DESKRIPSI TEORI Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X.

Dalam perkembangan dunia pendidikan, kini ada suatu pendekatan pembelajaran baru yaitu pendekatan Understanding by Design UbD. UbD adalah sudut pandang pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design. Dengan pendekatan ini kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran RPP sehingga rancangan yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah ditetapkan. Rancangan pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD disusun dengan backward design, artinya disusun dari belakang, dimulai dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran serta langkah pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan ini adalah Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama proses pembelajaran adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar fisika.

B. DESKRIPSI TEORI

Pendekatan Understanding by Design ini dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe 2006 dalam bukunya yang berjudul Understanding by Design Expanded 2 nd Edition . Setelah itu banyak orang, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan mulai menggunakan dan mengaplikasikan pendekatan ini. B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN Wiggins dan McTighe 2006:7 mendefinisikan Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut McTighe dan Seif dalam UbD Research Base, Understanding by Design adalah suatu kerangka kerja untuk meningkatkan prestasi siswa melalui pengembangan standar kurikulum, desain instruksional, penilaian, dan pengembangan profesional. Menurut Susan Clayton 2011 dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design : Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Understanding by Design adalah adalah cara berpikir tentang belajar, penilaian dan pendidikan yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins McTinghe desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design, dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Desain ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Understanding by Design adalah suatu pendekatan pembelajaran. Mengapa Understanding by Design disebut pendekatan pembelajaran? Menurut Akhmad Sudrajad 2008, pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Jadi Understanding by Design adalah sudut pandang pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design. B.2. BACKWARD DESIGN B.2.a. Pengertian Backward Design Backward design adalah model dengan gagasan bahwa proses desain harus dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan kemudian bekerja mundur mengembangkan instruksi yang menggerakkan siswa untuk mencapai hasil tersebut dengan memutuskan apa tugas atau kegiatan siswa yang akan dilakukan. Pepatah lama mengatakan „pengendalian penilaian hasil pembelajaran‟ adalah benar, karena apa yang kita nilai adalah hasil dari apa yang kita instruksikan. Perhatikan bagaimana semua elemen desain dalam satu unit berjalan seimbang sehingga hasil yang diinginkan lebih mungkin untuk dicapai Menurut Grant Wiggins and Jay McTighe dalam ASCD Book Understanding by Design , desain yang efektif adalah backward design, hal tersebut dikarena banyak guru mulai dengan buku teks, pelajaran favorit, dan waktu kegiatan lebih dihormati daripada tujuan atau standar yang ditargetkan. Grant Wiggins and Jay McTighe menganjurkan sebaliknya, pertama dimulai dengan hasil akhir yang diinginkan tujuan atau standar dan kemudian kurikulum dari bukti belajar yang dibutuhkan untuk membekali siswa untuk melakukan. Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu: Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif. Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian. B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design Menurut Wiggins 2005, ada tiga tahap perancangan desain Understanding by Design yaitu: 1 Tahap pertama : Desire Results hasil akhir yang diinginkan a Estabilished Goal Tujuan utama Menurut Wynn Wiggins Wiggins dan McTighe, 2006:67 ide utama adalah dipilih terutama dengan kekuasaan mereka untuk menjelaskan fenomena, mereka memberikan survey komprehensif tentang ilmu pengetahuan. Dalam ide utama difokuskan pada satu set yang lebih kecil dari pada ide prioritas dan menggunakannya untuk membingkai pengajaran dan penilaian. Pertanyaan untuk menentukan tujuan utama adalah “Apa tujuan yang relevan dan ditetapkan sebagai tujuan dari pembelajaran ?” b Essential Question Pertanyaan Utama Bagaimana kita bisa mengambil inti pengetahuan dan membentuknya menjadi menarik dan bekerja dengan efektif? bagaimana bisa menghindari kesalahan yang sama berdasarkan aktivitas dan cakupan dasar desain? Dalam UbD, fokusnya adalah bagian yang dicapai dengan membingkai tujuan dalam hal “apa” Wiggins dan McTighe, 2006:105. Pertanyaan untuk menentukan pertanyaan utama adalah “Apa pertanyaan perangsang yang akan membantu penyelidikan, pemahaman dan transfer dalam belajar?” c Understanding Pemahaman Apa ide-ide utama? Hal khusus yang didapatkan agar memahami? Apa salah konsep yang kira-kira akan didapatkan? Dari poin Understanding dan Essential Question ditentukan: 1. Siswa akan tahu: Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan kesimpulanhasil. 2. Siswa akan bisamampu: Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari pembelajaran. 2 Tahap kedua : Acceptable Evidence bukti penilaian a Performance Taks Tugas performa Apa tugas yang akan siswa tunjukkan dalam pemahaman yang diinginkan? Dengan apa kriteria hasil pemahaman di periksadinilai? b Other Evidence bukti lainnya Melalui bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan? Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima? 3 Tahap ketiga : Planing plan rencana pembelajaran Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif, dirancang untuk : Pengalaman belajar dan instruksi apa yang akan mempromosikan pemahaman yang diinginkan, pengetahuan dan keterampilan? Bagaimana desain yang memastikan bahwa semua siswa terlibat secara maksimal dan efektif untuk memenuhi tujuan? Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode WHERETO untuk mengarahkan siswa: W_Where dan Why Memastikan bahwa siswa memahami akan kemana tujuan belajar, dan alasan mengapa mempelajari hal tersebut. H_Hook dan Hold Menarik perhatian siswa di awal dan mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran. E_Equip Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja. R_Rethink, Reflect dan Revise Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan mereka. E_Evaluate Membangun kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan menilai sendiri. T_Tailored Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan. O_Organized Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam. Template desain UbD adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN Tujuan utama G Pemahaman U Siswa akan memahami bahwa … Pertanyaan utama Q Siswa akan mengetahui K Siswa akan dapat S BUKTI PENILAIAN Tugas performa T Bukti lain OE PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN Rencana pembelajaran L B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang diukur melalui nilai evaluasi siswa. Pemahaman adalah bagian penting dan utama dalam pendekatan ini. B.3.a. Pengertian Pemahaman Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe 2006. Menurut Grant Wiggins dan Jay McTinghe Pemahaman mempunyai beberapa pengertian, yaitu: 1 Penyimpulan yang bermakna. Menurut John Dewey Wiggins dan McTighe, 2006:37 dalam buku How We Think , memahami adalah hasil dari memahami fakta. Berikut ini perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman. Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman Pengetahuan Pemahaman Fakta-fakta Fakta yang koheren Tuntutan dapat diperiksa Benar atau salah Saya tahu sesuatu untuk menjadi kenyataan Saya merespon isyarat dengan apa yang saya tahu Arti dari fakta-fakta Teori yang membuktikan hubungan dan makna dari fakta-fakta Dapat keliru, teori dalam proses Tingkat persoalan atau pengalaman Saya mengerti mengapa dan apa yang membuat sesuatu menjadi pengetahuan Saya mampu menilai kapan menggunakan dan kapan tidak menggunakan apa yang saya tahu Memahami adalah kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan fakta secara bijak dan tepat, melalui penerapan yang efektif, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2 Pemahaman sebagai transfer. Kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan secara efektif melibatkan kemampuan untuk mengambil apa yang kita tahu dan menggunakannya secara kreatif, fleksibel, lancar, dalam pengaturan yang berbeda. Transfer harus menjadi tujuan dari semua guru di sekolah, karena seorang guru hanya dapat memberikan hal kecil dan sedikit dari semua materi, namun dengan materi yang sedikit dan kecil tersebut siswa dapat mengembangkan dalam berbagai masalah dan situasi. Menurut Bransford, Brown, dan Cocking Wiggins McTinghe, 2006:40 transfer dipengaruhi sejauh mana orang belajar dengan memahami betul daripada hanya menghafal fakta atau mengikuti seperangkat prosedur yang sudah ditetapkan. Tantangan dari transfer menurut Bloom dan rekan-rekannya Wiggins McTinghe, 2006:41 adalah bukan untuk memahami apa yang telah dipelajari dari memori, tetapi memodifikasi, menyesuaikan, dan mengadaptasi ide untuk segala situasi. 3 Pemahaman belajar dari pemahaman yang salah misunderstanding Pemahaman yang salah bukanlah kebodohan, karena itu adalah pemetaan ide yang bekerja dalam cara yang masuk akal tetapi tidak benar dalam situasi baru. Sehingga bukti pemahaman yang salah sangat berharga bagi guru, bukan hanya sekedar kesalahan harus diperbaiki. Hal tersebut menandakan percobaan transfer dan masuk akal tetapi tidak berhasil. Tantangan seorang guru adalah untuk tetap memberi penghargaan tanpa menyalahkan atau membuat putus asa siswa. Merancang pembelajaran yang baik adalah kunci untuk menghindari pemahaman yang salah, jadi kita perlu merancang tidak hanya ide-ide besar tetapi juga kemungkinan ide tersebut akan salah pemahaman, sehingga kita harus berfikir dengan penilaian kita sendiri terhadap konsep yang sudah kita siapkan sebelum bertindak lebih lanjut. B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi Meningkatkan pemahaman siswa dilakukan dengan menentukan kata kerja yang tepat dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan khususnya dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sehingga dalam prosesnya tercipta suatu pembelajaran dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Taksonomi Bloom yang telah direvisi dapat membantu untuk menentukan kata kerja yang tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Menurut Longman 2001:94, dua dari banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan mentransfer. Meretensi adalah kemampuan untuk mengingat pelajaran sampai jangka yang tertentu sama seperti materi yang diajarkan. Menurut Mayer dan Wittrok Longman, 2001:94 mentrasfer ialah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa yang sudah mereka pelajari. Dengan kata lain meretensi terfokus pada massa lalu, sementara mentransfer mengacu pada masa depan. Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif dalam Taksonomi yang telah direvisi Widodo, 2006: 1 MenghafalMengingat Remember Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. a Mengenali Recognizing Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan yang baru. Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi identifying. b Mengingat kembali recalling Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada pentunjuk tanda untuk melakukan hal tersebut. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik retrieving. 2 Memahami Understand Bila tujuan pembelajarannya menumbuhkan kemampuan mentransfer, fokusnya ialah lima proses kognitif lainnya memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dari kelimanya, proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi ialah memahami Longman, 2001:105. Memahami adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengkaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. a Menafsirkan Interpreting Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata- kata, misalnya meringkas atau membuat parafase. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mengklarifikasi clarifying, memparafase paraphasing, menerjemahkan translating, dan menyajikan kembali representing. b Memberikan contoh Exempliying Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi illustrating dan mencontohkan instantianting c Mengklasifikasi Clasifying Mengenali bahwa sesuatu benda atau fenomena masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasi adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengkelasifikasi adalah mengkategorisasikan categorising. d Meringkas Summarising Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari suatu tulisan. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat generalisasi generalising dan mengabstraksi abstracting. e Menarik infersi Inferring Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi extrapolating, menginterpolasi interpolating, memprediksi predicting, dan menarik kesimpulan concluding. f Membandingkan Comparing Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah mengkontraskan contrasting, mencocokkan matching, dan memetakan mapping. g Menjelaskan Explaining Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model constructing a model. 3 Mengaplikasikan Applying Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. a MenjalankanMengeksekusi Executing Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan carrying out . b Mengiplementasikan Implementing Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan using. 4 Menganalisis Analyzing Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. a Membedakan Differentiating Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih selecting, membedakan distinguishing dan memfokuskan focusing. b Mengorganisir Organizing Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu. c Menemukan pesan tersiratmengantribusikan Attributting Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi. 5 Mengevaluasi Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. a Memeriksa Checking Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut. b Mengkritik Critiquing Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. 6 Mencipta Crate Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. a Membuat Generating Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut. b Merencanakan Planning Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. c Memproduksi Producing Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah. B.3.c. Bukti Pemahaman Suatu pemahaman akan ditunjukkan melalui suatu bukti. Bukti seorang siswa memahami dalam pendekatan UbD ditunjukkan melalui 6 aspek sebagai berikut Wiggins dan McTighe, 2006: 1 Menjelaskan Explanation Dapat menjelaskan melalui generalisasi dan prinsip, memberikan penjelasan yang benar dan sistematik mengenai fenomena, fakta dan data serta membuat hubungan dengan wawasannya dan memberikan contoh atau ilustrasi yang jelas. Menjelasan adalah teori dan ilustrasi yang menyediakan pengetahuan dan dibenarkan melalui tindakan. 2 Menginterpretasikan Interpretation Menceritakan cerita yang bermakna, memberikan terjemahan yang tepat, memberikan sejarah atau dimensi pribadi untuk mengungkapkan ide- ide dan peristiwa, dan membuat obyek pemahaman yang diakses melalui gambar, anekdot, analogi dan modul. Interpretasi adalah tafsiran, gaya cerita dari suatu konsep. Objek dari interpretasi adalah pengertian, bukan melulu cerita yang tidak masuk akal. Jalur interpretasi adalah cerita yang kuat, bukan teori yang abstrak. Dalam matematika, interpretasi adalah menggambarkan kesimpulan dari data yang terbatas. Untuk membuat pengertian dari siswa harus membiarkan mereka bekerja dengan masalah. 3 Mengaplikasian Aplication Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan efektif dalam situasi yang baru dan bermacam-macam, keadaan realistis. Dimana dan kapan dapat kita menggunakan pengetahuan, kemampuan atau proses? Bagaimana memodifikasi pemikiran dan tindakan kita dalam situasi tertentu? Aplikasi adalah mencocokan pengetahuan dalam konteks. Kita menunjukkan pemahaman kita terhadap sesuatu dengan menggunakannya, mengadaptasikannya dan menyesuaikannya. 4 Memiliki sudut pandang Has perspective Melihat dan mendengar sudut pandang melalui mata dan telinga, untuk melihat gambaran yang lebih besar. Asal muasal sudut pandang? dari mana sudut pandang tersebut? apa yang dibenarkan atau diperlukan? adakah bukti memadai? apakah itu wajar? apa saja kekuatan dan kelemahan dari ide? apakah itu masuk akal? apa batas-batasnya? jadi apa? Seorang siswa dengan pandangannya adalah waspada dengan apa yang diambil untuk diberikan, diasumsikan atau dikaburkan dalam penyelidikan atau teori. Ini adalah sering terungkap melalui kemampuan bertanya, “apa itu?” dan untuk melihat jawaban dari seorang guru atau jawaban sebuah buku sebagai sudut pandang. Perspektif ini adalah sebuah wawasan yang powerful, karena perubahan perspektif dan penuangan ide familiar dengan cara baru, seseorang dapat membuat teori, cerita, dan aplikasi baru. Dalam artian berpikir kritis, siswa dengan perspektif mengekspos sesuatu yang dipertanyakan dan diperiksa dengan asumsi, kesimpulan dan aplikasi. 5 Empati Empathy Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya. Bagaimana kamu mengetahuinya? Bagaimana kamu merasakannya? Apa yang mereka lihat dan saya tidak? Pengalaman apa yang saya butuhkan untuk memahami? Empati adalah kemampuan untuk berjalan dengan sepatu yang berbeda, untuk menghindari tanggapan dan reaksi sendiri sehingga dapat untuk memahami yang lain. Empati adalah bentuk berwawasan karena itu mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain dari luar. Empati memerlukan penghargaan bagi orang lain yang berbeda dari diri kita. Respek kita terhadap mereka menyebabkan kita untuk berpikir terbuka, berhati-hati mempertimbangkan pengamatan mereka ketika mereka melihat berbeda dengan kita. Selain itu dengan empati kita akan mendapatkan pengalaman lebih banyak dalam belajar. 6 Pengetahuan pribadi Has self-knowledge Muncul kesadaran untuk merasakan gaya pribadi, prasangka buruk, proyeksi, dan kebiasaan utama, baik yang membentuk dan menghambat pemahaman kita sendiri, menyadari bahwa kita tidak mengerti, merenungkan makna belajar pembelajaran dan pengalaman. Kemampuan pribadi merupakan kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan seseorang dan bagaimana orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk menyelesaikannya. Keenam aspek pemahaman di atas dapat dilihat melalui hasil belajar siswa evaluasi dan juga melalui sikap siswa keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Aktivitas dalam pembelajaran adalah segala bentuk kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktifnya siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya pemahaman siswa dalam belajar. Suatu strategi adalah efektif, bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan Budi, 2001. Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini sekaligus untuk melihat bukti pemahaman siswa terhadap pelajaran, sehingga digunakan aspek-aspek pemahaman dalam UbD untuk menentukan indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan belajar menurut aspek-aspek pemahaman dalam UbD adalah sebagai berikut : 1 Interpretasi Mengungkapkan ide atau pendapat Membuat kesimpulan percobaan 2 Aplikasi Melakukan percobaan Menyelesaikan latihan soal 3 Empati Bekerjasama dengan baik dalam kelompok 4 Sudut pandang Mengajukan pertanyaan B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS B.5.a. Massa Jenis Apa persamaan air dan minyak? Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Bagaimana kita membuktikan atau menentukan suatu benda yang belum kita ketahui jenisnya? Mengapa benda dapat terapung, melayang dan tenggelam? Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah suatu kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menyebabkan hal itu semua? Untuk menjawabnya kita harus memahami konsep massa jenis. Bagian utama yang tidak dapat dipisahkan dari suatu zat adalah massa dan volume. Massa adalah merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda dan volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Dengan membagi massa dan volume kita mendapatkan suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain yaitu massa jenis. Massa jenis adalah hasil bagi massa dan volume suatu zat. Persamaan massa jenis adalah: dengan : ρ : massa jenis kgm 3 m : massa kg v : volume m 3 Satuan dari massa jenis adalah kgm 3 atau kg.m -3 . Dalam sistem CGS, satuan massa adalah gram gr dan satuan volume cm 3 , maka satuan massa jenis dalam sistem CGS adalah grcm 3 atau gr.cm -3 . 1 grcm 3 = 1000 kgm 3 , sebaliknya berlaku 1 kgm 3 = grcm 3 = 0,001 grcm 3 . Persamaan massa jenis di atas dapat diubah ke bentuk atau . Bentuk rumus mana yang akan digunakan dalam perhitungan bergantung pada besaran apa yang akan ditanyakan. Cara mudah untuk mengingat bentuk rumus dapat menggunakan segitiga rumus massa jenis, seperti pada gambar berikut : Gambar 1.1 Segitiga rumus massa jenis Untuk dapat menentukan massa jenis suatu zat diperlukan kemampuan menentukan massa dan volume suatu zat. 1 Zat padat yang bentuknya teratur. Massa zat diukur dengan mengunakan neraca atau timbangan. Untuk mengukur volume zat padat yang bentuknya teratur, misalnya kubus, balok, dan silinder dengan mengukur, panjang sisi, tinggi dan diameter dengan mengunakan penggaris atau jangka sorong kemudian mengunakan rumus volume benda tersebut. : x ρ v m Massa jenis dapat diketahui dengan membagi massa dengan volume mv. 2 Zat padat yang bentuknya tidak teratur. Untuk mengukur massa benda yang tak beraturan dapat menggunakan neraca atau timbagan. Untuk mengukur volumenya menggunakan bantuan gelas ukur dan air, dengan cara menentukan banyaknya air dalam gelas ukur pada posisi awal misal, 100 ml, kemudian memasukkan benda dalam gelas ukur dan diamati perubahan ketinggian air misal, 110 ml maka selisih antara perubahan ketinggian setelah benda dimasukkan dikurangi ketinggian awal akan didapatkan volume benda misal, 110 ml -100 ml = 10 ml. Catatan 1 ml = 1 cc = 1 cm3. Massa jenis dapat diketahui dengan membaagi massa dengan volume mv. Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan konsep massa jenis, antara lain sebagai berikut: 1 Menentukan jenis benda dengan mengetahui massa jenis benda tersebut. Untuk menentukan jenis dari suatu benda dapat menggunakan konsep massa jenis. Melalui hasil bagi massa dan volume benda tersebut maka akan didapatkan massa jenis. Setelah didapatkan massa jenis kita cocokkan dengan menggunakan tabel massa jenis. 2 Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam salah satunya dipengaruhi oleh massa jenis. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : Massa jenis zat A massa jenis zat B, maka zat A terapung. Massa jenis zat A = massa jenis zat B, maka zat A melayang. Massa jenis zat A massa jenis zat B, maka zat A tenggelam. Semakin kecil massa jenis maka zat tersebut zat akan berada pada lapisan terendah tenggelam. Jika massa jenis antara dua jenis zat sama akan terjadi peristiwa melayang. 3 Kapal yang terbuat dari kayu, dikarenakan massa jenis kayu lebih kecil dari massa jenis air. 4 Polysrtyrene digunakan sebagai bahan kotak makanan atau pelindung pada kardus untuk memberi ruang yang luas tetapi massanya cukup rendah tidak berat. Ini dikarenakan polystyrene adalah bahan yang massa jenisnya rendah. 5 Aluminium digunakan sebagai bahan logam pesawat terbang karena aluminium kuat, tetapi massanya ringan. 6 Helium digunakan untuk mengisi balon udara. Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat Nama zat Dalam gcm 3 Dalam kgm 3 Cair Air 1,00 1000 Alkohol 0,80 800 Raksa 13,60 13600 Padat Nama zat Dalam gcm 3 Dalam kgm 3 Aluminium 2,70 2700 Besi 8,00 8000 Emas 19,30 19300 Kuningan 8,40 8400 Perak 10,50 10500 Platina 21,45 21450 Seng 7,14 7140 Es 0,92 920 Kayu 0,80 800 Gas Udara 0,0012 1,2 B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis Dalam penyusunan rancangan pembelajaran materi massa jenis dengan UbD digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode eksperimenpercobaan. RPP sekolah terlampir pada lampiran A5 halaman 109 1 Tahap pertama : Hasil akhir yang Diinginkan a Tujuan Ide Utama Tujuan utama pembelajaran disusun berdasarkan dimensi kognitif dalam taksonomi bloom yang telah direvisi yang bertujuan mentrasfer. Kompetensi dasar: 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama: Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. C2 Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. C2 Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. C3 b Pertanyaan Utama Apa itu massa jenis? Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi? c Pemahaman Siswa akan memahami bahwa: Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara massa zat dan volume zat. Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat. Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa jenis zat. Dari poin pemahaman dan pertanyaan utama ditentukan: 1. Siswa akan mengetahui: Pengertian masssa jenis. Cara menentukan massa jenis suatu zat. Persamaan massa jenis. Manfaat massa jenis dalam kehidupan. 2. Siswa akan bisamampu: Menyelesaikan persoalan mengenai massa jenis zat. Menjelaskan manfaataplikasi massa jenis zat. Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan. 2 Tahap kedua : Bukti Penilaian a Tugas performa Percobaan “Penentuan Massa Jenis” – Siswa menentukan massa jenis suatu zat, kemudian merumuskan persamaan massa jenis. Selain itu siswa mengetahui bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zatbenda. Domonstrasi “Benda Apa Ini” – Siswa menentukan langkah cara untuk menentukan jennis zat benda yang belum dketahui. Percobaan “Density” – Siswa memahami mengapa terjadi peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. Siswa mengaplikasikan konsep massa jenis untuk membuat dan menunjukkan peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. b Bukti lainnya Latihan soal 1. Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr. a. Berapakah massa jenis balok kayu Inul? b. Ubahlah satuan massa jenis kedalam satuan SI kgm 3 2. Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 grcm 3 , berapakah massa kubus Timah Andi? 3. Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna putih mengkilat berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm 3 . Dapatkah teman-teman tau benda apakah itu? 4. Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis sebesar 800 kgm 3 , kemudian pak Budi membuat mainan untuk anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian? 5. Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan volume 20 cm 3 , lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa 50 gr dan volume 10 cm 3 . Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna apa yang berada di bagian atas? Mengapa? Pekerjaan rumah 1. Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu? Evaluasi akhir Tabel 1.4 Evaluasi Akhir No. Soal Tujuan Pembelajaran 1. Saat pulang sekolah Dodi menemukan sebuah benda yang mengkilat berwarna kuning keemasan. Namun bentuk benda tersebut tidak beraturan. Karena penasaran, benda tersebut-pun dibawa pulang. Sesampainya dirumah Dodi bertanya kepada kakaknya, “Apakah ini emas kak?”. Kakaknya pun menyarankan dodi mencari massa jenisnya untuk mengetahui benda apa itu. Dapatkan teman-teman membantu Dodi menentukan langkah yang harus dilakukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut? a. Alat dan bahan apa saja yang diperlukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut? b. Langkah yang harus dilakukan Dodi untuk mendapatkan massa, volume dan mengetahui jenis benda tersebut dengan alat dan bahan yang ada? c. Jika setelah diteliti didapatkan massanya 8400 gr dan volumenya 1000 cm 3 benda apakah itu? Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. C2 2. Ayah Deden mempunyai sebuah papan kayu besar yang terletak di samping rumah. Suatu hari Deden memotong papan milik ayahnya untuk bahan dasar membuat kerajinan kayu di sekolah. Potongan papan Deden berukuran 40 cm × 20 cm × 5 cm. Setelah ditimbang potongan kayu Deden tersebut memiliki massa 3,6 kg. Tidak lama kemudian Andre teman sekelas Deden juga meminta papan kayu pada Deden untuk membuat kerajinan kayu, maka Deden memotongkan kayu untuk Andre dari papan milik ayahnya, tetapi potongan kayu Andre lebih kecil dari milik Deden. a. Berapakah massa jenis dari potongan kayu Deden; potongan Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. C2 No. Soal Tujuan Pembelajaran kayu Andre dan papan milik ayah? b. Berikan alasan jawaban teman- teman 3. Rina mempunyai 5 zat cair yaitu : Zat cair Mass gr Vol cm 3 A 16 2 B 12 2 C 14 2 D 8 2 E 10 2 a. Dapatkah kalian membantu Rina untuk memprediksikan susunan zat cair dari lapisan paling dasar hingga lapisan teratas? b. Mengapa susunannya seperti itu? Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. C3 3 Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran buat dengan mengacu pada WHERE TO dan di dalam rencana pembelajaran ini diusahakan agar siswa melakukan kegiatan belajar yang berfikir. Dengan berdasarkan pemahaman yang ingin dicapai siswa di atas maka disusun rancangan seperti pada tabel berikut berikut: Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran Pertemuan Pertama: 1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa mengenai massa jenis. apa persamaan antara minyak dan air? Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas yang kalian atau ibu kalian miliki adalah asli?. H 2. Guru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai dalam proses belajar mengenai materi massa jenis. W 3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung massa zat dan volume zat. R 4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing kelompok berjumlah 4 siswa. O 5. Guru memandu siswa untuk melakukan percobaan “Penentuan Massa Jenis” dan meminta siswa untuk mengikuti panduan LKS mengikuti langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan. E- 1, R 6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan. E-1 9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS metode tutorial teman sebaya. E-2 10. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan sistem acak dan siswa lain menanggapi. R 11. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R 12. Guru memberikan pekerjaan rumah. R Pertemuan Kedua: 1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah kemungkinan siswa banyak yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang tepat untuk pekerjaan rumah. R 2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Benda apa yang dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?. H 3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa Ini” pendemo adalah perwakilan siswa. E-1 4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta siswa memperbaiki pekerjaan rumah. R 5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan menjawab pertanyaan pada LKS kelompok sama dengan pertemuan pertama. E-1 6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan bergantian per-satu pertanyaan dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS metode tutorial teman sebaya. E-2 9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan sistem acak dan siswa lain menanggapi. R 10. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekhasan dari Understanding by Design adalah pembelajaran UbD mengacu pada hasil akhir yang diinginkan atau pemahaman pokok yang harus dicapai siswa. Berdasarkan hasil akhir yang diinginkan tersebut disusun bukti pembelajaran yang tepat dan kontekstual serta langkah pembelajaran yang disusun sedemikian rupa agar dalam proses pembelajaran hasil akhir yang diinginkan dapat dipahami oleh siswa. Penulis mempunyai keyakinan jika pendekatan UbD ini diterapkan dalam materi massa jenis akan dapat dipahami dengan lebih baik oleh siswa dibandingkan dengan pengajaran konvensional.

C. RUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Pengambangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi gerak lurus berubah beraturan dan pelaksanaannya di kelas X pada sebuah SMA di Yogyakarta.

0 2 139

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta.

1 2 152

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X.

2 6 197

Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X

3 28 198

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta

0 0 150

Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X

2 7 195

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 1 284

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP -

0 1 22

Efektivitas penerapan pendekatan understanding by design dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dengan pokok bahasan bunyi - USD Repository

0 0 256