2.2.2 Usus Halus
Panjang usus halus adalah sekitar 10–14 kaki. Bagian pertama steril, sedangkan bagian akhir yang menghubungkan ”cecum” mengandung beberapa
bakteri Shargel,2005. Usus halus dibagi dalam duodenum, yeyenum dan ileum. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, yeyenum kira-kira dua per tiga sisa usus
halus lainnya dan ileum kira-kira tiga per lima bagian terminalnya Price dan Wilson,1991.
Rentang pH isi usus halus adalah : pH
duodenum bulbus 4 – 5
duodenum menurun 5 – 6
yeyenum 6
– 7
ileum 7
– 8
Aiache dkk.,1993. Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan dasar yaitu mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. Mukosa disusun oleh selapis sel epitel dengan membran basalis filamentosanya, suatu lamina propria yang
mengandung pembuluh darah, kelenjar limfe, sel-sel otot halus, serat saraf, sel plasma, limfosit, fibroblast, eosinofil, makrofag, sel retikulum, sel mast, kolagen,
dan fibril-fibril retikuler, serta lapisan ini dipisahkan dari submukosa oleh mukosa muskularis. Submukosa mengandung pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh
limfe yang lebih besar serta lebih banyak jaringan penyambung, saraf, ganglia serta elemen-elemen limfoid. Muskularis eksterna dibagi menjadi lapisan otot
Universitas Sumatera Utara
polos sirkuler di sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar, dengan pleksus mienterikus tersebar di antara keduanya Sodeman,1995.
2.2.3 Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki. Diameter usus besar lebih besar dari usus halus. Diameter rata- rata sekitar
2, 5 inci, tetapi makin mendekati ujungnya, diameternya makin berkurang. Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
di usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorpsi air dan elektrolit Price dan Wilson,1994.
2.2.4 Mekanisme terjadi pendarahan pada lambung
Obat-obat anti inflamasi nonsteroid AINS termasuk indometaisn dapat menyebabkan terjadinya pendarahan karena kristal-kristal obat berkontak
langsung dengan mukosa lambung. Indometasin merusak mukosa lambung sehingga mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi balik asam
klorida dengan akibat kerusakan jaringan khususnya pembuluh darah. Histamin dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan pepsin. mukosa menjadi edema, dan
sejumlah protein plasma dapat hilang sehingga mukosa kapiler dapat rusak dan dapat mengakibatkan pendarahan Price dan Wilson,1994.
2.3 Alginat