Landasan Teori 1. Analisis Rasio

perusahaan baik untuk perusahaan yang tumbuh maupun yang tidak tumbuh. Korelasi positif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi . Rasio market debt to equity tidak signifikan terhadap kebijakan pendanaan perusahaan. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Analisis Rasio

2.2.1.1. Pengertian Analisis Rasio

Analisa rasio merupakan bentuk cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio perbandingan digunakan sebagai standar.Munawir, 1998 : 64 Menggunakan analisa laporan finansiil dari perusahaan, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari perusahaan dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansiil yang telah dicapai dari waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya diusahakan agar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dapat diperbaiki. Analisa yang dilakukan oleh manajer disebut analisis intern Bambang, 1997 : 328 Analisa intern dilakukan oleh kreditur atau investor. Investor berkepentingan terhadap laporan finansiilnya. Suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modal. Para kreditur berkepentingan terhadap kemampuan nasabah untuk dapat memenuhi kewajiban finansiil yang harus dipenuhi Bambang, 1997 : 328-329

2.2.1.2. Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir 2002:68 pada dasarnya banyak sekali angka rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa. Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi Munawir, 2002:68 : a. Rasio-rasio neraca Balanche sheet ratio b. Rasio-rasio laporan laba-rugi Income statement ratio c. Rasio-rasio antar laporan Inter statement ratio Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan antara lain 1 rasio-rasio likuiditas, 2 rasio-rasio solvabilitas, 3 rasio- rasio Profitabilitas, 4 rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas Munawir, 2002:69 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Ang 1997:18-23 rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu: a. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo b. Rasio Aktivitas Acti vity Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta yang dimilikinya c. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. d. Rasio Solvabilitas Solvency Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratio e. Rasio Pasar Market Ratio Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis perusahaan 1. Rasio Likuiditas, yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a Current Ratio Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan margin of safety kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Adapun formulasi dari current ratio CR adalah sebagai berikut Munawir 2001: 74 : b Quick Ratio Rasio Quick Ratio Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar Munawir 2001: 74. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut Munawir 2001: 74: 2. Rasio Profitabilitas, yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh Bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam perhitungan rasio-rasio Profitabilitas ini biasanya dicari hubungan timbale balik antar pos yang terdapat pada laporan laba-rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efesiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Rasio-rasio Profitabilitas terdiri atas: a. Return On Asset ROA, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank ada perbedaan sedikit antara ROA berdasarkan teoritis dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Munawir 2001: 77 b. Return On Equity ROE, yaitu perbandingan diantara laba bersih bank dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham. Perlu diperhatikan, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsure ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat Munawir 2001: 77 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Rasio Beban Operasional BOPO, yaitu perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil, keuntungan atas kontrak jual-beli, fee, biaya administrasi, dll. Munawir 2001: 79 d. Net Profit Margin NPM, adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan bank, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya, rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai resiko seperti resiko kredit kredit bermasalah dan kredit macet, serta Kurs Valas jika kredit diberikan dalam bentuk valas. Munawir 2001: 79 3. Analisa Solvabilitas. Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jika Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terjadi likuiditasi Bank. Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume jumlah dana yang diperoleh dari berbagai hutang jangka pendek dan jangka panjang serta sumber-sumber lain diluar modal bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Rasio Solvabilitas ini terdiri atas: a Debt to Equity Ratio Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formulasi dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut: Munawir 2001: 80 b Debt to Total Assets Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Munawir 2001: 83 4. Rasio Aktivitas Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu Setiawan, 2005: 19.Menurut Tunggal, Amin Wijaya 1996:6 Aktivitas adalah suatu langkah dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses produksi suatu periode tertentu. Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi lakukan, cara waktu digunakan, proses dan keluaran. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya. Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun. Disisi lain jika aktiva terlalu rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang. Rasio aktivitas berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai harta. Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut: 1. Receivable Turnover Piutang Dagang Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diberikan. Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata. Munawir 2001: 82 2. Cash Turnover Perputaran kas Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi Riyanto, 1999: 95. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh koperasi. Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan dalam modal kerja. Cash Turnover = Penjualan x 100 Munawir 2001: 84 Total Aktiva

2.2.1.3. Kegunaan Analisis Rasio

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah “future oriented”. Oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu itu dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. rasio sepertinya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan. Munawir, 1998 : 64 Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama Weston, 1990 : 312- 313 Yaitu : 1. Manajer, yang menggunakan rasio-rasio tersebut untuk menganalisis mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan. 2. Analisa kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang menetapkan peringkat obligasi di AS, yang menganalisis rasio untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan membayar utangnya. 3. Analisa sekuritas, yaitu analisis saham yang berkepentingan atas efisiensi dan prospek pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi yang berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok obligasi serta nilai likuiditas aktiva dalam hal ini kepailitan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dikemukaan oleh Harahap 2002 :195-197 sebagai berikut : a Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa. b Dapat menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata eksplisit dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan implisit. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. e Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan rating f Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil keputusan. g Dapat menentukan peringkat rating perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. h Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan Standar Industri normal atau Standar ideal. i Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. j Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang. Menurut Dahlan 1993 : 266 Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah lainnya. Perhitungan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun interprestasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup komplek. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis, sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analisis menginterprestasikan rasio-rasio yang digunakan. Selanjutnya, analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan suatu bank.

2.2.1.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap 1998 : 298 , Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan yang diharuskan untuk diketahui dalam penggunaan dalam perhitungan. Keterbatasan tersebut antara lain : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yng dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjaga keterbatasan teknik seperti :  Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu hanya mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif.  Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar.  Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio. 4. Sulit jika ada data yang sesuai tidak sinkron. 5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bias terjadi kesalahan.

2.2.2. Investment Opportunity Set IOS

Menurut Myers 1977 Kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki asset in place dan pilihan pertumbuhan atau growth option pada masa yang akan datang Lestari, 2004. Sedangkan menurut Kallapur dan Trombley, 2001 dalam Lestari, 2004 , pertumbuhan itu sendiri merupakan kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek yang memiliki net present value yang positif. Menurut kedua peneliti tersebut, IOS juga meningkatkan size perusahaan. Kesempatan bertumbuh yang diukur dengan investment opportunity set IOS dipengaruhi oleh keunggulan perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan dalam bentuk leverage Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan risiko sistematis perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa IOS berhubungan positif dengan reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, serta berhubungan negatif dengan leverage dan risiko sistematis perusahaan Pagalung, 2003. Menurut Gaver dan Gaver 1993 dalam Saputro 2002, IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran- pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Komponen dari nilai perusahaan merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat investasi di masa yang akan datang dalam merupakan IOS Myers, 1977; Smith dan Watts, 1992, dalam Saputro, 2002. IOS merupakan call option yang nilainya tergantung pada kecerendungan manajemen untuk melaksanakan kesempatan investasi Myers, 1977, dalam Fitrijanti dan Hartonno, 2002, hal ini dikarenakan manajemen lebih fleksibel untuk bertindak opportunistik dan sulit dideteksi serta sulit diobservasi tanpa informasi dari pihak internal.

2.2.3. Proksi IOS

IOS merupakan variabel yang tidak dapat diobservasi variabel laten. Oleh karena itu diperlukan proksi Hartono, 1999 dalam Saputro, 2002, hal ini didukung oleh Kallapur dan Trombley 2001 dalam Saputro Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2002, yang menyatakan bahwa kesempatan investasi perusahaan tidak dapat diobservasi untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Berbagai variabel yang digunakan sebagai proksi IOS telah banyak diteliti dan diuji pada berbagai penelitian klarifikasi proksi secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1. Proksi ini dapat diklarifikasikan dalam empat tipe Kallapur dan Trobley, 2001 dalam Saputro, 2002. 1. Proksi Berbasis Harga Proksi ini merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar, proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan-perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki assets in place. Proksi ini mendasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan, oleh karena itu proksi ini sangat bergantung pada harga saham Hartono, 1999 dalam Saputro 2002. Proksi yang digunakan adalah : 1 Rasio PPE BVA Book Value Of Property, Plant, and Equipment To The Book Value of The Assets. Rasio PPE BVA merupakan rasio yang menunjukkan besarnya investasi perusahaan pada aktiva tetap yang produktif. Hal ini menunjukkan keinginan dari perusahaan untuk bisa tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Semakin besar nilai dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. PPE pada struktur aktiva dari perusahaan, maka semakin besar pula potensi dari perusahaan untuk bisa mengalami pertumbuhan pada masa mendatang. Rasio in dapat diukur dengan rumus Saputro, 2002: PPE BVA = Aktiva Total Buku Nilai PPE Buku Nilai 2 P E Price To Earning Rasio P E menunjukkan bahwa perusahaan yang tumbuh, maka rasio P E yang dihasilkan oleh perusahaan adalah tinggi. Semakin tinggi nilai dari rasio P E perusahaan, maka semakin tinggi pula kemungkinan dari perusahaan untuk tumbuh. Dengan rasio P E yang tinggi dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki potensi bagus dan memberikan suatu daya tarik kepada pasar, dan selain itu perusahaan juga terlihat lebih terjamin untuk bisa menghasilkan keuntungan. Rasio P E dapat diukur dengan rumus Saputro, 2002: P E = Saham Per Bersih Laba Lembar Per Sahamnya Penutupan a H arg 3 MVE BVE Market Value To Book Value of Equity Rasio MVE BVE digunakan untuk meinlai besr kecilnya nilai buku dari suatu perusahaan. Rasio ini juga memiliki korelasi secara positif terhadap kemungkinan pertumbuhan dari aktiva dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ekuitas perusahaan, apabila rasio ini mempunyai nilai yang lebih dari 1 maka pasar memiliki kepercayaan bahwa niali pasar dari perusahaan lebih besar dari pada nilai bukunya dan perusahaan bisa dikatakan masuk dalam kategori tumbuh. Rasio ini dapat digunakan oleh investor untuk dipakai sebagai acuan sebelum investor membuat keputusan yang berkaitan dengan penanaman modal. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Saputro, 2002 : MVE BVE = Ekuitas Total Saham Penutupan a H x ar SahamBered Lbr arg 4 MVA BVA Market Value To Book Value of Assets Rasio MVA BVA digunakan untuk menilai besar kecilnya nilai buku dari suatu perusahaan. Selain itu rasio ini mempunyai suatu kesamaan fungsi dengan rasio MVE BVE yaitu dapat digunakan sebagai acuan bagi investor dan perusahaan untuk bisa menilai besar kecilnya nilai buku dari perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Saputro, 2002 : MVA BVA = Asset Total Shm Penutupan Hrg x Shm Lbr Ekuitas Tot Aset Tot . .   2. Proksi Berbasis Pada Investasi Ide proksi IOS berdasarkan investasi mengungkapkan bahwa suatu kegiatan investasi yang besar berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki suatu IOS yang tinggi seharusnya juga memiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi pula dalam bentuk aktiva yang ditempatkan atau yang diinvestasikan untuk waktu yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lama dalam suatu perusahaan. Bentuk proksi ini berbentuk suatu rasio yang membandingkan suatu pengukuran investasi yang telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap atau suatu hasil operasi yang diproduksi dari aktiva yang telah diinvestasikan Pagalung, 2003. Proksi yang digunakan adalah : a. CAP MVA Capital Expenditures To Market Value Of Assets Rasio CAP MVA memberikan suatu petunjuk yang berkaitan dengan aliran tambahan modal saham dari perusahaan pada aktiva produktif guna meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan. Rasio ini memperlihatkan apakah perusahaan melakukan invetasi pada aktiva yang memberikan keuntungan yang besar pada perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Fijrianti dan Hartono, 2002 : CAP MVA = Tot. Nil. buku aktiva tetap t – Tot.Nil.buku aktiva tetap t-1 Tot.Aset – Tot.Ekuitas+jml shm x hrg penutupan shm b. CAP BVA Capital Expenditure To Book Value Of Assets Rasio CAP BVA memberikan suatu petunjuk yang berkaitan dengan aliran tambahan modal saham dari perusahaan pada aktiva produktif guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Rasio ini memperlihatkan apakah perusahaan melakukan investasi pada aktiva yang memberikan keuntungan yang besar pada perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Saputro, 2002 : CAP BVA = Tot.Nil.buku aktiva tetap t – Tot.Nil.buku aktiva tetap t-1 Total Asset Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Proksi Berbasis pada Varian Variance Measurements Proksi ini mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yag mendasari peningkatan aktiva Pagalung, 2002. Proksi yang digunakan adalah :  VARRET Variance to total return Rasio VARRET memberikan suatu petunjuk yang berkaitan dengan kemampuan dari perusahaan dalam melakukan pembagian deviden yang akan dinilai baik apabila terjadi suatu peningkatan variabilitas hasil dari asset yang mendasarinya. Rasio ini lebih berkaitan dengan kemampuan dari perusahaan untuk bisa meningkatkan jumlah deviden yang diberikannya kepada para pemegang saham. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Saputro, 2002 : VAR = [Hrg shm x lbr shm = deviden + interest] t Tot.Aset – Tot. Equity + hrg shm x lbr shm t-1 4. Proksi Gabungan dari Proksi IOS Individual. Alternatif proksi gabungan IOS dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi measurement error yang ada pada proksi dengan rasio individual, sehingga akan menghasilkan pengukuran yang baik untuk IOS Smith dan Watts, 1992 ; Gaver and Gaver, 1993 dalam Saputro, 2002. Keempat jenis proksi diatas menggambarkan beragamnya ukuran IOS yang memungkinkan beberapa peneliti menggunakan beragam rasio sebagai proksi IOS. Hal ini terjadi karena IOS bersifat unobservable Gaver dan gaver, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1993 dalam Pagulung, 2003. Berbagai proksi yang ada menunjukkan selalu ada proksi IOS yang tidak dapat digunakan, sehingga belum ada kesepakatan tentang proksi yang dapat mewakili IOS secara tepat Gaver dan Gaver, 1993 dalam Saputro, 2003. Kallapur dan Trombley 2001 dalam Saputro 2002, menyatakan bahwa berbagai proksi IOS yang ada tidak semuanya adalah ekuivalen atau bernilai. Pendekatan yang digunakan beberapa peneliti sebagian besar menggunakan ukuran variabel rasio-rasio dalam bentuk pengukuran rasio tunggal single ratio. Namun demikian beberapa penelitian lainnya menggunakan pendekatan pengukuran komposit composite measures yaitu menggabungkan beberapa rasio sehingga membentuk suatu ukuran baru sebagai proksi IOS. Pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuran komposit tersebut adalah dengan menggunakan common factor analysis analisis faktor untuk membentuk suatu variabel komposit tersebut yang dapat dikembangkan dan diuji lebih lanjut, hal ini dikarenakan IOS kurang tepat bila diproksi dari suatu ukuran empiris tunggal saja, sehingga dibutuhkan proksi-proksi yang merupakan proksi komposit Gaver dan gaver, 1993 dalam Pagalung, 2003. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan proksi komposit akan dapat mengurangi kesalahan pengukuran yang secara inheren melekat dalam variabel tunggal single variabel untuk proksi IOS Kallapur dan Tombley, 2001 dalam Pagalung, 2003. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Keingian Kesempatan Investasi

Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menandakan kesempatan bertumbuh perusahaan cenderung rendah. Hal ini dikarenakan oleh lebih banyak aktiva lancar yang ada di perusahaan dibandingkan dengan aktiva tetapnya. Aktiva tetap juga mengalami penurunan nilai dikarenakan oleh adanya factor penurunan ekonomi atau depresiasi. Pada tahap ini juga banyak aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dijual oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kaaro dan Hartono 2002 menunjukkan hasil yang signifikan antara likuiditas dengan kesempatan bertumbuh perusahaan. Menurut Myerr 1977 nilai suatu perusahaan dapat diukur dengan IOS. Dalam hal ini konsep nilai perusahaan adalah suatu kombinasi aktiva yang dimiliki asset in place dan kesempatan bertumbuh growth opportunity. Pada tahapan siklus kehidupan perusahaan proporsi kedua komponen itu juga berbeda. Pertumbuhan perusahaan yang dapat mengukur nilai perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan, baik oleh pihak internal perusahaan, yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditor. Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi, selanjutnya berkaitan dengan masalah likuiditas ini perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan liquid dan sebaliknya apabila perusahaan tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dalam keadaan inliquid.

2.2.5. Pengaruh Rasio Profitibalitas Terhadap Keingian Kesempatan Investasi

. Mayer 1977 menyatakan bahwa nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset yang dimiliki dan peluang investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan signyal mengenai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagian dari profitabilitas tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk meningkatkan perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Hubungan antara profitabilitas dan investment opportunity set IOS yang dilakukan pengujiannya oleh AlNajjar dan Belkaoui 2001 serta Lestari 2004 menunjukkan hasil yang signifikan positif. Penelitian yang dilakukan oleh Pagalung 2002 antara likuiditas dengan IOS tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6. Pengaruh Rasio Aktivas Terhadap Kesempatan Investasi

Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek inventory and account receivable maupun jangka panjang property, plan, and equipment. Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan sales dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang. Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat investasi. Semakin efektif rasio aktivitas pada perusahaan, maka semakin besar kesempatan bertumbuh perusahan. Adanya hal ini kemungkinan dikarenakan oleh investasi yang dilakukan perusahaan dari efektivitas rasio aktivitas menghasilkan nilai sekarang bersih yang negatif sehingga kesempatan bertumbuh perusahaan juga rendah. Hamzah, 2007:15 Aktivitas perusahaan menunjukkan tingkat efektivitas yang ada pada perusahaan. Semakin tinggi tingkat aktivitas yang ada pada perusahaan semakin besar aliran kas yang diterima perusahaan berarti semakin efektif dalam mengelola aktivitas transaksi yang ada di perusahaan. Adanya tingkat efektivitas yang tinggi menunjukkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kesempatan bertumbuh perusahaan yang tinggi pada masa mendatang. Hubungan antara aktivitas perusahaan dengan IOS diprediksi mempunyai pengaruh secara positif. Hamzah, 2007:5

2.2.7. Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Kesempatan Investasi

Rasio solvabilitas diproksi dengan debt to equity ratio yang diukur dengan membagi total utang dengantotal ekuitas. Menurut Myerr 1977 perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk memperkecil utang. Ini dikarenakan oleh semakin tinggi tingkat utang perusahaan akan semakin tinggi kemungkinan perusahaan diprediksi mengalami kebangkrutan oleh debtholder jika tidak mampu membayar utang. Penelitian pengaruh pertumbuhan perusahaan yang diproksi dengan investment opportunity set IOS dengan utang dilakukan oleh Pakaryaningsih 2004 yang menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al Najjar dan Belkaoui 2001, Lestari 2004 juga menunjukkan pengaruh yang signifikan negatif, tetapi penelitian yang dilakukan oleh Pagalung 2002 menunjukkan pengaruh yang signifikan positif antara kebijakan utang dan IOS. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kaaro dan Hartono 2002 pengaruh utang terhadap investment opportunity set IOS pada periode normal menunjukkan hasil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang tidak signifikan, tetapi pada periode krisis menunjukkan pengaruh yang signifikan.

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

PENGARUH RASIO RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 74

PENGARUH LEVERAGE DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 78

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 84

PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 80

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

SKRIPSI PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

SKRIPSI PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

USULAN PENELITIAN PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 23

PENGARUH RASIO RENTABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18