Hasil Uji Hipotesis Uji Homogenitas

57 Kemampuan Awal”. Siswa yang menggunakan hypermedia menghasilkan nilai rata-rata mean lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media riil. 1 Jika dilihat dari setiap jenjang pada ranah kognitif, hasil posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan untuk setiap jenjangnya. Terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol dalam meningkatkan jenjang kognitif C 1 mengingat dan C 2 memahami. Keunggulan tersebut dikarenakan pada hypermedia disajikan visualisasi gambar dan animasi yang dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami konsep momentum dan impuls. Gambar dan animasi tersebut juga dapat membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riyad dkk bahwa stimulus yang digunakan dalam hypermedia berupa gambar dinamis animasi dan gambar statis, variasi warna, dan suara yang direkam ke dalam program, sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar. 2 Gambar dan animasi dalam hypermedia juga sangat membantu dalam memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan. 3 Hal ini dapat terlihat dari hasil angket siswa pada indikator penyajian gambar dan animasi berada pada kategori baik sekali. Adapun hasil validasi dua ahli materi pada indikator yang menyebutkan kesesuaian gambar dan animasi dengan konsep momentum dan impuls berada pada kategori sangat baik. Selain itu, hasil validasi ahli media pada indikator yang menyebutkan unsur visual teks, gambar, animasi sesuai dengan kebutuhan materi dan mendukung materi ajar berada pada kategori baik. Selain gambar dan animasi, unsur warna dan suara audio yang ditampilkan dalam hypermedia menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini senada dengan pernyataan Rusman bahwa media yang 1 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 12. 2 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 130. 3 Ibid., h. 131. 58 yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. 4 Selain itu, hasil angket siswa pada indikator kesesuaian suaraaudio dan warna hypermedia juga menunjukkan kategori baik sekali. Hypermedia juga dapat meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif C 3 menerapkan. Hal ini dikarenakan prinsip hypermedia yang mengacu pada pembelajaran berbantuan komputer, yaitu memiliki unsur interaktif. Sesuai dengan prinsip tersebut, siswa berperan aktif dalam pembelajaran karena menggunakan media komputer secara mandiri. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Disamping itu, komputer juga dapat diprogram untuk memberikan umpan balik, memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. 5 Keuntungan komputer sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dengan hypermedia ini dirasakan oleh para siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil angket siswa pada indikator penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi ahli media pada segi interaktivitas berada pada kategori sangat baik. Dari beberapa kelebihan di atas, ada beberapa keterbasan yang dimiliki oleh hypermedia dalam proses pembelajaran. Jika dilihat berdasarkan nilai rata- rata untuk setiap jenjang kognitif, maka terlihat bahwa kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C 3 menerapkan dan C 4 menganalisis. Hal ini dapat terjadi karena pada saat penelitian berlangsung, kelas kontrol menggunakan metode ceramah, dimana untuk penjelasan soal hitungan yang cukup rumit, siswa dipandu oleh guru dalam memahami rumus dan penyelesaian soal. Sementara pada kelas ekperimen, siswa belajar secara mandiri dengan komputer dan mendapatkan solusi untuk penyelesaian soal-soal hitungan 4 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 143. 5 Ibid., h. 190.