Tujuan Penyusunan APBN dan APBD Landasan Hukum APBN dan APBD Kebijakan Anggaran

Ekonomi SMAMA XI 72 Kecakapan Vokasional Pemerintah mengucurkan anggarannya untuk kepentingan pembangunan. Nah, apakah kalian sudah dapat menikmati kucuran itu? Lakukan kegiatan ekonomi yang dapat menguntungkan diri kalian dan masyarakat, dan usahakan dapat menikmati fasilitas apa pun yang disediakan oleh pemerintah. Tanyakan kepada guru kalian jika dijumpai kesulitan Dalam menggunakan dananya untuk pembangunan, pemerintah perlu memerhatikan aspek keadilan. Jika tidak adil pasti menimbulkan kecemburuan sosial. Nah, diskusikanlah dengan teman yang berbeda agama, ras, atau suku; apakah alokasi dana oleh pemerintah saat ini sudah adil? Hasilnya dikumpulkan kepada bapakibu guru kalian

3. Tujuan Penyusunan APBN dan APBD

Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran negara dalam pelaksanaan kegiatan produksi, perluasan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Sedangkan APBD disusun dengan tujuan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kemakmuran masyarakat di daerah.

4. Landasan Hukum APBN dan APBD

Dasar hukum penyusunan APBN adalah sebagai berikut. a. UUD 1945 pasal 23 ayat 1 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditetapkan setiap tahun. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang, dan apabila DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah melaksanakan APBN tahun sebelumnya. Kecakapan Sosial Di unduh dari : Bukupaket.com 73 Ekonomi SMAMA XI b. Keputusan Presiden yang ditetapkan setiap tahun tentang pelaksanaan APBN. Adapun dasar hukum Keuangan Daerah dan APBD adalah: a. UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah Bab VIII, pasal 78 sd 86. b. UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Di dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah disebutkan bahwa: 1 APBD ditetapkan dengan peraturan daerah paling lambat satu bulan setelah APBN ditetapkan. 2 Perubahan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. 3 Perhitungan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. c. PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

5. Kebijakan Anggaran

Kondisi perekonomian suatu negara setiap tahun mengalami perubahan, oleh karena itu pemerintah perlu menyusun kebijakan anggaran yang sesuai dengan target dan tujuan pembangunan perekonomian yang hendak dicapai. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis kebijakan anggaran yang mungkin ditetapkan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut adalah:

a. Anggaran Surplus

Anggaran surplus adalah anggaran di mana jumlah penerimaan lebih besar daripada pengeluarannya. penerimaan pengeluaran

b. Anggaran Berimbang dan Dinamis

Anggaran berimbang dan dinamis adalah anggaran yang jumlah penerimaan sama dengan anggaran pengeluaran, dan diusahakan jumlahnya terus ditingkatkan dari tahun ke tahun melalui peningkatan tabungan pemerintah. Di unduh dari : Bukupaket.com Ekonomi SMAMA XI 74 c. Anggaran Defisit Anggaran defisit adalah anggaran yang jumlah penerimaan lebih kecil dari jumlah pengeluarannya. penerimaan pengeluaran Di bawah ini disajikan gambar tiga kemungkinan bentuk anggaran. Tiga Kemungkinan Bentuk Anggaran

6. Faktor-Faktor Penentu Besarnya APBD