika desa ini dikembangkan menjadi sebuah desa wisata.
Selain dikembangkan untuk daerah wisata, sumber air yang melimpah dimanfaatkan oleh warga Desa Ponggok untuk membudidayakan ikan, terutama ikan nila. Desa Ponggok memiliki lahan potensial seluas 8.0 ha dan lahan yang digunakan untuk usaha di sektor perikanan seluas 5 ha dengan penghasilan produksi 0.57 ton ikan per hari. Selain budidaya ikan Nila di Desa Ponggok juga terdapat budidaya udang galah, dimana budidaya ini dapat menghasilkan 1 kuintal per bulan. Selain udang galah dan nila, warga desa juga mulai mengembangkan budidaya ikan koi sebagai alternatif untuk mendapatkan penghasilan (Polanharjo, Klaten - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm).
Jika dilihat dari banyaknya tujuan wisata yang ada di Kabupaten Klaten maka tingkat persaingan wisata per daerah sangat ketat. Terlebih setiap daerah mempunyai citra dan segala kelebihan kekurangannya masing-masing
(28)
yang tentunya akan menjadi pertimbangan para wisatawan dalam menentukan tujuan wisatanya.
Desa Ponggok yang selama ini terkenal dengan wisata airnya harus semakin memperkuat citranya tersebut, karena dengan citra tersebut pengelola akan dapat lebih mudah mengembangkan Daerah Tujuan Wisata ini. Selama ini Ponggok hanya dikenal oleh wisatawan yang berasal dari dalam Klaten saja dan itu pun mereka hanya mengetahui mengenai sumber mata air karena memang terdapat banyak sumber mata air di Desa ini.
Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “CITRA DAERAH TUJUAN WISATA DESA PONGGOK : DALAM PERSEPSI WISATAWAN KLATENDAN NON KALATEN’’. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana citra DTW Desa Ponggok dalam persepsi para wisatawan Klaten dan non Klaten ?
2. Apakah terdapat perbedaan terhadap citra DTW Desa Ponggok antara wisatawan Klaten dan non Klaten ?
3. Apakah citra DTW Desa Ponggok berpengaruh pada minat wisatawan untuk berkunjung kembali ke Desa Ponggok ?
(29)
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan perhatian pada masalah yang akan diteliti, maka penulis perlu membatasi masalah agar tidak meluas, yaitu:
1. Pembentukan citra daerah tujuan wisata Desa Ponggok dalam persepsi wisatawan Klaten dan non Klaten.
2. Faktor yang berpengaruh pada minat wisatawan untuk berkunjung kembali.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui citra destinasi Desa Ponggok bagi wisatawan Klaten dan non Klaten.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan terhadap citra destinasi Desa Ponggok antara wisatawan Klaten dan non Klaten.
3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi wisatawan tentang citra destinasi Desa Ponggok terhadap minat wisatawan untuk berkunjung kembali.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengelola Desa Ponggok
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi pengelola Destinasi Wisata Desa Ponggok dan diharapkan
(30)
dapat digunakan sebagai kebijakan bagi pengelola dan para pengusaha di Destinasi Wisata Desa Ponggok dalam membangun citra positif destinasi wisata sekaligus untuk menggalang minat datang ulang para pengunjung.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan dan sebagai acuhan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini merupakan pengalaman penulis dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan dapat digunakan sebagai pembanding antara teori-teori dengan dunia usaha pada kenyataanya.
F. Sistematika penulisan
Agar diperoleh susunan dan bahasan yang sistematis, penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
(31)
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Literatur dan Perumusan Hipotesis
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang akan mendukung penelitian. Uraian yang terdapat dalam bab ini akan digunakan sebagai dasar dalam mengolah data
BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu, subjek dan objek penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, populasi dan sampel, variabel penelitian, operasional variabel penlitian, teknik pengujian instrument.
BAB IV : Gambaran Umum Tentang Desa Wisata Ponggok
Bab ini berisi gambaran umum tentang Desa Wisata Ponggok, bagan struktur organisasi BUMdes sebagai pengelola.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang hasil pengolahan data, analisis data, pembahasan analisis data.
(32)
BAB VI : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pengolahan data, saran yang diberikan kepada pihak pemerintah, serta keterbatasan penelitian.
(33)
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Literatur
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbang pendapatan daerah maupun pusat. Pariwisata akhir-akhir ini mulai serius diperhatikan pemerintah karena melihat banyak orang yang rela mengeluarkan jutaan rupiah demi mengunjungi tujuan destinasi wisata yang menarik. Setiap daerah yang mempunyai daya tarik wisata seperti wisata religi, alam, budaya mulai mengembangkan destinasi wisata guna menjadikan tujuan destinasi wisata tersebut menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang digemari para wisatawan. Sehingga dari pariwisata tersebut diharapkan setiap daerah mampu meningkatkan pendapatan asli daerahnya agar tercipta daerah yang mandiri dan berkembang.
1. Pariwisata
Beberapa pengertian dari beberapa pakar pariwisata :
a. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 (dalam Purbawisesa, 2014)
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah, dengan demikian pariwisata meliputi: 1) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
(34)
2) Pengusaha objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau yang bersifat alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai.
3). Pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisat, informasi pariwisata). Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata.
b. Menurut James J. Spillane (dalam Purbawisesa, 2014)
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
c. Menurut Gamal Suwartono (dalam Purbawisesa, 2014)
Kepariwisataan adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergianya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan
(35)
Jadi pariwisata dapat diartikan sebagai suatu aktifitas yang bertujuan untuk mengunjungi suatu tempat tertentu dan sifatnya sementara untuk memberikan kepuasan bagi para pengunjung atau wisatawan.
2. Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Daerah Tujuan Wisata merupakan daerah yang menjadi incaran para wisatawan untuk melakukan wisata karena DTW memiliki daya tarik untuk dikunjungi, sekaligus menjadi energi dari keseluruhan sistem pariwisata Ismayanti, 2010:12 (dalam Purbawisesa, 2014).
Menurut Gamal Suwantoro 1997:19 (dalam Purbawisesa, 2014), unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangan meliputi lima unsur:
a. Objek dan daya tarik wisatawan b. Prasarana wisatawan
c. Tata laksanan atau infrastruktur d. Masyarakat/ lingkungan
Jadi daerah tujuan wisata adalah suatu tempat yang dikunjungi atau tempat tujuan para wisatawan yang menjadi pilihan wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata.
(36)
3. Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata Undang-undang nomor 10 Tahun 2009 (dalam Purbawisesa, 2014). Dalam intruksi presiden RI Nomor 19 Tahun 1969 Wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.
Pendit 1994:39 (dalam Susanti, 2014) Wisatawan dapat dibedakan : a. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang yang
melakukan perjalanan wisata di luar negerinya dan wisatawan di dalam negerinya.
b. Wisatwan Nasional/ Wisatawan Nusantara (Domestic) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia di luar tempatnya berdomisili, dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi.
Jadi wisatawan adalah pelaku atau orang yang sedang melaksanakan kegiatan pariwisata atau orang yang sedang melaksanakan kunjungan ke sebuah daerah tujuan wisata dengan waktu kunjungan tertentu.
(37)
4. Citra
a. Philip Henslowe (dalam Puspita, 2008)
Citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta.
b. Rhenald Kasali (dalam Puspita, 2008)
Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. c. Frank Jefkins (dalam Puspita, 2008)
Citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.
Jadi citra adalah pandangan atau kesan seseorang yang menggambarkan sebuah keadaan yang fakta dari sebuah objek tertentu.
5. Persepsi
Schiffman dan Kanuk (dalam Susanti, 2014) mengatakan persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih mengatur dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Proses ini dapat dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”.
Philip Kotler 1993:219 (dalam Susanti, 2014) Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyelesaiakn, mengatur, dan
(38)
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti
Jadi persepsi bisa diartikan sebagai pandangan seseorang terhadap sebuah obyek, dari situlah orang biasanya akan menyimpulkan baik dan buruk dari sebuah obyek tersebut.
6. Minat Berkunjung Kembali
Gramer dan Brown dalam Purbawisesa 2014)
Loyalitas konsumen, yaitu derajat sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini. Menurut Umar 2003 (dalam Purbawisesa, 2014)
Minat berkunjung kembali merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.
Dalam industri jasa, pembelian ulang telah menjadi perhatian praktisi pemasaran. Bashoff dan Gray, 2004 (dalam Purbawisesa, 2014), membagi konsumen menjadi dua, yaitu:
(39)
1. Tipe karakter konsumen dalam hal loyalitas, yaitu mereka yang secara intrinsik loyal pada merek atau perusahaan.
2. Tipe konsumen yang berpotensial untuk beralih ketika pada saat terjadi transaksi pembelian yang memberikan penawaran lebih kompetitif.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat berkunjung kembali adalah perilaku wisatawan yang merespon wisata tertentu dengan cara datang kembali karena beberapa faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam menentukan pilihannya tersebut.
Indikator Loyalitas Konsumen Griffin 2005 (dalam Purbawisesa, 2013)
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur 2. Membeli antar lini produk atau jasa
3. Mereferensikan kepada orang lain
4. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing Jadi jika dilihat pada indikator tersebut maka dalam konteks pariwisata seorang wisatawan dikatakan loyal jika melakuakan kunjungan secara berulang, mengunjungi setiap daya tarik wisata di
(40)
sebuah daerah tujuan wisata, memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk mengunjungi daerah tersebut.
B. Penelitian Sebelumnya
“Citra Destinasi Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta : Dalam Persepsi Wisatawan Nusantara dan Penduduk Lokal” YB. Gusti Adi Purbawisesa 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja citra destinasi wisata DIY dan apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai citra destinasi wisata DIY tersebut menurut persepsi dari wisatawan nusantara dan persepsi dari penduduk lokal.
Pada penelitian ini terdapat dua tahap penelitain. Pada penelitian tahap pertama menggunakan metode content analysis dan common theme approach yang digunakan untuk menganalisis hasil dari wawancara. Pada tahap kedua menggunakan analisis data yaitu uji beda dan regresi linier sederhana.
Hasil atau temuan pada penelitian ini adalah bahwa tidak ada perbedaan persepsi mengenai citra destinasi DIY antara wisatawan nusantara dengan penduduk lokal DIY, dan persepsi citra destinasi DIY menurut wisatawan ternyata berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk
(41)
”Citra Destinasi Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Wisatawan dari Jakarta dan Non Jakarata dan Status Kunjungannya” Rosi Susanti 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra destinasi Daerah Istimewa Yogyakarta dan perbedaan persepsi penelitian tentang citra destinasi DIY menurut asal wisatawan dan status kunjungan, serta untuk mengetahui apa saja atribut-atribut destinasi yang menarik wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata.
Penelitian ini dilakukan menggunakan dua tahap, yaitu tahap pertama dengan metode wawancara terstruktur kepada tiga narasumber yang memiliki kompetensi di bidang pariwisata untuk mengetahui apa saja atribut-atribut destinasi yang dimiliki DIY. Pada penelitian tahap pertama teknik analisis data menggunakan metode content analysis dan common theme approach, hasil dari penelitian ini digunakan untuk penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah 160 responden yang sedang melakukan kunjungan wisata ke DIY. Teknik analisis data yang digunakan pada tahap kedua yaitu dengan uji beda.
Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan persepsi penilaian menurut wisatawan dari jakarta dan non jakarta serta kunjungan wisatawan pada kunjungan pertama maupun lanjutnya.
(42)
C. Desain Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman akan penelitian ini makan akan dikemukakan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut
Gambar. II.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Citra Objek Wisata
(X)
Minat Berkunjung
Kembali (Y)
(43)
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementar terhadap suatu masalah penelitian yang kebenaranya masih lemah sehingga masih harus diuji kebenaranya. Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran (Iqbal Hasan, 2004: 31).
H1: Ada perbedaan persepsi penilaian terhadap citra Desa Ponggok menurut wisatawan yang berasal dari Klaten dan non Klaten. H2: Citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok berpengaruh
(44)
BAB III
METODE PENELITAIN
A. Pendahuluan
Penelitian ini akan dilakukan di Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Klaten. Populasi akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu yang pertama responden atau narasumber dari pemerintahan atau pengelola Desa Ponggok, yang kedua adalah wisatawan yang bukan berasal dari Klaten atau non Klaten yang sedang mengunjungi Desa Ponggok dengan tujuan berwisata, yang ketiga adalah wisatawan yang berasal dan tinggal di Klaten yang pernah berwisata dan sedang berwisata di Desa Ponggok.
Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap penelitian. Pada penelitian tahap pertama akan menggunakan penelitian eksploratif menggunakan metode survei dengan melakukan wawancara dengan beberapa responden yang berasal dari pihak pengelola Desa Wisata Ponggok. Dari hasil penelitian tahap pertama akan dimasukan dalam atribut-atribut yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua sebagi pengembangan data kuesioner untuk penelitian tahap dua.
(45)
Penelitian tahap kedua menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui kuesioner yang diukur menggunakan skala likert, populasi yang ditentukan peneliti yaitu para wisatawan non Klaten yang sedang berwisata atau yang pernah berwisata di Desa Ponggok dan wisatawan yang berasal dan tinggal di Klaten yang pernah dan sedang berwisata di Desa Ponggok. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak non – random sampling dengan metode convenience sampling, yaitu berdasarkan kemudahan peneliti kemudian ditentukan jumlahnya sebanyak 50 orang responden wisatawan Klaten dan 50 orang responden wisatawan non Klaten.
Penelitian tahap satu dilakukan untuk menjelaskan rumusan masalah dari penelitian ini dan untuk menentukan atribut – atribut/ instrumen penelitian untuk digunakan pada penelitian tahap dua. Penelitian tahap dua dilakuakn untuk memecahkan persoalan yang terdapat pada rumusan masalah satu dan dua pada penelitian ini.
(46)
B. Penelitian Tahap I 1. Tujuan Penelitian
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mendapatkan atribut-atribut yang relevan dengan citra Desa Ponggok yang akan digunakan pada penelitian tahap dua. Dan untuk mengetahui persoalan pada rumusan masalah pertama dalam penelitian ini. Yaitu mengetahui apa saja citra Desa Ponggok.
2. Jenis Penelitian
Penelitian eksploratif kualitatif pada penelitian tahap pertama ini dilakukan karena informasi tentang masalah yang akan diteliti sangat terbatas karena penelitian – penelitian sebelumnya belum banyak dilakukan. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menyusun hipotesis. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan cara survei dengan melakukan metode wawancara dengan beberapa responden.
3. Responden
Narasumber yang dipilih adalah pihak pengelola atau pemerintah setempat yang mengelola Desa Wisata Ponggok. Pada
(47)
pengelola Desa Wisata Ponggok dan Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten yang membawahi semua Daerah Tujuan Wisata yang ada di seluruh Kabupaten Klaten.
4. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis merupakan gagasan-gagasan yang dapat disimpulkan menjadi sebuah atribut penelitian, dengan metode content analysis (atribut-atribut yang sering diucapkan secara terus-menerus oleh narasumber) dan common-theme approach (atribut-atribut yang diucapkan serupa dengan narasumber lain) yang bersumber dari hasil wawancara dengan narasumber.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi wawancara adalah di kantor Badan Usaha Milik Desa, Balai Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Klaten, Kantor DISBUDPARPORA Kabupaten Klaten. Wawancara dilaksanakan pada Tanggal, 26 - 27 Maret 2015
(48)
C. Penelitian Tahap II 1. Tujuan penelitian
Pada penelitian tahap dua ini hanya akan bisa dilakukan jika hasil data dari penelitian tahap pertama selesai yang menghasilkan berbagai atribut penelitian yang akan digunakan dalam kuesioner. Digunakan untuk memecahkan rumusan masalah dari penelitian ini.
2. Jenis Penelitian
Menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada pembentukan citra daerah tujuan wisata. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner akan diisi sendiri oleh responden dan responden haruslah sesuai dengan kriteria.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di tempat dengan tingkat kunjungan wisatawan yang tinggi yaitu: Pemancingan Waduk Galau, Umbul Ponggok, Kolam Renang Tirta Raharja, lokasi tersebut dipilih karena jumlah kunjungan yang tinggi sehingga dapat memudahkan peneliti dalam menentukan responden. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 April – 10 Mei 2015.
(49)
4. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah ruang lingkup atau besaran karakteristik dari seluruh objek yang diteliti (Nurastuti, 2007:127). Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang tinggal di Kabupaten Klaten dan wisatawan yang tinggal di luar Kabupaten Klaten/ non Klaten.
b. Sampel
Sampel adalah besaran karakteristik tertentu dari sebagian populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi (Nurastuti, 2007:127). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 wisatawan.
Rumus
Keterangan:
n = jumlah sampel
Za/2 = nilai uji dengan tingkat signifikan 5% (Za/2 = 1,96) e = tingkat kesalahan yang ditolerir (10%)
(50)
p = proporsi populasi yang diinginkan mempunyai karakteristik tertentu
q = (1-p) = proporsi yang diinginkan mempunyai mempunyai karakteristik tertentu
p.q = jika p dan q tidak diketahui maka dapat diganti dengan 0,25
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling. Non random sampling yaitu pemilihan sampel dari suatu populasi tidak harus memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk menjadi anggota sampel (Algifari 2013:10). Pemilihan sampel dengan cara ini menggunakan pengetahuan dan opini dari peneliti terhadap obyek yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam penelitian tahap II adalah convenience sampling pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan kemudahan untuk memperoleh sampel (Algifari 2013:10). Kriteria utama yang harus dimiliki oleh calon responden adalah responden yang pernah berwisata dan sedang berwisata ke Desa Ponggok.
(51)
E. Variabel Penelitian
Variabel diartikan sebagi segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian Suryabrata, 2002 (dalam Marhaendra, 2014).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lainnya. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Citra DTW (X).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lainnya. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berkunjung kembali (Y).
F. Definisi Operasional
Minat Berkunjung Kembali
Menurut Umar, 2003 (dalam Purbawisesa, 2014), minat berkunjung kembali merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan kunjungan ulang. Proses keputusan berkunjung kembali terbentuk sesudah tahapan purna kunjungan. Dalam siklus pembelian
(52)
menunjukan ada dua hal yang mempengaruhi seseorang wisatawan melakukan kunjungan kembali, yaitu evaluasi pasca kunjungan dan keputusan melakukan kunjungan kembali.
Wisatawan secara sadar dan tidak sadar dalam tahap purna kunjungan, akan mengevaluasi transaksi yang telah dilakukan. Tingkat kepuasan atau ketidak puasan wisatawan yang akan mempengaruhi perilakunya. Jika wisatawan merasa puas karena mutu pelayanan yang baik, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan kunjungan kembali. Serta wisatawan yang merasa puas juga akan cenderung menyatakan hal – hal baik tentang organisasi pemberi layanan tersebut. Dalam kontek penelitian ini seorang pengunjung objek wisata akan merasa puas jika apa yang menjadi harapan mereka dapat terrealisasi, dari hal itu seorang pengunjung akan merasa puas dan pada akhirnya akan mempunyai niatan untuk mengunjungi kembali objek wisata tersebut.
G. Sumber Data Data Primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitianya secara khusus (Istijanto,
(53)
2006). Pada umumnya data primer ini sebelumnya belum tersedia, sehingga penulis harus melakukan pengumpulan sendir data ini berdasarkan kebutuhannya. Berdasarkan sifatnya data primer dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data primer kualitatif ini pada umumnya berupa variasi-variasi persepsi bisa dari para responden atau pelanggan. Sehingga sifat data kualitatif ini sangat beragam dengan berbagi skala yang diberlakukan untuk menentukan bobot dari suatu persepsi pilihan responden. Misalkan alternatif jawaban persepsi sangat baik, baik, ragu, tidak baik, sangat tidak baik. Dengan demikian dapat dihitung berapa jumlah responden yang mempunyai persepsi sangat baik, baik, ragu, tidak baik dan sangat tidak baik, dapat dilihat pada jumlah salah satu persepsi mana yang paling banyak respondennya (Danang Sunyoto, 2011:22). Pada penelitian ini data kualitatifnya adalah hasil dari wawancara yaitu pada penelitian tahap pertama.
(54)
2. Data kuantitatif
Data ini berupa angket atau bilangan yang absolut dapat dikumpulkan dan dibaca relatif lebih mudah. Dengan melihat pada jumlah masing-masing angka peneliti dapat membuat persepsi. Misalkan dari data primer kualitatif, kemudian dari bobot skor setiap jawaban responden dapat dilakukan analisis data. Atau datanya berupa laporan keuangan suatu perusahaan (Danang Sunyoto, 2011:22). Pada penelitian ini data kualitataif adalah hasil dari kuesioner yaitu hasil pada penelitian tahap ke dua.
A. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan objek penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari biro pusat statistik (Danang Sunyoto, 2011:22). Berdasarkan sumbernya, data sekunder dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Data sekunder internal
Data sekunder internal adalah data sekunder yang didapat dari internal objek penelitian atau data yang dikumpulkan dari
(55)
(Danang Sunyoto, 2011:22). Pada penelitian ini data sekunder internal adalah segala data yang diperoleh dari hasil observasi yaitu sejarah Desa Wisata Ponggok.
2. Data sekunder eksternal
Data sekunder eksternal adalah data sekunder yang diperoleh dari pihak lain, artinya bahwa data penelitian telah dikumpulkan oleh pihak diluar perusahaan/ lembaga (Danang Sunyoto, 2011:22). Pada penelitian ini data sekunder eksternal adalah data yang diperoleh peneliti mengenai objek penelitian dari sumber luar objek penelitian atau dari luar pengelola objek penelitian, seperti foto-foto objek yang diperoleh penulis di blog atau web.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, adalah: 1. Kuesioner:
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan beberapa daftar pertanyaan atau pernyataan secara sistematis yang disusun secara tertulis kepada para responden selaku pengunjung di Desa Wisata Ponggok.
(56)
Dalam kuesioner yang diajukan kepada para responden sebagai objek penelitian umumnya mempunyai dua bagian terpenting meliputi identifikasi responden dan butir-butir pernyataan setiap variabel yang diteliti. Materi identifikasi responden berisi identitas tertentu yang dirasa perlu untuk diketahui sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Skala kuesioner menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sukap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian (Sugiono, 2011:93) contoh skala likert :
Keterangan:
SS : Sangat setuju : skor 5
S : Setuju : skor 4
R : Ragu : skor 3
TS : Tidak Setuju : skor 2 STS : Sangat Tidak Setuju : skor 1
(57)
2. Wawancara:
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara bebas baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara luas mengenai objek penelitian.
Pada penelitian ini hasil dari wawancara akan ditemukan atribut-atribut yang nantinya akan digunakan sebagi bahan untuk pembuatan kuesioner.
3. Dokumentasi
Dokumentasai adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyalin data yang ada di kantor pengelola atau pemerintah daerah setempat. Serta dari beberapa tulisan di web atau Blog dari para wisatawan yang sudah mengalami pengalaman yang berkesan di Desa Wisata Ponggok.
(58)
I. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen penelitian diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan atau tidak, karena alat ukur tersebut akan sangat membantu penelitian dalam mengambil kesimpulan yang benar dari data yang diperoleh. Untuk itu, instrumen penelitian harus diuji validitasnya dan reliabilitasnya.
1. Uji Validitas:
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu objek yang ingin diukur, dalam hal ini adalah kuisioner. Rumusan yang digunakan untuk mencari nilai korelasi dalam penelitian ini adalah dengan memakai rumus korelasi. (Anwar Sanusi, 2011:77)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi setiap pertanyaan
X =Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden Y = Nilai dari semua item pertanyaan
∑X = Jumlah skor butir
∑XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y N = Banyaknya sampel uji coba
(59)
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :
A. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan valid.
B. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrument tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas:
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur seberapa jauh konsistensi alat ukur tersebut dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal yang sama, dalam hal ini adalah keakuratan hasil suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel suatu kuisioner, dinyatakan reliabel/handal jika jawaban dari responden terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan rumus
(60)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Jumlah varian butir
: Varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cronbach alpha, suatu instrument penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,6.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistika Deskriptif
(61)
yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak untuk pengujian hipotesis (dalam Marhaendra, 2014)
2. Uji hipotesis beda dua rata-rata (independent sample test)
Uji beda dua rata-rata (independent sample test) digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok menurut wisatawan Klaten dan non Klaten.
Langkah-langkah pengujian: a. Perumusan hipotesis
H0: μ1= μ2 HA: μ1≠μ2
b. Memilih tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau 0.05
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi dasar dan asumsi klasik dilakukan sebelum analisis regresi linier berganda. Uji – uji asumsi ini meliputi:
(62)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Pedoman yang diinginkan untuk mengetahui normalitas data adalah apabila nilai signifikansi dari uji Kolmogrov Smirnov (Asymp.sig) > 0,05 maka sebaran data mengikuti distribusi normal, sedangkan apabila signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka sebaran data tidak mengikuti distribusi normal. Distribusi normal juga akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Deteksi normalitas dapat juga dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan lain dari uji normalitas adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
(63)
b. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Spearmans „rho yaitu dengan mengorelasikan nilai residual dengan hasil regresi dengan masing-masing variabel independen. Untuk kriteria pengujian heteroskedastisitas yaitu apabila nilai signifikansi korelasi variabel dipenden dengan residual 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika signifikansi kurang dari 0.05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Cara lain untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ( ZPRED ) dengan residualnya ( SPRESID ) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y susungguhnya). Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas melalui grafik plot adalah sebagai berikut:
(64)
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasinya antar sesama variabel independen sama dengan nol. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui tidak terjadinya masalah multikolinearitas yaitu apabila nilai VIF ( Variance Inflation Factor ) kurang dari 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan juga untuk menguji hipotesis serta untuk mengetahui pengaruh
(65)
variabel bebas, yaitu dalam persamaan regresi berganda variabel yang terlibat sebagai variabel bebas adalah Sumber Mata Air (X1), Ikan Nila dan Udang Galah (X2), Snorkeling Air Tawar (X3), sedangkan variabel terikatnya adalah Minat Berkunjung Kembali (Y).
Dalan mencari persamaan regresi linear berganda, digunakan rumus:
Keterangan :
Y = minat berkunjung kembali a = konstanta
b1;b2;b3 = koefisien regresi X1 = sumber mata air
X2 = ikan nila dan udang galah X3 = snorkeling air tawar e = error
(66)
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Sejarah Desa Wisata Ponggok
Desa ponggok awalnya merupakan desa yang unik karena ada sebuah mata air yang sangat jernih yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat desa ponggok khususnya dan masyarakat desa laian yang pada umumnya. Cerita punya cerita oleh para leluhur dulu mata air atau yang sering kita sebut umbul, bahwa umbul tersebut diperkirakan akan menjadi sebuah telaga yang sangat besar dan bisa menggenangi pemukiman penduduk sekitarnya, karena mempercayai ada sebuah firasat munculnya sepasang ikan yang menyerupai gereh pethek. Guna mengantisipasi agar umbul air tidak membesar, Nenek Moyang menanggap ledhek yang diiringi oleh gamelan komplit dengan niyogonya yang kemudian waranggono beserta gamelannya hilang dan secara tiba-tiba datang seekor burung pungguk yang sangat besar hinggap diplogrok/pojok pohon gayam, dengan bahasa isyarat burung pungguk tersebut bisa menunjukan salah satu alat gamelan yang menyerupai gong masih utuh terpelihara dengan baik. Karena jasa burung yang berada di plogrok masyarakat sekitar tertuju diplogrok untuk keberadaan burung pungguk yang terkesan aib itu.
Masyarakat Desa Ponggok untuk mengingat peristiwa tersebut kemudian oleh para sesepuh desa ini dinamakan kampung Ponggok, sampai
(67)
sekarang pun mata air yang disebut Umbul Ponggok digunakan untuk mandi bahkan dipercayai oleh masyarakat luas merupakan sumber mata air yang suci dan bisa membawa berkah khususnya diwaktu menjelang puasa. Ada sebuah tradisi padusan Umbul Ponggok yang sampai sekarang diera moderen tradisi padusan Umbul Ponggok masih ada dan selalu dikunjungi banyak orang. Bahkan pada masa penjajahan belanda desa ini dijadikan sebuah kota kawedanan karena lokasi yang sangat strategis dan berpotensi maka dibangun sebuah pabrik gula yang dikelilingi bangunan loji yang besar dan sangat megah menghadap timur bersebelahan dengan umbul yang ditandai prasasti bunga tanjung, yang sampai saat ini juga masih utuh untuk hiasan yang letaknya berada di depan SDN Ponggok.
Pemerintah Desa Ponggok terbentuk setelah adanya ukuran tanah yang meliputi dukuh Ponggok, Jeblokan, Kiringan dan Umbulsari yang dijabat oleh seorang Kepala Desa I bernama Amat Sumangun dan dilanjutkan Kepala Desa II bernama R. Karto Hudoyo. Sehabis G30 S PKI Kepala Desa III dijabat Bp. Jinu Sastro Mulyono sampai tahun 1988 dilanjutkan Kepala Desa IV Bp. H. Sunarta dari tahun 1990 s/d 2007 yang masa berakhirnya 12 Januari 2007, diadakan pemilihan kepala desa kembali yang akhirnya pejabat Kepala Desa V sekarang Bp. Junaedhi Mulyono, SH beliau akan menjabat sampai tahun 2019. Kegiatan pemerintahan desa Ponggok waktu itu dilakukan dikediaman perangkat desanya masing-masing karena belum mempunyai sarana prasarana kantor pemerintah desa termasuk meja, kursi almari dan
(68)
peralatan kantor lainnya. Pemerintah desa ponggok diawali dengan tidak adanya kas desa yang ada hanya mempunyai satu hektar tanah saja yang produktif seluas 6300 yang menghasilkan rata-rata Rp. 250.000 s/d Rp. 1.000.000 setiap tahunnya jadi wajar jika Desa Ponggok dikategorikan Desa termiskin se-Kecamatan Polanharjo, namun dibalik itu Desa Ponggok cukup berpotensi yang mana dapat menghidupi daerah-daerah lain karena melimpahnya air.
Mata air Ponggok arah selatan mengalir ke Kecamatan Karanganom ke timur sampai Kecamatan Ceper yang dipergunakan untuk irigasi sawah dan air minum. Awal tahun 1990 H. Sunarta yang pada waktu itu menjabat sebagai kepala desa dengan swadaya masyarakat dapat membangun balai desa lengkap dengan peralatan kantornya. Dengan banyaknya pembangunan fasilitas umum Desa Ponggok mendapatkan juara II pos kamling tingkat eks-Karisidenan dan juara III kepala desa berprestasi sehingga pada tahun 1999 Bp. Sunarta terpilih kembali menjabat sebagai kepala desa ponggok untuk kedua kalinya. Sebagi kepala desa dengan masa jabatan 8 tahun waktu itu ponggok bekerjasama dengan PT. TIV (AQUA) dengan cara melepaskan tanah kas untuk pelindung mata air karena pabrik membutuhkan bahan baku air yang cukup mineralnya, sedangkan posisi lahan yang di bor oleh PT. TIV berdekatan dengan Umbul Sigedang maka merk AQUA membubuhkan nama
(69)
Sigedang. Dari pelepasan tanah desa ponggok dibeli oleh PT. TIV (AQUA) Desa Ponggok mendapatkan pegganti lahan seluas 7.8150 Ha.
Desa Ponggok mempunyai Badan Usaha Milik Desa yang membawahi atau bisa juga disebut sebagai pengelola semua aset dari Desa Ponggok tersebut meliputi : Pengelola air bersih, Perkreditan, Pariwisata Desa Ponggok, Perikanan, Kios Kuliner dll
Sekilas tentang BUMdes Desa Ponggok
BUMdes Desa Ponggok merupakan badan usaha yang dikelola langsung oleh masyarakat Desa Ponggok.
Berdiri : 19 Desember 2009
Dasar Hukum : UU NO 32 TH 2004 (Pemerintah Daerah) PP NO 72 TH 2005 (Desa)
PERDA NO 2 TH 2009 (BUMDes) Nama BUMDes : Tirta Mandiri
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa ponggok, meningkatkan pendapatan asli Desa, mengurangi pengagguran di Desa Ponggok.
(70)
(71)
Nama Desa Wisata Ponggok semakin terkenal dan ramai pada awal tahun 2013 ketika tercetusnya ide Snorkeling air tawar di salah satu Daya Tarik Wisata di Desa Ponggok yaitu di Umbul Ponggok, pada waktu itu ada pengunjung yang memakai kamera bawah air dan hasilnya diunggahnya di situs media sosial. Dari hasil foto yang menampilkan suasana bawah air yang indah dengan pemandangan batu batuan yang menyerupai keadaan bawah laut tersebut banyak orang-orang dari luar kota penasaran dan datang untuk mengunjungi Daya Tarik Wisata Umbul Ponggok ini. Seiring berjalannya waktu semakin banyak pula jumlah wisatawan yang datang ke Daya Tarik Wisata Umbul Ponggok ini, kemudian dari peluang itu masyarakat sekitar mulai memanfaatkan keadaan tersebut dengan membuka penyewaan alat Snorkeling seperti kaca mata renang, kaki katak, baju renang dan kamera bawah air.
Dari keuntungan yang menggiurkan tersebut menjadi sebuah gesekan konflik antar sesama penyedia jasa, saling berrebut lahan kios, area parkir dll. Dari gesekan tersebut maka Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes turuntangan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara menyatukan pengelola jasa sewa alat tersebut menjadi satu komando dengan sistim bagi hasil.
(72)
Gambar IV. 2
(73)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil pengumpulan data dan pengolahan data serta pembahasannya. Pada penelitian ini penulis melakukan dua kali pengambilan data yaitu pada tahap pertama dengan metode wawancara dan pada tahap kedua dengan metode kuesioner. Pada penelitian tahap pertama akan dibahas mengenai hasil dari wawancara oleh para narasumber yaitu Kepala Desa Ponggok, Kepala Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Desa Ponggok dan Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten. Hasil penelitian pada tahap kedua adalah pengolahan data analisis data dan pengujian hipotesis.
A. Penelitian Tahap I
Penelitian tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan narasumber yang dirasa mampu memberikan pandangan secara umum mengenai Citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok yang nantinya hasil wawancara akan digunakan untuk membuat atribut-atribut dalam kuesioner. Adapun narasumber yang diwawancara adalah sebagai berikut:
(74)
1. Bapak Junaedhi Mulyono ( Kepala Desa Ponggok ). Wawancara dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015 bertempat di Kantor Kepala Desa Ponggok.
2. Bapak Untung Hari Margono ( Kepala Badan Usaha Milik Desa/ BUMdes Ponggok ). Wawancara dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015 bertempat di Kantor BUMdes.
3. Ibu Syamsiah ( Staf Kantor Kepala Desa Ponggok ). Wawancara dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015 bertempat di Kantor Kepala Desa Ponggok.
4. Ibu Rina ( Staf Dinas Pariwisata Kab. Klaten ). Wawancara dilaksanakan pada tanggal 28 April 2015 bertempat di Kantor Dinas Pariwisata Kab. Klaten.
Tabel. V.1 Hasil Wawancara Bapak Junaedhi Mulyono ( Kepala Desa Ponggok )
Pertanyaan Jawaban
Menurut anda Desa Ponggok itu seperti apa ?
Secara geografis ponggok terletak di dataran rendah perbatasan antara solo dan Klaten Kota. Potensi yang ada di Desa Ponggok adalah Air yang akan dikembangkan sebagai wisata air atau wisata alam.
Menurut anda apa saja yang menjadi daya tarik Desa Wisata Ponggok ?
Ponggok memiliki banyak tempat wisata: Wisata water park, Wisata snorkeling air tawar dan Wisata pemancingan Ikan dan Udang.
(75)
Bapak Junaedhi Mulyono ( Kepala Desa Ponggok )
Pertanyaan Jawaban
Apa rencana pengelola untuk mengembangkan Desa Ponggok ?
Membangun secara bertahap semua umbul yang ada di Desa Ponggok.
Baru – baru ini Desa Ponggok menjadi terkenal di mata wisatawan dengan wisata snorkelingnya, padahal Desa Ponggok masih mempunyai beberapa tujuan wisata seperti Pemancingan Waduk Galau, Kolam Renang Tirtaraharja, Umbul Sigedang, Umbul Besuki. Mengapa hanya wisata snorkeling yang hanya terkenal di mata wisatawan ?
Pemerintah desa ponggok memang baru-baru ini masih berfokus pada pembangun Umbul Ponggok. Wisata Snorkeling ditemukan pertama kali pada tahun 2013 awal dan sampai sekarang menjadi sangat terkenal di mata wisatawan dari Klaten maupun luar klaten.
Peranan pemerintah daerah sangat mendukung kualitas dari pariwisata ini, menurut pandangan anda sejauh mana pemerintah daerah mendukug pengembangan pariwisata terkhusus pada Desa Ponggok ini ?
Selama ini pengembangan wisata di Desa Ponggok diusahakan oleh pemerintah Desa Ponggok sendiri.
Sejauh mana peranan masyarakat dalam membantu pengembangan Desa Ponggok ?
Masyarakat berpartisipasi dalam
kegiatan perekonomian di dalam wisata misalkan: membuka kios penyewaan alat-alat berenang dan hasilnya akan dibagi dengan BUMdes untuk pengembangan wisata
(76)
Tabel. V.2 Hasil Wawancara
Bapak Untung Hari Margono ( Kepala Badan Usaha Milik Desa )
Pertanyaan Jawaban
Menurut anda Desa Ponggok itu seperti apa ?
Desa dengan anugrah air yang melimpah, air yang dianugrahkan kepada Desa ini dapat dimanfaatkan sebagai wisata snorkeling air tawar, pemancingan ikan. Dapat menambah pemasukan kas Desa. Air di Desa ini juga berfungsi sebagi pengairan sawa yang terbukti bisa mengairi sawah sampai 2 kecamatan Menurut anda apa saja yang menjadi daya
tarik Desa Wisata Ponggok ?
Air yang dimiliki Desa Ponggok adalah air yang berkualitas dan jumlahnya sangat melimpah. Umbul Ponggok mempunyai wisata Snorkeling yang memberikan pemandangan yang indah Apa rencana pengelola untuk
mengembangkan Desa Ponggok ?
Potensi-potensi yang dimiliki Desa Ponggok tentunya akan diolah semua menjadi tempat wisata, pada saat ini pengelola masih berfokus pada Umbul Ponggok
Baru – baru ini Desa Ponggok menjadi terkenal di mata wisatawan dengan wisata snorkelingnya, padahal Desa Ponggok masih mempunyai beberapa tujuan wisata seperti Pemancingan Waduk Galau, Kolam Renang Tirtaraharja, Umbul Sigedang, Umbul Besuki. Mengapa hanya wisata snorkeling yang hanya terkenal di mata wisatawan ?
Fokus Pemerintah Desa memang saat ini pada Umbul Ponggok dan jika Umbul ponggok sudah terbangun secara maksimal baru Umbul-umbul yang lain yang akan menjadi fokus selanjutnya. Jadi intinya proses pembangun pada desa ini akan bertahap.
(77)
Bapak Untung Hari Margono ( Kepala Badan Usaha Milik Desa )
Pertanyaan Jawaban
Daerah tujuan wisata di Kabupaten Klaten sangan banyak dan beragam, menurut anda apa yang menjadi pembeda antara Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok dengan Daerah Tujuan Wisata yang lain yang ada di seluruh Kabupaten Klaten ?
Air yang dimiliki Desa Ponggok sangat berkualitas dan sangat melimpah dan itu tidak dimiliki desa yang lain. Desa ini memiliki 40 titik sumber mata air di Umbul Ponggok belum yang umbul lainnya.
Peranan pemerintah daerah sangat mendukung kualitas dari pariwisata ini, menurut pandangan anda sejauh mana pemerintah daerah mendukug pengembangan pariwisata terkhusus pada Desa Ponggok ini ?
Dari awal pada tahun 2009 Desa ini sudah mulai membangun Umbul –umbul yang ada di Desa ini dan itu usaha dari pemerintah Desa sendiri.
Sejauh mana peranan masyarakat dalam membantu pengembangan Desa Ponggok ?
Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan perekonomian di dalam wisata misalkan: membuka kios penyewaan alat-alat berenang dan hasilnya akan dibagi dengan BUMdes untuk pengembangan wisata.
(78)
Tabel. V. 3 Hasil Wawancara Ibu Syamsiah (Staf Kantor Kepala Desa Ponggok )
Pertanyaan Jawaban
Menurut anda Desa Ponggok itu seperti apa ?
Desa dengan Sumber mata airnya yang melimpah, Desa penghasil Ikan Nila dan Udang Galah.
Menurut anda apa saja yang menjadi daya tarik Desa Wisata Ponggok ?
Snorkeling air tawarnya yang indah dengan kejernihan airnya.
Apa rencana pengelola untuk mengembangkan Desa Ponggok ?
Semua potensi yang dimiliki Desa Ponggok akan dimaksimalkan sebagai tempat wisata memeng pada saat ini pengelola atau BUMdes masih berfokus pada Umbul Ponggok.
Baru – baru ini Desa Ponggok menjadi terkenal di mata wisatawan dengan wisata snorkelingnya, padahal Desa Ponggok masih mempunyai beberapa tujuan wisata seperti Pemancingan Waduk Galau, Kolam Renang Tirtaraharja, Umbul Sigedang, Umbul Besuki. Mengapa hanya wisata snorkeling yang hanya terkenal di mata wisatawan ?
Memang untuk saat ini pengelola masih berfokus untuk mengembangkan Umbul Ponggok terlebih dahulu. Karena
memeng harus secara bertahap untuk mengembangkan Desa ini
Daerah tujuan wisata di Kabupaten Klaten sangan banyak dan beragam, menurut anda apa yang menjadi pembeda antara Daerah Tujuan Wisata Desa
Sumber mata air di Desa Ponggok tidak dimiliki oleh Desa lain
(79)
Ibu Syamsiah (Staf Kantor Kepala Desa Ponggok )
Pertanyaan Jawaban
yang lain yang ada di seluruh Kabupaten Klaten ?
Peranan pemerintah daerah sangat mendukung kualitas dari pariwisata ini, menurut pandangan anda sejauh mana pemerintah daerah mendukug pengembangan pariwisata terkhusus pada Desa Ponggok ini ?
Pembanguna akses jalan raya ke Desa Ponggok.
Sejauh mana peranan masyarakat dalam membantu pengembangan Desa Ponggok ?
Masyarakat membantu dalam penyediaan lahan parkir keamanan dan ikut
berpartisipasi dalam pencarian
keuntungan misal: menyewakan alat-alat snorkeling, ban, kaca mata selam dll.
Tabel.V.4 Hasil Wawancara Ibu Rina ( Staf Dinas Pariwisata Kab. Klaten )
Pertanyaan Jawaban
Menurut anda Desa Ponggok itu seperti apa ?
Desa wisata yang mandiri, Desa yang mampu mengembangkan potensinya “sumber mata air” menjadi desa wisata perikanan dan juga bisa dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan.
(80)
Ibu Rina ( Staf Dinas Pariwisata Kab. Klaten )
Pertanyaan Jawaban
daya tarik Desa Wisata Ponggok ? Ponggok
Apa rencana Dinas Pariwisata Klaten untuk mengembangkan Desa Ponggok ?
Dari dinas hanya akan membantu dalam hal pemasarannya saja memperkenalkan dengan cara : lewat Duta Wisata Klaten, Mbak dan Mas Klaten yang siap
mempromosikan Wisata ini keluar. Baru – baru ini Desa Ponggok menjadi
terkenal di mata wisatawan dengan wisata snorkelingnya, padahal Desa Ponggok masih mempunyai beberapa tujuan wisata seperti Pemancingan Waduk Galau, Kolam Renang Tirtaraharja, Umbul Sigedang, Umbul Besuki. Mengapa hanya wisata Snorkeling yang hanya terkenal di mata wisatawan ?
Wisata Snorkeling di Desa ponggok itu tidak dimiliki oleh Desa Wisata lain yang ada di seluruh Kabupaten Klaten.
Daerah tujuan wisata di Kabupaten Klaten sangan banyak dan beragam, menurut anda apa yang menjadi pembeda antara Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok dengan Daerah Tujuan Wisata yang lain yang ada di seluruh Kabupaten Klaten ?
Sumber mata air yang melimpah inilah yang menjadi pembedanya
Peranan pemerintah daerah sangat mendukung kualitas dari pariwisata ini, menurut pandangan anda sejauh mana
(81)
Ibu Rina ( Staf Dinas Pariwisata Kab. Klaten )
Pertanyaan Jawaban
pemerintah daerah mendukug pengembangan pariwisata terkhusus pada Desa Ponggok ini ?
Sejauh mana peranan masyarakat dalam membantu pengembangan Desa Ponggok ?
Penelitian tahap pertama dilakukan dengan menggunakan content analys. Hasil dari rangkuman inti wawancara adalah sebagai berikut :
1. Citra Daerah Tujuan Wisata Desa Ponggok a. Sumber mata air
b. Ikan nila dan udang galah
(82)
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden
1 15 - 20 Tahun 27
2 21 - 25 Tahun 68
3 26 - 30 Tahun 1
4 30 >
5 Tanpa keterangan 4
Total 100
NO Jumlah
B. Penelitian Tahap II
Penelitian pada tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan komposisi 50 responden klaten dan 50 responden non Klaten
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jenis Jumlah Responden Jumlah
Kelamin dalam Angka Presentase
1 Laki - laki 68 68.0
2 Perempuan 32 32.0
Total 100 100%
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
NO Pekerjaan Jumlah
1 Pelajar/ Mahasiswa 84
2 Karyawan Swasta 7
3 Wiraswasta 3
4 Pegawai Negeri
5 Tanpa keterangan 6
(1)
93
16.
4 4 5 5 4 5 5 4 36 4,5
3 3 4 4 4 4 4 4 30 3,8
3 4 3 4 3 5 4 3 29 3,6
4 4 3 3 2 3 4 5 28 3,5
4 5 5 5 3 5 5 5 37 4,6
1 4 4 4 2 5 5 5 30 3,8
5 5 5 5 4 4 4 4 36 4,5
5 4 4 4 3 4 5 3 32 4,0
3 4 5 3 1 3 4 5 28 3,5
5 4 4 4 4 4 4 4 33 4,1
4 3 3 4 3 4 4 5 30 3,8
4 4 4 3 4 4 4 4 31 3,9
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
5 4 4 4 4 4 4 4 33 4,1
5 5 4 4 3 3 4 5 33 4,1
2 4 4 4 2 4 4 4 28 3,5
4 3 3 5 3 5 5 5 33 4,1
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,0
3 5 4 4 4 4 4 4 32 4,0
3 4 4 4 4 4 4 5 32 4,0
3 4 4 4 4 3 3 5 30 3,8
4 4 4 4 5 4 5 5 35 4,4
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
4 2 2 3 3 4 4 5 27 3,4
4 3 3 4 3 3 4 3 27 3,4
4 4 3 3 3 4 4 4 29 3,6
4 3 4 3 4 4 4 3 29 3,6
4 3 4 4 4 4 4 4 31 3,9
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,0
4 5 5 5 4 5 5 4 37 4,6
5 5 3 4 4 4 5 5 35 4,4
4 3 4 4 4 4 4 3 30 3,8
4 4 4 4 3 4 4 4 31 3,9
5 4 4 4 3 4 4 4 32 4,0
4 4 4 4 4 4 4 3 31 3,9
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
3 4 5 5 4 4 5 5 35 4,4
4 4 5 4 4 4 5 4 34 4,3
4 4 4 4 3 4 5 5 33 4,1
4 4 4 4 3 4 5 5 33 4,1
5 4 4 4 3 4 4 4 32 4,0
4 5 5 5 3 5 4 5 36 4,5
4 3 4 3 4 3 3 4 28 3,5
4 4 4 4 4 3 4 4 31 3,9
5 4 3 4 4 5 5 5 35 4,4
4 4 4 3 4 4 4 4 31 3,9
4 2 3 3 4 2 4 4 26 3,3
4 4 3 4 4 4 4 4 31 3,9
5 4 3 4 4 4 5 5 34 4,3
4 4 2 3 2 5 5 5 30 3,8
200 197 195 199 177 202 215 215 4 3,94 3,9 3,98 3,54 4,04 4,3 4,3
4 5 5 14 4,7
3 3 4 10 3,3
3 4 5 12 4,0
3 4 5 12 4,0
5 4 4 13 4,3
4 4 5 13 4,3
4 4 4 12 4,0
4 4 4 12 4,0
4 3 5 12 4,0
4 4 4 12 4,0
3 3 4 10 3,3
4 4 5 13 4,3
4 4 4 12 4,0
4 5 5 14 4,7
4 2 4 10 3,3
3 4 4 11 3,7
4 5 5 14 4,7
5 5 5 15 5,0
3 4 5 12 4,0
4 4 4 12 4,0
4 4 4 12 4,0
4 4 5 13 4,3
4 4 5 13 4,3
2 2 5 9 3,0
3 3 4 10 3,3
4 4 4 12 4,0
3 3 4 10 3,3
4 3 5 12 4,0
4 4 4 12 4,0
3 4 5 12 4,0
4 4 5 13 4,3
4 4 4 12 4,0
4 4 4 12 4,0
3 4 5 12 4,0
4 4 5 13 4,3
4 4 4 12 4,0
4 3 5 12 4,0
4 3 4 11 3,7
4 4 5 13 4,3
4 4 5 13 4,3
4 4 4 12 4,0
4 4 5 13 4,3
3 3 4 10 3,3
4 2 4 10 3,3
4 4 4 12 4,0
4 4 5 13 4,3
3 2 5 10 3,3
4 4 4 12 4,0
3 4 4 11 3,7
4 3 5 12 4,0
187 186 225 3,74 3,72 4,5
(2)
SM1 Pearson Correlation 1 .183 .488** .208* .332** .650**
Sig. (2-tailed) .068 .000 .038 .001 .000
N 100 100 100 100 100 100
SM2 Pearson Correlation .183 1 .362** .242* .289** .649**
Sig. (2-tailed) .068 .000 .015 .004 .000
N 100 100 100 100 100 100
SM3 Pearson Correlation .488** .362** 1 .471** .381** .808**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
SM4 Pearson Correlation .208* .242* .471** 1 .286** .620**
Sig. (2-tailed) .038 .015 .000 .004 .000
N 100 100 100 100 100 100
SM5 Pearson Correlation .332** .289** .381** .286** 1 .655**
Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .004 .000
N 100 100 100 100 100 100
TOTAL Pearson Correlation .650** .649** .808** .620** .655** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
a
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(3)
95
Correlations
IG1 IG2 IG3 IG4 IG5 IG6 TOTAL
IG1 Pearson Correlation 1 .597** .360** .494** .552** .587** .797**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
IG2 Pearson Correlation .597** 1 .376** .483** .535** .524** .781**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
IG3 Pearson Correlation .360** .376** 1 .540** .316** .373** .632**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
IG4 Pearson Correlation .494** .483** .540** 1 .496** .525** .771**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
IG5 Pearson Correlation .552** .535** .316** .496** 1 .661** .771**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
IG6 Pearson Correlation .587** .524** .373** .525** .661** 1 .810**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
TOTAL Pearson Correlation .797** .781** .632** .771** .771** .810** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
(4)
Correlations
SN1 SN2 SN3 SN4 SN5 SN6 SN7 SN8 TOTAL
SN1 Pearson Correlation 1 .442** .289** .261** .212* .220* .376** .188 .596**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .009 .034 .028 .000 .062 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SN2 Pearson Correlation .442** 1 .614** .426** .170 .293** .335** .301** .696**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .091 .003 .001 .002 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SN3 Pearson Correlation .289** .614** 1 .620** .315** .348** .376** .225* .731**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .001 .000 .000 .024 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SN4 Pearson Correlation .261** .426** .620** 1 .392** .545** .504** .424** .791**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SN5 Pearson Correlation .212* .170 .315** .392** 1 .154 .125 .082 .494**
Sig. (2-tailed) .034 .091 .001 .000 .126 .214 .419 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SN6 Pearson Correlation .220* .293** .348** .545** .154 1 .610** .218* .639**
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(5)
97
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .214 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SN8 Pearson Correlation .188 .301** .225* .424** .082 .218* .460** 1 .543**
Sig. (2-tailed) .062 .002 .024 .000 .419 .029 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
TOTAL Pearson Correlation .596** .696** .731** .791** .494** .639** .705** .543** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Validitas Minat Berkunjung Kembali
Correlations
MKU1 MKU2 MKU3 TOTAL
MKU1 Pearson Correlation 1 .630** .219* .817**
Sig. (2-tailed) .000 .029 .000
N 100 100 100 100
MKU2 Pearson Correlation .630** 1 .247* .855**
Sig. (2-tailed) .000 .013 .000
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(6)
N 100 100 100 100
MKU3 Pearson Correlation .219* .247* 1 .602**
Sig. (2-tailed) .029 .013 .000
N 100 100 100 100
TOTAL Pearson Correlation .817** .855** .602** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items