41 pokok permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, maka variabel yang akan
dianalisa dikelompokkan menjadi : - Variabel Dependen : Return On Total Assets Ratio
- Variabel Independen: Modal Kerja, dengan sub variabel ; 1.
Sales growth ratio 2.
Financial debt ratio 3.
Fixed financial assets ratio 4.
Inventories turnover ratio 5.
Receivable turnover Ratio,
Definisi operasional variabel
1. Return on total assets ratio ROA adalah pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Variebel ini merupakan
variabel dependen, dan diberi simbol Y.
ROA = x 100
2. Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek
seperti kas, surat berharga, dan piutang dagang. Sub variabel : Sales growth ratio adalah rasio pertumbuhan penjualan dengan
membandingkan penjualan tahun yang bersangkutan dengan penjualan tahun sebelumnya. Deloof, 2003
Earning after tax Total assets
42 Sales Growth Raio =
x 100
Financial debt ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi pembiayaan hutangnya.
Financial debt ratio = x 100
Fixed financial assets ratio adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi aktiva tetapnya. Brigham and Daves, 2001 :220.
Fixed financial assets = x 100
Inventories turnover ratio adalah rasio yang mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan Sawir 2005 :15.
Inventories turnover ratio = x 100
This years sales- previous years sales Previous years sales
Financial debt Total assets
Fixed financial debt Total assets
Cost of good sold Inventories
43
Receivable turnover ratio adalah rasio yang menunjukkan efisiensi
pengelolaan piutang pada perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan pada piutang rendah. Sawir, 2005:16
Receivable turnover = x 100
Receivable Sales
44
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia BEI
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan
pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi
bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
44