Kepastian Bahan Daun Sirih Penetapan Rendemen Minyak Atsiri Daun Sirih

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kepastian Bahan Daun Sirih

Tanaman sirih merupakan tanaman yang secara umum telah banyak diketahui dan diperdagangkan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya. Oleh karena masyarakat telah sangat mengenal tanaman sirih, maka proses determinasi tidak dilakukan. Untuk memberikan kepastian daun sirih yang dipergunakan pada penelitian telah sesuai dengan daun sirih yang berasal dari tanaman sirih yang dikenal masyarakat umum, dilakukan perbandingan pertelaan tanaman sirih yang dipergunakan pada penelitian dengan pertelaan tanaman sirih yang terdapat pada buku acuan Anonim, 1980. Berdasarkan pengamatan pertelaan tanaman sirih yang dipergunakan sebagai bahan penelitian, diketahui bahwa pertelaan tanaman sirih yang digunakan sebagai bahan penelitian sesuai dengan pertelaan tanaman sirih yang tertulis pada buku acuan Materia Medika Jilid IV Anonim, 1980.

B. Penetapan Rendemen Minyak Atsiri Daun Sirih

Minyak atsiri diperoleh dengan mempergunakan alat penyulingan air serta alat penyulingan air dan uap. Proses penyulingan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu menggunakan metode penyulingan dengan air dan metode penyulingan dengan air dan uap. Daun sirih kering utuh yang dipergunakan sebanyak 750 gram, proses penyulingan berlangsung hingga semua minyak atsiri habis tersari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 yang ditandai dengan tidak menetesnya minyak dari dalam kondensat. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung, kemudian tapak-tapak air dihilangkan dengan natrium sulfat anhidrat Gambar 8. Na 2 SO 4 + 10H 2 O Na 2 SO 4 .10H 2 O Gambar 8. Reaksi desikasi Penghilangan tapak-tapak air merupakan suatu reaksi desikasi yaitu suatu reaksi penyerapan air oleh desikan yang dalam hal ini ialah natrium sulfat anhidrat dimana tingkat penyerap air berbeda-beda tergantung pada jumlah air yang terdapat pada minyak atsiri. Minyak atsiri disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya. Rendemen minyak atsiri dihitung dalam vb. Tabel III. Hasil penetapan rendemen minyak atsiri daun sirih dari penyulingan air dan penyulingan air dan uap No Metode Rendemen vb Replikasi 1 Replikasi 2 X ± SD 1. Penyulingan dengan air 0,800 0,786 0,793±0,0099 2. Penyulingan dengan air dan uap 1,267 1,063 1,165±0,1178 Dari tabel III, terlihat bahwa pada metode penyulingan dengan air dan uap menunjukkan rendemen minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan lebih besar daripada hasil penyulingan dengan air. Hasil rendemen dari kedua metode tersebut dianggap baik menurut kriteria Guenther 1952 karena standar rentang rendemen minyak atsiri daun sirih yaitu 0,6 – 1,8. Diperoleh hasil rendemen yang lebih besar pada penyulingan minyak daun sirih dengan air dan uap 1,165±0,1178 ; dibandingkan pada penyulingan minyak daun sirih dengan air 0,793±0,0099 ; sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memperoleh hasil yang baik secara kuantitas digunakan metode penyulingan dengan air dan uap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 C. Hasil Analisis Kandungan Senyawa Minyak Atsiri Daun Sirih Menggunakan Kromatografi gas-spektrometri massa Analisis menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa bertujuan untuk mengetahui persentase dan jumlah kandungan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih, baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap. Minyak atsiri sebanyak 0,1 L diinjeksikan kedalam kolom pada suhu 280 o C yang telah dialiri gas helium, minyak atsiri tersebut dalam bentuk gas bergerak bersama gas helium fase gerak melalui kolom kapiler sepanjang 30 meter Rtx-5 berisi fase diam 5 phenyl polysiloxane, 95 dimethyl polysiloxane. Komponen minyak atsiri daun sirih yang memiliki afinitas rendah terhadap fase diam, akan keluar pertama dari kolom karena interaksi komponen minyak atsiri daun sirih tersebut kecil terhadap fase diam, sehingga waktu retensi yang dimiliki kecil, sebaliknya komponen minyak atsiri daun sirih yang memiliki afinitas besar, akan keluar dari kolom dengan waktu retensi yang besar, hal ini dikarenakan interaksi komponen minyak atsiri daun sirih tersebut terhadap fase diam besar. Puncak-puncak kromatogram yang merupakan hasil pemisahan komponen-komponen minyak atsiri daun sirih akan diterima oleh detektor spektrometri massa dalam bentuk molekul. Molekul- molekul senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih tersebut dalam detektor spektrometri massa kemudian terionisasi, hal tersebut dapat terjadi karena molekul-molekul senyawa tersebut dibombardir oleh elektron berenergi tinggi yang berasal dari sumber elektron tegangan tinggi pada detektor spektrometri massa. Ion-ion tersebut kemudian terdeteksi berdasarkan massanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang digambarkan seba minyak atsiri daun si penyulingan dengan ai dapat dilihat pada Gam Gambar 9. Kromatogram spektrometri Gambar 10. Kromatogram spektrometri 51 n sebagai spektra massa. Hasil pemisahan kompone daun sirih yang diperoleh dari penyulingan de gan air dan uap secara kromatografi gas-spektrofot da Gambar 9,10, Tabel IV, dan Lampiran 6 – 12. togram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan metri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air togram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan metri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air da komponen-komponen ngan dengan air dan spektrofotometri massa akan kromatografi gas- akan kromatografi gas- air dan uap 52 Data kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan dari penyulingan dengan air dan penyulingan dengan air dan uap menunjukkan waktu retensi setiap pemisahan komponen senyawa minyak atsiri daun sirih, luas area, tinggi dari setiap puncak kromatogram, konsentrasi relatif setiap komponen senyawa minyak atsiri daun sirih dan data spektra massa dari setiap komponen minyak atsiri daun sirih meliputi berat molekul, struktur komponen dan nama komponen senyawa penyusun minyak atsiri daun sirih. Dari data kromatografi gas-spektrometri massa dapat diketahui adanya perbedaan pola puncak kromatogram berdasarkan terjadinya waktu retensi yang bervariasi dari setiap puncak kromatogram yang dimunculkan akibat proses pemisahan komponen minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap. Pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal dari penyulingan dengan air secara kromatografi gas-spektrometri massa terdapat 56 puncak pada kromatogram. Sedangkan, pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap secara kromatografi gas-spektrometri massa terdapat 64 puncak pada kromatogram. Setiap puncak yang muncul pada kromatogram mewakili senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih yang dianalisis menggunakan kromatogarfi gas-spektrometri massa. Dapat diketahui bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki jumlah senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah senyawa penyusun yang dimiliki minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah puncak yang 53 muncul pada masing-masing kromatogram hasil analisis minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa. Secara organoleptis dapat diamati bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap yang memiliki senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, memiliki warna yang lebih gelap yaitu berwarna kuning kecoklatan dibanding warna minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air yang berwarna kuning bening. Berdasarkan data-data yang diperoleh pada kromatogram dan spektra massa dari komponen minyak atsiri daun sirih dapat dilakukan perbandingan persentase kandungan senyawa yang sama antara minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap. Menurut Guenther Essential Oil, halaman 160; Eykman, Gorter, dan Schimmel Heyne, 1987; Mann dkk Grieve cit Hernani dan Yuliani, 1991, kandungan utama penentu kualitas minyak atsiri daun sirih terdapat pada komponen fenol yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih dalam bentuk chavicol dan chavibetol. Komponen-komponen utama tersebut memiliki daya anti bakteri 5 kali lebih bisar dibandingkan dengan fenol biasa. Oleh karena hal tersebut untuk menentukan kualitas terbaik minyak atsiri daun sirih dilakukan perbandingan persentase komponen chavicol dan chavibetol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap. Tabel IV. Perbandingan persentase kandungan chavicol dan chavibetol pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap No Senyawa Persentase Kandungan Metode Penyulingan Air Persentase Kandungan Metode Penyulingan Air dan Uap 1. Chavibetol eugenol 30,58 5,99 2. Chavicol 4-alilfenol 3,74 0,72 Berdasarkan persentase kandungan senyawa minyak atsiri daun sirih yang diperoleh menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa, diketahui bahwa persentase komponen chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air lebih besar bila dibandingakan dengan persentase komponen chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap. Persentase chavicol dan chavibetol pada komponen minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air sebesar 3,74 dan 30,58, sedangkan persentase chavicol dan chavibetol pada komponen minyak atsiri hasil penyulingan dengan air dan uap sebesar 0,72 dan 5,99. Selain kromatogram, pada analisis menggunakan alat kromatografi gas- spektometri massa juga diperoleh data keluaran berupa spektra massa, setiap kromatogram yang muncul pada analisis menggunakan alat kromatografi gas- spektrometri massa mewakili komponen senyawa tertentu yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih, sehingga pada tiap kromatogram yang muncul memiliki spektra massa tertentu yang berbeda. 55 Untuk dapat mengetahui nama senyawa yang menjadi komponen minyak atsiri daun sirih, pada spektra massa yang muncul dari analisis minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa, dilakukan pencarian nama senyawa berdasarkan spektra massa yang muncul menggunakan sumber data yang terdapat komputer yang terhubung dengan alat kromatografi gas-spektrometri massa. Berdasarkan perbandingan menggunakan perpustakaan data wiley dan nisti terhadap spektra massa yang diperoleh dari hasil analisis, maka persentase nilai SI spectra identification pada spektra pembanding menunjukkan kepastian nama dan spesifikasi senyawa yang diperoleh. Gambar spektra massa dan spektra pembanding dari chavicol dan chavibetol dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 11. Spektra mass kromatografi Gambar 12. Spektra mass kromatografi Pada Gambar spektra atas merupak sirih hasil analisis men gambar spektra massa 56 a massa hasil analisis dan spektra pembanding chavibetol tografi gas-spektrometri massa a massa hasil analisis dan spektra pembanding chavibetol tografi gas-spektrometri massa ambar 11 dan 12, dapat dilihat gambar spektra m erupakan gambar spektra massa komponen miny sis menggunakan kromatografi gas-spektrometri mass massa kedua spektra bawah merupakan hasil pen tol menggunakan alat tol menggunakan alat spektra massa pertama minyak atsiri daun tri massa. Sedangkan l pencarian spektra 57 massa pembanding yang sesuai atau menyerupai berdasarkan perpustakaan data yang terdapat dalam komputer analisis yang terhubung dengan alat kromatografi gas-spektrometri massa, sehingga dengan melihat besarnya nilai SI spectra identification yang terdapat pada spektra pembanding dapat menunjukkan persentase kesesuaian spektra yang dianalisis dengan spektra pembanding. Pada Gambar 11 diketahui nilai SI spectra identification pada spektra pembanding sebesar 96, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavicol sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan pada spektra pembanding menggunakan perpustakaan data Wiley. Pada Gambar 12 diketahui nilai SI spectra identification pada spektra pembanding sebesar 95, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavibetol sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan pada spektra pembanding menggunakan perpustakaan data Wiley.

D. Pemeriksaan Organoleptik