Untuk mengatasi munculnya rasa sedih atau ketidaknyamanan dalam diri partisipan, peneliti telah memberikan informed consent sebelum penelitian
dimulai. Dalam informed consent disebutkan bahwa pada akhir pertemuan, peneliti akan berusaha menghilangkan perasaan tidak nyaman itu, jika ada, dan
mengembalikan keadaan anak seperti semula proses debriefing. Proses debriefing dilakukan dengan relaksasi dan permainan. Di awal dan akhir
pertemuan, partisipan juga diminta menggambarkan perasannya dengan mood meter. Kemudian untuk mengakhiri pertemuan, peneliti dan partisipan makan dan
berbincang bersama. Akan tetapi jika keadaan tidak memungkinkan, maka peneliti akan menghentikan proses pengambilan data dan menanyakan kembali kesediaan
anak dan orangtua untuk melanjutkan pengambilan data di lain waktu. Melalui penelitian ini, diharapkan keluarga maupun sekolah dapat semakin
memahami persepsi anak yatim terhadap figur ayah misalnya paman, kakek, guru atau laki-laki dewasa lain sehingga dapat memprediksi perilaku anak dan dapat
merespon perilaku anak dengan lebih tepat. Isu sensitif yang mungkin muncul terkait etika adalah terbongkarnya
identitas partisipan. Untuk menanggulangi hal itu, semua data mengenai identitas partisipan akan diminimalisir, peneliti akan menggunakan inisial atau P1, P2, dan
seterusnya.
D. Metode Pengambilan Data
Focus group discussion FGD adalah sebuah jenis diskusi kelompok antara sejumlah kecil partisipan dan dipandu oleh seorang fasilitator. Para anggota
kelompok diharapkan dapat berbicara secara bebas dan spontan tentang topik tertentu yang disampaikan fasilitator Supratiknya, 2015. FGD bertujuan untuk
mendorong pengungkapan diri di kalangan para partisipan Freeman, 2006, dalam Supratiknya, 2015. Proses yang terjadi di dalam kelompok diharapkan dapat
membantu para partisipan mengeksplorasi dan mengklarifikasi pandangan dan sikapnya secara lebih efisien. Maka, interaksi antara para partisipan serta interaksi
antara partisipan dengan fasilitator menjadi kunci penting dalam FGD. Peneliti berperan sebagai fasilitator, artinya peneliti hanya memainkan peran pinggiran
karena yang lebih penting dalam pengambilan data adalah interaksi antara para partisipan Supratiknya, 2015.
Kekuatan FGD sebagai pengambilan data adalah FGD lebih efisien dan memungkinkan para partisipan untuk saling berbagi persepsinya sehingga dapat
diperoleh cakupan persepsi anak yatim tentang sosok dan peran ayah. Sedangkan kelemahan FGD adalah ada kemungkinan beberapa anak yang akan mendominasi
diskusi tersebut. Sebelum FGD dilakukan, ada beberapa instrumen perekaman data yang
dipersiapkan untuk mendukung FGD:
1. Protokol Observasi
Instrumen ini terdiri dari tiga bagian yang mencakup informasi demografik partisipan dan pelaksanaan observasi, catatan deskriptif hasil observasi, dan
catatan reflektif peneliti Supratiknya, 2015. Instrumen ini digunakan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi para partisipan yang mendukung sumber data
primer, yakni FGD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI