Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dari persentase saham biasa yang
dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan Wahidahwati, 2002. Manajer eksekutif ini meliputi
direksi, dan dewan komisaris. Pada penelitian ini besarnya kepemilikan saham manajerial diukur dari rasio dari jumlah saham yang dimiliki pihak manajerial
terhadap total saham perusahaan. Pengukuran ini mengacu pada penelitian Saleh 2009.
2.1.6.2 Kepemilikan saham institusional
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan
menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Signifikansi kepemilikan oleh institusional sebagai agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang
cukup besar dalam pasar modal. Bathala 1994 menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi
maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan institusi untuk mengawasi manajemen. Akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat. Pengawasan terhadap perusahaan tidak hanya terbatas dilakukan oleh
pihak dalam perusahaan, namun juga dapat dilakukan dari pihak eksternal perusahaan yaitu dengan adanya pengawasan melalui investor-investor
institusional. Kepemilikan perusahaan oleh institusi akan mendorong pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan profesional yang memiliki
kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan yang lebih optimal terhadap
kinerja perusahaan. Kepemilikan saham institusional dapat membantu untuk melakukan
monitoring perusahaan. Dengan demikian, kemungkinan manajer untuk mencapai kepentingan pribadi akan berkurang. Permanasari 2013 menyatakan tingginya
kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini kemungkinan akan meminimalisasi tingkat
penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajer. Pengawasan oleh institusi diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan efek, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, perbankan, dana pensiun dan kepemilikan institusi lain
Tarjo, 2008. Pada penelitian ini kepemilikan institusional diukur dari rasio dari jumlah kepemilikan saham institusional terhadap total saham perusahaan.
Pengukuran ini mengacu pada Bohdannowicz 2013.
2.1.6.3 Kepemilikan saham asing
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal menjelaskan beberapa pasal yang menyangkut kepemilikan saham asing, yaitu:
1 Pasal 1 angka 3: penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing. 2 Pasal 1 angka 6: penanam modal asing adalah perseorangan warga negara
asing, badan usaha asing, danatau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia.
Untuk batasan penyertaan saham asing di Indonesia, diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang daftar bidang usaha
yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal. Sedangkan batasan penyertaan saham asing di Indonesia pada
perusahaan perbankan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1999 tentang pembelian saham bank umum, yang menjelaskan
bahwa jumlah kepemilikan saham bank oleh warga negara asing dan atau badan hukum asing yang diperoleh melalui pembelian secara langsung maupun melalui
bursa efek sebanyak-banyaknya adalah 99 dari jumlah saham bank yang bersangkutan.
Kepemilikan asing dapat digunakan sebagai salah satu mekanisme yang efektif untuk mengawasi manajemen karena peranan kepemilikan asing mirip
dengan investor institusional Saleh 2009. Kepemilikan asing dalam perusahaan juga merupakan pihak yang dianggap concern terhadap peningkatan good
corporate governance. Jika investor asing diasumsikan dapat berperan dalam mengawasi manajemen maka diharapkan kinerja perusahaan dapat meningkat dan