Landasan Teori LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Persepsi

2.2.1.1. Pengertian Persepsi

Pengertian persepsi menurut Kamus Besar bahasa Indonesia 1996, persepsi dapat didefinisikan sebagai tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Stephen P. Robbins 1996 : 46 mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Selanjutnya menurut Gibson 1996:134, persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya, yang melibatkan perorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Dengan kata lain persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menginterprestasikan rangsangan untuk mempengaruhi perilaku dan sikap. Sedangkan menurut Indriyo G 1997 : 16, persepsi adalah suatu proses yang memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menapsirkan stimulus rangsangan lingkungan. Proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap panca indera kita seperti penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan peraba. Dihadapkan kepada begitu banyak stimulus lingkungan. Akan tetapi tidak semua stimulus itu kita perhatikan, karena kalau semuanya dipersepsikan akan menyebabkan kita 10 bingung dan kewalahan. Oleh karenanya, kemudian ada proses pemilihan perceptual selection untuk mencegah kebingungan tersebut dan menjadikan lingkungan kita berarti. Dari beberapa definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan atau penafsiran seseorang terhadap informasi yang diterima.

2.2.1.2. Pemilihan Persepsi

Banyak reaksi setiap orang terhadap stimulus atau rangsangan akan tergantung pada bagaimana stimulus yang bersangkutan diproses. Pemrosesan informasi mengacu pada proses suatu stimulus yang diterima, ditafsirkan, disimpan didalam ingatan dan akhirnya diambil kembali. Menurut Henry Assael 1984 : 37 perception go through three distinct phases once the consumer is exposed to the stimulus attention, comprehension, and retention : 1 Perhatian attention merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek Bimo Walgito, 1989 : 56. 2 Pemahaman comprehension merupakan penafsiran atas suatu stimulus. Makna atau arti ini akan bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada James F. Engel 1995 : 24. 3 Ingatan Retentin adalah kemampuan manusia untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah di alami Bimo Walgito, 1989 : 105. 11

2.2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi suatu objek dapat berubah karena pengaruh dari pemersepsi dan target. Dengan kata lain individu akan berperilaku dalam suatu cara tertentu sesuai dari apa yang dilihat dan diyakini. Faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan untuk bertindak. Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk persepsi dan kadangkala membiaskan persepsi tersebut. terletak pada orang yang mempersepsikannya, dimana persepsi itu dibuat Stephen P, Robbins 1996 :124. Perbedaan persepsi dipengaruhi oleh faktor berikut ini : 1. Faktor-faktor dari luar, terdiri dari : a. Intensitas Suatu perhatian yang menyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami. b. Ukuran Menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu objek fisik, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. c. Keberlawanan atau kontras Menyatakan stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau yang sama sekali diluar dugaan orang banyak akan menarik banyak perhatian. d. Pengulangan Bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat. 12 e. Gerakan Bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkuan pandangannya dibandingkan dari objek yang diam. f. Hal-hal yang baru Bahwa stimulus eksternal yang baru maupun sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian. 2. Faktor-faktor dari dalam, terdiri dari : Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain seperti : proses belajar, motivasi, dan kepribadian. Menurut Indriyo G 1997 : 17 ada beberapa kesalahan persepsi yang sering terjadi dalam mempersepsikan orang lain,. Kesalahan persepsi tersebut antara lain : a. Stereotyping Stereotyping adalah menilai seseorang hanya dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis kelamin, keturunan, umur, agama, kebangsaan, dan kedudukan atau jabatan. Misalnya seorang manajer mempunyai persepsi bahwa ibu-ibu terutama yang mempunyai bayi dirumah tidak meyukai bekerja lembur dan menganggap bahwa bekerja lembur merupakan suatu beban. Secara umum persepsi tersebut mungkin benar, tetapi tidak berarti benar untuk ibu-ibu tertentu. 13 b. Halo effect Halo effect adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya saja. Misalnya seseorang yang mudah senyum dan penampilannya rapi dianggap lebih jujur dari orang yang berpenampilan serem. Padahal tidak ada hubungan antara murah senyum dengan kejujuran. Halo effect sering terjadi pada saat melakukan penilaian dengan wawancara. Pewawancara seringkali menilai hanya dari salah satu sifat seseorang yang nampak menonjol pada saat wawancara dilakukan, padahal salah satu sifat tersebut tidak mencerminkan sifat yang sebenarnya dari orang yang diwawancara tersebut. c. Projection Projection merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya. Oleh karenanya, projection berfungsi sebagai suatu mekanisme pertahanan konsep diri seseorang sehingga lebih mampu menghadapi yang dilihatnya tidak wajar.

2.2.2. Proses Belajar

2.2.2.1. Pengertian Proses Belajar

Istilah belajar yang dimaksud disini adalah belajar dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan dibangku sekolah, tetapi juga proses belajar yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan ataupu seminar-seminar yang 14 diselenggrakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen, atau dinas tertentu. Selain itu, seseorang pemilik juga dituntut memiliki kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya, serta belajar dari kebehasilan maupun kegagalan di masa lalu. Proses belajar, merupakan perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau latihan Robbin,1993. Pengertian proses belajar dari sudut pandang psikologi lebih luas dari pengertian masyarakat awam pada umumnya yang menganggap bahwa belajar merupakan aktivitas yang berkaitan dengan lembaga pendidikan. Dari pengertian diatas ada tiga komponen belajar yaitu pertama, belajar melibatkan adanya perubahan. Perubahan tersebut bisa naik bisa juga turun bagi organisasi. Kedua, perubahan yang terjadi relatif permanen. Perubahan perilaku yang bersifat sementara menunjukkan kegagalan dari proses belajar. Ketiga, definisi terjadi apabila dalam pikiran atau sikap seseorang, jika tidak diikuti oleh adanya perubahan perilaku, maka tidak dapat dikatakan sebagai belajar. Dengan belajar dari pengalaman orang lain dan pengalaman kita sendiri, juga dari kegagalan maupun keberhasilan para pemilik perusahaan kecil dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para pemilik dalam menunjang keberhasilan perusahaan kecil dimasa yang akan datang. Menurut Gibson, Donnely dan Ivancevich 1996 : 127, belajar merupakan salah satu proses fundamental yang mendasari perilaku. 15 Sebagian besar perilaku dalam organisasi adalah perilaku yang diperoleh dengan belajar. Proses belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana terjadi perubahan perilaku sebagai hasil dari praktek. Menurut Stephen P. Robbins 1996 : 99, belajar dapat didefinisikan sebagai segala perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain pengalaman yang merupakan hasil kontak antara manusia dengan lingkungan juga dapat menjadi sarana proses belajar. Berdasarkan beberapa definisi diatas disimpulkan bahwa belajar adalah proses terjadinya perubahan relatif permanen dari perilaku- perilaku, baik yang diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.

2.2.2.2. Teori Proses Belajar

Teori pembelajaran sosial yaitu orang dapat belajar lewat pengamatan dan langsung serta pentingnya persepsi dalam belajar. Orang- orang menanggapi bagaimana mereka membayangkan dan didefinisikan konsekuensi-konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu sendiri Robbin, 2001: 69. Pengaruh model bersifat sentral itu sangat penting bagi titik pandang pembelajaran sosial. Pengaruh yang akan dikenakan oleh suatu model pada seseorang individual ada empat proses : 1. Proses-proses perhatian atentional. Orang hanya belajar dari suatu atau seorang model bila mereka mengenali dan menaruh perhatian pada perwajahannya yang menentukan. 16 2. Proses-proses penahanan retensi. Pengaruh suatu model akan tergantung pada betapa baik individu mengingat tindakan model itu setelah model itu lagi mudah tersedia. 3. Proses-proses reproduksi motor. Setelah seseorang menyaksikan sebuah perilaku baru dengan mengamati model itu, pengamatan itu harus diubah menjadi pelaksanaan atau perbuatan. 4. Proses-proses penguatan reinforcement. Individu-individu akan dimotivasi untuk memperagakan perilaku bermodel juga disediakan rangsangan positif atau ganjaran. Perilaku yang diperkuat itu akan diberi perhatian yang lebih besar, dipelajari lebih baik,dan dilaksanakan lebih sering. Menurut Indriyo G 1997:25 ada tiga teori yang menjelaskan proses tentang pola perilaku, yaitu : 1. Pengkondisian Klasik Adalah jenis pengkondisian dimana tanggapan seseorang terhadap stimulus rangsangan tidak selalu tanggap. Studi pengkondisian klasik ini mencoba menggungkapkan tentang keterkaitan stimulus atau rangsngan dengan respon atau tanggapan, dengan melalui proses belajar stimulus yang dikondisikan sehingga dapat mengahasilkan respon yang dikondisikan. 2. Pengkondisian Operan Menurut pengkondisian operan bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibat itu sendiri. Kecenderungan mengulangi suatu perilaku tertentu dipengaruhi oleh penguatan yang disebabkan oleh akibat perilaku tersebut. 17 3. Pengkondisian sosial Merupakan suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan dan pengalaman yang dialami secara langsung. Proses belajar yang dialami seseorang pada umumnya melalui pengamatan dilakukan terhadap orangtuanya sendiri, guru, teman, atasan, dan orang-orang lain di sekelilingnya. Pengkondisian sosial ini merupakan suatu fungsi dari konsekuensi perilaku tersebut, termasuk juga observasi dan persepsinya dalam belajar. Secara teoritis individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat suatu kemungkinan probabilitas tinggi bahwa usaha-usaha mereka akan mengarah ke prestasi tinggi, suatu probabilitas tinggi prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, Handoko, 2001: 263

2.2.3. Motivasi

2.2.3.1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi diambil dari istilah latin movere, berarti “pindah“. Dalam konteks sekarang, motivasi adalah proses-proses yang meminta pengarahan, arahan dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan. Menurut Gibson 1996 : 185, motivasi merupakan konsep yang kita gunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada atau didalam seorang individu yang mengerakkan dan mengarahkan perilaku. Selanjutnya menurut Indriyo G 1997 : 28, motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakan, 18 mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Sedangkan menurut Handoko 2001 : 251, motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi pemilik harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat diartikan bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang memberikan dorongan dari dalam diri seseorang yang digambarkan sebagai keinginan, kemauan agar dapat tercapai tujuan.

2.2.3.2. Teori Motivasi

Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai motif tertentu, dan motif merupakan tenaga penggerak atau dorongan, keinginan, hasrat yang ada didalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau menyebabkan oranglain berbuat sesesuatu, motif memberi tujuan dan arah pada perilaku seseorang. Menurut Handoko 1984 : 255, mengatakan bahwa teori-teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Teori-teori petunjuk prescpriptive theories, mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba. 19 2. Teori-teori isi content theories, kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan need theories adalah berkenaan dengan pertanyaan “apa penyebab-penyebab perilaku” atau memusatkan pada pertanyaan “apa“dari motivasi. 3. Teori-teori proses process theories, berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana“ dari motivasi. Beberapa teori yang mendukung atas teori motivasi Gibson dkk, 1996: 188, yaitu : 1. Teori Motivasi Kepuasan Teori kepuasan memusatkan diri pada kebutuhan individu didalam menjelaskan kepuasan kerja, perilaku kerja dan sistem imbalan teori ini menyatakan bahwa definisi kebutuhan didalam diri individu menentukan respon perilaku a. Teori Hirarki kebutuhan Maslow Teori Maslow menganggap bahwa orang mencoba memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. 1 Fisiologi : Merupakan hirarkhi kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minuman, tempat tinggal, oksigen, sembuh dari rasa sakit, dll. 2 Keamanan dan keselamatan : kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan untuk kemerdekaan dari ancaman, 20 seperti keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam, jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja, dll. 3 Rasa memiliki, sosial, dan kasih sayang : jika kebutuhan fisologis dan rasa aman telah terpuaskan maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan atas persahabatan, berkelompok, interaksi dan kasih sayang. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervise yang baik, rekreasi bersama. 4 Penghargaan : kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. b. Teori ERG- Aldefer Teori ini mengkategorikan kebutuhan atas : 1 Eksistensi : Kebutuhan eksistensi ini sama dengan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan eksistensi berupa semua kebutuhan fisiologis dan material dan kebutuhan rasa aman seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan keamanan. Sedangkan dalam organisasi kebutuhan ini termasuk didalamnya seperti upah, kondisi kerja, jaminan sosial, dll. 2 Keterkaitan : kebutuhan akan keterkaitan sama dengan kebutuhan sosial. Kebutuhan akan keterkaitan meliputi semua bentuk kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan hubungan antarpribadi ditempat kerja. 21 3 Pertumbuhan : kebutuhan pertumbuhan ini meliputi semua kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi seseorang termasuk kebutuhan aktualisasi diri. Kepuasan atas kebutuhan pertumbuhan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu tugas tidak saja ingin menggunakan dan menunjukkan kemampuan secara maksimal tetapi juga untuk dapat mengembangkan kemampuan baru. c. Teori dua faktor- Herzberg Penjelasan motivasi kepuasan lainnya dikemukan oleh Frederick Herzbeg 1959, ia mengatakan teorinya pada suatu penelitian pemuasan kebutuhan dan pada dampak terhadap motivasi yang dilaporkan tentang pemuasan di atas 200 ahli teknik dan akuntan. Teori itu disebut sebagai teori motivasi dua faktor, yaitu : 1 Faktor-faktor pemeliharaan Maintenance factors Beberapa kondisi dari suatu pekerjaan terutama menyebabkan ketidakpuasan para pegawai bila kondisi tersebut tidak ada. Herzberg juga mencatat bahwa banyak diantara kondisi itu sering dirasakan oleh para pemilik sebagai faktor yang dapat memotivasi bawahan, tetapi kenyataan kondisi itu lebih potensial sebagai bukan pemuas kalau kondisi tersebut tidak ada. Ini adalah faktor yang membuat orang merasa tidak puas, serangkaian kondisi ekstrinsik ini antara lain : upah, keamanan kerja, kondisi 22 kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat, dengan atasan, maupun dengan bawahan. 2 Faktor-faktor motivasi Maintenance Factor Beberapa kondisi kerja membentuk motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi, yang apabila didalam pekerjaan yang akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat dan baik. Jika kondisi ini tidak ada maka ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian kondisi intrisik antara lain: prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang. d. Teori Motivasi Prestasi dari McClelland David McCllelland dan para peneliti lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan. McCllelland mengemukakan bahwa kebutuhan prestasi tersebut dapat dikembangkan pada orang dewasa. Orang-orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karateristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu : 1 Menyukai pengambilan resiko yang layak moderat sebagai fungsi keterampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggungjwab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai. 23 2 Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperkirakan. 3 Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya. 4 Mempunyai keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan organisasional. 2. Teori Motivasi Proses Teori ini berguna untuk setiap orang yang mau berusaha dan bekerja keras sesuai dengan harapan. Jika seseorang mempunyai harapan yang tinggi maka semangat kerja bagus namun apabila seseorang harapan kurang maka akan berpengaruh dari menurunkan kualitas kerjanya. Menurut Handoko 1984 : 263 mengatakan bahwa ada 3 macam teori motivasi proses yaitu : a. Teori pengharapan Teori pengharapan ini dikemukan oleh Victor Vroom, ia mengatakan bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mereka mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa tertentu dan menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. b. Teori keadilan Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara masukan-masukan yang 24 mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil-hasil yang mereka terima, seperti mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama. c. Teori pengukuhan Teori ini didasarkan pada hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi.

2.2.4. Kepribadian

2.2.4.1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian seseorang tidak sama persis dengan kepribadian orang lain. Kepribadian ini adalah sangat unik. Dengan kepribadian yang dimiliki seseorang, dia dapat memikat orang lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya maka orang akan terkesima olehnya. Ada beberapa orang memiliki bersifat pasif dan pendiam, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, seperti pendiam, setia, ambisius, atau suka bergaul, kita mengkategorikan mereka dari segi sifat kepribadian. Menurut Gibson 1991 : 70, kepribadian adalah pola perilaku dan proses mental yang unik yang mencirikan seseorang, kepribadian seseorang adalah seperangkat karakteristik yang relatip mantap, kecenderungan yang sebagian besar dibentuk oleh faktor-faktor sosial, 25 kebudayaan dan lingkungan, jadi kepribadian disini meliputi karakteristik individu merupakan ciri khas yang melekat dalam diri seseorang dan lingkungan merupakan faktor diluar individu yang dapat mempengaruhi keberadaan individu tersebut. Menurut Indriyo G 1997 : 18, mengatakan bahwa kepribadian adalah cara seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan oranglain Robbins 1993. Ada sejumlah teori tentang kepribdian, dan tidak ada suatu teori yang dianggap paling baik. Untuk kondisi tertentu suatu teori mungkin lebih baik dalam menjelaskan perilaku atau meramalkan respon atau tanggapan seseorang. Menurut Indryati Sunaryo 1993 ada dua pendapat yang bertentangan tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian, yaitu : 1. Aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara murni ditentukan oleh faktor bawahan. Menurut Lambroso berpendapat a born criminal maksudnya bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan sebagai penjahat. 2. Aliran yang percaya pengaruh faktor lingkungan. Menurut john Locke dengan teori “tabula rasa“ maksudnya bahwa seorang bayi yang dilahirkan itu ibarat selembar kertas putih, lingkunganlah yang dapat menentukan apakah seseorang itu akan menjadi jahat atau baik. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri seseorang dan dapat mencirikan perilaku seseorang yang dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain. 26

2.2.4.2. Teori Kepribadian

Menurut Gibson 1996 :157 mengatakan untuk memahami kepribadian dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : 1. Pendekatan ciri atau sifat Trait theories Ciri didefinisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang merupakan perilaku berbuat dengan cara yang konsisten dan khas. 2. Teori Psikodinamis Psycodinamis Theories Menurut frued adalah susunan personalitas atau kepribadian seseorang itu dapat menjelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Freud menjelaskan bahwa ada tiga hal penting yang berhubungan, dan seringkali berlawanan, tiga hal itu adalah : a. Identitas Diri Merupakan bagian dari kepribadian dan tidak sadar, yang menjadi gudang bagi perangsang pokok. Bagian ini bekerja secara tidak rasional, tanpa mempertimbangkan apakah hal-hal yang diinginkan itu mungkin dapat diterima secara normal atau tidak. b. Superego Adalah nilai dari individu termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. c. Ego Berfungsi sebagai penengah dalam pertentangan. Ego mewakili gambaran seseorang mengenai suatu kenyataan fisik 27 dan sosial, suatu gambaran mengenai apa yang akan menimbulkan sesuatu dan hal-hal yang mungkin terjadi dalam dunia yang dialaminya. 3. Teori Humansitik Humanistic Theories Teori menekankan pentingnya cara berpersepsi terhadap dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya. Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman kepribadian adalah humanistic atau terpusat pada orang. Ia menasehatkan agar kita mendengarkan apa yang dikatakan orang mengenai dirinya sendiri dan memperlihatkan pandangan serta arti dari pengalaman dari orang-orang tersebut. Roger berkeyakinan bahwa perangsang organisme manusia yang paling mendasar adalah tertuju pada perwujudan diri, usaha keras yang terus menerus untuk mewujudkan potensi pada dirinya.

2.2.5. Organisasi Persepsi

Pengorganisasian adalah sebuah aspek penting dari persepsi. Hal terpenting dalam mengatur persepsi adalah kecenderungan untuk membuat pola rangsangan, tapi tidak semua rangsangan mencapai kesadaran seseorang dengan kejelasan yang sama Gibson,et al,1996:137. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan, yang berarti bahwa berbagai stimulus atau rangsangan yang akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Jika informasi berasal dari situasi yang telah diketahui 28 oleh seseorang, maka informasi yang datang tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengorganisasikan persepsinya. Hasil pengorganisasian persepsi mengenai suatu informasi dapat berupa pengertian sesuatu obyek. Menurut Miftah Thoha 1993 :153 pengorganisasian persepsi meliputi 3 hal, yaitu : 1. Kesamaan dan ketidaksamaan Sesuatu objek yang mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan ciri akan dipersepsi sebagai suatu objek yang berhubungan dan tidakberhubungan. Artinya objek mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangkan objek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah. 2. Kedekatan dalam ruang Objek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada hubungannya. 3. Kedekatan dalam waktu Objek atau peristiwa juga dapat dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya kedekatan atau kesamaan waktu.

2.2.6. Pengaruh Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi menunjuk pada fakta-fakta dan pengetahuan yang tersedia yang menjadi kebutuhan penting untuk seluruh kegiatan operasional dalam organisasi. Tanpa informasi yang tepat waktu dan akurat, baik para karyawan maupun pemilik tidak akan dapat membuat keputusan secara efektif dan efesien. 29 Setiap pemilik dalam suatu perusahaan mempunyai seperangkat kebutuhan yang unik akan informasi. Informasi yang dibutuhkan sangat bergantung pada jenis-jenis keputusan yang dia ambil, tingkat manajerial dimana dia berkedudukan dan fungsi operasional yang dia jabat. Informasi akuntansi keuangan merupakan bagian yang terpenting dari informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi keuangan yang dimaksud adalah informasi akuntasi yang disajikan untuk pemilik perusahaan dan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK. Wujud nyata dari informasi akuntansi keuangan terdiri dari : Neraca, Laporan laba-rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan. 1. Neraca Neraca merupakan laporan posisi keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Ada kalanya disebut juga “ daftar kekeyaan dan kewajiban “Yang menggambarkan hasil akhir daripada seluruh pencatatan transaksi - transasksi akuntansi sejak suatu perusahaan didirikan. Sumber - sumber perusahaan yang berupa harta dan hak-hak hukum yang dimiliki disebut aktiva. Kepentingan para kreditor atas aktiva ini disebut dengan kewajiban-kewajiban. Kewajiban-kewajiban tersebut dikatakan sebagai passiva. Aktiva dan passiva perusahaan selalu berubah-ubah sebagai akibat dari berbagai mutasi dan transaksi yang terjadi. Neraca sebagai mana disebut “persamaan akuntansi“ dengan rumus :  Aktiva = Passiva Atau Aktiva = kewajiban + modal 30 2. Laporan laba-rugi Laporan ini menyajikan antara pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang multiple step yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari suatu kegiatan. Laporan laba rugi menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan beban, serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non- operasional. Jenis-jenis pendapatan utama dari operasi suatu bank antara lain : pendapatan bunga, pendapatan komisi, serta pendapatan lainnya. Jenis-jenis beban utama dari operasi suatu bank, antara lain : beban bunga, beban komisi, dll. Pendapatan bunga dan beban bunga diungkapkan secara terpisah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi dan alasan perubahan nilai bersih bunga. Nilai bersih bunga merupakan selisih antara pendapatan bunga dan beban bunga. 3. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 4. Laporan arus kas Menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan 31 pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan periode ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan dan kegiatan usaha. Kas sebagai segala sesuatu yang dapat dengan “segera” dijadikan atau dicairkan menjadi uang. Sedangkan menurut PSAK 02 setara kas adalah: “investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.” Oleh karena itu kas dan setara kas terdiri atas : a. Kas b. Giro pada bank Indonesia c. Giro pada bank lain Mengingat bank mempunyai likuiditas yang sangat ketat jika dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya maka penempatan yang segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya tidak termasuk dalam perhitungan ini. 5. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicatumkan dalam catatan atas laporan keuangan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan informasi tentang perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan tersebut. 32 Laporan keuangan perusahaan merupakan bahan yang digunakan oleh pemilik untuk menilai prestasinya yang ditunjukkan dari pemahaman terhadap laporan keuangan tersebut. Selain itu laporan keuangan juga digunakan oleh pengusaha kecil sebagai pertanggung jawabannya atas dana-dana yang dikelola.

2.2.7. Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Halim 2000 : 34 karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK disebutkan ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, dan akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh penggunaan tertentu. 2. Relevan Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan, informasi memiliki kualitas 33 relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna dimasa lalu. Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pengguna. Seperti pembayaran upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memahami komitmennya ketika jatuh tempo. 3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan, misalnya jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketaan mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tertentu tersebut. 4. Dapat diperbandingkan Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan 34 posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antarperiode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

2.2.8. Perusahaan kecil

2.2.8.1. Pengertian Perusahaan kecil

Menurut Undang-Undang no 9 tahun 1995, pasal 1 ayat 1, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut diatas. Jika dijabarkan secara lebih rinci berdasarkan undang-undang tersebut maka usaha kecil adalah perusahaan yang memiliki total asset atau kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Selanjutnya menurut Tedjasutisna 2000 : 9, usaha kecil adalah perusahaan kecil yang melakukan kegiatan usahanya, seperti usaha industri maupun non industri industri rumah, industri kerajinan, jasa. Dimana perusahaan kecil yang dimaksud disini adalah perusahaan yang belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga- tenaga professional. 35

2.2.8.2. Kriteria Perusahaan kecil

Ada beberapa definisi mengenai usaha kecil yang tercantum dalam peraturan - peraturan maupun peraturan pemerintah. Berikut ini beberapa pengertian usaha kecil dan menengah yang dikemukan oleh B.N. Marbun, S. H. 1996 : 02, antara lain : 1. Didalam UU no 91999 ditetapkan definisi kecil adalah suatu usaha yang memiliki nilai asset neto tidak termasuk tanah dan bangunan yang tidak melebihi Rp. 200.000.000,00 atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari Rp. 1 Milyar. 2. Menurut Inpres No. 101999, Usaha menengah adalah suatu unit usaha dengan nilai asset neto diluar usaha tanah dan gedung antara Rp. 200.000.000,00 hingga Rp. 10 Milyar. 3. Menurut BPS 1998, industri kecil adalah usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusahanya.

2.2.8.3. Keberhasilan Perusahaan kecil

Menurut Marbun 1996:4, suatu perusahaan kecil dikatakan berhasil apabila unit usaha tersebut dapat : 1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan perencanaan jangka panjang secara sederhana. 2. Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah tahunan, dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis promosinya. 36 3. Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya asuransi. 4. Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai perluasan usaha dan pengembangannya. 5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan perluasan serta pertumbuhan usahanya. 6. Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke generasi penerus. Harus diperhatikan pula bahwa suatu hal yang maju selalu didasari oleh beberapa hal yang penting untuk dijadikan pegangan yaitu : 1. Setiap usaha selalu memerlukan perencanaan yang seksama. 2. Pemilik atau manajer harus ulet dan tekun. 3. Pemilik usaha harus memiliki kesanggupan untuk menghadapi masa suram karena usaha yang menurun atau karena menderita kerugian.

2.2.9. Hubungan Proses Belajar dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas

Informasi Akuntansi Keuangan Proses belajar yang merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri pribadi pemilik faktor internal mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan persepsi pemili atas informasi akuntansi keuangan. Dari hasil penelitian Kiryanto,dkk diketahui bahwa proses belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan. Selain itu menurut Murniati 2002 mengatakan bahwa 37 semakin sering pemilik mengikuti pelatihan akuntansi, maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi keuangan akan semakin tinggi. Dengan kata lain, proses belajar akan mempengaruhi persepsi pemilik atas laporan keuangan. Persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan tersebut diwujudkan oleh perilakunya yang ditunjukkan dengan keberhasilan dalam mengelola perusahaan kecil.

2.2.10. Hubungan Motivasi dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi

Akuntansi Keuangan Motivasi merupakan kekuatan–kekuatan yang ada dalam diri faktor internal setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Dari hasil penelitian Kiryanto,dkk mengatakan bahwa motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan. Sedangkan Hendra Dwi kurnianto diketahui bahwa motivasi memilki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap persepsi pemilik atas inforamsi akuntansi keuangan, sehingga dalam peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan dalam perusahaan kecil.

2.2.11. Hubungan Kepribadian dan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi

Akuntansi Keuangan Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang pasti berbeda dengan orang lain. Kepribadian dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap 38 sesuatu hal, dan persepsi antara lain satu orang dengan orang lain dapat berbeda sesuai bagaimana karakteristik seseorang dan lingkungan sekitarnya.

2.2.12. Hubungan Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi

Keuangan dan Keberhasilan Perusahaan Kecil Persepsi antara satu pemilik dengan pemilik yang lain terhadap suatu objek bisa berbeda walaupun mereka dalam situasi yang sama. Persepsi suatu objek dapat berubah karena pengaruh dari persepsi dan target. Dengan kata lain, pemilik perusahaan akan berperilaku dengan cara tertentu sesuai dari apa yang dilihat dan diyakini, sehingga faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan pemilik untuk bertindak yang pada akhirnya akan menentukan keberhasilan mengelola perusahaan kecil. Untuk mencapai keberhasilan perusahaan, seorang pemilik perusahaan kecil dituntut harus menguasai keterampilan teknis dan juga dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat mempersepsikan dengan cepat. Semakin baik persepsi yang dimiliki oleh pemilik atas informasi akuntansi keuangan, maka dapat menunjang atau meningkatkan keberhasilan mengelola perusahaannya. Bila pemilik mengerti dan memahami suatu informasi akuntansi keuangan, maka diharapkan mereka dapat melaksanakan proses akuntansi secara 39 benar sehingga apabila dihadapkan pada suatu permasalahan, mereka dapat segera mengatasinya dan tidak akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang dikelolanya. Informasi akuntansi keuangan dalam suatu perusahaan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk menentukan langkah-langkah perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemilik perusahaan kecil perlu mempertimbangkan segala sesuatu agar keputusan dapat bermanfaat bagi keberhasilan perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari adanya persepsi pemilik perusahaan kecil dalam informasi yang penting, akurat dan sesuai dengan kebutuhan tujuan perusahaan.

2.3. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN (Studipada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra KerajinanTas Kain Kabupaten Kendal)

2 16 133

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI

1 14 152

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI MANAJER ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN PADA PT SUKANDA JAYA.

0 0 99

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN.

0 0 103

PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL (Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya).

13 34 60

(ABSTRAK) FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara).

0 0 2

AMKP09. PENGARUH PENYELENGGARAAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS INFORMASI AKUNTANSI : SUATU RISET EKSPERIMEN

0 0 21

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL DI WEDORO - SIDOARJO SKRIPSI

0 0 17

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN

0 0 18

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI MANAJER ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN PADA PT SUKANDA JAYA

0 0 18