35
Masih cukup banyak rakyat yang tidak sadar akan kewajiban – kewajibannya, yang seharusnya mereka malu bahwa untuk kepentingannya
mereka enggan memenuhi kewajibannya yang hanya setahun sekali dan jumlahnya tidak seberapa. Dapat diumpamakan bahwa mereka yang hidup
demikian adalah bagaikan benalu yang ingin hidup secara menumpang pada kehidupan orang lain yang sadar akan kewajibannya. Mereka yang tidak
sadar untuk memenuhi kewajiban dalam pembayaran pajak seakan – akan buta atau menutup mata akan adanya sarana dan prasarana yang mereka
gunakan setiap hari. Mereka buta atau sengaja membutakan diri terhadap segala sesuatu yang mereka perlukan.
Untuk meningkatkan atau menimbulkan kesadaran akan kewajiban dalam hal pembayaran pajak diperlukan suatu sosialisasi. Sosialisasi
dilakukan sekiranya dapat langsung mengenai sasaran yaitu wajib pajak. Sehingga diharapkan mereka sadar akan kewajibannya.
2.2.3. Sanksi Perpajakan
Pengertian sanksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:782, didefinisikan sebagai tanggungan tindakan-tindakan,
hukuman, dan sebagainya. Dengan demikian, menurut Mardiasmo dalam skripsi Ayu 2008, saksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan norma perpajakan akan dituruti atau di taati, di patuhi, sanksi tersebut mencakup sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah preventif agar wajib pajak tidak melanggar
norma perpajakan.
36
Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran
suatu norma ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang hanya diancam sanksi pidana saja, dan ada pula yang diancam dengan
sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa bunga dan
kenaikan. Sanksi pidana merupakan siksaan atau penderitaan. Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan
fiskus agar norma perpajakan dipatuhi. Sanksi diidentifikasi merupakan salah satu cara untuk membentuk perilaku Robbins, 2001:43.
2.2.4. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:654 kepatuhan mempunyai pengertian tunduk atau patuh pada aturan - aturan atau ajaran -
.ajaran. Sedangkan pengertian yang lain, kepatuhan adalah menampilkan suatu tindakan karena diminta oleh orang lain meskipun anda tidak ingin
melakukannya Sears, dkk, 1991:103 dalam skirpsi Ayu 2008. Jadi dalam hubungannya dengan wajib pajak yang patuh, maka pengertian
kepatuhan wajib pajak merupakan suatu ketaatan untuk melakukan ketektuan – ketentuan atau aturan - aturan perpajakan yang diwajibkan
atau diharuskan untuk dilaksanakan. Istilah yang dipergunakan di UU KUP adalah wajib pajak dengan
kriteria tertentu telah dikeluarkan SE-02PJ2008 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak denagn kriteria tertentu sebagai “turunan” dari
peraturan Menteri Keuangan No. 192PMK.032007 syarat menjadi wajib patuh adalah :
37
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT dalam 3 tahun terakhir.
2. Penyampaian SPT Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk
Masa Pajak Janurai sampai November tidak lebih dari 3 masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.
3. SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah
disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT masa-masa pajak berikutnya.
4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, meliputi keadaan pada tanggal 31 Desember.
Pembayaran pajak memerlukan informasi yang berkaitan dengan pelaporan pajak perusahaan, baik itu pajak penghasilan PPh, pajak
pertambahan nilai PPN, pajak penjualan atas barang mewah PPnBM, pajak bumi dan bangunan PBB dan pajak-pajak lainnya. Ketersediaan
infromasi yang lengkap yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan pelaporan pajak yang selanjutnya mendorong peningkatan kepatuhan
wajib pajak. Siahaan, 2006:111 Sebagai warga negara kita semua harus menyadari kewajiban-
kewajiban kita terhadap negara sebagai imbalan atas perlindungan dan hak–hak yang diberikan negara terhadap kita. Dengan lain perkataan
“tidak sepatutnya kita menerima atau menuntut berbagai hak dari negara, sedangkan kita mengabaikan kewajiban–kewajiban kita terhadap negara“.
Sebagai insan Pancasila kita harus pandai menerima dan pandai pula memberi dan ini namanya “pandai bergotong royong dan dalam kehidupan
bermasyarakat“. Kita menghendaki agar negara menciptakan bagi kita semua kehidupan yang adil makmur lahiriah batiniah dan kita harus
38
mewujudkan kewajiban-kewajiban kita terhadap negara dengan sebaik- baiknya. Negara telah memberikan hasil-hasil pembangunan melalui
kegiatan pemerintahan yang meliputi segala bidang ekonomi, ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan sehingga kehidupan kita
semua menjadi maju dan berkembang dalam suatu negara yang aman dan kuat bebas dari segala gangguan dan rongrongan dan untuk itu kita harus
sadar akan kewajiban-kewajiban kita semua terhadap negara, terutama dalam soal pembiayaannya, karena semua hasil pembangunan harus
dibiayai. Salah satu kewajiban kita dalam hal ini ialah sadar dan penuh tanggung jawab menyerahkan sejumlah uang pajak yang diatur oleh
undang-undang. Kurniawan, 2006:17 Dalam Negara Republik Indonesia yang kehidupan rakyat dan
perekonomiannya sebagian besar bercorak agraris, bumi termasuk perairan dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya mempunyai fungsi
penting dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, bagi mereka yang memperoleh
manfaat dari bumi dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, karena mendapat sesuatu hak dan kekuasaan negara, wajar menyerahkan
sebagian dari kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pajak bagian umum UU No 12 Th 1985. Kurniawan, 2006:18
2.2.5. Pengaruh Sosialisasi Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan