Kesimpulan Analisis tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas : studi kasus pada PT Argo Pantes Tbk, PT Tekmaco Tbk, PT Eratex Tbk, PT Panasia Indosyntex Tbk.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Dari Analisis data dan pembahasan tentang laporan keuangan PT Argo Pantes Tbk, PT Texmaco Tbk, PT Eratek Djaja Tbk dan PT Panasia Indosyntex Tbk, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Rasio Likuiditas Dilihat dari tingkat likuiditas tahun 1999 maka perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk dan yang terburuk adalah PT Argo Pantes Tbk. Pada tahun 2000 maka perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk dan yang terburuk adalah PT Argo Pantes Tbk. Pada tahun 2001 maka perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk dan yang terburuk adalah PT Argo Pantes Tbk. Pada tahun 2002 maka perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk dan yang terburuk adalah PT Argo Pantes Tbk. Pada tahun 2003 maka perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Dilihat dari trend sekuler rasio likuiditas PT Argo Pantes Tbk mengalami peningkatan dengan persamaman Y= 0,274 + 0,04X tapi kondisi ini belum aman karena dalam membayar utang lancarnya masih belum bias dipenuhi sepenuhnya oleh aktiva lancer. Pada PT Texmaco Tbk mengalami penurunan dengan persamaan Y= 0,395 – 0,051X dan dengan kondisi tidak aman karena dalam membayar utang lancarnya masih belum bisa dipenuhi sepenuhnya oleh aktiva lancar. Pada PT Eratex Djaja Tbk mengalami penurunan dengan persamaan Y= 1,941 – 0,187X, tapi kondisi ini lebih aman karena dalam membayar utang lancarnya bisa dipenuhi sepenuhnya oleh aktiva lancer. Pada PT Panasia Indosyntex Tbk mengalami peningkatan dengan persamaan Y= 0,789 + 0,167X tapi masih dalam kondisi kurang aman karena kalau diramalkan untuk satu tahun kedepan current rasionya masih di bawah satu. b. Rasio Solvabilitas Dilihat dari tingkat solvabilitas tahun 1999 maka perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 1999 maka perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk. dan yang terburuk adalah PT Argo Pantes Tbk. Pada tahun 2001 maka perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2002 maka perusahaan ya ng memiliki rasio solvabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2003 maka perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas terbaik PT Panasia Indosyntex Tbk adalah, kedua PT Eratex Djaja Tbk, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Dilihat dari trend rasio solvabilitas PT Argo Pantes Tbk mengalami penurunan yaitu dengan persamaan Y= 1, 056 – 0,024 tapi kondisi ini masih belum aman karena jika diramalkan sesuai dengan persamaan maka untuk satu tahun mendatang PT Argo Pantes Tbk masih belum bisa memenuhi hutang-hutangnya dengan total aktiva. Pada PT Texmaco Tbk mengalami peningkatan yaitu dengan persamaan Y= 1,578 + 0,293X dengan demikian kondisinya sangat buruk karena semua aktiva diwakili oleh hutang. Pada PT Eratex Djaja Tbk mengalami peningkatan yaitu dengan persamaan Y= 0,855 + 0,016X, dengan demikian kondisinya sangat buruk tapi untuk satu tahun mendatang masih bisa dimaklumi karena masih dibawah 1, sehingga total hutrang masih bisa diwakili oleh aktiva. Pada PT Panasia Indosyntex Tbk mengalami penurunan yaitu dengan persamaan Y= 0,0911 – 0,030X dengan demikian PT Panasia Indosyntex dalam kondisi aman karena semua hutang dapat diwakili oleh aktiva. c. Rasio Rentabilitas Dilihat dari timgkat rentabilitas tahun 1999 maka perusahaan yang memiliki rasio rentabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Panasia Indosyntex Tbk, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2000 maka perusahaan yang memiliki rasio rentabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Panasia Indosyntex Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2001 maka perusahaan yang memiliki rasio rentabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Panasia Indosyntex Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2002 maka perusahaan yang memiliki rasio rentabilitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Panasia Indosyntex Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2003 maka perusahaan yang memiliki rasio rentabilitas terbaik adalah PT Argo Pantes Tbk, kedua PT Eratex Djaja Tbk, ketiga PT Panasia Indosyntex Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Dilihat dari trend sekuler rasio rentabilitas PT Argo Pantes Tbk mengalami penurunan yaitu dengan persamaan Y= 0,019 – 0,022 dengan demikian kondisi rentabilitas ekonominya semakin buruk, jika diteruskan akan mengalami kebangkrutan. Pada PT Texmaco Tbk mengalami penurunan yaitu dengan persamaan Y= - 0,202 – 0,046 dengan demikian kondisi rentabilitasnya sangat buruk sekali karena dalam 5 tahun terakhir tidak mengalami laba sama sekali. Pada PT Eratex Djaja Tbk mengalami penurunan yaitu dengan persamaan Y= 0,028 – 0,064X dengan demikian rentabilitas ekonominya buruk, jika diramalkan maka satu tahun mendatang akan mengalami kerugian. Pada PT Panasia Indosyntex Tbk mengalami penurunan yaitu denga n persamaan Y= 0,202 – 0,046 X dengan demikian rentabilitasnya kurang aman karena jika diramalkan satu tahun mendatang akan mengalami kerugian. d. Rasio Aktivitas Dilihat dari tingkat aktivitas tahun 1999 maka perusahaan yang memiliki rasio aktivitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk dan yang terburuk adalah PT Panasia Indosyntex Tbk. Pada tahun 2000 maka perusahaan yang memiliki rasio aktivitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Texmaco Tbk dan yang terburuk adalah PT Panasia Indosyntex Tbk. Pada tahun 2001 maka perusahaan yang memiliki rasio aktivitas terbaik PT Argo Pantes Tbk adalah, kedua Texmaco Tbk, ketiga PT Eratex Djaja Tbk dan yang terburuk adalah PT Panasia Indosyntex Tbk. Pada tahun 2002 maka perusahaan yang memiliki rasio aktivitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Panasia Indosyntex Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Pada tahun 2003 maka perusahaan yang memiliki rasio aktivitas terbaik adalah PT Eratex Djaja Tbk, kedua PT Argo Pantes Tbk, ketiga PT Panasia Indosyntex Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmaco Tbk. Dilihat dari trend sekuler rasio aktivitas PT Argo Pantes Tbk mengalami peningkatan dengan persamaan Y= 0,0452 + 0,011X dengan demikian perputaran aktivanya semakin baik. Pada PT Texmaco Djaja Tbk mengalami penurunan dengan persamaan Y= 0,671 – 0,014X dengan demikian perputaran aktivanya semakin buruk. Pada PT Eratex Djaja Tbk mengalami peningkatan yaitu dengan persamaan Y= 1,045 + 0,075X dengan demikian perputarannya sangat baik dan aman. Pada PT Panasia Indosyntex Tbk mengalami peningkatan dengan persamaan Y= 0,0539 + 0,012X dengan demikian perputaranya sangat baik dan aman. e. Kinerja seluruh rasio keuangan Dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 maka dapat di ketahui bahwa PT Eratex Djaja memiliki kinerja keuangan terbaik, PT Panasia Indosyntrx mendapat urutan kedua, ketiga PT Argo Pantes Tbk dan yang terburuk adalah PT Texmavo Tbk.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kesehatan Pt. Bank Mandiri (Persero) Tbk Dengan Metode Camel

25 217 55

Analisis Hubungan Likuiditas Dengan Rentabilitas Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

8 78 68

Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Zainul Arifin Medan

1 37 97

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. HM SAMPOERNA Tbk, PT. GUDANG GARAM Tbk, DAN PT. BAT INDONESIA Tbk.

0 1 6

Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score dan Metode Springate berdasarkan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Kasus PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk., PT. Pan Brothers Tbk., dan PT. Argo Pantes Tbk. Periode 2009

1 2 16

Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan : studi kasus pada PT. Mustika Ratu Tbk.

0 1 124

Analisis perbandingan kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi : studi kasus PT. Semen Gresik Tbk, PT. Aneka Tambang Tbk, PT. Telkom Tbk, PT. Indosat Tbk dan PT Tambang Timah Tbk.

0 1 148

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PT MANDOM INDONESIA Tbk TAHUN 2014-2016 SKRIPSI S1

0 0 27

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS DAN AKTIVITAS Studi kasus pada PT Argo Pantes Tbk, PT Tekmaco Tbk, PT Eratex Tbk, PT Panasia Indosyntex Tbk

0 0 134

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS DAN AKTIVITAS Studi kasus pada PT Argo Pantes Tbk, PT Tekmaco Tbk, PT Eratex Tbk, PT Panasia Indosyntex Tbk

0 0 134