Pengembangan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X

(1)

i

PENGEMBANGAN RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA

MATERI HUKUM HOOKE KELAS XI IPA DI SMA X SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Rufina Makrina Was Lalu NIM : 091424033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(2)

i

PENGEMBANGAN RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA

MATERI HUKUM HOOKE KELAS XI IPA DI SMA X SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Rufina Makrina Was Lalu NIM : 091424033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(3)

(4)

(5)

Motto

‘No Gain Without Pain’

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Orangtua tercinta:

Sebastianus Lalu Matilda Lukang

Kakak dan adik-adik: Maria Elfrida Sina Lalu

Yoseph Emanuel Giovani Deghe Lalu Lukas Hiasintus Sadang Lalu

Keluarga besar Semua sahabat


(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

Rufina Makrina Was Lalu. 2014. Pengembangan Rencana dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Hukum Hooke kelas XI IPA di SMA X. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, dan 2) mengungkap sejauh mana pendekatan Understanding by Design membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA X pada bulan September 2013. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 28 orang dan siswa kelas XI IPA 2 yang berjumlah 29 orang. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Understanding by Design, sedangkan kelas XI IPA 2 sebagai kelas control tidak menggunakan pendekatan Understanding by Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes dan wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan pengembangan konsep siswa. Sedangkan, wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat guru tentang pendekatan Understanding by Design.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perencanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design ini sama dengan RPP yang sering digunakan. Tetapi yang menjadi cirri khas dari pendekatan Understanding by Design ini adalah dalam perencanaan pembelajarannya menggunakan metode WHERE TO yang menjadi panduan untuk langkah-langkah berpikir siswa,(2) penelitian ini tidak berhasil menunjukkan bahwa dengan pendekatan Understanding by Design hasil belajar dan pemahaman siswa lebih baik.


(9)

ABSTRACT

Rufina Makrina Was Lalu. 2014. Development lesson plan and its implementation for Hooke’s law content using Understanding by Design approach in XI Science class at “X” Senior High School. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aimed to: 1) develop lesson plan usingUnderstanding by Design approach, and 2) know the extent to which the approach of Understanding by Design helped students in improve understanding and the results of learning.

This research was carried out in class XI IPA SMA X in September 2013. The subject of this research is the grade XI IPA 1 with 28 people and the students of class XI IPA 2 with 29 people. Class XI IPA 1 as class experiments with learning using approaches Understanding by Design, while the class XI IPA 2 as the class of the control. The instruments used in this research isabout the test and interview. The research instrument was a test and the interview. Tests used to determine student understanding of the concept and development of students. Data retrieval is performed with the liveliness of the observations by two observers. Meanwhile, the interview is used to find out the opinions of teachers about the approach to Understanding by Design.

The resultsofthis study indicate that(1) learning plan with Understanding by Design approach is similar to that commonly used RPP. But that became the hall mark of the Understanding by Design approach is in planning learning method that became WHERE TO guide for measures of student thinking, (2) the study failed to show that the Understanding by Design approach and understanding of student learning out comes better.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul,” Pengembangan Rencanadan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Hukum Hooke Kelas XI IPA di SMA X”.

Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam tim yang beranggotakan 4 orang, yaitu Rufina Makrina Was Lalu, Monika Rianti, Andreas Noven dan Andrias Pradah. Perbedaan untuk setiap anggota adalah tempat pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak masukan dan saran dari beberapa pihak. Sumber pustaka yang digunakan adalah Understanding by Design Expanded 2nd Edition, jadi landasan teori antar anggota tidak terlalu jauh berbeda. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini disamarkan identitasnya.

Banyak pihak yang membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian untuk skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa hormatdan terimakasih kepada :

1. Tarsisius Sarkim, Ph.D selaku dosen pembimbing yang membimbing dan mengarahkan penulis.

2. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

3. Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si.,M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.


(11)

4. Bapak Dominikus selaku kepala sekolah SMA X yang sudah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SMA X.

5. Bapak Andi selaku guru mata pelajaran Fisika di SMA X yang sudah membimbing dan membantu peneliti selama penulisan skripsi.

6. Bapak, Ibu, Ka Mechy, Adik Nino dan Adik Sintus yang selalu mendoakan, mendukung, dan menyemangati saya saat sedih terimakasih untuk semua kasih sayang dan cinta.

7. Sahabat-sahabat saya Dini, Kiki, Nathalia dan Nancy yang selalu bersama dan saling membantu selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma dan terimakasih untuk persahabatannya. 8. Seluruh keluarga kost Celeste Kiki, Nancy, Mba Ein, Sonya, Dewi,

Cindy, Sedis yang selalu membantu peneliti,member motivasi dan dukungan selama menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2009 yang selalu mendukung dan membantu selama peneliti menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

10. Teman-teman futsal velocity dan flobamorata yang selalu ada saat suka dan duka, selalu saling membantu dan saling mendoakan.

11. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dhrama yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.


(12)

12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga masih perlu untuk dikaji dan diteliti lagi. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritikdan saran yang bersifat membangun. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, Januari 2014

Penulis


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang... 1

2. Rumusan Masalah... 3

3. Tujuan Penelitian ... 3

4. Batasan Penelitian... 3


(14)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Understanding by Design... 5

1. Pengertian Understanding by Design ... 5

2. Elemen-Elemen Pokok dalam Rancangan Pengembangan Understanding by Design ... 6

3. Aspek-Aspek Pemahaman dalam Understanding by Design... 7

4. Hubungan Understanding by Design dengan Taksonomi Bloom ... 8

B. Backward Design ... 9

1. Pengertian Backward Design ... 9

2. Mengapa Menggunakan Backward Design ... 10

3. Tahap-Tahap Merancang Backward Design ... 10

C. Pendekatan Understanding by Design dalam Materi Hukum Hooke ... 16

1. Hukum Hooke ... 16

2. SusunanPegas ... 17

3. Energi Potensial Pegas ... 20

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design dalam Materi Hukum Hooke ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Design Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 32

D. Instrumen Penelitian ... 32


(15)

xiv

F. Metode Analisis Data ... 35

BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 42

A. Pelaksanaan Penelitian ... 42

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 42

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 43

B. Data, Analisis dan Pembahasan ... 51

1. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan UbD ... 51

2. Nilai Ujian Kenaikan Kelas ... 52

3. Pemahaman Akhir... 54

4. Pembahasan Tingkat Pemahaman Siswa ... 63

5. Transkip Wawancara... 65

6. Kelemahan Pendekatan Understanding by Design ... 68

BAB IV KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN .... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Format perencanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding

by Design ... 15

Tabel 2.2 Evaluasi Akhir... 24

Tabel 3.1 Kisi-kisi soal evaluasi akhir ... 33

Tabel 3.2 Nilai ujian kenaikan kelas ... 35

Tabel 3.3 Kriteria pemberian skor untuk masing-masing soal ... 36

Tabel 3.4 Format distribusi skor soal evaluasi akhir untuk setiap soal siswa kelas eksperimen... 37

Tabel 3.5 Format distribusi skor soal evaluasi akhir untuk setiap siswa kelas kontrol ... 38

Tabel 3.6 Format distribusi skor akhir pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 39

Tabel 3.7 Format distribusi skor akhir soal essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 40

Tabel 3.8 Format distribusi nilai akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 41

Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian ... 42

Tabel 4.2 Daftar nilai ujian kenaikan kelas ... 52

Tabel 4.3 Distribusi skor soal evaluasi akhir untuk setiap soal siswa kelas eksprimen ... 54


(17)

xvi

Tabel 4.5 Distribusi skor akhir pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 57

Tabel 4.6 Distribusi skor essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 59 Tabel 4.7 Distribusi nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 61


(18)

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 73

Lampiran 2. Surat dari Sekolah ... 74

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 75

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 94

Lampiran 5. Jawaban LKS Siswa ... 124

Lampiran 6. Soal Ulangan Harian... 153

Lampiran 7. Kunci Jawaban Ulangan Harian ... 155

Lampiran 8. Hasil Ulangan Siswa Kelas XI IPA 1 ... 161

Lampiran 9. Hasil Ulangan Siswa Kelas XI IPA 2 ... 167

Lampiran 10. Dokumentasi selama proses pembelajaran ... 172


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Berdasarkan pengalaman peneliti selama PPL, mendengar kata fisika seringkali siswa menjadi tidak bersemangat. Mereka merasa fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan karena harus menghafal banyak rumus dan konsep dari materi. Siswa berpikir bahwa fisika sulit untuk dipahami dan dikerjakan, karena banyak siswa hanya menghafal rumus tanpa tahu atau paham benar terhadap konsep atau materi yang dipelajari. Hal ini menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari fisika.

Dalam mengajar fisika, guru seringkali hanya menyampaikan materi atau rumus dan siswa diwajibkan untuk menghafal sehingga saat ujian bisa mengerjakan soal. Guru mengesampingkan hal penting dari belajar dimana siswa harus memahami materi yang dipelajari, tidak hanya sekedar menghafal rumus atau materi yang diajarkan. Guru harus bisa mengatasi permasalahan tersebut agar siswa tidak terjebak dalam situasi hanya menghafal materi yang diajarkan.

Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, tetapi juga memberi pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa hal itu terjadi”, berpijak pada permasalahan tersebut maka pembelajaran pemecahan masalah menjadi sangat penting untuk diajarkan. Pada dasarnya tujuan


(20)

akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memilki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memilki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah (http://bdksurabaya.kemenag.go.id).

Salah satu langkah yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman siswa terhadap konsep atau masalah adalah dengan menerapkan suatu cara pendekatan dalam pembelajaran yaitu Understanding by Design. Understanding by Design merupakan salah satu langkah pendekatan dalam proses pembelajaran dimana guru merancang atau mempersiapkan pembelajaran dengan berorientasi pada pemahaman siswa.

Persiapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design ini berorientasi pada pemahaman siswa melalui cara-cara tertentu yaitu backward design. Dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design ini guru terbantu untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa secara lebih baik dan lebih efektif, karena dengan menggunakan pendekatan ini guru dan siswa dituntut untuk bekerja sama membangun pemahaman yang baik sehingga siswa dapat memahami suatu konsep dengan baik.


(21)

2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan perencanaan pembelajaran?

2) Apakah pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

3. Tujuan Penelitian

1) Menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan pendekatan Understanding by Design.

2) Mengetahui keefektivan hasil pembelajaran dalam penggunaan pendekatan Understanding by Design.

4. Batasan Penelitian

Pada penelitian ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dilihat berdasarkan nilai evaluasi akhir.

5. Manfaat Penelitian

1) Bagi guru dan calon guru fisika

Sebagai alternatif untuk memperoleh gambaran mengenai pendekatan Understanding by Design, yang diharapkan dapat menjadi pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran Fisika SMA untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa.


(22)

2) Bagi siswa

Dengan mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan Understanding by Design, siswa mampu memahami dan mengerti konsep dengan baik tidak hanya sekedar tahu tetapi mampu memahami dan menerapkannya.


(23)

5 BAB II

LANDASAN TEORI A.Understanding by Design

1. Pengertian Understanding by Design

Understanding by Design dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe tahun 2005. Menurut mereka, Understanding by Design adalah suatu pendekatan yang memberikan panduan cara berpikir tentang langkah demi langkah untuk merancang perencanaan pembelajaran dan pelaksanaannya dalam proses mencapai pemahaman yang lebih mendalam.

Understanding by Design memberikan petunjuk dan pedoman tentang bagaimana mengatasi masalah rancangan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan pemahaman siswa.Menurut Wiggins dan McTinghe, desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design.

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understandingyang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari.Dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Hudoyo (dalam Herdian, 2010) yang menyatakan tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik.


(24)

2. Elemen-Elemen Pokok dalam Rancangan Pengembangan

Understanding by Design

a. Essential Question (Pertanyaan Penting)

Pertanyaan-pertanyaan penting yang disusun oleh guru dan diselesaikan oleh siswa untuk membangun pemahamannya terhadap suatu konsep. b. Understanding(Pemahaman)

Menurut Webster (dalam Tobing,2007:18) understanding adalah kemampuan untuk memahami arti (meaning) dari hubungan antar bagian-bagian tertentu.

c. Assessment (Penafsiran)

Penafsiran adalah berbagai cara siswa mununjukkan pemahaman mereka mengenai proyek, pertanyaan, diskusi, kuis, permainan, tes, dll.

d. Knowledge and Skills(Pengetahuan dan Kemampuan)

Menurut Probst (2000:24)pengetahuanadalah seluruh kesadaran jiwa dan keahlian-keahlian yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.Kesadaran dan keahlian tersebut termasuk teori dan praktiknya, serta peraturan dan instruksi-instruksi suatu aksi.Siswa dapat mengetahui dan memahami suatu materi dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa. Karena kemampuan dalam memahami materi siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda.


(25)

3. Aspek-Aspek Pemahaman dalam Understanding by Design a. Explanation (Penjelasan)

Penjelasan adalah teori dan ilustrasi yang menyediakan pengetahuan dan diuji kebenarannya melalui percobaan.

b. Interpretation (Interpretasi)

Interpretasi adalah tafsiran, gaya cerita dari suatu konsep. c. Application (Aplikasi)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan efektif dalam situasi yang baru dan bermacam-macam.

d. Perspective (Perspektif)

Perspektif adalah pandangan mengenai pemahaman dan kritikan. e. Emphaty (Empati)

Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya.

f. Self-Knowledge (Pengetahuan Pribadi)

Kemampuan pribadi merupakan kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan seseorang dan bagaimana orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk menyelesaikannya.


(26)

4. Hubungan Understanding by Design dengan Taksonomi Bloom

Menurut Retno Utari (2011), Taksonomi Bloom adalah struktur hirarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu.Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain atau ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir.Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap.Sedangkan ranah psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik/kemampuan fisik.Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.

Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu:

(1)Remembering (mengingat), kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan.

(2)Understanding(memahami), kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian atau makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik atau diagram.

(3)Applying (menerapkan), kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu.


(27)

(4)Analyzing (menganalisis), kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.

(5)Evaluating (menilai), kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, criteria atau patokan tertentu.

(6)Creating (mencipta), kemampuan memadukan unsure-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.

B.Backward Design

Penjelasan tentang Backward Design berikut ini diambil dari buku Understanding by Design Expanded 2nd Editionoleh Grant Wiggins and Jay McTighe, 2005.

1. Pengertian Backward Design

Backward design adalah metodemerancangkurikulum pendidikandengan menetapkan tujuansebelum memilihmetode pembelajaran danbentukpenilaian, kerangka berpikir yang dimulai dari akhir dengan menentukan ide besar dari materi pembelajaran.

Backward design merupakan rancangan pembelajaran yang memulai dari akhir sehingga pemahaman yang menjadi tujuan kita harus jelas. hal ini berarti untuk mengetahui kemana kita pergi sehingga kita lebih memahami dimana posisi kita dan langkah-langkah yang diambil selalu dalam arah yang tepat.


(28)

Backward design dapat dianggap sebagai analisis tujuan yang dicapai, bagaimana kita harus sampai pada tujuan yang akan dicapai? apa jenis pelajaran atau praktek yang diperlukan untuk menguasai ide utama?

2. Mengapa Menggunakan Backward Design

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa menggunakan backward design: • Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat

mengatur kelas lebih efektif.

• Guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian.

• Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka mengetahui, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian. • Hasil akhirnya adalah kelas yang koheren di mana masing-masing potongan

memiliki arti untuk satu set yang didefinisikan dengan tujuan baik. 3. Tahap-Tahap Merancang Backward Design

a) Tahap pertama : Identify Desire Results (Hasil yang Diinginkan)

Yang paling mendasar dari Identify Desire Results adalah fokus pada ide-ide yang besar (big ideas).Apa yang harus siswa ketahui, mengerti, dan mampu lakukan? Apa pemahaman yang diinginkan? Apa pertanyaan utama untuk membimbing siswa ke dalam ide-ide besar? Apa pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dalam tujuan?


(29)

Berikut adalah elemen-elemen yang terdapat dalam Identify desire result: (1) Established Goal (Tujuan utama)

Guru menentukan tujuan atau ide besar(utama) yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Ide utama dipilih terutama untuk menjelaskan fenomena, memberikan survei tentang ilmu pengetahuan.

(2) Essential Question (Pertanyaan Utama)

Setelah guru menentukan tujuan yang ingin dicapai, guru menentukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk memahami, menyelidiki, dan terjadi transfer belajar. Pertanyaan penting ini akan memandu siswa menjelaskan dan menginterpretasikan pemahaman yang dikuasainya.

(3) Understanding (Pemahaman)

Guru menentukan pemahaman spesifik yang ingin dicapai, dan siswa juga akan memahami apa yang akan mereka pelajari.

• Apa ide-ide utama?

• Hal khusus yang didapatkan agar memahami? • Apa kesalahan konsep yang kira-kira akan muncul? Dari aspekUnderstanding danEssential Questionditentukan : • Siswa akan tahu :

Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan (kesimpulan/hasil).


(30)

• Siswa akan bisa/mampu :

Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari pembelajaran.

b) Tahap kedua: Determine Acceptable Evidence (Tentukan bukti yang dapat diterima)

Pada tahap ini dipertimbangkan bukti, bagaimana kita akan tahu jika siswa sudah mencapai hasil yang diinginkan dan memenuhi standar? Bagaimana kita akan tahu jika siswa sudah memahami ide-ide besar yang diidentifikasi? Bukti ini didokumentasikan dan divalidasikan bahwa tahap pertama sudah tercapai.

Elemen-elemen yang dibutuhkan dalam merancang dan menentukan bukti-bukti yang dapat diterima, sebagai berikut:

(1) Performance Task (Tugas)

Apa tugas utama atau evaluasi untuk menunjukkan pemahaman? Evaluasi berupa essay membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, membangun pemikirannya sehingga dapat dituangkan lebih jelas dan luas daripada tes yang berbentuk benar-salah, jawaban singkat, dan pilihan ganda.


(31)

(2) Other Evidence (Bukti lain)

Bukti lain apa yang dikumpulkan untuk membangun kasus untuk pemahaman, pengetahuan dan keterampilan? Bukti-bukti laing yang dapat digunakan, seperti :

• Lembar refleksi, pekerjaan rumah, wawancara, evaluasi diri, pengamatan kelompok, kegiatan diskusi bersama.

• Tugas akhir berupa proyek dimana siswa diperbolehkan untuk memilih, berkreasi, dan mandiri.

c) Tahap ketiga: Plan Learning Experiences and Instruction (Rencanapembelajaranpengalamandan pengajaran)

Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif. Pembelajaran ini dirancang untuk:

• Untuk menunjukkan pemahaman, pengetahuan danketerampilan yang diinginkan.

• Untukmemastikan bahwadesain yang dibuat melibatkan semua siswasecara maksimaldan efektifuntuk memenuhitujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode WHERE

TO untuk mengarahkan siswa,sebagai berikut:

Where dan Why

Memastikan bahwa siswa memahami topik, dan mengapa topik itu perlu dipelajari.


(32)

Hook dan Hold

Menarik perhatian siswa di awal pembelajaran dan mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran.

Equip

Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan pembelajaran. • Rethink, Reflect dan Revise

Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan peningkatan, dan merevisi pekerjaan mereka.

Evaluate

Membangun kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan menilai sendiri kemajuan mereka.

Tailored

Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan.

Organized


(33)

Formatperencanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design yang meliputiWHERE TO dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Format perencanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design

Tahap 1–Identifikasi Hasil yang Diinginkan Tujuan

Apa tujuan yang relevan dan ditetapkann sebagai tujuan dari pembelajaran.

Pemahaman

• Apa ide-ide utama?

• Hal khusus yang didapatkan agar memahami?

• Apa salah konsep yang kira-kira akan didapatkan?

Pertanyaan Pokok

Apa pertanyaan perangsang yang akan membantu penyelidikan, pemahaman dan transfer dalam belajar?

Siswa akan mengetahui Siswa mampu untuk

•Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan (kesimpulan/hasil)

•Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari pembelajaran?

Tahap 2–Menentukan Bukti Hasil Belajar Tugas-tugas siswa

•Apa tugas yang akan siswa tunjukkan dalam pemahaman yang diinginkan?

•Dengan apa kriteria hasil pemahaman di periksa/dinilai?

Bukti lain

•Melalui bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan?

•Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima?

Tahap 3–Perencanaan Pengalaman Pembelajaran Aktivitas pembelajaran


(34)

C. Pendekatan Understanding by Design dalam Materi Hukum Hooke 1. Hukum Hooke

Robert Hooke (1635-1703) adalah ilmuwan yang menyelidiki hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dengan pertambahan panjangnya pada daerah elastik.

Hasil penyelidikan Hooke dikenal dengan Hukum Hooke sebagai berikut. “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas sebanding dengan gayatariknya”.

Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke.Oleh karena itu, pernyataan diatas dikenal sebagai Hukum Hooke. Secara matematis Hukum Hooke tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

= (1)

dengan

F = gaya tarik (N)

k = konstanta elastisitas pegas (N/m) x = perubahan panjang pegas (m)

Jika pegas ditarik dengan gayaF, pegas mengalami gaya yang besarnya sama dengan gaya yang menarik, tetapi arahnya berlawanan (Faksi= -Freaksi). Jika gayaF kita sebut dengan gaya pegasFp, gaya Ftentu saja sebanding dengan pertambahan panjang pegas x, sehingga untuk Fpdirumuskan sebagai berikut:


(35)

2. Susunan Pegas

Beberapa buah pegas dapat disusun secara seri, secara paralel, atau gabungan keduanya.

1) Susunan Seri Pegas

Susunan seri dari dua buah pegas yang memiliki konstanta pegask1dan k2ditunjukkan pada gambar 2.1 dibawah ini.

Pada pegas pertama yang memiliki konstanta pegas k1, pertambahan panjang pegas akibat gaya F adalah = , sedangkan pertambahan panjang pegas yang memiliki konstanta pegas k2 akibat gaya F adalah = .Pertambahan panjang total x sama dengan jumlah masing-masing pertambahan panjang pegas, sehingga diperoleh:

= +

= +

= +

(3)


(36)

Susunan seri dua buah pegas identik dengan sebuah pegas tunggal yang memiliki konstanta gayaks. Secara umum, untuk n buah pegas yang disusun seri, konstanta gaya pegas pengganti ksmemenuhi hubungan:

= +

+

(4)

2) Susunan Paralel Pegas

Susunan paralel dari dua buah pegas yang memiliki konstanta gaya k1dan k2 ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini:

Pegas pertama akan merasakan gaya sebesar F1dan pegas kedua merasakan gaya sebesar F2dimana F1+ F2= F.

Gambar 2.2 Susunan paralel dua buah pegas yang memiliki konstanta pegas k1dan k2.


(37)

Pertambahan panjang pada pegas pertama adalah: = sehingga =

Pertambahan panjang pada pegas kedua adalah: = sehingga =

Mengingat, + = , maka

+ =

Ketika pegas disusun paralel, maka pertambahan panjang masing-masing pegas sama, yaitu = = . Oleh karena itu, persamaan diatas dapat ditulis menjadi:

=

+

(5)

Secara umum, untuk n buah pegas yang disusun paralel, konstanta pegas pengganti kpadalah

= + + + + (6)

3) Gabungan Seri dan Paralel

Penentuan besar konstanta pegas gabungan dapat dilakukan dengan cara bertahap, yaitu susunan seri diselesaikan dengan rumus seri dan susunan paralel dengan rumus paralel.


(38)

3. Energi Potensial Pegas

Untuk meregangkan pegas dibutuhkan energi. Energi tersebut akan pindah ke pegas dan berubah menjadi energi potensial pegas (Ep). Besarnya energi potensial pegas sama dengan besarnya usaha untuk menarik pegas hingga memanjang sejauh x.

Besarnya energi potensial pegas ditentukan dengan persamaan:

=

(7)

Keterangan:

Ep = energi potensial pegas (J) k = konstanta pegas (N/m)

x = pertambahan panjang pegas (m)

4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design dalam Materi Hukum Hooke

Desain pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan Understanding by Design adalah backward design.Dalam backward design hal utama yang harus ditentukan adalah ide utama/besar setelah itu baru disusun tujuan, evaluasi dan langkah pembelajaran.


(39)

1) Tahap pertama : Hasil yang diinginkan a) Ide Utama

Kompetensi dasar:

1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas benda

• Menjelaskan hubungan antara gaya, perubahan panjang dan konstanta pegas

• Menentukan konstanta pegas • Menjelaskan energi potensial pegas

• Menghitung konstanta pegas yang dirangkai secara seri • Menghitung konstanta pegas yang disusun secara paralel • Menghitung konstanta pegas gabungan (seri dan paralel) b) Pertanyaan pokok untuk materi ini adalah

• Apa yang terjadi pada pegas jika pegas tersebut diberi gaya?

• Apa keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika 2 pegas atau lebih dirangkai secara seri?

• Apa keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika 2 pegas atau lebih dirangkai secara paralel?

• Apa perbedaan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel? c) Pemahaman

• Pertambahan panjang pegas sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan pada pegas.


(40)

• Energi potensial pegas sebanding dengan setengah dari kuadrat perubahan panjang pegas.

• Gaya tarik pada pegas pengganti seri adalah sama dengan gaya tarik yang dialami masing-masing pegas.

• Pertambahan panjang pegas pengganti sama dengan jumlah pertambahan panjang panjang masing-masing pegas.

• Gaya tarik pada pegas pengganti sama dengan jumlah gaya tarik dari masing-masing pegas.

• Pertambahan panjang pegas penggati paralel sama dengan pertambahan panjang pada masing-masing pegas.

• Rangkaian gabungan merupakan kombinasi dari rangkaian seri dan paralel.

Dari aspek pemahaman dan pertanyaan utama yang ditentukan maka, Siswa akan mengetahui:

• Hubungan antara gaya, pertambahan panjang dan konstanta pegas • Hubungan antara energi potensial pegas dengan kuadrat dari

pertambahan panjang pegas

• Konstanta pegas pengganti dari 2 pegas atau lebih yang dirangkain secara seri

• Konstanta pegas pengganti dari 2 pegas atau lebih yang dirangkain secara paralel


(41)

Siswa mampu untuk:

• Melakukan percobaan untuk menunjukkan Hukum Hooke

Menggambar dan menjelaskan grafik hubungan antara gaya (F) dengan perubahanpanjang pegas (Δ x)

• Menghitung konstanta pegas

• Menentukan energi potensial pegasMenghitung konstanta pengganti pada pegas yang dirangkain secara seri

• Menghitung konstanta pengganti pada pegas yang dirangkain secara seri

• Menghitung konstanta pegas pada rangkaian gabungan (seri dan paralel)

2) Tahap kedua : Bukti penilaian a) Tugas performa

• Siswa melakukan percobaan untuk menemukan Hukum Hooke dan konstanta pegasnya. Setelah siswa mengetahui sifat dari pegas.

b) Bukti lainnya

• Latihan soal (LKS)


(42)

Soal evaluasi akhir dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini. Tabel 2.2 Evaluasi Akhir

No. Soal Tujuan

Pembelajaran

1. Perhatikan tabel data berikut.

No Massa (kg) Pertambahan pegas (m)

1. 1 0,5

2. 3 1,5

3. 5 2,5

4. 7 3,5

5. 9 4,5

6. 11 5,5

a. Gambarlah grafik hubungan gaya terhadap perubahan panjang pegas berdasarkan tabel diatas.

b. Jelaskan maksud dari grafik pada soal a. c. Tentukan konstantan pegasnya.

Memahami grafik hubungan F dan

x, serta

menentukan konstanta pegas.

2. Perhatikan gambar berikut.

Sebuah tembat tidur ditopang oleh 4 buah pegas. Setiap pegas memiliki konstanta pegas sama yaitu k = 150 N/m.

a. Jika seseorang dengan berat 80 kg tidur diatasnya, berapakah pemampatan pegasnya? b. Agar pemampatan pegas lebih kecil, apa yang

harus dilakukan?

Memahami dan menganalisis rangkaian pegas.

3. Jika terdapat 3 buah pegas identik, maka pegas dapat disusun dalam beberapa rangkaian.

a. Gambarlah kombinasi susunan pegas yang dapat dibuat.

b. Hitunglah konstanta pegas pengganti dari kombinasi pegas tersebut.

Mengidentifikasi rangkaian pegas dan menentukan konstanta pegas.


(43)

3) Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran dibuat sesuai dengan metodeWHERE TO. Pertemuan pertama :

1. Guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari yaitu Hukum Hooke. H

2. Guru mengajukan pertanyaan untuk membawa siswa kearah materi yang akan dipelajari. (Apa yang terjadi pada pegas jika pegas diberi gaya?) H

Tampilkan gambar pegas pada sepeda motor. Gambar.

3. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran (performance tasks) yang akan siswa lakukan dalam pembelajaran. W

4. Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa.

5. Setiap siswa akan mendapat LKS. E

6. Siswa mendapat peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk mengerjakan LKS. Guru menjelaskan alat dan bahan yang akan mereka gunakan untuk mengerjakan LKS (percobaan). E

7. Siswa bekerja dan berdiskusi dengan teman kelompok dalam mengerjakan LKS. E2


(44)

8. Guru membimbing siswa dalam menggambar dan menjelaskan grafik hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. R

9. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja dan diskusi mereka kepada teman lain. E

10. Guru memperbaiki kesalahan yang terjadi saat presentasi untuk membenarkan pemahaman siswa. E, E2

11. Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil belajar. R

Pertemuan kedua :

1. Guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari yaitu konstanta pegas. H

2. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran (performance tasks) yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. W

3. Guru membentuk siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. (Anggota kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya)

4. Setiap siswa akan mendapat LKS. E

5. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok dalam mengerjakan LKS. E2

6. Guru membimbing siswa dalam menjelaskan konstanta pegas berdasarkan grafik. E

7. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada teman lain. E, E2

8. Siswa mengerjakan latihan soal yang sudah disediakan di LKS. 9. Guru memperbaiki kesalahan yang terjadi saat presentasi untuk


(45)

membenarkan pemahaman siswa. E, E2

10. Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil belajar. R

Pertemuan ketiga :

1. Guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari yaitu Rangkaian Pegas. H

2. Guru mengajukan pertanyaan sebagai gambaran agar siswa tahu apa yang akan dipelajari. (Apa keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika suatu rangkaian dipasang secara seri?) H

3. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran (performance tasks) yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. W

4. Guru membentuk siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. (Anggota kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya)

5. Setiap siswa akan mendapat LKS. E

6. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok dalam mengerjakan LKS. E2

7. Guru membimbing siswa dalam menggambar dan menjelaskan rangkaian seri dan pegas pengganti rangkaian seri. E

8. Guru membimbing siswa dalam menggambar dan menjelaskan rangkaian paralel dan pegas pengganti pada rangkaian paralel. E 9. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada


(46)

10. Guru memperbaiki kesalahan yang terjadi saat presentasi untuk membenarkan pemahaman siswa. E, E2

11. Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil belajar. R

Pertemuan keempat:

1. Guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari yaitu Rangkaian Pegas Gabungan (Seri dan Paralel). H

2. Guru mengajukan pertanyaan sebagai gambaran agar siswa tahu apa yang akan dipelajari. (Apa perbedaan antara rangkaian seri dan paralel?) H

3. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran (performance tasks) yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. W

4. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya.

5. Setiap siswa akan mendapat LKS. E

6. Siswa berdiskusi dengan teman kelompok dalam mengerjakan LKS.E2

7. Guru membimbing dan membantu siswa untuk menganalisis rangkaian gabungan (seri dan paralel). E

8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja dan diskusi mereka kepada teman lain. E, E2

9. Guru memperbaiki kesalahan yang terjadi saat presentasi untuk membenarkan pemahaman siswa. E, E2


(47)

10. Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman dan menyimpulkan hasil belajar. R

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu kekhasan pokok dari pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design adalah pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Designini mengacu pada pemahaman pokok dari materi dan dalam perencanaan pembelajaran menggunakan metode WHERE TO.


(48)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Design Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran.Penelitian ini adalah penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Suparno (2007:73), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data-data berupa skor atau angka, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan statistik, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang pengumpulan data dalam bentuk kata-kata, gambar dan keadaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kelas eksperimen menggunakan pendekatan Understanding by Design, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan pendekatan Understanding by Design.

Penelitian ini mencakup 3 tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen,(2) melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, dan (3) test akhir dan wawancara guru.

Hal yang dilakukan peneliti sebelum terjun langsung ke sekolah adalah menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut antara lain soal-soal test, lembar kerja siswa (LKS), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan pertanyaan untuk wawancara guru. Soal-soal yang diberikan kepada siswa yaitu 10 soal pilihan ganda dan 3 soal essay.


(49)

Dalam menerapkan pendekatan Understanding by Design di kelas bukan peneliti yang menerapkan treatment, melainkan guru SMA X sendiri (Pak Andi) yang menerapkan pendekatan Understanding by Design (UbD), sedangkan peneliti sebagai observer.

Mengapa guru yang mengajar bukan peneliti?Karena, guru yang lebih memahami atau paham betul keadaan dan kondisi kelas serta siswa-siswinya. Hal ini akan mempermudah proses penerapan pendekatan Understanding by Design yang lebih mengutamakan peranan siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Dan juga dalam pendekatan Understanding by Design ini diperlukan pengajar yang lebih berpengalaman dalam membimbing siswa sehingga saat pelaksanaannya guru sudah lebih tahu tentang kondisi dan keadaan siswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suparno (2007:43) salah satu unsur yang penting dalam penelitian adalah bagaimana menentukan sampel dari populasi yang ingin kita teliti. Sampling adalah proses memilih dan menentukan sampel penelitian. Sampel adalah suatu kelompok dimana informasi atau data didapatkan. Populasi adalah kelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku, semua grup yang akan diteliti. Sampel merupakan himpunan bagian dari populasi.

Pada penelitian ini murid SMA X sebagai populasi dan murid kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA X diambil sebagai sampel.Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.


(50)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yaitu di SMA X, pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 yakni pada tanggal 13 September 2013 sampai 23 September 2013.

D. Instrumen Penelitian

Instrumentasi adalah seluruh proses untuk mengumpulkan data. Sedangkan, instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi (Suparno, 2007:55-56).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara. 1. Soal Tes

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.Soal tes akhirbertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design (UbD).

Kisi-kisi rancangan soal tes berdasarkan indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang akan dicapai:

Standar Kompetensi :Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.


(51)

Kompetensi Dasar :Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.

Kisi-kisi soal evaluasi akhir dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1Kisi-Kisi Soal Evaluasi Akhir

Materi Kriteria Soal No Soal

Hukum Hooke

Pemahaman Mengetahui dan menjelaskan tentang Hukum Hooke, Grafik dan Konstanta pegas

1

Analisis Menganalisis apa yang terjadi pegas diberi beban

2 Penerapan Menentukan dan menganalisis

konstanta pegas dari pegas yang disusun bervariasi

3

2. Wawancara

Wawancara/interviu adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diberikan (Suparno, 2007:62).Interviu yangdigunakan kali ini adalah interviu terpimpin dimana peneliti sudah menyiapkan pertanyaan dengan lengkap.Dalam wawancara ini objek yang digunakan adalah guru mata pelajaran Fisika.

Tujuannya untuk mengetahui pendapat guru mengenai pendekatan Understanding by Design (UbD).


(52)

Format wawancara yang digunakan :

1. Bagaimana tanggapan guru dengan pendekatan Understanding by Design ini?

2. Apakah guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan UbD ini dalam kegiatan pembelajaran?

3. Apakah guru merasa ada peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan UbD?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari UbD?

5. Apakah ada perbedaan yang mencolok dengan KBM yang biasa diterapkan khususnya dari RPP?

6. Apakah guru tertarik untuk mengembangkan UbD ini dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya?

7. Bagaimana tanggapan guru terhadap pencapaian/prestasi belajar siswa dengan pendekatan Understanding by Design (UbD) ini?

E. Validitas

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2007: 67-68).

Validasi instrumen dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi). Validitas isi artinya isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur. Apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau ditest (Suparno, 2007:68). Untuk soal tes,


(53)

lembar observasi dan format wawancara dalam penelitian ini validasinya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru fisika di sekolah.

F. Metode Analisis Data

1. Nilai Ujian Kenaikan Kelas

Nilai ujian kenaikan kelas ini digunakan untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.Untuk distribusi nilai ujian kenaikan kelas peneliti membuat tabel seperti pata tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Nilai ujian kenaikan kelas

XI IPA 1 XI IPA 2

Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai

1 1

2 2

3 3

4 4

dst. dst.

Rata-rata Rata-rata

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka data tersebut dianalisis dengan statistik menggunakan Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh nilai t dan p. Jika p<α = 0.05, maka signifikan yang berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p>α = 0.05, maka tidak signifikan yang berarti tidak perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(54)

2. Evaluasi Akhir

Untuk mengetahui bagaimana prestasi siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, diukur melalui test. Soal test terdiri dari 10 soal multiple choice dan 3 soal essay, skor maksimal untuk masing-masing soal yang benar disesuaikan dengan bobot soal. Kriteria pemberian skor ditetapkan seperti pada tabel dibawah ini.

Kriteria pemberian skor untuk masing-masing soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Kriteria Pemberian skor untuk masing-masing soal Kriteria Jumlah Soal Skor

Maksimum

Pilihan Ganda 10 70

Pemahaman 1 10

Analisis 1 10

Aplikasi 1 10

Jumlah Skor 100

Penskoran untuk masing-masing kriteria dan soal diuraikan sebagai berikut. 1) Multiple choice

a) Jika benar maka diberi skor 7 b) Jika salah maka diberi skor 0

2) Kriteria Pemahaman (Soal No 1,2 dan 3)

a) Jika siswa menjawab pertanyaan dengan jelas dan benar sesuai pertanyaan diberi skor 10

b) Jika siswa memberikan jawaban hanya 1 pertanyaan jelas sesuai pertanyaan diberi skor 3


(55)

c) Jika siswa memberikan jawaban hanya 2 pertanyaan jelas sesuai pertanyaan diberi skor 7

d) Jika siswa tidak menjawab pertanyaan diberi skor 0 Untuk menentukan nilai siswa maka digunakan rumus:

(%) = 100%

Pengaturan skor untuk setiap soal diatur oleh guru mata pelajaran fisika SMA X.

Setelah dilakukan evaluasi akhir terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti membuat daftar distribusi skor untuk soal evaluasi seperti pada tabel berikut.

Untuk distribusi skor soal evaluasi akhir dari kelas eksperimen, peneliti membuat tabel seperti pata tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Format Distribusi skor soal evaluasi akhir untuk setiap soal siswa kelas eksperimen

Kode Siswa

Skor Akhir Pilihan

Ganda Essay

Skor 1 2 3 Skor

70 10 10 10 30 100

1 2 3 4 5 dst.


(56)

Untuk distribusi skor soal evalusi akhir untuk pilihan ganda dari kelas kontrol, peneliti membuat tabel seperti pada tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Format Distribusi skor soal evaluasi akhir untuk setiap soal siswa kelas kontrol

Kode Siswa

Skor Akhir Pilihan

Ganda Essay

Skor 1 2 3 Skor

70 10 10 10 30 100

1 2 3 4 5 dst.

Berdasarkan rincian nilai diatas maka nilai evaluasi akhir dapat dianalisis dengan tiga analisis, sebagai berikut.

a) Analisis Skor Pilihan Ganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan soal yang biasa guru gunakan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.Soal yang digunakan berjumlah 10 soal dengan skor tertinggi 70.


(57)

Untuk menganalisa skor evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti membuat tabel seperti pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Format Distribusi skor akhir pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kode Siswa

Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam

persentase Skor

Skor dalam persentase 1

2 3 4 5 dst.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan nilai evaluasi pilihan ganda ini dianalisisdengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh nilai t dan p. Jika p < α =0.05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p > α =0.05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Analisis Skor Essay

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan soal yang dibuat oleh peneliti.Soal yang digunakan berjumlah 3 soal dengan skor tertinggi 30.


(58)

Untuk menganalisa skor evaluasi essay untuk kelas eksperimen dan kelas control, peneliti membuat tabel seperti pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Format distribusi skor akhir essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kode Siswa

Skor Hasil Evaluasi Essay

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam

persentase Skor

Skor dalam persentase 1

2 3 4 5 dst.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan nilai evaluasi essay ini dianalisisdengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh nilai t dan p. Jikap < α =0.05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p > α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c) Analisis Nilai Akhir

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap siswa kelas kontrol untuk keseluruhan soal.


(59)

Untuk menganalisa skor nilai akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti membuat tabel seperti pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8 Format Distribusi nilai akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kode

siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1

2 3

.

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh nilai t dan p. jika p < α = 0.05, maka signifikan yang berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas control. Jika p > α = 0.05, maka tidak signifikan yang berarti tidak perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Wawancara

Hasil wawancara untuk mengetahui bagaimana pandangan guru terhadap pendekatan Understanding by Design.


(60)

42 BAB IV

DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA di SMA Mestakung Yogyakarta.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 September 2013 sampai dengan 23 September 2013.Jadwal pelaksanaan penelitian di kelas XI IPA SMA Mestakung pada tahun ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1Jadwal pelaksanaan penelitian

No Hari, Tanggal Waktu Kegiatan

1. Jumat, 13 September 2013

08.30–10.00 WIB

Praktikum dan penjelasan materi Hukum Hooke 2. Senin, 16 September

2013

07.45–09.15 WIB

Konstanta pegas dan Energi Potensial Pegas 3. Selasa, 17 September

2013

07.00–07.45 WIB

Rangkaian pegas seri dan rangkaian pegas paralel 4. Jumat, 20 September

2013

08.30–10.00 WIB

Rangkaian pegas gabungan dan latihan soal 5. Senin, 23 September

2013

07.45–09.15 WIB


(61)

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian a. Sebelum Penelitian

Penelitian ini dikerjakan dalam tim yang beranggotakan 4 orang, yaitu Rini Lalu, Monika Rianti, Andrias Pradah, dan Andreas Noven. Dalam penelitian ini dibutuhkan guru fisika yang mau ikut bekerja sama dalam persiapan dan pelaksanaan. Oleh karena itu, peneliti mengajukan permohonan ijin ke sekolah sekaligus bertujuan untuk mengajak guru mata pelajaran fisika disekolah untuk terlibat dalam penelitian ini. Karena topik yang akan diteliti merupakan topik baru bagi guru maka beberapa guru bersedia untuk terlibat. Setiap anggota berpasangan dengan 1 orang guru.Peneliti mendapat sekolah di SMA X dengan guru mata pelajaran fisika Pak Andi. Sebelum memulai persiapan untuk penelitian, peneliti, guru dan dosen pembimbing mengadakan pertemuan pada tanggal 11 Mei 2013 untuk berdiskusi tentang pendekatan Understanding by Design.

Peneliti juga mendiskusikan dengan guru mengenai jadwal, kelas dan materi untuk pelaksanaan penelitian, dan peneliti mendapat materi Hukum Hooke di kelas XI IPA.Setelah mendapat semua kepastian, peneliti mulai mempersiapkan instrumen untuk kepentingan penelitian yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes dan format wawancara guru.Dalam membuat instrumen-instrumen tersebut, peneliti berdiskusi dan bertanya kepada guru dan dosen pembimbing.


(62)

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama menyusun rencana pengembangan pembelajaran ini adalah bagaimana menentukan tujuan dan ide utama dari materi yang akan dipelajari. Dalam menentukan tujuan peneliti harus benar-benar tahu bagaimana dan apa yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa dari materi. Untuk mengatasi kesulitan tersebut peneliti mendiskusikan dan bertanya kepada guru dan dosen sehingga mendapat tujuan yang tepat.

b. Proses Penelitian

Pembelajaran di kelas kontrol

Pembelajaran dikelas kontrol dilakukan sebanyak 3 kali, dengan jumlah jam pembelajarannya sebanyak 5 jam pelajaran.Pembelajaran di kelas kontrol ini menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah praktikum dan penjelasan dari guru.Guru memberikan latihan soal, jika waktu tidak cukup untuk dikerjakan disekolah maka dilanjutkan dirumah.Pembelajaran dikelas kontrol tidak diamati secara efektif oleh peneliti.

Pembelajaran di kelas eksperimen 1) Pertemuan pertama

 Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti bersama guru mempersiapkan instrumen-instrumen dan alat yang diperlukan dalam penelitian seperti RPP, LKS, dan peralatan untuk praktikum.


(63)

 Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2013 di laboratorium Fisika. Kegiatan pembelajaran berlangsung pada jam 08.30-10.00 WIB. Pada awal pertemuan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan juga memancing pengetahuan siswa dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang mengarah ke materi pembelajaran. Setelah siswa mendapat gambaran mengenai materi pembelajaran, guru membentuk siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok terdiri dari 3 siswa.

Setelah berada dalam kelompok masing-masing guru dibantu oleh siswa membagi LKS kepada setiap siswa.Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan praktikum mengenai Hukum Hooke.Setelah semua peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap, siswa mulai melakukan praktikum.Saat praktikum siswa sangat aktif dan antusias.Hal ini terlihat dari bagaimana siswa bersama anggota kelompok mengerjakan praktikum dan bertanya kepada teman atau guru jika ada hal yang kurang dipahami. Saat praktikum berlangsung ruang laboratorium sedikit ribut karena siswa bertanya ke teman kelompok lain maupun kepada guru, akan tetapi hal itu tidak terlalu mengganggu proses pembelajaran.


(64)

Setelah semua kelompok menyelesaikan praktikum, guru meminta siswa untuk melaporkan hasil praktikum.Perwakilan dari kelompok yang diminta untuk melaporkan hasil.Jika ada kekeliruan atau hal-hal yang kurang benar guru langsung memperbaikinya.Saat guru memberikan arahan atau penjelasan siswa memperhatikan dengan baik.Akan tetapi saat latihan soal siswa tidak mendapat bimbingan penuh dari guru karena waktu pelajaran sudah habis jadi guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dirumah.

Pada pertemuan pertama ini materi tidak selesai sesuai yang ditargetkan sehingga materi yang belum diselesaikan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan kedua

 Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan LKS yang dibutuhkan untuk materi yang akan dibahas. Pembelajaran hari ini adalah melanjutkan materi dari Hukum Hooke.

 Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran untuk pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 September 2013 di ruangan kelas XI IPA 1.Kegiatan kali ini tanpa praktikum. Kegiatan pembelajaran berlangsung pada jam 07.45-09.15 WIB. Guru melanjutkan ke materi berikutnya yaitu konstanta pegas dan energi potensial pegas.


(65)

Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok seperti kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa sudah bersama teman kelompok masing-masing guru membagikan LKS.Setiap kelompok mendiskusikan dan menyelesaikan LKS yang sudah dibagikan.Siswa bertanya kepada teman atau guru jika ada hal atau materi yang belum dipahami.Beberapa siswa ada yang dengan serius menyelesaikan, tetapi ada siswa yang tidak terlibat dalam diskusi bersama teman kelompoknya. Melihat kejadian itu, guru akan menegur siswa agar mau berdiskusi dan menyelesaikan LKS.

Setelah selesai menyelesaikan LKS, guru meminta siswa untuk melaporkan hasil diskusi.Beberapa perwakilan dari kelompok yang diminta untuk melaporkan hasil diskusi melaporkannya.Setelah itu, guru kembali menegaskan materi yang dipelajari.Saat latihan soal guru membimbing siswa dalam menyelesaikannya, walaupun tidak semuanya karena waktu yang terbatas.

3) Pertemuan ketiga

 Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan LKS yang dibutuhkan untuk materi yang akan dibahas. Pembelajaran hari ini adalah melanjutkan materi dari Hukum Hooke.


(66)

 Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran ketiga ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 September 2013 di ruangan kelas XI IPA 1. Pembelajaran berlangsung pada jam 07.00-07.45 WIB.Guru membagikan LKS kepada setiap siswa, tetapi pada pertemuan kali ini guru tidak membentuk siswa kedalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan secara langsung kepada siswa.

Selama pelajaran siswa saling bertanya jika ada materi yang kurang dipahami kepada teman atau guru.Saat guru menjelaskan siswa memperhatikan.Kemudian siswa menyelesaikan latihan soal yang ada di LKS.Pembelajaran kali ini tidak sesuai RPP dimana siswa harus berdiskusi dalam kelompok.

Alasan guru tidak membentuk siswa kedalam kelompok adalah karena waktu pembelajaran yang hanya 1 jam pelajaran (45 menit) dan melihat kondisi sebelumnya dimana siswa ada yang tidak berdiskusi melainkan bercerita dengan teman, maka guru memutuskan untuk membimbing langsung dalam diskusi dan menyelesaikan latihan soal bersama. Guru juga khawatir jika materi yang harus dipelajari hari itu tidak dapat diselesaikan.


(67)

4) Pertemuan keempat

 Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan LKS yang dibutuhkan untuk materi yang akan dibahas. Pembelajaran hari ini adalah melanjutkan materi dari Hukum Hooke.

 Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran keempat ini dilaksanakan pada hari Jumat, 20 September 2013 di ruangan kelas XI IPA 1. Kegiatan pembelajaran ini berlangsung pada jam 08.30-10.00 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikan kepada siswa bahwa hari ini adalah materi terakhir untuk Hukum Hooke, jadi pada pertemuan berikutnya yaitu Senin, 23 September 2013 akan ada ulangan atau tes. Guru menyampaikan kembali materi-materi apa saja yang nanti menjadi bahan ulangan.

Setelah itu guru kembali bertanya kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami.Sebelum melanjutkan ke materi rangkaian gabungan, guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dan membagi LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan.Saat berdiskusi siswa saling bertanya kepada teman atau guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami.

Pada pertemuan kali ini juga guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk seluruh materi Hukum Hooke, sekaligus persiapan siswa untuk tes pada pertemuan berikutnya. Siswa-siswi mengerjakan latihan


(68)

soal dengan baik dan selalu bertanya jika ada yang kurang paham. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal dipapan tulis dan guru akan langsung memperbaiki jika ada yang salah atau keliru.

c. Pelaksanaan Evaluasi Akhir

Kelas kontrol

Evaluasi dilaksanakan pada hari Senin, 23 September 2013 di ruang kelas XI IPA 2 dan diikuti oleh 29 siswa. Evaluasi berlangsung pada jam 12.00-13.30 WIB.

Kelas eksperimen

Evaluasi dilaksanakan pada hari Senin, 23 September 2013 di ruang kelas XI IPA 1 dan diikuti oleh 26 siswa. Evaluasi berlangsung pada jam 07.45-09.15 WIB.

 Soal evaluasi terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 3 soal essay. Soal multiple choice dibuat oleh guru, sedangkan soal essay dibuat oleh peneliti.


(69)

B. DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan UbD

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design, maka perlu persiapan yang baik dan matang.Untuk menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan UbD ada beberapa tahap yang harus diperhatikan dan harus dilakukan karena Understanding by Design memiliki kekhasan tersendiri.

a) Langkah-langkah penyusunan rancangan pembelajaran

Untuk menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, maka kita harus memperhatikan langkah-langkah penting agar perencanaan pembelajarannya sesuai dan menghasilkan hasil sesuai yang diharapkan.Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metodeWHERE TO.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design

Hasil Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan Understanding by Design terlampir.


(70)

2. Nilai Ujian Kenaikan Kelas

Nilai ujian kenaikan kelas ini digunakan untuk mengetahui apakah antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak ada perbedaan secara signifikan.

Nilai ujian kenaikan kelas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Daftar Nilai Ujian Kenaikan Kelas Kelas eksperimen Kelas control Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai

1 57 1 85

2 74 2 78

3 63 3 90

4 68 4 62

5 77 5 67

6 71 6 73

7 92 7 61

8 90 8 73

9 56 9 51

10 65 10 78

11 81 11 96

12 56 12 64

13 70 13 71

14 66 14 82

15 90 15 72

16 65 16 68

17 67 17 78

18 82 18 90

19 78 19 79

20 75 20 66

21 97 21 64

22 71 22 60

23 80 23 64


(71)

Kelas eksperimen Kelas control Kode Siswa Nilai Kode Siswa Nilai

25 72 25 80

26 65 26 69

27 86 27 80

28 54 28 82

Rata-rata 73.14 29 71

Rata-rata 72.48

Untuk mengetahui apakah tidak ada perbedaan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen maka data nilai ujian kenaikan kelas diuji dengan program SPSS dengan analisis Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Hasil SPSS data nilai ujian kenaikan kelas adalah sebagai berikut.

Dari hasil analisis dengan SPSS diatas dapat dilihat bahwa :

o Mean kelas eksperimen = 73,14 dan kelas kontrol = 72,48


(72)

o Karena nilai sig 0,828> 0,05 maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan.

3. Pemahaman Akhir

Peneliti menggunakan data hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Hukum Hooke dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design.

Distribusi skor untuk soal pilihan ganda, essay dan nilai akhir siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3Distribusiskor soal evaluasi akhir untuk setiap soalsiswa kelas eksperimen Kode Siswa Skor Akhir Pilihan Ganda Essay

Skor 1 2 3 Skor

70 10 10 10 30 100

1 28 7 7 3 17 45

2 35 9 10 2 21 56

3 42 7 5 8 20 62

4 63 10 10 8 28 91

5 49 10 10 8 28 77

6 63 10 10 10 30 93

7 49 9 8 3 20 69

8 28 10 10 6 26 54

9 35 7 5 4 16 51

10 42 8 10 3 21 63

11 28 7 7 3 17 45

12 28 7 5 3 15 43

13 35 6 0 0 6 41

14 56 10 9 8 27 83

15 42 4 2 4 10 52

16 49 10 10 8 28 77


(73)

Kode Siswa Skor Akhir Pilihan Ganda Essay

Skor 1 2 3 Skor

70 10 10 10 30 100

18 14 4 4 3 11 25

19 49 10 10 3 23 72

20 35 7 10 3 20 55

21 49 10 6 3 19 68

22 28 10 10 3 23 51

23 42 2 4 0 6 48

24 42 7 10 3 20 62

25 63 10 8 10 28 91

26 42 7 5 3 15 57

Distribusi skor untuk soal pilihan ganda, essay dan nilai akhir siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusiskor soal evaluasi akhir untuk setiap soalsiswa kelas kontrol Kode Siswa Skor Akhir Pilihan Ganda Essay

Skor 1 2 3 Skor

70 10 10 10 30 100

1 35 7 4 2 13 48

2 49 10 10 0 20 69

3 49 8 10 3 21 70

4 21 3 0 0 3 24

5 35 10 10 8 28 63

6 42 8 10 7 25 67

7 49 9 10 8 27 76

8 14 4 6 4 14 28

9 28 7 4 6 17 45

10 49 10 6 3 19 68

11 56 10 6 6 22 78

12 28 0 10 5 15 43

13 42 0 9 10 19 61

14 49 10 5 2 17 66

15 49 8 10 7 25 74

16 28 8 10 8 26 54


(74)

Kode Siswa

Skor Akhir Pilihan

Ganda Essay

Skor 1 2 3 Skor

70 10 10 10 30 100

18 42 7 6 0 13 55

19 56 5 10 2 17 73

20 14 10 5 0 15 29

21 42 6 10 2 18 60

22 35 10 10 0 20 55

23 42 4 10 8 22 64

24 14 4 2 3 9 23

25 28 3 1 1 5 33

26 7 4 6 0 10 17

27 35 7 10 6 23 58

28 35 4 5 3 12 47

29 49 7 4 2 13 62

Berdasarkan data diatas maka nilai evaluasi dianalisis dalam 3 jenis analisis, yaitu :

1) Analisis skor pilihan ganda

Nilai ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal evaluasi yang sering digunakan guru untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.


(75)

Distribusi skor untuk soal pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5Distribusi skor akhir pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kode Siswa

Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam

persentase Skor

Skor dalam persentase

1 28 40 35 50

2 35 50 49 70

3 42 60 49 70

4 63 90 21 30

5 49 70 35 50

6 63 90 42 60

7 49 70 49 70

8 28 40 14 20

9 35 50 28 40

10 42 60 49 70

11 28 40 56 80

12 28 40 28 40

13 35 50 42 60

14 56 80 49 70

15 42 60 49 70

16 49 70 28 40

17 56 80 28 40

18 14 20 42 60

19 49 70 56 80

20 35 50 14 20

21 49 70 42 60

22 28 40 35 50

23 42 60 42 60

24 42 60 14 20

25 63 90 28 40

26 42 60 7 10

27 - - 35 50

28 - - 35 50

29 - - 49 70


(76)

Untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan control terdapat perbedaan atau tidak, maka data diatas dianalisi dengan SPSS menggunakan dengan uji-t untuk dua kelompok yang independen.

Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Dari hasil analisis dapat dilihat hasil sebagai berikut :

o Mean kelas eksperimen = 60,00 dan keals kontrol = 51,72

o Output memberikan nilai sig 0,104

o Karena nilai sig 0,104 > 0,05, maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan signifikan dalam menyelesaikan soal pilihan ganda.


(77)

2) Analisis skor essay

Nilai ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam menyelesaikan soal yang dibuat oleh peneliti dengan tingkat kesulitan dan tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

Distribusi skor soal essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Distribusi skor essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Kode

Siswa

Skor Hasil Evaluasi Essay

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam

persentase Skor

Skor dalam persentase

1 17 56,67 13 43,33

2 21 70 20 66,67

3 20 66,67 21 70

4 28 93,33 3 10

5 28 93,33 28 93,33

6 30 100 25 83,33

7 20 66,67 27 90

8 26 86,67 14 46,67

9 16 53,33 17 56,67

10 21 70 19 63,33

11 17 56,67 22 73,33

12 15 50 15 50

13 6 20 19 63,33

14 27 90 17 56,67

15 10 33,33 25 83,33

16 28 93,33 26 86,67

17 23 76,67 16 53,33

18 11 36,67 13 43,33

19 23 76,67 17 56,67

20 20 66,67 15 50

21 19 63,33 18 60

22 23 76,67 20 66,67

23 6 20 22 73,33

24 20 66,67 9 30

25 28 93,33 5 16,67


(78)

Kode Siswa

Skor Hasil Evaluasi Essay

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor dalam

persentase Skor

Skor dalam persentase

27 - - 23 76,67

28 - - 12 40

29 - - 13 43,33

Rata-rata 66,04 Rata-rata 57,59

Untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan atau tidak, maka data diatas dianalisi dengan SPSS menggunakan dengan uji-t untuk dua kelompok yang independen.

Hasil statistik perbandingan skor essay antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.


(79)

Dari hasil analisis dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :

o Mean kelas eksperimen = 66,04 dan kelas kontrol = 57,59

o Output memberikan hasil sig 0,153

o Karena nilai sig 0,153> 0,05, maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan

3) Nilai Akhir

Nilai ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Distribusi nilai akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7Distribusi nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol Kode

siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 48,34 46,67

2 60 68,34

3 63,34 70

4 91,67 20

5 81,67 71,67

6 95 71,67

7 68,34 80

8 63,34 33,34

9 51,67 48,34

10 65 66,67

11 48,34 76,67

12 45 45

13 35 61,67

14 85 63,34

15 46,67 76,67

16 81,67 63,34

17 78,34 46,67

18 28,34 51,67

19 73,34 68,34

20 58,34 35


(80)

Kode

siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

22 58,34 58,34

23 40 66,67

24 63,34 25

25 91,67 28,34

26 55 21,67

27 - 63,34

28 - 45

29 - 56,67

Rata-rata 62,88 54,45

Untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan atau tidak, maka data diatas dianalisi dengan SPSS menggunakan dengan uji-t untuk dua kelompok yang independen.

Hasil statistik perbandingan skor essay antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.


(81)

Dari hasil analisis untuk nilai ulangan akhir dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:

o Mean kelas eksperimen = 62,88 dan kelas kontrol = 54,45

o Output memberikan nilai sig 0,081

o Karena nilai sig 0,081 > 0,05, maka antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan.

4. Pembahasan Tingkat Pemahaman Siswa

Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat bahwa hasil akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan secara signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa antara kelas yang menggunakan pendekatan Understanding by Design dengan yang tidak menggunakan pendekatan Understanding by Design memiliki kemampuan atau pemahaman terhadap materi pembelajaran sama.

Apabila hasil akhir dibandingkan dengan nilai ketuntasan KKM di SMA X dimana KKMnya 80, maka kedua kelas sama-sama memiliki hasil yang kurang baik.Siswa yang lulus KKM dikelas eksperimen sebanyak 6 orang, sedangkan di kelas kontrol hanya 1 orang. Untuk hasil evaluasi soal pilihan ganda yang lulus dikelas eksperimen 5 orang siswa, sedangkan dikelas kontrol 2 orang siswa. Untuk hasil evaluasi soal essay yang lulus di kelas ekperimen terdapat 7 orang, sedangkan di kelas kontrol 5 orang yang lulus.

Walaupun kelas ekperimen memiliki jumlah siswa yang lulus lebih banyak, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa secara keseluruhan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama memiliki hasil yang kurang bagus.


(82)

Mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk mengetahui permasalahan tersebut peneliti bertanya dan berdiskusi dengan Pak Andi.

Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai acuan dimana kedua kelas memiliki hasil yang sama. Peneliti merefleksikan kembali bagaimana pelaksanaan penelitian yang terjadi.Saat melakukan diskusi bersama siswa lebih cenderung untuk bercerita dengan teman kelompok daripada mendiskusikan materi pelajaran. Jika ada kelompok lain yang sudah menyelesaikan diskusi maka guru meminta untuk melaporkan hasil dan berdiskusi bersama-sama maka siswa yang asik bercerita dengan teman kelompok meminta waktu lagi untuk menyelesaikan diskusi mereka. Hal ini membuat waktu pelajaran berkurang dan tidak cukup untuk diskusi bersama.Berkurangnya waktu juga berdampak pada kurangnya waktu untuk latihan soal, dan latihan soal yang tidak dibahas dijadikan tugas rumah.Pada pertemuan selanjutnya, tugas rumah tidak dibahas bersama.Jika tidak dibahas maka siswa tidak tahu apakah latihan yang mereka kerjakan benar atau salah.

Guru juga mengatakan bahwa dengan penggunaan pendekatan Understanding by Design ini maka waktu yang digunakan lebih banyak karena kegiatannya berbeda dengan pembelajaran yang biasanya dilakukan.Tetapi, jika pendekatan ini diterapkan lagi dikali berikut kemungkinan untuk memperoleh hasil yang lebih baik lebih besar, karena sudah pernah mencoba sehingga guru lebih paham dalam melaksanakan pembelajarannya dan bisa mengatasi permasalahan yang terjadi saat pertama diterapkan.


(83)

5. Transkip Wawancara

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan guru mengenai pendapat dan tanggapan guru terhadap pendekatan Understanding by Design.Wawancara ini dilakukan pada tanggal 1 November 2013.

1) Bagaimana tanggapan guru dengan pendekatan Understanding by Design ini?

Jawaban guru :Lha gimana Rin… udah dianalisis hasil Ulangan

hariannya. Tapi menurut saya cukup baguslah untuk membuat variasi mengajar.Yang dibutuhkan memang persiapan yang banyak dan daya dukung sarana yang cukup.Sebab kalau mengisyaratkan pendekatan dengan percobaan, ya butuh peralatan.

2) Apakah guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan Understanding by Design ini dalam kegiatan pembelajaran?

Jawaban guru :Kalau tinggal menerapkan saya pikir ok. Tetapi masalah persiapan yang cukup panjang, menemukan inti, menemukan metode, menemukan kata kunci, menemukan sarana, dll. Bagi saya pribadi bagus tapi kendalanya waktu. Beban saya mengajar 34 jam pelajaran perminggu. Mungkin kalau jam saya hanya mengajar 18 JP atau

mentok 24 JP saya bisa banyak variasi. Lagi pula untuk ukuran “siswa saya “ butuh dari Jam pelajaran yang tersedia. Yang jelas untuk

kemampuan siswa seperti di tempat saya belum mampu dan belum


(84)

3) Apakah guru merasa ada peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Understanding by Design? Jawaban guru :Ada, karena saya harus mengulang-ulang pelajaran

sampai Jam Pelajaran melebihi waktu, hahahhaha…. Tapi seneng kok

ada variasi bagi saya dan siswa.

4) Apa kelebihan dan kekurangan dari Understanding by Design?

Jawaban guru :Kelebihan adalah penyampaian pelajaran benar-benar dirancang, bahkan sampai langkah langkah detailnya. Ribetnya menyiapkan persiapan design-nya. Memang sih keberhasilan pembelajaran tergantung rancangannya haha

5) Apakah ada perbedaan yang mencolok dengan KBM yang biasa diterapkan khususnya dari RPP?

Jawaban guru :Ya. Masalah besar di UbD di rancangan sebagai tujuan.Sedangkan RPP dimulai dari hal-hal sederhana di jelaskan.Dari RPP anak di bimbing sedang dengan UbD siswa disuruh mencari sendiri.Sebenarnya ideal tapi sekali lagi untuk siswa sayahahaha tahu sendiributuh diulang-ulang.

6) Apakah guru tertarik untuk mengembangkan Understanding by Design ini dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya?

Jawaban guru :Tertarik kalau ada waktu. Paling tidak design yang jadi ini saya akan gunakan terus sebagai variasi. Mungkin kalau sudah terbiasa sangat mudah.Dan kayaknya UbD bisa sejalan dengan Kurikulum 2013.


(1)

Dokumentasi pembelajaran di kelas eksperimen.


(2)

173

2) Siswa berdiskusi dan bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

175

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

177 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI