Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010

(1)

GAMBARAN ASUPAN KALSIUM PADA IBU RUMAH

TANGGA DI LINGKUNGAN XX KELURAHAN TANJUNG

MULIA HILIR TAHUN 2010

Oleh :

Reza Antoni Tarigan

070100100

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

GAMBARAN ASUPAN KALSIUM PADA IBU RUMAH

TANGGA DI LINGKUNGAN XX KELURAHAN TANJUNG


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Reza Antoni Tarigan

070100100

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010

Nama : Reza Antoni Tarigan NIM : 070100100

Pembimbing Penguji I

( dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GZ ) ( dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK ) NIP. 195307191980032001 NIP. 196705051992032001

Penguji II

( Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi )

NIP. 197604102003122002

Medan, 10 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Hal di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti gambaran asupan kalsium pada wanita yang dikhususkan pada ibu rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir pada tahun 2010.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross

sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu

sebanyak 78 orang. Data yang diteliti diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa formular ingatan pangan 24 jam. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 17 sehingga akan didapat tabel distribusi yang menggambarkan asupan kalsium ibu rumah tangga.

Hasil penelitian ini adalah sebanyak 58 orang (74,4%) ibu rumah tangga berada di bawah AKG (< 1.000 mg/ harinya) asupan kalsiumnya. Hanya 20 orang yang berada di atas AKG (≥ 1.000 mg/ hari). Rata-rata asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir belum sesuai dengan AKG (1.000 mg/ hari) yaitu hanya sebesar 605,8 mg/ hari. Asupan kalsium ibu rumah tangga yang terendah adalah sebanyak 94,5 mg/ hari dan yang tertinggi sebanyak 1.274 mg/ hari.

Terdapat permasalahan kekurangan asupan kalsium yang serius pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perlu adanya kesadaran dari petugas-petugas kesehatan terhadap masalah ini dimulai dari lembaga pendidikan yang mempersiapkan petugas kesehatan seperti Fakultas Kedokteran USU.


(5)

ABSTRACT

Based on the research of University of Otago, New Zealand, in collaboration with Seamo Tropmed RCCN, University of Indonesia and University Putra Malaysia, which published the European Journal of Clinical Nutrition in 2007, Indonesian women consume only 270 milligrams of calcium per day. That means the intake of women in Indonesia even less than 50% of daily calcium recommendations needed to maintain bone strength and health.

The above is a picture of researchers interested in studying calcium intake in women who are dedicated to housewives. The purpose of this research is to know the description of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir in 2010.

The study was descriptive with cross sectional method. Samples were taken by simple random sampling as many as 78 people. The data obtained studied using a research instrument Formular 24-hour food memories. Data processing was performed with SPSS version 17 to get up table which describes the distribution of calcium intake housewife.

The results of this study are as many as 58 people (74.4%) housewives are under the RDA (<1,000 mg / day) calcium intake. Only 20 people who are above AKG (≥ 1,000 mg / day). The average calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir yet according to the RDA (1,000 mg / day) is only equal to 605.8 mg / day. Calcium intake of the lowest housewife is as much as 94.5 mg / day and the highest as much as 1274 mg / day.

There are problems of a serious lack of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. It should be an awareness of health officials on the issue starting from educational institutions that prepare health workers such as the Faculty of Medicine, USU.


(6)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di

Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010.”

Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya baik dari segi tinjauan kepustakaan maupun dari keterbatasan Saya sendiri. Saya sangat berterima kasih atas setiap kritik dan saran yang telah diberikan kepada Saya untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Saya mengucapkan tarima kasih yang besar dan tulus kepada dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GZ selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan kelembutan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. Mulai dari penyusunan proposal, penelitian dan pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang mempunyai andil besar dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Dengan hati yang tulus Saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan FK USU.

2. Ibu dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK selaku penguji I. 3. Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi selaku penguji II. 4. Bapak Annisa Tabah selaku Kepala Lingkungan XX.

Penghargaan dan penghormatan juga Saya berikan kepada kedua orang tua Saya yang telah memberikan kasih sayang, nasehat, tuntunan serta dukungan doa dan materil sehingga Saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih buat segala pengorbanan yang telah Papa dan Mama berikan untuk keberhasilan Saya.

Juga kepada teman-teman Saya, Boby, Ghofar, Mahdi, Yusuf, Zanurul, dan semua teman yang tidak dapat Saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat dan dorongan terus menerus kepada Saya. Secara khusus, Saya mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang Saya sayangi, dengan cinta


(7)

yang tulus selalu mendukung, memberikan perhatian, doa dan pengorbanan untuk Saya.

Saya berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Kalsium ... 4

2.1.1. Fungsi Kalsium ... 6

2.1.2. Sumber Kalsium ... 6

2.1.3. Kekurangan dan Kelebihan Kalsium ... 8

2.2. Tingkat Kecukupan Kalsium ... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 11

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 11

3.2. Definisi Operasional ... 11

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 13

4.1. Rancangan Penelitian ... 13

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 13

4.2.2. Waktu Penelitian ... 13

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 13

4.3.1. Populasi Penelitian ... 13

4.3.2. Sampel Penelitian ... 13

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 14

4.4.1. Data Primer ... 14

4.4.2. Data Sekunder ... 14

4.5. Metode Analisis Data ... 14

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

5.1. Hasil Penelitian ... 15

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 15

5.1.2. Deskripsi Kependudukan ... 15

5.1.3. Deskripsi Karateristik Responden ... 15

5.1.4. Deskripsi Makanan Sumber Kalsium Tinggi ... 18

5.1.5. Gambaran Asupan Kalsium Responden ... 20

5.2. Pembahasan ... 21

5.2.1. Gambaran Umum Responden ... 21


(9)

5.2.3. Gambaran Asupan Kalsium ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.2. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Contoh Makanan Berkalsium Tinggi 7

2.2 Jumlah Kalsium Harian yang Dianjurkan 9

2.3 Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro 9

2.4 Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro 10 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur 16

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tingkat Pendidikan 16

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Suku 17

5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pekerjaan Suami 17

5.5 Distribusi Makanan Sumber Kalsium Tinggi yang

Dikonsumsi Responden 19

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata

Konsumsi Kalsium 20

5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 4 Food Recall dan Formulir Ingatan Pangan 24 Jam

Lampiran 5 Daftar Makanan yang Mengandung Kalsium Lampiran 6 Master Data

Lampiran 7 Surat Keterangan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Lampiran 8 Surat Persetujuan Komisi Etik


(12)

ABSTRAK

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Hal di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti gambaran asupan kalsium pada wanita yang dikhususkan pada ibu rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir pada tahun 2010.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross

sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu

sebanyak 78 orang. Data yang diteliti diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa formular ingatan pangan 24 jam. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 17 sehingga akan didapat tabel distribusi yang menggambarkan asupan kalsium ibu rumah tangga.

Hasil penelitian ini adalah sebanyak 58 orang (74,4%) ibu rumah tangga berada di bawah AKG (< 1.000 mg/ harinya) asupan kalsiumnya. Hanya 20 orang yang berada di atas AKG (≥ 1.000 mg/ hari). Rata-rata asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir belum sesuai dengan AKG (1.000 mg/ hari) yaitu hanya sebesar 605,8 mg/ hari. Asupan kalsium ibu rumah tangga yang terendah adalah sebanyak 94,5 mg/ hari dan yang tertinggi sebanyak 1.274 mg/ hari.

Terdapat permasalahan kekurangan asupan kalsium yang serius pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perlu adanya kesadaran dari petugas-petugas kesehatan terhadap masalah ini dimulai dari lembaga pendidikan yang mempersiapkan petugas kesehatan seperti Fakultas Kedokteran USU.


(13)

ABSTRACT

Based on the research of University of Otago, New Zealand, in collaboration with Seamo Tropmed RCCN, University of Indonesia and University Putra Malaysia, which published the European Journal of Clinical Nutrition in 2007, Indonesian women consume only 270 milligrams of calcium per day. That means the intake of women in Indonesia even less than 50% of daily calcium recommendations needed to maintain bone strength and health.

The above is a picture of researchers interested in studying calcium intake in women who are dedicated to housewives. The purpose of this research is to know the description of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir in 2010.

The study was descriptive with cross sectional method. Samples were taken by simple random sampling as many as 78 people. The data obtained studied using a research instrument Formular 24-hour food memories. Data processing was performed with SPSS version 17 to get up table which describes the distribution of calcium intake housewife.

The results of this study are as many as 58 people (74.4%) housewives are under the RDA (<1,000 mg / day) calcium intake. Only 20 people who are above AKG (≥ 1,000 mg / day). The average calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir yet according to the RDA (1,000 mg / day) is only equal to 605.8 mg / day. Calcium intake of the lowest housewife is as much as 94.5 mg / day and the highest as much as 1274 mg / day.

There are problems of a serious lack of calcium intake on housewife in Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. It should be an awareness of health officials on the issue starting from educational institutions that prepare health workers such as the Faculty of Medicine, USU.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Osteoporosis (kerapuhan tulang) menyebabkan hampir dua juta kasus patah tulang pinggul setiap tahunnya di seluruh dunia. Osteoporosis terjadi akibat berkurangnya massa tulang yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalsium di dalam tulang. Patah tulang akibat osteoporosis telah menjadi suatu ancaman serius karena kebanyakan pasien tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Lebih memprihatinkan lagi bahwa penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Kehilangan kalsium tulang di kemudian hari akan mengganggu kesehatan wanita, khususnya wanita yang sudah tidak mensturasi lagi (Robbins, 2004).

Sekitar 99,9% atau 1,4 kg kalsium di tubuh berada di tulang kita. Sisanya, 1% ikut bersirkulasi di dalam peredaran darah dan terlibat dalam jutaan proses kimia yang berlangsung pada tubuh. Berdasarkan hasil penelitian University of

Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas

Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal

of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270

miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.

Kalsium terkandung dalam berbagai makanan dan harus menjadi bagian dari pola makan seimbang. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti yogurt dan keju. Susu merupakan salah satu sumber kalsium yang terbaik karena susu dapat mencegah osteoporosis yang banyak dialami wanita berusia 50 tahun ke atas. Vitamin D juga terdapat di dalam susu yang diperlukan pada proses penyerapan kalsium (Ernes, 2006).

Sharon dkk (1993), melalui penelitian terhadap 581 orang kulit putih pasca menopause yang berusia rata-rata 70,6 tahun dan mengonsumsi susu secara teratur mulai usia 20-50 tahun berhasil membuktikan manfaat konsumsi susu. Ada keterkaitan antara konsumsi susu dengan deposit kalsium (dilihat dengan sinar X


(15)

pada tulang belakang, paha, dan pergelangan tangan). Diet yang kaya akan kalsium di usia dewasa ternyata berperan pada tingginya kepadatan tulang dan menekan kehilangan masa tulang sampai tingkat minimal.

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu waktu bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat , cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri ( Hadi, 2005).

Pengelolaan keuangan pada mayoritas masyarakat dikelola oleh ibu. Di dalam kondisi ekonomi yang serba sulit, para ibu harus mampu memprioritaskan hal yang lebih penting, khususnya pada masalah kesehatan dan asupan gizi keluarga. Oleh karena itu, ibu rumah tangga perlu mengonsumsi asupan gizi yang optimal. Kurangnya asupan gizi yang optimal (misalnya kalsium) mengakibatkan p.

Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.


(16)

1. Untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan sumber kalsium tinggi oleh ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010. 2. Untuk mengetahui tingkat kecukupan kalsium pada ibu rumah tangga di

Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

1.4.Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan instansi kesehatan sebagai bahan informasi yang dapat digunakan dalam upaya penanggulangan dan pencegahan osteoporosis.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada pada tulang dan sisanya tersebar di seluruh tubuh dalam aneka cairan tubuh (Ernes, 2006).

Asupan kalsium yang cukup dapat membantu melindungi tulang sepanjang hidup kita. Pada anak-anak dan remaja, asupan kalsium yang cukup dapat membantu memproduksi massa tulang yang lebih tinggi. Massa tulang yang maksimum yang pernah dicapai seseorang biasanya saat berusia 25 tahun. Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian besar pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah pengeroposan tulang (Felicia, 2009).

Kehilangan sebagian kalsium harian melalui ekresi (urine dan feses), keringat, dan paru-paru saat kita bernapas adalah hal yang normal. Oleh karena itu, kita harus mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang hilang. Pada kebanyakan orang yang sehat, pola makan yang mengikuti rekomendasi asupan kalsium yang tepat dapat mengembalikan kalsium yang hilang setiap harinya (Felicia, 2009).

Jika kebutuhan kalsium tidak bisa dipenuhi, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan utama kalsium untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah. Mempertahankan kadar kalsium sangat penting agar jantung, pembuluh darah, persarafan, dan otot dapat berfungsi dengan normal. Jika diperlukan tubuh akan mengorbankan tulang (sehingga membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah) demi mempertahankan fungsi tubuh yang lebih vital bagi kelangsungan hidup (Felicia, 2009).


(18)

Kita membutuhkan kalsium sepanjang hidup kita, tetapi jumlah optimalnya terus berubah. Makanan yang rendah kalsium akan mengarah kepada tulang yang tidak sehat. Jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit menyerap kalsium maka situasinya akan semakin serius. Cara terbaik untuk membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi makanan kaya akan kalsium dan mendapatkan setidaknya 1000 mg suplemen kalsium per hari. Wanita menopause harus mendapatkan 1500 mg kalsium per hari. Suplemen vitamin D juga penting karena vitamin ini meningkatkan penyerapan kalsium (Lane, 2001).

Banyak orang menyangka bahwa kalsium hanya berfungsi untuk memperkuat tulang saja. Namun sebenarnya kalsium juga berguna untuk kontraksi otot, penggmpalan darah, membantu menstabilkan tekanan darah, membantu transmisi gelombang listrik pada saraf, dan lain-lain. Karena kalsium sangat penting, tubuh telah mengembangkan sistem hormon yang luas untuk menjaga kalsium tetap konstan dalam darah. Unsur-unsur yang paling penting adalah hormon paratirod, vitamin D, dan kalsitonin (Ernes, 2006).

Hormon paratiroid mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Jika tingkat ini turun di bawah poin tertentu, hormon ini dilepas dalam aliran darah dan meningkatkan kalsium darah dengan beberapa cara. Karena kalsium penting bagi kesehatan otak dan sel maka tulang mungkin berkorban untuk memastikan kalsium yang memadai tetap ada dalam darah. Vitamin D, seperti halnya hormon paratiroid, bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat kalsium tertentu dalam darah. Hormon kalsitonin juga digunakan untuk melindungi tulang dari efek penyerapan yang disebabkan oleh hormon paratiroid (Lane, 2001).

Kita mengetahui bahwa kalsium membantu pertumbuhan tulang pada saat remaja untuk membantu mencapai puncak massa tulang. Konsumsi susu dalam jumlah yang adekuat pada usia tersebut menurunkan resiko osteoporosis karena tulang sangat peka terhadap penumpukan mineral di usia dini. Kekurangan kalsium pada usia muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut. Keadaan ini tidak dapat ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika tanda osteoprosis mulai terlihat.


(19)

2.1.1. Fungsi Kalsium

Adapun fungsi kalsium adalah:

1. Bersama fosfor membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi oleh vitamin D. Peranan kekurangan kalsium pada osteoporosis harus dipertimbangkan bersamaan dengan kekurangan vitamin D. Kekurangan vitamin D akut menyebabkan osteomalasia, yaitu kegagalan untuk memineralkan jantung. Vitamin D didapat dari sinar matahari dimana vitamin ini diproduksi oleh sinar ultraviolet pada bentuk tidak aktif di kulit. Vitamin ini diubah dan disimpan dan diubah lagi menjadi bentuk aktif di dalam hati dan ginjal. Setelah diaktifkan, vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dari usus dan merangsang ginjal untuk menyerap kembali kalsium dari urin kembali ke aliran darah. Jadi, jumlah vitamin D sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan kalsium. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa para wanita yang kurang mendapat sinar matahari memiliki kadar vitmin D yang sedikit lebih rendah. Berkurangnya massa tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D sebagian dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen vitamin. Suplemen vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, multi vitamin, sayuran, dan formulasi vitamin D khusus. Vitamin ini juga ditemukan dalam jumlah kecil pada telur, susu, dan ikan (Lane, 2001).

2. Membantu proses penggumpalan darah.

3. Mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan saraf.

2.1.2. Sumber Kalsium

Jika kita bijak dalam memilih makanan, memperoleh asupan kalsium optimal dari makanan sangatlah memungkinkan. Susu dan produk olahannya seperti yogurt dan keju serta campuran makanan yang mengandung keju memiliki kandungan tertinggi per takaran saji. Susu kedelai dan beras, yogurt, tofu, dan keju mengandung jumlah kalsium yang setara dengan kalsium dalam produk-produk olahan susu sapi. Produk ikan kaleng yang menyertakan tulangnya (salmon atau sarden) juga mengandung banyak kalsium, tetapi irisan ikan segar tanpa tulang bukan sumber kalsium tinggi.


(20)

Tabel 2.1. Contoh Makanan yang Berkalsium Tinggi

Makanan Ukuran Penyajian (URT) Kalsium (mg) Ikan Asin Sarden Kaleng Ikan Teri Teri Bubuk Kepiting Udang Kering Udang Segar Tahu Tempe Kacang Panjang Bayam Bayam Merah Daun Melinjo

Daun Ubi (Singkong) Daun Kacang Panjang Sawi

Susu Segar Susu Bubuk Susu Kental Manis Mi Instan 2 ptg 2 ptg 6 sdm 6 sdm ½ ptg 6 sdm 4 ptg 4 ptg 4 ptg 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 gls 1 gls 1 gls 1 prg 200 354 1.200 1.209 210 1.209 138 124 129 163 267 368 219 165 134 220 115 770 300 216

Sejumlah sayuran juga banyak mengandung kalsium, khususnya bok choy (kubis cina), lobak cina, kangkung, bayam, dan brokoli. Sementara sayuran dan buah yang mengandung sedikit kalsium ada banyak, termasuk buncis, jeruk, minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih.

Ada sejumlah orang yang fanatik percaya bahwa susu adalah satu-satunya sumber kalsium dan ada juga yang percaya bahwa susu mempunyai efek merugikan bagi kesehatan. Keduanya salah dan keduanya tidak bertanggung jawab terhadap kampanye gencar mereka yang dipasang di tempat umum dan iklan.


(21)

Seperti yang telah disebutkan di atas, ada banyak cara untuk mendapatkan kalsium selain dari susu (Felicia, 2009).

Banyak orang bingung memilih makanan yang diperkaya dengan kalsium karena kandungan kalsium dalam setiap produk sangat bervariasi. Sebagai contoh, jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium mengandung kalsium antara 300 dan 400 mg per takaran saji, sama atau lebih besar dibandingkan susu dengan kuantitas yang sama. Beberapa sereal yang diperkaya dengan kalsium bahkan mengandung kalsium per takaran saji yang lebih besar dari susu, sampai 1000 mg per takaran saji.

2.1.3. Kekurangan dan Kelebihan Kalsium

Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab osteoporosis di usia tua.

Kekurangan kalsiium dapat menyebabkan: 1. Karies dentis (kerusakan gigi).

2. Pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna. 3. Sukar terjadi penggumpalan darah.

4. Terjadinya kekejangan otot.

Selain akibat kekurangn kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium dan fosfor juga dapat menimbulkan kerugian. Karena fosfor dapat meningkatkan hormon paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan kalsium terus terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane, 2001).

Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 1200 gram kalsium, terutama terdapat dalam tulang. Secara umum, toksisitas kalsium jarang ditemuka n. Tidak ada efek negatif yang ditemukan pada orang dewasa sehat yang mengkonsumsi kalsium sampai 2500 mg per hari (Arisman, 2004).

Namun konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar (konstipasi) dan menggnggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng, dan tembaga. Kelebihan kalsium jangka panjang akan menyebabkan resiko hiperkalsemia, batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi


(22)

suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari. Disarankan konsumsi kalsium per hari tidak melebihi 2500 mg (Hardiansyah & Rimbawan, 2000).

2.2. Tingkat Kecukupan Kalsium

Pada umumnya kalsium yang dibutuhkan setiap hari berkisar antara 800 mg hingga 1200 mg, tetapi kebutuhan tersebut berbeda pada setiap jenis kelamin dan golongan umur (Errnes, 2006).

Tabel 2.2. Jumlah Kalsium Harian yang Dianjurkan

Kelompok Populasi Jumlah Kalsium (mg/hari)

Wanita

a. 25 – 50 tahun b. Menopause

c. Wanita hamil/ menyusui

1000 1500 1200 - 1500 Sumber: Disadur dari Ernes, Tips Kesehatan (Revisi). Restu Agung, 2006.

Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah keropos tulang (Felicia, 2009).

Tingkat kecukupan kalsium dapat pula dikategorikan berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air. Sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri atas vitamin dan mineral (Andang, 2003).

Tabel 2.3. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro


(23)

Defisiensi Tingkat Berat Defisiensi Tingkat Sedang Defisiensi Tingkat Ringan Normal

Di Atas Kecukupan

< 70 70 – 79 80 – 89 90 – 119

> 119 Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 1998.

Tabel 2.4. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Kurang Cukup

≤ 65 > 65 Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 1998.


(24)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Gambaran asupan kalsium adalah suatu keadaan yang menggambarkan tingkat/ jumlah kalsium yang dikonsumsi oleh setiap wanita. Asupan kalsium yang ideal yaitu 1000 mg per hari (berdasarkan AKG).

2. Jenis makanan yang berkalsium adalah beberapa macam makanan yang berkalsium. Adapun jenisnya adalah:

a. Susu atau berbagai jenis olahannya.

b. Sumber protein yang mengandung kalsium. c. Sayur yang mengandung kalsium.

d. Sumber karbohidrat yang mengandung kalsium.

e. Makanan lain yang mengandung kalsium, seperti mi instan.

3. Total konsumsi kalsium adalah jumlah keseluruhan kalsium yang diperoleh dari semua makanan sumber kalsium.

4. Jumlah konsumsi makanan berkalsium adalah berapa porsi makanan berkalsium yang dikonsumsi oleh responden dalam dua hari yang dinyatakan dalam miligram.

5. Ibu rumah tangga di Lingkungan XX adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

6. Cara ukur: food recall selama dua hari dengan wawancara terbuka. Konsumsi Makanan

Sumber Kalsium: • Jenis • Jumlah

Total Konsumsi Kalsium


(25)

7. Alat ukur: Formulir Ingatan Pangan 24 Jam. 8. Kategori:

a. Normal = Baik = ≥ 1000 mg/hari ( ≥ 100% AKG) b. Cukup = Sedang = > 650 mg/ hari ( > 65% AKG) b. Kurang = Buruk = ≤ 650 mg/ hari ( ≤ 65% AKG) 9. Skala pengukuran: ordinal.


(26)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang berdasarkan jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksanakan di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli.

4.2.2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September dan Oktober tahun 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli. Cara pemilihan sampel yang diteliti diharapkan dapat mewakili seluruh populasi ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Perkiraan jumlah ibu rumah tangga di Lingkungan XX adalah 350 jiwa.

Untuk menentukan besar sampel minimal yang dipergunakan, digunakan rumus berikut:


(27)

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi umur responden, pekerjaan suami responden, suku, pendidikan responden, jenis dan jumlah makanan sumber kalsium yang diperoleh dengan cara food recall, menggunakan formular ingatan pangan 24 jam yang telah disusun sebelumnya.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi data mengenai jumlah penduduk di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

4.4. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. N

n =

1 + N (d²)

350 n =

1 + 350 (0,1²)

n = 77,77 n ≈ 78 Keterangan:

n = jumlah sample N = jumlah populasi


(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan XX yang merupakan kawasan dari Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli. Berikut keterangan lebih rinci mengenai lokasi penelitian.

Kelurahan Tanjung Mulia Hilir secara geografis berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : Kelurahan Mabar

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Mulia c. Sebelah Barat : Kelurahan Tanjung Mulia

d. Sebelah Timur : Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang). Lingkungan XX secara geografis berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : Lingkungan XXI

b. Sebelah Selatan : Lingkungan XVII c. Sebelah Barat : Lingkungan XVIII d. Sebelah Timur : Lingkungan XIX

5.1.2. Deskripsi Kependudukan

Jumlah penduduk yang tercatat pada akhir tahun 2009 di Lingkungan XX sebanyak 1820 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 342 KK dengan distribusi komposisi penduduk sebanyak 864 orang laki-laki (47,5%) dan 956 orang perempuan (52,5%). Dari jumlah penduduk perempuan di Lingkungan XX sebanyak 956 orang, maka jumlah ibu rumah tangga adalah sebanyak 350 orang (36,6%).

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan pada 78 responden yang keseluruhannya adalah wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Karakteristik yang diamati pada responden adalah umur, tingkat pendidikan, suku, dan pekerjaan suami.

Berdasarkan karakteristik kelompok umur, diperoleh persentase tertinggi terdapat pada kelompok umur 41-50 tahun sebesar 47,4% atau berjumlah 37 orang.


(29)

Kelompok umur 31-40 tahun merupakan kelompok umur terbanyak kedua dengan jumlah 23 orang atau 29,5% diikuti dengan kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 13 orang atau 16,7%. Sementara kelompok umur 20-30 dan 61-70 masing-masing tiga dan dua orang atau sekitar 3,8% dan 2,6%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Kelompok Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 61-70 tahun 3 23 37 13 2 3,8 29,5 47,4 16,7 2,6

Total 78 100

Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan responden terdistribusi menjadi lima kelompok yaitu tidak tamat SD/ tidak bersekolah, tamat SD, SMP, SMA, dan Akademi/ Perguruan Tinggi. Berdasarkan penelitian, kelompok responden terbanyak menurut tingkat pendidikannya adalah tamat SMP dan SMA. Keduanya memiliki jumlah dan persentase yang sama yaitu 26 orang atau 33,3%. Hal ini diikuti secara berurutan dengan tamat SD 17 orang (21,8%), akademi/ perguruan tinggi sebanyak 5 orang (6,4%), dan tidak tamat SD/ tidak bersekolah sebanyak 4 orang (5,1%). Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Tidak tamat SD/ Tidak Bersekolah SD

SMP SMA

Akademi/ Perguruan Tinggi

4 17 26 26 5 5,1 21,8 33,3 33,3 6,4


(30)

Distribusi responden berdasarkan suku terbagi atas enam kelompok yaitu Aceh, Batak, Jawa, Mandailing, Melayu, dan Minang. Terlihat jenis suku didominasi oleh suku Jawa. Berdasarkan penelitian, responden yang bersuku Jawa mencapai 61 orang atau 78,2%. Hal ini diikuti suku Batak dan Mandailing yang masing-masing berjumlah 5 orang (6,4%), suku Aceh 3 orang (3,8%), suku Melayu dan Minang yang masing-masing 2 orang (2,6%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Suku Jumlah (orang) Persentase (%)

Aceh Batak Jawa Mandailing Melayu Minang

3 5 61

5 2 2

3,8 6,4 78,2

6,4 2,6 2,6

Total 78 100

Berdasarkan jenis pekerjaan suami responden, pekerjaan suami responden dibagi atas tujuh kelompok yang terdiri dari buruh, karyawan swasta, pegawai BUMN, petani, PNS, TNI, dan wiraswasta. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jenis pekerjaan responden wiraswasta adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 34 orang atau 43,6%. Hal ini diiukuti dengan buruh sebanyak 29 orang (37,2%), PNS 5 orang (6,4%), karyawan swasta 4 orang (5,1%), petani 3 orang (3,8%), pegawai BUMN 2 orang (2,6%), dan TNI 1 orang (1,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.


(31)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami

Pekerjaan Suami Jumlah (orang) Persentase (%)

Buruh

Karyawan Swasta Pegawai BUMN Petani

PNS TNI

Wiraswasta

29 4 2 3 5 1 34

37,2 5,1 2,6 3,8 6,4 1,3 43,6

Total 78 100

5.1.4. Deskripsi Makanan Sumber Kalsium Tinggi

Makanan sumber utama kalsium yang terbaik adalah susu. Namun, selain susu banyak juga makanan-makanan lain yang mengandung kalsium cukup tinggi. Felicia Cosman, 2007, dibukunya yang berjudul ”Osteoporesis” melampirkan daftar makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah makanan yang mengandung > 100 mg kalsium per ukuran rumah tangga.

Peneliti sengaja mencantumkan hanya makanan berkalsium tinggi mengingat pada saat mewawancarai responden sangat banyak makanan yang mengandung kalsium tetapi dengan kualitas yang rendah. Peneliti tetap menghitung makanan yang rendah kualitas kalsiumnya pada formulir ingatan pangan 24 jam. Berikut dapat dilihat pada tabel 5.5 tentang makanan yang mengandung kalsium cukup tinggi baik secara kualitas maupun kuantitas ( > 100mg ).

Pada tabel di bawah kita dapat melihat makanan sumber kalsium tinggi yang paling banyak dikonsumsi ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir adalah sayur bayam. Sayur bayam dikonsumsi oleh 24 orang ibu rumah tangga.


(32)

Tabel 5.5. Distribusi Makanan Sumber Kalsium Tinggi yang Dikonsumsi Responden

Makanan Sumber Kalsium Tinggi

Nilai Normal Jumlah Responden (orang) Ukuran (URT) Kalsium (mg) Ukuran (URT) Kalsium (mg) Ikan Asin Sarden Kaleng Ikan Teri Teri Bubuk Kepiting Udang Kering Udang Segar Tahu Tempe Kacang Panjang Bayam Bayam Merah Daun Melinjo

Daun Ubi (Singkong)

Daun Kacang Panjang Sawi 2 ptg 2 ptg 6 sdm 6 sdm ½ ptg 6 sdm 4 ptg 4 ptg 4 ptg 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 1 cup 200 354 1.200 1.209 210 1.209 138 124 129 163 267 368 219 165 134 220 11 3 6 4 11 20 2 3 2 4 2 1 5 3 6 2 13 8 3 2 2 1 11 6 14 6 2 ptg 3 ptg 1 ptg 2 ptg 2 sdm 4 sdm 2 sdm ½ ptg 1 sdm 6 ptg 3 ptg 2 ptg 2 ptg 1 ptg 2 ptg ½ cup ½ cup ¼ cup 1 cup ½ cup ¼ cup ¼ cup ¼ cup ½ cup ½ cup ½ cup 200 300 177 354 400 800 400 210 200 207 100 69 62 31 64,5 81,5 133,5 66,75 267 184 92 54,75 41,25 82,5 67 110


(33)

Susu Segar Susu Bubuk Susu Kental Manis Mi Instan 1 gls 1 gls 1 gls 1 prg 115 770 300 216 2 1 2 13 4 1 cup 1 gls 1 gls 1 gls 1 prg 220 115 770 300 216

5.1.5. Gambaran Asupan Kalsium Responden

Setelah dilakukan perhitungan konsumsi kalsium terhadap responden, maka diperoleh hasil rata-rata konsumsi kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir adalah 564,5 mg/ hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi Kalsium Rata-rata Konsumsi Kalsium Jumlah (orang) Persentase (%)

< Rata-rata ≥ Rata-rata

43 35

55,1 44,9

Total 78 100

Dari tabel 5.6 di atas dapat kita ketahui bahwa responden yang memiliki konsumsi kalsium di atas rata-rata adalah sebanyak 35 orang (44,9 %), sedangkan yang berada di bawah rata-rata adalah sebanyak 43 orang (55,1). Penelitian ini juga menyebutkan angka nilai tertinggi konsumsi kalsium yaitu 1274 mg/ hari dan yang terendah 68,5 mg/ hari.

Asupan kalsium yang dibedakan menjadi tiga kategori menurut angka kecukupan gizinya apakah baik, sedang atau buruk. Telah didapat hasil yang sebelumnya dihitung dengan SPSS versi 17. Berdasarkan hasil penelitian 14 orang (17,9%) responden berkategori baik, 14 orang (17,9%) berkategori sedang dan 58 orang (74,4%) berkategori buruk. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.7.


(34)

Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Kalsium

Asupan Kalsium Jumlah (orang) Persentase (%)

Baik ( ≥ 100% AKG) Sedang ( > 65% AKG) Buruk ( ≤ 65% AKG)

14 14 50

17,9 17,9 64,1

Total 78 100

5.2. Pembahasan

5.2.1. Gambaran Umum Responden

Hasil penelitian yang diperoleh di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir menunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga di daerah ini adalah suku Jawa yaitu sebesar 78,2%. Sementara suku Batak menempati urutan kedua yaitu sebesar 6,4%. Suku lainnya relatif berimbang antara dua sampai empat persen.

Wahidi (2007) menyatakan bahwa tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi melalui pemilihan bahan makanan. Orang yang berpendidikan tinggi lebih cenderung memilih makanan yang lebih baik dalam jumlah dan mutunya dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga di Lingkungan XX pada umumnya adalah SMP dan SMA yaitu 33,3%. Sementara tamat SD menempati peringkat kedua dengan 21,8%.

Dari segi umur, rata-rata umur ibu yang paling banyak di Lingkungan XX adalah berkisar 41 sampai 50 tahun dimana pada usia ini sudah rentan akan kekurangan kalsium (pramenopause). Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar menghentikannya. Pada usia 51 tahun ke atas, kebutuhan kalsium sebaiknya lebih ditingkatkan lagi. Tiga porsi atau lebih makanan kaya kalsium (produk susu atau makanan yang diperkaya kalsium tinggi), ditambah dengan kalsium dari sumber dengan kandungan rendah (sayuran, biji-bijian, kacang, dan sebagainya), biasanya cukup untuk mendapatkan jumlah kalsium yang sesuai (Felicia, 2009).


(35)

Menurut Siti Fatimah Moeis, M.Sc. (1999), dokter dan ahli gizi lulusan University of London, angka kecukupan kalsium rata-rata yang dianjurkan di Indonesia adalah 500 – 800 mg per orang per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause para ahli cenderung menganjurkan asupan sampai sekitar 1.000 mg/hari.

Pekerjaan suami ibu rumah tangga yang terbanyak adalah wiraswasta yaitu 43,6%. Ibu-ibu di Lingkungan XX pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga saja karena pada umumnya pendapatan suami sudah dapat memenuhi kebutuhan mereka. Namun demikian ada juga yang memiliki pekerjaan di luar rumah seperti tukang cuci. Hal ini dapat dimaklumi karena pendapatan per bulan keluarga di Lingkungan XX bervariasi.

5.2.2. Makanan Sumber Kalsium

Felicia Cosman (2009), pada buku yang berjudul ”Osteoporesis” melampirkan daftar makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah makanan yang mengandung > 100 mg kalsium per ukuran rumah tangga. Peneliti sengaja mencantumkan hanya makanan berkalsium tinggi mengingat pada saat mewawancarai responden sangat banyak makanan yang mengandung kalsium tetapi dengan kualitas yang rendah. Peneliti tetap menghitung makanan yang rendah kualitas kalsiumnya pada formulir ingatan pangan 24 jam.

Seperti yang kita ketahui kalsium bukan hanya terdapat dalam susu saja melainkan juga terdapat pada makanan lain. Misalnya, dalam 100 gr tahu terkandung 124 mg kalsium, dalam 1 mangkuk bayam terdapat 267 mg kalsium, dalam 100 gr ikan teri terdapat 1.200 mg kalsium, dan lain-lain. Dari beberapa jenis makanan sumber kalsium, ternyata ibu rumah tangga di Lingkungan XX sebagian besar menyukai sayur bayam (24 orang) dengan rincian 13 orang mengonsusmsi ½ cup/ mangkuk yang mengandung 133,5 mg kalsium, 8 orang mengonsumsi ¼ mangkuk (66,75 mg kalsium), dan 3 orang lainnya mengonsumsi 1 mangkuk (267 mg kalsium).

Sementara itu, susu dikonsumsi oleh 16 orang responden dengan pembagian kandungan kalsium sebanyak 13 orang mengonsumsi susu kental manis


(36)

dimana menurut ukuran rumah tangga 1 gelas susu kental manis mengandung 300 mg kalsium. Dua responden lainnya mengonsumsi susu bubuk yang mengandung 770 mg per gelasnya. Satu responden lainnya mengonsumsi susu segar yang mengandung 115 mg kalsium per gelasnya.

Kalsium dari bayam tidak dapat diserap dengan baik, tetapi kalsium dari sumber lain yang dikonsumsi bersama dengan bayam akan diserap dengan baik. Suplemen yang mengandung zat besi tidak boleh dikonsumsi bersama dengan kalsium karena kalsium mengganggu penyerapan zat besi, demikian pula sebaliknya (Felicia, 2009).

Terdapat juga mi instan yang ketika telah dihitung kandungan kalsiumnya berdasarkan persen yang tertera pada daftar gizi, terdapat kalsium berjumlah 216 mg per bungkusnya. Mungkin mi instan merk yang satu berbeda dengan lainnya, tetapi setelah peneliti menanyakan merk tersebut, ternyata semua responden yang mengonsumsi mi instan hanya mengonsumsi satu merk saja.

Selain makanan di atas, ikan asin dan daun kacang panjang juga menempati peringkat atas makanan sumber kalsium tinggi yang sering dikonsumsi. Sebanyak 14 responden mengonsumsi ikan asin dan daun kacang panjang. Ikan asin mengandung 100 mg kalsium per potongnya dan rata-rata responden mengonsumsi 2 potong dalam per harinya. Daun kacang panjang mengandung 134 mg kalsium per porsinya dimana rata-rata responden mengonsumsi ½ porsi per harinya.

Kalsium yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi dicerna di dalam lambung. Kemudian dikirim ke usus halus tempat kalsium tersebut diserap ke dalam darah untuk digunakan oleh tubuh. Makanan-makanan tertentu dapat menurunkan penyerapan kalsium, termasuk kafein dan minuman bersoda (Felicia, 2009).

Seandainya responden banyak mengonsumsi makanan sumber kalsium, tetapi jika asupan zat gizi lain yang membantu penyerapan kalsium, seperti vitamin D dan fosfor belum terpenuhi serta mengonsumsi zat-zat penghambat penyerapan kalsium seperti kafein, minutan bikarbonat dan bersoda, maka tingkat kecukupan kalsiumnya belum dapat dipastikan telah sesuai dengan AKG (Felicia, 2009).


(37)

5.2.3. Gambaran Asupan Kalsium

Rata-rata asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir belum sesuai dengan AKG (1.000 mg/ hari) yaitu hanya sebesar 564,5 mg/ hari. Juga demikian secara per orangnya, sebanyak 50 orang (74,4%) berada di bawah 65% AKG. Hanya 14 orang yang berada di atas 100% AKG (≥ 1.000 mg/ hari) dan hanya 14 orang yang berkategori sedang ( > 65% AKG). Ini berarti sebagian besar ibu rumah tangga di Lingkungan XX terkatagorikan buruk dalam hal asupan kalsiumnya.

Asupan kalsium responden yang terendah adalah sebanyak 94,5 mg/ hari dan yang tertinggi sebanyak 1.274 mg/ hari. Ada juga responden yang hampir mencukupi AKG asupan kalsium sebesar > 900 mg/ hari yaitu sebanyak dua orang. Dari 78 ibu rumah tangga yang diteliti terdapat 15 orang yang berusia di atas 50 tahun. Seharusnya kadar kebutuhan kalsium yang ideal adalah 1.500 mg/ harinya, tetapi untuk mencapai 1.000 mg/ hari saja tidak ada satupun dari 15 responden ini yang melewatinya.

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition (2007), perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hasil penelitian University of Otago sejalan dengan penelitian ini dimana asupan kalsium ibu rumah tangga di Lingkungan XX kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang. Dapat disimpulkan bahwa wanita Indonesia sangat rentan terkena osteoporosis.

Hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan bekerja sama dengan PT Fonterra Brands Indonesia (2005) ditemukan bahwa prevalensi osteoponia mencapai 41,8 persen dan 10,3 persen menderita osteoporosis. Artinya, dua dari lima penduduk Indonesia memiliki resiko terkena osteoporosis. Penelitian tersebut dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,


(38)

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Penelitian itu melibatkan sampel hingga 65.727 orang (22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan).

Dari hasil analisa dari Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan melaporkan bahwa masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Resiko ini dijumpai pada 14 propinsi dan 5 propinsi di antaranya memiliki resiko osteoporosis tertinggi yaitu Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), Daerah Istimewa Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara (22,82%), dan Jawa Timur (21,42%). Sedangkan propinsi dengan resiko osteoporosis terendah adalah Kalimantan Timur (10,5%) (Depkes RI, 2004).

Tahun 1999-2002 di Sumatera Utara risiko osteoporosis mancapai 22,82% dan menjadi penyakit berbahaya terutama pada wanita menopause. Ditemukan 89 kasus (usia antara 17-30 tahun) akibat kecelakaan lalu lintas dan pada usia diatas 40 tahun ditemukan sebanyak 25 kasus ini juga akibat kecelakaan lalu lintas di Rumah Sakit Umum Kisaran pada tahun 2004 (Ayu, 2004). Data di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan menyebutkan jumlah penderita patah tulang pada tahun 2008 sebanyak 174 orang. Selain itu berdasarkan data di Rumah Sakit Adam Malik Medan dijumpai 6 kasus penyakit osteoporosis yang tercatat dari bulan Mei 2009 – Juni 2010.

Romasintan (2008) dalam penelitiannya mengenai Pola Konsumsi Susu dan Tingkat Kecukupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Asrama Polisi Pasar Merah Medan menyatakan bahwa dari 315 ibu rumah tangga hanya 160 orang (50,79%) yang sudah sesuai asupan kalsiumnya pada AKG (Angka Kecukupan Gizi).

Makanan yang rendah kalsium tentu saja mengarah pada tulang yang tidak sehat. Jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit menyerap kalsium, situasinya akan semakin serius. Cara terbaik membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan mendapatkan setidaknya 1.000 mg suplemen kalsium per hari. Wanita menopause harus mendapatkan 1.500 mg kalsium per hari. Kalsium merupakan mineral yang paling sering diberikan untuk merawat osteoporosis (Lane, 2001).


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara umum ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir berlatar belakang suku Jawa, pendidikan akhir SMP dan SMA, dan berusia di bawah 50 tahun.

2. Makanan sumber kalsium tinggi yang paling banyak diminati adalah sayur bayam, ikan teri dan ikan asin.

3. Hanya terdapat 14 orang (17,9%) ibu-ibu yang dikategorikan baik asupan kalsiumnya (≥ 100% AKG), 14 orang (17,9%) dikategorikan sedang (> 65% AKG) dan 50 orang (64,1%) dikategorikan buruk asupan kalsiumnya (≤ 65% AKG).

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap para ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dapat disarankan:

1. Agar para ibu rumah tangga memperhatikan makanan sumber kalsium dan mengetahui osteoporosis (kerapuhan tulang) dapat dicegah dengan pemenuhan asupan kalsium sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi).

2. Agar para ibu rumah tangga juga memberikan makanan sumber kalsium tinggi (terutama susu) kepada anak-anaknya yang sangat penting bagi masa pertumbuhan dan mencegah osteoporosis di kemudian hari.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media.

Cosman Felicia. 2009. Osteoporosis: Panduan Lengkap agar Tulang Anda Tetap

Sehat. Solo: Bintang Pustaka.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Kerjasama Global Memerangi

Penyakit Degeneratif. Diambil dari:

[Diakses pada 9 April 2010]

Ernes, 2006. Tips Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Restu Agung.

Gunawan, A. 2003. Food Combining. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan Nasional. Diambil dari:

tanggal 25 April 2010].

Hardiansyah & Rimbawan. 2000. Analisis Bahaya dan Pencegahan Keracunan

Pangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

Khomsan, A. 2003. Pangan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kumar Vinay, Cotran R.S., Robbins L.S., 2004. Hati dan Saluran Empedu. Huriawati Hartanto (eds.7). Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC.

Lane, E.N., 2001. Lebih Lengkap Tentang: Osteoporosis (Rapuh Tulang). In: Eri D. Nasution. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Madanijah, S., 2004. Pendidikan Gizi dalam Pengantar Pengadaan Pangan dan

Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Notoatmodjo, S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. In: Notoatmodjo, S., ed. Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Romasintan. 2008. Pola Konsumsi Susu dan Tingkat Kecukupan Kalsium pada Ibu


(41)

Sholekah. 2009. Gambaran Asupan Energi (Karbohidrat, Protein, Lemak),

Vitamin A, Vitamin C , Kalsium dan Kadar Rigliserida pada Ibu Rumah Tangga Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di Perum Korpri Sambiroto Semarang. Diambil dari:

tanggal 25 April 2010].

Suhardjo. 2000. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Suryono, S. 2004. Daftar Bahan Makanan Penukar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


(42)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Reza Antoni Tarigan Tempat / tanggal lahir : Meulaboh, 11 Januari 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Keluarga Gg. Langgar No.127 Tanjung Mulia Hilir, Medan

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 067953 (1994  2000) SLTP Negeri 24 (2000  2003) SMU Dharmawangsa (2003  2006)

Fakultas Kedokteran USU (2007  sekarang) Riwayat Pelatihan : Basic Life Support

Triase

Navigasi Darat Survival

Riwayat Organisasi : Dokter Remaja SLTP Negeri 24 Medan Karate Lemkari


(43)

a. Data demografi seperti umur, alamat, tingkat pendidikan,suku, status kehamilan, suami (masih hidup atau telah meninggal dunia, pekerjaan suami dan perkiraan pendapatan perbulan.

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalammualaikum Wr Wb Dengan Hormat,

Saya Reza Antoni Tarigan, mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul ”Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010.” Saya mengikutsertakan anda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan kalsium ibu rumah tangga di lingkungan XX.

Osteoporosis (kerapuhan tulang) menyebabkan hampir dua juta kasus patah tulang pinggul setiap tahunnya di seluruh dunia. Osteoporosis terjadi akibat berkurangnya masa tulang yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalsium di tulang. Patah tulang akibat osteoporosis telah menjadi suatu ancaman serius karena kebanyakan pasien tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Lebih memprihatinkan lagi bahwa penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Kehilangan kalsium tulang di kemudian hari akan mengganggu kesehatan wanita, khususnya wanita yang sudah tidak mensturasi lagi (Robbins, 2004).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada ibu rumah tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir tahun 2010. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan instansi kesehatan sebagai bahan informasi yang dapat digunakan dalam upaya penanggulangan dan pencegahan osteoporosis.


(44)

b. Nama makanan dan ukuran penyajian (berdasarkan satuan ukuran rumah tangga, misalnya: 1 sendok makan, 2 piring) makanan yang ibu makan dalam 24 jam terakhir.

Wawancara akan saya lakukan selama 20 menit pada hari pertama dan kedua. Petugas wawancara adalah saya sendiri.

Partisipasi Ibu/Sdri dalam penelitian ini bersifat sukarela. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya:

Nama : Reza Antoni

Alamat: Jl. Keluarga Gg. Langgar No. 127 Tanjung Mulia Hilir , Medan Deli.

No. Hp : 085261320555

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 5 November 2010 Peneliti


(45)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Tempat/ Tanggal lahir :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Asupan Kalsium pada Ibu Rumah Tangga di Lingkungan XX Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Tahun 2010”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ... 2010

( )


(46)

Petunjuk: Jika ada tanda )* di samping tulisan, coret yang tidak perlu.

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ... 2. Umur : ... tahun

3. Alamat : ... 4. Tingkat Pendidikan : a. Tidak tamat SD d. Tamat SMA

b. Tamat SD e. Akademi/ Perguruan Tinggi c. Tamat SMP

5. Suku/ Etnis : ... 6. Status Kehamilan : (hamil/ tidak hamil)*

7. Suami : (masih hidup/ telah meninggal)*

8. Pekerjaan Suami : a. (PNS/ TNI/ POLRI)* d. Wiraswasta b. Pegawai BUMN e. (Petani/ Buruh)* c. Karyawan Swasta f. Lainnya: ... 9. Perkiraan Pendapatan : ... / bulan

LAMPIRAN 4

FOOD RECALL

GAMBARAN ASUPAN KALSIUM pada IBU RUMAH TANGGA di LINGKUNGAN XX KELURAHAN TANJUNG MULIA HILIR TAHUN


(47)

II. FORMULIR INGATAN PANGAN 24 JAM Hari Pertama

Waktu Nama Makanan Ukuran Penyajian Kandungan

Kalsium (mg) Pagi

Siang


(48)

Hari Kedua

Waktu Nama Makanan Ukuran Penyajian Kandungan

Kalsium (mg) Pagi

Siang

Malam

Total Konsumsi Kalsium = ...

Rata-rata Konsumsi Kalsium per Hari = Total Konsumsi Kalsium = ... 2 hari


(49)

Nama Makanan

LAMPIRAN 5

DAFTAR MAKANAN YANG MENGANDUNG KALSIUM

Ukuran Penyajian Kandungan Kalsium (mg)

Nasi

Roti gandum Beras Ketan Putih Beras Ketan Hitam Beras Merah Gaplek Biskuit Jagung Singkong Mie Kering Tepung Beras Tepung Jagung Tepung Terigu Daging Ayam Daging Angsa Daging Bebek Daging Kambing Daging Sapi Hati Sapi Babat Usus Sapi Telur Ayam Telur Bebek Telur Bebek (asin) Ikan Bandeng Ikan Ekor Kuning

1 piring 1 potong 1 piring 1 piring 1 piring 100 gr 100 gr 1 piring 100 gr 1 piring 100 gr 100 gr 100 gr 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 1 butir 1 butir 1 butir 2 potong 2 potong 5 25 12 10 16 80 62 62 33 25 5 10 16 14 15 15 11 11 7 12 14 27 28 60 20 500


(50)

Ikan Gabus Ikan Lele Ikan Asin Ikan Kakap Ikan Dencis Keong Kerupuk Udang Ikan Layang Ikan Lemuru Belut Sarden Kaleng Teri Bubuk Teri Kering Teri Kering Sekali Teri Segar Kepiting Kerang Udang Kering Jambu Mente Kacang Tanah Bungkil Kelapa Jengkol Kacang Merah Kacang Kedelai Kacang Panjang Air Kelapa Muda Kecap Pete Santan Susu Kedelai Tahu 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 2 potong 100 gr 100 gr 2 potong 2 potong 2 potong 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 1 sdm 100 gr 100 gr 1 sdm 1 sdm 100 gr 1 gelas 1 sdm 100 gr 1 gelas 1 gelas 100 gr 15 48 200 20 20 217 322 50 20 20 354 1.209 1.200 2.381 500 210 133 1.209 50 73 137 21 8 23 163 15 12 95 25 50 124


(51)

Mentega Bayam Bayam Merah Bawang Bombay Bawang Merah Bawang Putih Buncis Cabe Rawit Cabe Hijau Besar Cabe Merah Segar Cabe Merah Kering Daun Bawang Kacang Panjang Daun Ubi Jalar Daun Melinjo Daun Pete Cina Daun Singkong Daun Talas Kangkung

Daun Kacang Pnjang Sawi Selada Seledri Tomat Wortel Brokoli Jus Apel Apel 150 1 cangkir 1 cangkir 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 1 cangkir 1 cangkir 1 cangkir 1 cangkir 1 cangkir 1 cangkir 1 cangkir 1 cangkir 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr 1 cangkir 1 cangkir 1 buah 285 267 368 32 36 42 65 45 14 29 160 55 49 79 219 1.500 165 302 73 134 220 22 50 5 39 70 17 8


(52)

Es Krim Jus Alpukat Pisang Jeruk Jus Jeruk Semangka Lemon

Air Jeruk Nipis Mangga Pepaya Nenas Susu Segar Susu Asam Susu Skim Susu Bubuk Susu Kental Manis Lainnya: ... 150 gr 1 cangkir 1 buah 1 buah 1 cangkir 1 iris 1 buah 1 cangkir 1 iris 1 buah 1 buah 1 gelas 1 gelas 1 gelas 1 gelas 1 gelas 176 18 8 54 44 11 15 34 17 34 29 115 981 123 770 300

Nb: 1 piring/porsi nasi = 100 gram

1 potong sedang ikan/daging = 50 gram 1 mangkuk sayuran = 100 gram

1 butir telur ayam buras = 40 gram 1 sendok makan kacang = 10 gram 3 sendok makan ikan teri = 25 gram 1 gelas = 100 gram

1 potong tahu/tempe = 25 gram


(53)

LAMPIRAN 6

MASTER DATA

Statistics

Umur Responden

Tingkat Pendidikan

Responden Suku Responden

Pekerjaan Suami Responden

Pendapatan Responden per

Bulan

N Valid 78 78 78 78 78

Missing 0 0 0 0 0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-30 3 3.8 3.8 3.8

31-40 23 29.5 29.5 33.3

41-50 37 47.4 47.4 80.8

51-60 13 16.7 16.7 97.4

61-70 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Akademi/PT 5 6.4 6.4 6.4

SD 17 21.8 21.8 28.2

SMA 26 33.3 33.3 61.5

SMP 26 33.3 33.3 94.9

Tidak Tamat SD 4 5.1 5.1 100.0


(54)

Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Aceh 3 3.8 3.8 3.8

Batak 5 6.4 6.4 10.3

Jawa 61 78.2 78.2 88.5

Mandailing 5 6.4 6.4 94.9

Melayu 2 2.6 2.6 97.4

Minang 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pekerjaan Suami Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruh 29 37.2 37.2 37.2

Karyawan Swasta 4 5.1 5.1 42.3

Pegawai BUMN 2 2.6 2.6 44.9

Petani 3 3.8 3.8 48.7

PNS 5 6.4 6.4 55.1

TNI 1 1.3 1.3 56.4

Wiraswasta 34 43.6 43.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Pendapatan Responden per Bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 100000.00-999000.00 17 21.8 21.8 21.8


(55)

2000000.00-2999000.00 28 35.9 35.9 93.6

3000000.00-3999000.00 3 3.8 3.8 97.4

4000000.00-4999000.00 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Statistics

Konsumsi Kalsium

N Valid 78

Missing 0

Mean 564.6250

Median 502.5000

Mode 68.50a

Std. Deviation 332.84409

Variance 110785.189

Range 1205.40

Minimum 68.50

Maximum 1273.90

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Konsumsi Kalsium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 68.50 1 1.3 1.3 1.3

70.00 1 1.3 1.3 2.6

78.50 1 1.3 1.3 3.8

94.50 1 1.3 1.3 5.1


(56)

118.00 1 1.3 1.3 7.7

121.00 1 1.3 1.3 9.0

143.50 1 1.3 1.3 10.3

144.75 1 1.3 1.3 11.5

178.75 1 1.3 1.3 12.8

207.00 1 1.3 1.3 14.1

222.25 1 1.3 1.3 15.4

233.00 1 1.3 1.3 16.7

234.00 1 1.3 1.3 17.9

247.50 1 1.3 1.3 19.2

253.25 1 1.3 1.3 20.5

279.50 1 1.3 1.3 21.8

289.75 1 1.3 1.3 23.1

305.00 1 1.3 1.3 24.4

311.00 1 1.3 1.3 25.6

320.00 1 1.3 1.3 26.9

325.50 1 1.3 1.3 28.2

328.50 1 1.3 1.3 29.5

332.00 1 1.3 1.3 30.8

335.00 1 1.3 1.3 32.1

336.70 1 1.3 1.3 33.3

345.75 1 1.3 1.3 34.6

346.00 1 1.3 1.3 35.9

361.00 1 1.3 1.3 37.2

367.00 1 1.3 1.3 38.5

377.50 1 1.3 1.3 39.7

420.25 1 1.3 1.3 41.0

442.70 1 1.3 1.3 42.3

445.00 1 1.3 1.3 43.6


(57)

487.00 1 1.3 1.3 50.0

518.00 1 1.3 1.3 51.3

519.00 1 1.3 1.3 52.6

547.00 1 1.3 1.3 53.8

553.25 1 1.3 1.3 55.1

577.00 1 1.3 1.3 56.4

598.50 1 1.3 1.3 57.7

621.00 1 1.3 1.3 59.0

626.25 1 1.3 1.3 60.3

638.00 1 1.3 1.3 61.5

640.00 1 1.3 1.3 62.8

641.75 1 1.3 1.3 64.1

653.00 1 1.3 1.3 65.4

681.00 1 1.3 1.3 66.7

686.00 1 1.3 1.3 67.9

743.00 1 1.3 1.3 69.2

756.00 1 1.3 1.3 70.5

770.50 1 1.3 1.3 71.8

780.00 1 1.3 1.3 73.1

832.25 1 1.3 1.3 74.4

832.50 1 1.3 1.3 75.6

843.70 1 1.3 1.3 76.9

850.75 1 1.3 1.3 78.2

890.50 1 1.3 1.3 79.5

912.75 1 1.3 1.3 80.8

940.00 1 1.3 1.3 82.1


(58)

1045.00 1 1.3 1.3 88.5

1051.00 1 1.3 1.3 89.7

1075.75 1 1.3 1.3 91.0

1096.00 1 1.3 1.3 92.3

1098.00 1 1.3 1.3 93.6

1110.00 1 1.3 1.3 94.9

1117.50 1 1.3 1.3 96.2

1172.00 1 1.3 1.3 97.4

1185.00 1 1.3 1.3 98.7

1273.90 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 14 17.9 17.9 17.9

Buruk 50 64.1 64.1 82.1

Sedang 14 17.9 17.9 100.0


(59)

Responden Umur

Tingkat

Pendidikan Suku

Pekerjaan Suami

Pendapatan K

R1 59 Tidak Tamat SD Jawa Petani 1 R2 47 SMP Jawa Buruh 1 R3 48 SMA Jawa Buruh 1 R4 58 SMP Jawa Wiraswasta 3 R5 43 SD Jawa Buruh 2 R6 50 SMA Jawa Pegawai BUMN 4 R7 50 SMP Jawa Buruh 1 R8 36 Akademi/PT Batak Wiraswasta 4 R9 46 SD Jawa Buruh 1 R10 52 SMP Jawa Wiraswasta 3 R11 51 SMA Melayu PNS 3 R12 50 SD Jawa Buruh 1 R13 49 Tidak Tamat SD Jawa Buruh 1 R14 52 SD Jawa Wiraswasta 2 R15 26 SMA Jawa Buruh 1 R16 50 SD Jawa Buruh 1 R17 48 SMA Aceh Pegawai BUMN 5 R18 35 SMP Jawa Buruh 2 R19 45 SMP Jawa Buruh 2 R20 48 SMP Jawa Wiraswasta 2 R21 45 SMA Jawa Wiraswasta 2 R22 40 SMA Jawa TNI 3 R23 47 SMP Jawa Wiraswasta 3 R24 55 SMP Jawa Buruh 2 R25 47 SMA Mandailing Wiraswasta 3 R26 51 SMP Jawa Wiraswasta 2 R27 38 SMA Jawa Karyawan Swasta 4 R28 35 SMA Jawa Wiraswasta 3 R29 45 SD Jawa Buruh 2 R30 38 SMP Jawa Wiraswasta 3 R31 47 SMP Aceh Wiraswasta 3 R32 40 SMP Jawa Petani 2 R33 52 SMP Jawa Wiraswasta 3 R34 64 Tidak Tamat SD Jawa Wiraswasta 2 R35 40 SMA Jawa Wiraswasta 2 R36 51 SD Jawa Buruh 2 R37 47 SD Jawa Petani 1 R38 50 SMP Jawa Karyawan Swasta 3 R39 45 SMP Jawa Buruh 2


(60)

R40 55 SMP Jawa Wiraswasta 3 R41 45 SMA Jawa Wiraswasta 3 R42 48 SD Jawa Buruh 2 R43 50 SD Jawa Buruh 2 R44 45 SMP Jawa Wiraswasta 3 R45 40 SMA Jawa Wiraswasta 3 R46 49 SMP Jawa Wiraswasta 2 R47 42 SMA Jawa Wiraswasta 3 R48 38 SMA Jawa Wiraswasta 3 R49 45 SMP Jawa Buruh 2 R50 50 SD Jawa Wiraswasta 2 R51 45 SMP Jawa Buruh 1 R52 40 SMA Mandailing Buruh 1 R53 34 SMA Jawa Wiraswasta 2 R54 35 SD Jawa Buruh 1 R55 42 SMA Mandailing Wiraswasta 3 R56 50 SD Jawa Wiraswasta 3 R57 35 SMP Jawa Buruh 1 R58 37 SMA Aceh Wiraswasta 3 R59 35 Akademi/PT Melayu Wiraswasta 3 R60 40 SMP Jawa Wiraswasta 2 R61 52 Akademi/PT Jawa PNS 5 R62 49 Tidak Tamat SD Jawa Buruh 1 R63 34 SMA Minang Wiraswasta 3 R64 37 SMP Batak Buruh 1 R65 50 SD Mandailing Wiraswasta 2 R66 38 SMA Batak Buruh 2 R67 48 SMA Minang PNS 3 R68 36 SMA Jawa PNS 3 R69 55 SD Jawa Wiraswasta 2 R70 42 SD Jawa Buruh 2 R71 37 Akademi/PT Mandailing Wiraswasta 3 R72 28 Akademi/PT Batak Karyawan Swasta 3 R73 30 SMA Jawa Buruh 1 R74 61 SD Jawa Wiraswasta 2 R75 46 SMA Jawa PNS 3 R76 53 SMP Jawa Buruh 2 R77 42 SMP Batak Karyawan Swasta 3 R78 34 SMA Jawa Buruh 2


(1)

2000000.00-2999000.00 28 35.9 35.9 93.6

3000000.00-3999000.00 3 3.8 3.8 97.4

4000000.00-4999000.00 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Statistics

Konsumsi Kalsium

N Valid 78

Missing 0

Mean 564.6250

Median 502.5000

Mode 68.50a

Std. Deviation 332.84409

Variance 110785.189

Range 1205.40

Minimum 68.50

Maximum 1273.90

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Konsumsi Kalsium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 68.50 1 1.3 1.3 1.3

70.00 1 1.3 1.3 2.6

78.50 1 1.3 1.3 3.8

94.50 1 1.3 1.3 5.1


(2)

118.00 1 1.3 1.3 7.7

121.00 1 1.3 1.3 9.0

143.50 1 1.3 1.3 10.3

144.75 1 1.3 1.3 11.5

178.75 1 1.3 1.3 12.8

207.00 1 1.3 1.3 14.1

222.25 1 1.3 1.3 15.4

233.00 1 1.3 1.3 16.7

234.00 1 1.3 1.3 17.9

247.50 1 1.3 1.3 19.2

253.25 1 1.3 1.3 20.5

279.50 1 1.3 1.3 21.8

289.75 1 1.3 1.3 23.1

305.00 1 1.3 1.3 24.4

311.00 1 1.3 1.3 25.6

320.00 1 1.3 1.3 26.9

325.50 1 1.3 1.3 28.2

328.50 1 1.3 1.3 29.5

332.00 1 1.3 1.3 30.8

335.00 1 1.3 1.3 32.1

336.70 1 1.3 1.3 33.3

345.75 1 1.3 1.3 34.6

346.00 1 1.3 1.3 35.9

361.00 1 1.3 1.3 37.2

367.00 1 1.3 1.3 38.5

377.50 1 1.3 1.3 39.7

420.25 1 1.3 1.3 41.0

442.70 1 1.3 1.3 42.3

445.00 1 1.3 1.3 43.6


(3)

450.25 1 1.3 1.3 46.2

461.00 1 1.3 1.3 47.4

465.00 1 1.3 1.3 48.7

487.00 1 1.3 1.3 50.0

518.00 1 1.3 1.3 51.3

519.00 1 1.3 1.3 52.6

547.00 1 1.3 1.3 53.8

553.25 1 1.3 1.3 55.1

577.00 1 1.3 1.3 56.4

598.50 1 1.3 1.3 57.7

621.00 1 1.3 1.3 59.0

626.25 1 1.3 1.3 60.3

638.00 1 1.3 1.3 61.5

640.00 1 1.3 1.3 62.8

641.75 1 1.3 1.3 64.1

653.00 1 1.3 1.3 65.4

681.00 1 1.3 1.3 66.7

686.00 1 1.3 1.3 67.9

743.00 1 1.3 1.3 69.2

756.00 1 1.3 1.3 70.5

770.50 1 1.3 1.3 71.8

780.00 1 1.3 1.3 73.1

832.25 1 1.3 1.3 74.4

832.50 1 1.3 1.3 75.6

843.70 1 1.3 1.3 76.9

850.75 1 1.3 1.3 78.2

890.50 1 1.3 1.3 79.5

912.75 1 1.3 1.3 80.8

940.00 1 1.3 1.3 82.1


(4)

1018.75 1 1.3 1.3 84.6

1021.75 1 1.3 1.3 85.9

1025.25 1 1.3 1.3 87.2

1045.00 1 1.3 1.3 88.5

1051.00 1 1.3 1.3 89.7

1075.75 1 1.3 1.3 91.0

1096.00 1 1.3 1.3 92.3

1098.00 1 1.3 1.3 93.6

1110.00 1 1.3 1.3 94.9

1117.50 1 1.3 1.3 96.2

1172.00 1 1.3 1.3 97.4

1185.00 1 1.3 1.3 98.7

1273.90 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 14 17.9 17.9 17.9

Buruk 50 64.1 64.1 82.1

Sedang 14 17.9 17.9 100.0


(5)

Responden Umur

Tingkat

Pendidikan Suku

Pekerjaan Suami

Pendapatan K

R1 59 Tidak Tamat SD Jawa Petani 1 R2 47 SMP Jawa Buruh 1 R3 48 SMA Jawa Buruh 1 R4 58 SMP Jawa Wiraswasta 3 R5 43 SD Jawa Buruh 2 R6 50 SMA Jawa Pegawai BUMN 4 R7 50 SMP Jawa Buruh 1 R8 36 Akademi/PT Batak Wiraswasta 4 R9 46 SD Jawa Buruh 1 R10 52 SMP Jawa Wiraswasta 3 R11 51 SMA Melayu PNS 3 R12 50 SD Jawa Buruh 1 R13 49 Tidak Tamat SD Jawa Buruh 1 R14 52 SD Jawa Wiraswasta 2 R15 26 SMA Jawa Buruh 1 R16 50 SD Jawa Buruh 1 R17 48 SMA Aceh Pegawai BUMN 5 R18 35 SMP Jawa Buruh 2 R19 45 SMP Jawa Buruh 2 R20 48 SMP Jawa Wiraswasta 2 R21 45 SMA Jawa Wiraswasta 2 R22 40 SMA Jawa TNI 3 R23 47 SMP Jawa Wiraswasta 3 R24 55 SMP Jawa Buruh 2 R25 47 SMA Mandailing Wiraswasta 3 R26 51 SMP Jawa Wiraswasta 2 R27 38 SMA Jawa Karyawan Swasta 4 R28 35 SMA Jawa Wiraswasta 3 R29 45 SD Jawa Buruh 2 R30 38 SMP Jawa Wiraswasta 3 R31 47 SMP Aceh Wiraswasta 3 R32 40 SMP Jawa Petani 2 R33 52 SMP Jawa Wiraswasta 3 R34 64 Tidak Tamat SD Jawa Wiraswasta 2 R35 40 SMA Jawa Wiraswasta 2 R36 51 SD Jawa Buruh 2 R37 47 SD Jawa Petani 1 R38 50 SMP Jawa Karyawan Swasta 3 R39 45 SMP Jawa Buruh 2


(6)

R40 55 SMP Jawa Wiraswasta 3 R41 45 SMA Jawa Wiraswasta 3 R42 48 SD Jawa Buruh 2 R43 50 SD Jawa Buruh 2 R44 45 SMP Jawa Wiraswasta 3 R45 40 SMA Jawa Wiraswasta 3 R46 49 SMP Jawa Wiraswasta 2 R47 42 SMA Jawa Wiraswasta 3 R48 38 SMA Jawa Wiraswasta 3 R49 45 SMP Jawa Buruh 2 R50 50 SD Jawa Wiraswasta 2 R51 45 SMP Jawa Buruh 1 R52 40 SMA Mandailing Buruh 1 R53 34 SMA Jawa Wiraswasta 2 R54 35 SD Jawa Buruh 1 R55 42 SMA Mandailing Wiraswasta 3 R56 50 SD Jawa Wiraswasta 3 R57 35 SMP Jawa Buruh 1 R58 37 SMA Aceh Wiraswasta 3 R59 35 Akademi/PT Melayu Wiraswasta 3 R60 40 SMP Jawa Wiraswasta 2 R61 52 Akademi/PT Jawa PNS 5 R62 49 Tidak Tamat SD Jawa Buruh 1 R63 34 SMA Minang Wiraswasta 3 R64 37 SMP Batak Buruh 1 R65 50 SD Mandailing Wiraswasta 2 R66 38 SMA Batak Buruh 2 R67 48 SMA Minang PNS 3 R68 36 SMA Jawa PNS 3 R69 55 SD Jawa Wiraswasta 2 R70 42 SD Jawa Buruh 2 R71 37 Akademi/PT Mandailing Wiraswasta 3 R72 28 Akademi/PT Batak Karyawan Swasta 3 R73 30 SMA Jawa Buruh 1 R74 61 SD Jawa Wiraswasta 2 R75 46 SMA Jawa PNS 3 R76 53 SMP Jawa Buruh 2 R77 42 SMP Batak Karyawan Swasta 3 R78 34 SMA Jawa Buruh 2


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemakaian Botol Minuman Berplastik di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan 2015

4 52 139

Peranan Ibu Terhadap Kesehatan Gigi Anak Di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Tahun 2002

0 16 81

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga terhadap Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Janin di Kelurahan Tanjung Morawa Pekan Tahun 2013

1 11 149

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemakaian Botol Minuman Berplastik di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan 2015

0 0 12

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemakaian Botol Minuman Berplastik di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemakaian Botol Minuman Berplastik di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan 2015

0 0 9

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemakaian Botol Minuman Berplastik di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan 2015

0 0 3

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemakaian Botol Minuman Berplastik di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan 2015

0 0 32

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga terhadap Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Janin di Kelurahan Tanjung Morawa Pekan Tahun 2013

1 1 14

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga terhadap Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Janin di Kelurahan Tanjung Morawa Pekan Tahun 2013

0 0 2