Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(1)

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP

PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

MADE SRI UTAMI NIM: 1206205038

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP

PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

MADE SRI UTAMI NIM: 1206205038

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 20 April 2015

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dra. Nyoman Abundanti, MM ... 2. Sekretaris : Dra. Made Rusmala Dewi S.,M.Si ... 3. Anggota : Putu Vivi Lestari, SE., MM ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

Prof.Dr.Ni Wyn Sri Suprapti,SE.,M.Si. Dra. Made Rusmala Dewi S.,M.Si NIP. 19610601 198503 2 003 NIP. 19521124 198003 2 001


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 7 April 2016 Mahasiswa,

Made Sri Utami NIM. 1206205038


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Prof.Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE.,M.Si. dan Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa,SE.,M.S., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dra. Nyoman Abundanti, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Dra. Made Rusmala Dewi S.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah berkenan meluangkan waktunya dan dengan sabar telah memberikan


(6)

bimbingan dan masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Putu Vivi Lestari, SE., MM dan Dra. Nyoman Abundanti, MM , sebagai penguji dalam skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama ini sehingga mampu menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Orang tua dan saudara-saudara tercinta yang telah banyak memberikan dorongan moril, material maupun spiritual yang tak ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman yang sudah membantu dan memberi masukkannya, kehidupan kampus yang menyenangkan dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, kritik, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 7 April 2016


(7)

Judul : Pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Nama : Made Sri Utami

NIM : 1206205038

Abstrak

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Manajemen modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tertdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 yang berjumlah 142 perusahaan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 81 perusahaan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Kata kunci : perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, profitabilitas (ROA)


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Profitabilitas ... 10

2.1.2 Modal Kerja ... 13

2.1.3 Perputaran Kas ... 15

2.1.4 Perputaran Piutang ... 16

2.1.5 Perputaran Persediaan ... 17

2.2 Hipotesis Penelitian ... 17

2.2.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas ... 18

2.2.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas ... 18

2.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas ... 19

2.3 Model Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 21

3.3 Obyek Penelitian ... 21

3.4 Identifikasi Variabel ... 21

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 22

3.5.1 Profitabilitas ... 22

3.5.2 Perputaran Kas ... 22


(9)

3.5.4 Perputaran Persediaan ... 23

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.6.1 Jenis data ... 24

3.6.2 Sumber data ... 24

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 25

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.9 Teknik Analisis Data ... 26

3.9.1 Regresi Linier Berganda ... 26

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 27

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 31

3.9.4 Pengujian Hipotesis ... 32

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 34

4.1.1 Bursa Efek Indonesia ... 34

4.1.2 Deskripsi Perusahaan Sampel ... 35

4.2 Deskrpsi Variabel Penelitian ... 37

4.2.1 Profitabilitas (ROA)... 38

4.2.2 Perputaran Kas ... 38

4.2.3 Perputaran Piutang ... 39

4.2.4 Perputaran Persediaan ... 39

4.3 Hasil Penelitian ... 40

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 40

4.3.2 Regresi Linier Berganda ... 44

4.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 45

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 46

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

4.4.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas ... 48

4.4.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas ... 49

4.4.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR RUJUKAN ... 53


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ... 29

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Profitabilitas (ROA), Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan ... 38

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 41

4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 41

4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ... 42

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 43


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhdap Profitabilitas Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia... 20


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 58

2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 62

3 Kriteria Pemilihan Sampel ... 65

4 Hasil Tabulasi 2012 ... 68

5 Hasil Tabulasi 2013 ... 76

6 Hasil Tabulasi 2014 ... 84

7 Hasil Rekapitulasi Variabel Terikat Profitabilitas (ROA) dan Variabel Bebas (Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan) ... 92

8 Hasil Analisis Deskriptif ... 98

9 Hasil Uji Normalitas ... 99

10 Hasil Uji Autokorelasi ... 100

11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 101

12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 102


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perusahaan mengalami persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini. Persaingan bisnis menyebabkan perusahaan harus pintar mengolah modal kerja perusahaan. Manajemen modal kerja yang dilakukan perusahaan berguna untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Melalui manajemen modal kerja, perusahaan bisa mengetahui keadaan dana perusahaan sehingga perusahaan bisa mengambil keputusan yang tepat.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan (Wiagustini,2010:76). Perusahaan menginginkan laba perusahaannya meningkat yang berarti perusahaan bisa meningkatkan profitabilitas dengan asumsi total aktiva perusahaan tidak meningkat.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk


(14)

2

beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut (Kasmir, 2012:196).

Rasio profitabilitas terbagi menjadi beberapa rasio yaitu, margin laba (profit margin), return on investment (ROI) atau sering disebut juga dengan return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan laba per lembar saham (Kasmir, 2012:199). Profitabilitas dalam penilitian ini diproksikan dengan return on assets (ROA). Return on assets digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan aset yang dimiliki (Brigham dan Houston, 2010:148).Analisis return on assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut (Hanafi, 2012:157).

Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar atau modal kerja bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva lancar (Harahap, 2011:288). Menurut Brigham dan Houston (2010:131) modal kerja adalah suatu investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Modal kerja yang dikelola dengan baik oleh manajer perusahaan akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Manajer perusahaan berperan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan di tengah persaingan yang ketat melalui pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan laba yang positif.


(15)

3

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan (Sawir, 2005:133). Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan utang lancar terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi risiko. Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (Sartono, 2010:385). Manajemen modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

Perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan (Kasmir, 2012:140). Kas mempunyai tingkat likuiditas paling tinggi dalam unsur modal kerja. Dimana kas perusahaan semakin tinggi maka tingkat likuiditasnya juga tinggi dan mengurangi risiko perusahaan sebaliknya jika kas lebih kecil perusahaan terancam tidak dapat memenuhi kewajiban finansial perusahaan (Riyanto, 2011:95). Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan (Wild et al, 2005:42). Hasil penelitian Lazaridis dan Tryfonidis (2006), Charitou et al (2010), dan Satriya dan Lestari (2014) menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan


(16)

4

terhadap profitabilitas. Hasil penelitian yang berbeda dikemukakan oleh penelitian Azhar dan Noriza (2010), Mojtahedzadeh (2011), Makori dan Jagongo (2013) dan Putri dan Sudiartha(2015) yang menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Warren et al. (2008:356) menyatakan bahwa piutang (Receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Perusahaan dapat meningkatkan investasi pada piutang sepanjang tambahan keuntungan yang ditimbulkannya lebih besar daripada tambahan biaya pada investasi piutang tersebut (Wiagustini, 2010:136). Kasmir (2012:176) menyatakan bahwa perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya, jika rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang yang berarti juga kesuksesan manajemen piutang. Hasil penelitian Charitou et al (2010) dan Agha (2014) menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian berbeda dikemukakan oleh Karaduman et al (2010), Ching dan Gerab (2012), Ray (2012) , Pratiwi (2012) dan Vural et al (2012) yang menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.


(17)

5

Perputaran persediaan adalah kenaikan persediaan disebabkan oleh peningkatan aktivitas, atau karena perubahan kebijakan persediaan. Kalau terjadi kenaikan persediaan yang tidak proporsional dengan peningkatan aktivitas, maka berarti terjadi pemborosan dalam pengelolaan manajemen persediaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2012:77). Syamsuddin (2002:236) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat perputaran persediaan, makin tinggi pula keuntungan yang diperoleh. Hasil penelitian Charitou et al (2010), dan Agha (2014) menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian penelitian berbeda ditemukan oleh Raheman dan Nasr (2007), Teruel dan Solano (2007), Sipangkar (2009), Azhar dan Noriza (2010) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor yang saat ini banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam usahanya mengurangi kesenjangan sosial, selain itu jumlah perusahaan manufaktur cukup besar sehingga sampel dalam penelitian ini dapat terpenuhi. Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2012-2014 karena peneliti ingin meneliti pada tahun yang terbaru. Berdasarkan teori dan research gap dari penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(18)

6

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1) Apakah perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 2) Apakah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 3) Apakah perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari uraian permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas.

2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas.

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas.

1.4 Kegunaan Penelitian

1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna dan memperkaya kajian empiris yang lebih luas serta dapat menjadi pembuktian kebenaran teori di bidang manajemen keuangan pada umumnya yang berhubungan dengan pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi


(19)

7

dokumen akademik yang berguna sebagai acuan dan referensi bagi civitas akademika yang melakukan penelitian sejenis.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berguna berupa tambahan informasi serta bahan pertimbangan bagi perusahaan atau bagi manajer keuangan khususnya dalam menentukan komposisi modal kerja.


(20)

8

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lain mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab I diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab II diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan profitabilitas, modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, hipotesis penelitian, serta model penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab III diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.


(21)

9

Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab IV diuraikan mengenai gambaran umum Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab V diuraikan mengenai simpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisis penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan saran.


(22)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono,2010:122). Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas lebih diminati oleh para pemegang saham dan manajemen perusahaan sebagai salah satu alat keputusan investasi (Raharjaputra, 2009:205). Return on assets mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset. Semakin tinggi ROA maka semakin baik return yang dihasilkan (Murhadi, 2013:64). Return on assets (ROA) menggambarkan perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar


(23)

11

rasio ini maka semakin baik dan hal ini berarti bahwa akltiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba (Harahap , 2010:305).

Terdapat beberapa rasio profitabilitas diantaranya (Brigham dan Houstan , 2010: 146) :

1) Margin Laba atas Penjualan

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dimana semakin besar rasio ini maka semakin baik pula karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapat laba cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk menghitung margin laba atas penjualan dapat dihitung dengan rumus :

... . (1)

2) Return on Assets

Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (Return on Assets - ROA)setelah bunga dan pajak. Oleh karena itu, untuk menghitung return on assets dapat dihitung dengan rumus:

)

3) Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba

Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (Basic Earning Power-BEP) dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset perusahaan, sebelum pengaruh pajak dan leverage. Rasio ini


(24)

12

keuangan dan situasi pajak. Oleh karena itu, rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

.. ...(3)

4) Pengembalian atas Ekuitas Biasa

Rasio pengembalian atas ekuitas biasa (Return on Common Equity-ROE) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang sahambiasa. Rasio ini dihitung dengan membagi rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa. Oleh karena itu, rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

(4) Menurut Hanafi dan Halim (2007:83), ada tiga rasio, yaitu:

1) Profit Margin

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.

2) Return on Asset

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

3) Return on Equity

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.

Penelitian ini menggunakan Return on Assets (ROA) untuk mengukur profitabilitas.


(25)

13

2.1.2 Modal Kerja

Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar atau modal kerja bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva lancar (Harahap, 2008:288). Modal kerja memiliki tiga komponen adalah kas, piutang, dan persediaan (Lazaridis dan Tryfonidis, 2006). Fahmi (2013:100) menyatakan bahwa modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek kas, surat-surat berharga, persediaan dan piutang.

Modal kerja penting bagi perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya tidak tercukupinya modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan (Munawir, 2012:114).

Riyanto (2011:57) memberikan pengertian modal kerja dalam 3 konsep, yaitu :

1) Konsep kuantitatif

Konsep ini menitiberatkan pada kuatum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.


(26)

14

Konsep ini menganggap modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (gross working capital).

2) Konsep kualitatif

Konsep ini menitiberatkan pada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini modal kerja diartikan sebagai kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman maupun dari pemilik perusahaan.

3) Konsep fungsional

Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).

Horne dan Wachowicz (2005:309) menyatakan, manajemen modal kerja yang baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut yaitu :

1) Tingkat investasi aktiva lancar optimal

Menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output, semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan.

2) Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka panjang yang

digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini. Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan


(27)

15

pembayaran akan cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Seiring berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penggunaan utang jangka pendek akan menghasilkan laba yang lebih tinggi karena utang akan dibayar selama periode yang bahkan tidak membutuhkannya.

2.1.3 Perputaran Kas

Tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berkaitan dengan tingkat pengembalian atas investasi. Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan dalam keadaan bangkrut (Kasmir, 2012:141). Martono dan Harjito (2002: 80) menyatakan perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali.

Perputaran kas (cash turnover) merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja (Riyanto, 2011:95).

Perputaran kas dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Wild et al, 2005:42) :


(28)

16

...(5)

2.1.4 Perputaran Piutang

Perputaran piutang adalah hubungan antara penjualan bersih dan piutang, dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan piutang bersih rata-rata (Warren et al, 2014:464). Piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya (Warren et al, 2014:356). Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin baik, namun begitu juga sebaliknya semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin lama syarat pembayaran , semakin lama dana atau modal terikat dalam piutang tersebut, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang (Fahmi, 2013:155).

Munawir (2010:75) menyatakan bahwa makin tinggi ratio perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Hanafi (2012:76) menyatakan rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang.

Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012:176) :


(29)

17

...(6)

2.1.5 Perputaran Persediaan

Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan.Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan.Pengertian persediaan mencakup pengertian yang sangat luas, mencakup persediaan yang terdapat dalam perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur (Sartono, 2001:443).

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif (Hanafi, 2012:78)

Perputaran persediaan mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan (Warren et al, 2014: 462). Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atas piutang dagang. Perputaran persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Munawir, 2010:77) :

...(7)

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, maka rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan


(30)

18

(Sugiyono, 2013:93). Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dikemukakan adalah :

2.2.1 Pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja. Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto,2011:254). Hasil penelitian Lazaridis dan Tryfonidis (2006),Charitou et al (2010), Mojtahedzadeh (2011) , Rahma (2011),Putra (2012), Putri dan Musmini (2013) dan Santhi dan Dewi (2014) menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.2 Pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

Perputaran piutang menjelaskan sejauh mana piutang berputar dalam satu tahun dapat diperoleh dari penjualan dibagi rata-rata piutang (Harmono, 2009:234). Munawir (2010:75) menyatakan bahwa makin tinggi ratio perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Hasil penelitian Putra (2010), Charitou et al (2010), Wijaya


(31)

19

(2012), Agha (2014), Prakoso (2014) dan Putri dan Sudiartha(2015) menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2 : perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.3 Pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. (Munawir, 2012:119). Syamsuddin (2002:236) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat perputaran persediaan, makin tinggi pula keuntungan yang diperoleh.Hasil penelitian Charitou et al (2010),Erasmus (2010), Khan et al (2011), Sufiana dan Purnawati (2013), Agha (2014), dan Iqbal dan Zhuquan (2015)menyatakan bahwa tingkat perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H3 : perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap


(32)

20 2.3 Model Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia , maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

(+)

(+)

(+)


(1)

pembayaran akan cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Seiring berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penggunaan utang jangka pendek akan menghasilkan laba yang lebih tinggi karena utang akan dibayar selama periode yang bahkan tidak membutuhkannya.

2.1.3 Perputaran Kas

Tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berkaitan dengan tingkat pengembalian atas investasi. Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan dalam keadaan bangkrut (Kasmir, 2012:141). Martono dan Harjito (2002: 80) menyatakan perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali.

Perputaran kas (cash turnover) merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja (Riyanto, 2011:95).

Perputaran kas dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Wild et al, 2005:42) :


(2)

...(5) 2.1.4 Perputaran Piutang

Perputaran piutang adalah hubungan antara penjualan bersih dan piutang, dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan piutang bersih rata-rata (Warren et al, 2014:464). Piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya (Warren et al, 2014:356). Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin baik, namun begitu juga sebaliknya semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin lama syarat pembayaran , semakin lama dana atau modal terikat dalam piutang tersebut, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang (Fahmi, 2013:155).

Munawir (2010:75) menyatakan bahwa makin tinggi ratio perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Hanafi (2012:76) menyatakan rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang.

Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012:176) :


(3)

...(6) 2.1.5 Perputaran Persediaan

Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan.Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan.Pengertian persediaan mencakup pengertian yang sangat luas, mencakup persediaan yang terdapat dalam perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur (Sartono, 2001:443).

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif (Hanafi, 2012:78)

Perputaran persediaan mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan (Warren et al, 2014: 462). Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atas piutang dagang. Perputaran persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Munawir, 2010:77) :

...(7)

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, maka rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan


(4)

(Sugiyono, 2013:93). Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dikemukakan adalah :

2.2.1 Pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja. Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto,2011:254). Hasil penelitian Lazaridis dan Tryfonidis (2006),Charitou et al (2010), Mojtahedzadeh (2011) , Rahma (2011),Putra (2012), Putri dan Musmini (2013) dan Santhi dan Dewi (2014) menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

2.2.2 Pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

Perputaran piutang menjelaskan sejauh mana piutang berputar dalam satu tahun dapat diperoleh dari penjualan dibagi rata-rata piutang (Harmono, 2009:234). Munawir (2010:75) menyatakan bahwa makin tinggi ratio perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Hasil penelitian Putra (2010), Charitou et al (2010), Wijaya


(5)

(2012), Agha (2014), Prakoso (2014) dan Putri dan Sudiartha(2015) menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2 : perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 2.2.3 Pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. (Munawir, 2012:119). Syamsuddin (2002:236) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat perputaran persediaan, makin tinggi pula keuntungan yang diperoleh.Hasil penelitian Charitou et al (2010),Erasmus (2010), Khan et al (2011), Sufiana dan Purnawati (2013), Agha (2014), dan Iqbal dan Zhuquan (2015)menyatakan bahwa tingkat perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H3 : perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.


(6)

2.3 Model Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia , maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

(+)

(+)

(+)