23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain dapat digunakan dalam pengkajian yang berkaitan dengan Pemberdayaan Pengusaha Batik Tulis Desa
Jetis Kecamatan SidoarjoKabupaten Sidoarjo antara lain : 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Unggul dari Universitas Brawijaya Malang 2001. Dalam penelitian Unggul di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowok
Waru Kota Malang dengan judul “Pemberdayaan Pengusaha Industri kecil di Perkotaan” dinyatakan bahwa pemberdayaan usaha kecil dikelurahan
Dinoyo harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan Capability Building usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri serta tumbuh
berkembang. Usaha industri kecil keramik Dinoyo tidak hanya memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pengusaha dan
keluarganya, akan tetapi tetapi juga memberi keuntungan dan manfaat bagi masyarakat sekitar Dinoyo. Model usaha merupakan salah satu faktor
produksi yang sangat penting bagi pengusaha industri kecil keramik. Untuk lebih mengefektifkan pemberdayaan industri kecil keramik yang lebih besar
dari administrasi publik terhadap pengembangan industri kecil keramik
24
Dinoyo, perlu koordinasi dengan melibatkan instansi terkait dan perlu membentuk lembaga penjamin.
Persamaan penelitian yang dilakukan poleh unggul dari Universitas Brawijaya Malang dengan penelitian adalah terletak pada usaha
pemberdayaan dalam meningkatkan kemampuan agar dapat meningkatkan pendapatan untuk mencapai taraf sejahtera.
Perbedaan kedua penelitian, penelitian yang dilakukan Unggul dari Universitas Brawijaya Malang menekankan pada pemberdayaan yang diarahkan
pada pengusaha industri agar dapat lebih berkembang. Sedangkan peneliti menekankan pada pemberdayaan yang dilakukan dengan memberikan pembinaan
pada pengusaha agar dapat mandiri dan lebih berkembang. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Nita Dwi Rahmadhani dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 2004, yang berjudul “Peran
Pemerintah Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Sepatu di Wedoro”. Hal ini dibuktikan dengan penempatan pola umum kebijakan yag ditulis dalam
rencana program kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2004 mengenai usaha kecil sepatu di Wedoro yang meliputi peningkatan kualitas
bahan baku sampai dengan produk jadi, peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dan memperluas lapangan kerja terutama dalam sector
industri rumah tangga. Pemerintah juga memberi bantuan berupa pinjaman modal melalui Bank Jatim, dan segi pemasaran mengikutsertakan pengrajin
25
sepatu Wedoro dalam pecan raya Jakarta selain pemerintah juga memberikan bantuan kepada pengrajin sepatu dengan mengadakan
pendidikan dan pelatihan di lembaga IFC, di hotel Elmi di Graha Pena dan Tanggulangin yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi sepatu,
namun yang diberikan oleh pemerintah tersebut kurang merata, sehingga pengusaha dan pengrajin sepatu tidak mengetahui bantuan yang telah
diberikan pemerintah tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi antara pemerintah dengan ketua asosiasi sepatu di Wedoro. Melihat kondisi
tersebut hendaknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan koordinasi dan mencari solusi dengan angggota asosiasi di Wedoro sebelum
memberikan bantuan agar bantuan yang akan diberikan tepat pada pengrajin yang membutuhkannya
Persamaan kedua penelitian yang dilakukan peneliti dengan Nita Dwi Rahmadhani adalah pelaksanaan peran pemerintah dalam pemberdayaan usaha
kecil untuk meningkatkan peran aktif dari masyarakat dalam pembangunan. Perbedaan kedua penelitian, penelitian yang dilakukan Nita dwi
Rahmadhani terletak pada usaha peningkatan kualitas dari bahan baku hingga proses terwujudnya barang jadi. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah proses pemberdayaan pengusaha dengan memberikan pelatihan mengenai manajemen serta akses dalam pemasaran.
26
2.2 Landasan Teori