Matriks dan Vektor atas Aljabar Max-Plus

Bukti: memiliki invers terhadap operasi yakni dirinya sendiri di mana Selanjutnya akan dibuktikan bahwa untuk setiap elemen dalam tidak memiliki invers yakni dengan mengambil sebarang . Misalkan bahwa mempunyai invers terhadap yaitu , didapat . Tambahkan pada kedua ruas persamaan, didapat Dengan sifat idempoten, persamaan menjadi . Hal ini bertentangan dengan . Hal inilah yang kemudian membedakan aljabar max-plus dengan aljabar konvensional.

B. Matriks dan Vektor atas Aljabar Max-Plus

Pada bagian ini akan dibahas mengenai matriks dan vektor atas aljabar max plus serta relasi urutan di dalamnya. Himpunan matriks berukuran dalam aljabar max-plus dinotasikan dengan untuk . Elemen pada baris ke dan kolom ke dinotasikan dengan atau untuk dan Dalam hal ini matriks direpresentasikan sebagai berikut [ ] Serupa dalam matriks real, pada matriks atas aljabar max-plus juga dapat didefinisikan operasi penjumlahan matriks, perkalian skalar, dan perkalian matriks. Selain itu, pada matriks atas aljabar max-plus juga dapat didefinisikan transpos matriks. Definisi 2.B.1 Diberikan matriks , dan . Elemen ke-ij dari penjumlahan matriks , perkalian skalar , serta transpos matriks didefinisikan sebagai 1. , untuk dan 2. , untuk dan 3. , untuk dan Contoh 2.B.1 Diberikan matriks [ ] dan [ ] , maka a. [ ] [ ] b. [ ] [ ] c. [ ] Definisi 2.B.2 Misalkan dan maka elemen ke-ij dari perkalian matriks didefinisikan sebagai , , Contoh 2.B.2 Diberikan matriks [ ] dan [ ] , maka [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Teorema 2.B.1 Rudhito, 2003 Pernyataan-pernyataan berikut berlaku untuk sebarang skalar dan serta sebarang matriks , , dan asalkan operasi yang dimaksud terdefinisi. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sifat-sifat lain dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi operasi dan sifat- sifat operasi dalam Di bawah ini akan diberikan bukti untuk sifat 4. Bukti: Misalkan , dan [ ] . Elemen ke- kolom ke- matriks adalah [ ] [ ] Definisi 2.B.3 Rudhito, 2003 Didefinisikan matriks dengan untuk semua dan . Selanjutnya akan dibahas mengenai semimodul atas serta relasi urutan di dalamnya. Definisi semimodul berikut ini mengikuti definisi dalam Rudhito 2003. Definisi 2.B.4 Misalkan S, adalah semiring komutatif dengan elemen netral 0 dan elemen identitas 1. Semimodul M atas S adalah semigrup komutatif M, bersama operasi perkalian skalar ●: , dituliskan sebagai ● yang memenuhi aksioma berikut: dan berlaku: i ● ● ● ii ● ● ● iii ● ● ● iv ● v ● Elemen dalam semimodul dinamakan vektor. Contoh 2.B.3 adalah semimodul atas , dalam hal ini cukup ditulis dimana { [ ] } Untuk setiap dan untuk setiap didefinisikan operasi dengan dan operasi perkalian skalar ● dengan ● Berdasarkan Teorema 2.B.1 1 dan 2 maka dapat disimpulkan bahwa merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral . Selanjutnya, berdasarkan Teorema 2.B.1 5, 6 dan 7 maka dapat disimpulkan bahwa merupakan semimodul atas . Definisi 2.B.5 Suatu relasi pada suatu himpunan P dinamakan urutan parsial pada P bila untuk semua memenuhi: 1. Sifat reflektif, yaitu: 2. Sifat antisimetris, yaitu: jika dan , maka 3. Sifat transitif, yaitu: jika dan , maka Elemen dan dikatakan komparabel comparable jika atau . Sementara itu, dapat juga ditulis . Jika dan maka ditulis . Definisi 2.B.6 Bila setiap dua elemen P komparabel, maka urutan parsial disebut urutan total. Definisi 2.B.5 dan Definisi 2.B.6 di atas didasarkan pada definisi Wohlgemuth dalam Rudhito, 2003. Berikut ini diberikan suatu teorema yang berkaitan dengan urutan parsial pada suatu semigrup komutatif idempoten. Teorema 2.B.2 Rudhito, 2003 Jika semigrup komutatif idempoten maka relasi yang didefinisikan pada dengan merupakan urutan parsial pada . Bukti: Ambil sebarang 1. Karena idempoten maka . 2. Jika dan maka dan . Karena komutatif maka . 3. Jika dan maka dan . Karena semigrup maka berlaku sifat asosiatif. Akibatnya, Sehingga . Akibat 2.B.1 Rudhito, 2003 Relasi yang didefinisikan pada dengan merupakan urutan parsial pada . Lebih lanjut, relasi pada merupakan urutan total. Bukti: Karena merupakan semigrup komutatif idempoten, maka menurut Teorema 2.B.2 relasi pada merupakan urutan parsial. Selanjutnya, untuk setiap berlaku: atau Jadi, relasi merupakan urutan total. Relasi pada ekuivalen dengan relasi pada , sebab Akibat 2.B.2 Rudhito, 2003 Relasi yang didefinisikan pada dengan untuk setiap dan merupakan urutan parsial pada . Bukti: Berdasarkan Teorema 2.B.1 1, 2, dan 3 nampak bahwa merupakan semigrup komutatif idempoten sehingga menurut Teorema 2.B.2 relasi pada merupakan urutan parsial. Akibat 2.B.3 Rudhito, 2003 Relasi yang didefinisikan pada dengan untuk setiap merupakan urutan parsial pada . Bukti: Berdasarkan Teorema 2.B.1 1, 2, dan 3 nampak bahwa merupakan semigrup komutatif idempoten sehingga menurut Teorema 2.B.2 relasi pada merupakan urutan parsial. Relasi yang didefinisikan pada di atas bukan merupakan urutan total sebab terdapat matriks [ ] dan [ ] sedemikian sehingga [ ] [ ] [ ] tetapi dan . Demikian juga, relasi yang didefinisikan pada di atas bukan merupakan urutan total sebab terdapat vektor r dan sedemikian sehingga tetapi dan Teorema 2.B.3 Subiono, 2013 Diberikan . Jika dengan , maka . Bukti: Ambil sebarang dengan , maka 21

BAB III SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS