BAB 5 HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialiasasi di Ruangan Cempaka RSJ Daerah
Povsu Medan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Nopember- 7 Desember 2009. pengumpulan data dilakukan pada pasien yang mengalami isolasi sosial di ruang
cempaka RSJ Daerah Provsu Medan.
5.1 Data Demografi
Tabel 1. menunjukkan bahwa mayoritas responden 12 orang 80 berada pada rentang usia diatas 30 tahun , jenis kelamin perempuan 15 orang 100,
pendidikan SMU sebanyak 12 orang 80, suku Batak sebanyak 7 orang 46,7, agama responden paling banyak adalah beragama Islam sebanyak 9 orang 60 dan
paling sedikit beragama kristen sebanyak 6 orang 40. Sebagian besar pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga 11 orang: 73,3.
45
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Karakteristik Pasien Yang Mendapat Aktivitas Kelompok Sosial Terhadap Kemampuan Komunikasi Pada Pasien Isolasi Di Ruang Cempaka
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Karakteristik N
Umur
20 tahun 1
6,7 20 – 30 tahun
2 13,3
30 tahun 12
80,0
Jumlah 15
100,0 Jenis kelamin
Perempuan 15
100,0
Jumlah 15
100,0 Pendidikan
SD 0,0
SMP 3
20,0 SMU
12 80,0
Perguruan Tinggi 0,0
Jumlah 15
100,0 Suku Bangsa
Batak 7
46,7 Jawa
3 20,0
Melayu 4
26,7 Padang
1 6,7
Jumlah 15
100,0 Agama
Islam 9
60,0 Kristen
6 40,0
Jumlah 15
100,0 Pekerjaan
Pegawai Negeri 0,0
Pegawai Swasta 0,0
Wiraswasta 3
20,0 Ibu Rumah Tangga
11 73,3
Lain-lain 1
6,7
Jumlah 15
100,0
Universitas Sumatera Utara
5.2 Sesi 1 Pasien Mampu Memperkenalkan
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pre Test Sesi I Pasien Mampu Memperkenalkan Diri di RSJ Daerah Provsu Medan
Aktivitas N
Kurang 2
13,3 Cukup
3 20,0
Baik 10
66,7 Jumlah
15 100,0
Tabel 2 memperlihatkan bahwa kemampuan pasien memperkenalkan diri sebelum terapi pre test berada dalam kategori baik sebanyak 10 orang 66,7,
cukup sebanyak 3 orang 20, dan kurang sebanyak 2 orang 13,3.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Post Test Sesi I Pasien Mampu Memperkenalkan Diri Di RSJ Daerah Provsu Medan
Aktivitas n
Kurang 0,0
Cukup 0,0
Baik 15
100,0 Jumlah
15 100,0
Tabel 3 memperlihatkan bahwa kemampuan pasien untuk memperkenalkan diri setelah terapi post test berada dalam kategori baik sebanyak 15 orang 100
Universitas Sumatera Utara
5.3 Sesi 2 : Pasien Mampu Berkenalan Dengan Anggota Kelompok Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pre Test Sesi II Pasien Mampu
Berkenalan Dengan Anggota Kelompok Di RSJ Daerah Provsu Medan
Aktivitas n
Kurang 9
60,0 Cukup
6 40,0
Baik 0,0
Jumlah 15
100,0 Tabel 4 menunjukkan bahwa kemampuan pasien untuk berkenalan dengan
anggota kelompok sebelum terapi pre test berada dalam kategori kurang sebanyak 9 orang 60, cukup 6 orang 40
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Post Test Sesi II pasien Mampu Berkenalan Dengan Anggota Kelompok Di RSJ Daerah Provsu
Medan
Aktivitas n
Kurang 0,0
Cukup 1
6,7 Baik
14 93,3
Jumlah 15
100,0 Tabel 5 menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi pasien untuk
berkenalan dengan anggota kelompok setelah terapi post test berada dalam kategori baik sebanyak 14 orang 93,3, cukup 1 orang 6,7
Universitas Sumatera Utara
5.4 Sesi 3 : Pasien Mampu Bercakap-cakap Dengan Anggota Kelompok Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pre Test Sesi III Pasien Mampu
Bercakap-cakap Anggota Kelompok Di RSJ Daerah Provsu Medan Aktivitas
n
Kurang 14
93,3 Cukup
1 6,7
Baik 0,0
Jumlah 15
100,0 Tabel 6 memperlihatkan kemampuan komunikasi pasien mampu bercakap-
cakap dengan anggota kelompok sebelum terapi pre test berada dalam kategori kurang sebanyak 14 orang 93,3 , cukup sebanyak 1 orang 6,7.
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Post Test Sesi III Pasien Mampu Bercakap-cakap Dengan Anggota Kelompok Di RSJ Daerah Provsu
Medan
Aktivitas n
Kurang 1
6,7 Cukup
9 60,0
Baik 5
33,3 Jumlah
15 100,0
Tabel 7 memperlihatkan kemampuan komunikasi pasien mampu bercakap- cakap dengan anggota kelompok setelah terapi post test berada dalam kategori baik
sebanyak 5 orang 33,3 cukup sebanyak 9 orang 60 , kurang sebanyak 1 orang 6,7.
Universitas Sumatera Utara
5.5. Sesi 4 : Pasien Mampu Menyampaikan dan Memilih Topik Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Pre Test Sesi IV Pasien Mampu
Menyampaikan Dan Memilih Topik Di RSJ Daerah Provsu Medan Aktivitas
n
Kurang 14
93,3 Cukup
1 6,7
Baik 0,0
Jumlah 15
100,0 Tabel 8 memperlihatkan kemampuan komunikasi pasien mampu
menyampaikan dan memilih topik sebelum pre test berada dalam kategori kurang sebanyak 14 orang 93,3 , cukup sebanyak 1 orang 6,7.
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Post Test Sesi IV Pasien Mampu Menyampaikan Dan Memilih Topik Di RSJ Daerah Provsu Medan
Aktivitas n
Kurang 3
20,0 Cukup
7 46,7
Baik 5
33,3 Jumlah
15 100,0
Tabel 9 memperlihatkan kemampuan komunikasi pasien mampu menyampaikan dan memilih topik setelah post test berada dalam kategori baik 5
orang 33,3, cukup sebanyak 7 orang 46,7 , kurang sebanyak 3 orang 20.
Universitas Sumatera Utara
5.6. Sesi 5 : Kemampuan Verbal Menyampaikan dan Memilih Topik Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Pre Test Sesi V Kemampuan
Verbal Menyampaikan Dan Memilih Topik Di RSJ Daerah Provsu Medan
Aktivitas n
Kurang 14
93,3 Cukup
1 6,7
Baik 0,0
Jumlah 15
100,0 Tabel 10 memperlihatkan kemampuan komunikasi pasien dalam
menyampaikan dan memilih topik sebelum terapi pre test berada dalam kategori kurang sebanyak 14 orang 93,3 , cukup sebanyak 1 orang 6,7
Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Post Test Sesi III Kemampuan Verbal Menyampaikan Dan Memilih Topik Di RSJ Daerah Provsu
Medan
Aktivitas n
Kurang 1
6,7 Cukup
6 40,0
Baik 8
53,5 Jumlah
15 100,0
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden 8 orang: 53,5 mempunyai kemampuan untuk menyampaikan dan memilih topik dalam kategori
baik 8 orang 53,5, kategori cukup sebanyak 6 orang 40 dan kategori kurang
sebanyak 1 orang 6,7
Uji T dependen
Universitas Sumatera Utara
Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji t-dependen yaitu membandingkan data pada pre test dan post test
dan diperoleh perbedaan pre test dan post test pada terapi aktivitas kelompok. Taraf signifikansi 95
α = 0,05. Pedoman dalam menerima hipotesis, apabila nilai
probabilitas p 0,05 maka Ho ditolak, apabila p 0,05 maka Ho gagal ditolak.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pengaruh Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Kemampuan Komunikasi Pada Pasien Isolasi Sosial Di
Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan tahun 2009
Variabel Kasus
Mean Standar
Deviasi Standar
Error Perbedaan
P Value Mean
Standar Deviasi
Pre test 8,73
4,862 1,255
-18,333 1,027
0,000 Post test
27,07 3,369
0,870
Berdasarkan tabel 5.2 pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisai terhadap kemampuan komunikasi pada pasien isolasi sosial pada kelompok kasus yang diberi
intervensi mempunyai nilai rata-rata pada saat pretest sebesar 8,73 dan setelah dilakukan post test sebesar 27,07, dengan perbedaan standar deviasi sebesar 1,027.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji T dependen di dapatkan nilai p adalah 0,000 yang mempunyai makna bahwa ada pengaruh yang signifikan terapi aktivitas
kelompok sosialisai terhadap kemampuan komunikasi pada pasien isolasi sosial.
Universitas Sumatera Utara
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sesi 1 pre test 10 orang pasien 66,7 mampu memperkenalkan diri dengan baik. Sedangkan pada sesi 1 post test
seluruh pasien 15 orang; 100 mempunyai kemampuan untuk memperkenalkan diri dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pasien pada sesi 1
dalam memperkenalkan diri lebih baik setelah diberikan terapi aktifitas kelompok. Pada sesi 2 pre test, sebagian besar pasien 9 orang; 60 mempunyai
kemampuan memperkenalkan diri dengan anggota kelompok dalam kategori kurang. Sementara itu, pada sesi 2 post test terjadi peningkatan dalam hal kemampuan
memperkenalkan diri dengan anggota kelompok yaitu sebanyak 14 orang pasien 93,3. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi mempunyai pengaruh yang terhadap
kemampuan komunikasi pasien dalam memperkenalkan diri dengan anggota kelompok.
Pada sesi 3 pre test, sebagian besar pasien 14 orang 93,3 mempunyai kemampuan dalam bercakap-cakap dengan anggota kelompok dalam kategori kurang.
Sementara itu kemampuan pasien dalam bercakap-cakap dengan anggota kelompok pada sesi 3 post test mengalami perubahan dalam kategori cukup sebanyak 9 orang
60. Dalam hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terapi aktivitas kelompok sosialisasi mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pasien dalam bercakap-cakap
dengan anggota kelompok. Pada sesi 4 pre test sebagian besar pasien mampu menyampaikan topik dan
memilih topik berada dalam kategori kurang sebanyak 14 orang 93,3 pada sesi 4
Universitas Sumatera Utara
post test pasien yang mampu memilih dan menyampaikan topik mangalami perubahan dalam kategori cukup adalah sebanyak 7 orang 46,7. Maka dalam hal
ini terapi aktivitas kelompok mempunyai pengaruh terhadap kemampuan pasien untuk menyampaikan dan mimilih topik.
Pada sesi 5 pre test pasien yang mampu memilih dan menyampaikan topik secara verbal sebagian besar dalam kategori kurang sebanyak 14 orang 93,3 . Dan
pada sesi 5 post test pasien yang mampu menyampaikan dan memilih topik secara verbal mengalami perubahan menjadi kategori baik sebanyak 8 orang 53,5,
maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa terapi aktivitas kelompok sosialisasi mempunyai pengaruh terhadap tiap sesi.
Analisa data secara bivariat dengan menggunakan uji T dependen pada pre test dan post test dan diperoleh perbedaan pre test dan post test pada terapi aktivitas
kelompok. Dan nilai rata-rata pada saat pre test sebesar 8,73 dan setelah dilakukan post test sebesar 27,07 dengan perbedaan standar deviasi sebesar 1,027. Hasil uji
statistik didapatkan p adalah 0,000 yang menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok sosialisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
komunikasi pada pasien isolasi sosial. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Keliat dan Akemat 2005 yang
mengatakan bahwa terapi aktivitas kelompok sosialisasi TAKS merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Sebastian 2009 yang meneliti tentang pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi sesi 1 sd 3 menunjukkan
terdapat peningkatan nilai rata-rata setelah diberikan perlakuan terapi aktivitas kelompok. Dan dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi aktivitas
kelompok mempunyai pengaruh terhadap kemampuan komunikasi pada pasien isolasi sosial.
Terapi Aktivitas Kelompok TAK: Sosialisasi adalah suatu bentuk terapi yang meliputi sekelompok orang yang setiap kali mengadkan pertemuan rutin dengan
seorang terapis yang memfokuskan pada kesadaran diri dan mengenal diri sendiri dalam memperbaiki hubungan interpersonal dan merubah tingkah laku Stuart dan
Sundeen,1995. Terapi ini diajarkan dan mempraktekkan kepada individu atau klien untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi
dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal Satu dan Satu, kelompok dan massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok, sehingga klien
dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan social,yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan social dalam kelompok secara bertahap,
dimana pasien dapat memperkenalkan diri, mampu berkenalan dengan dengan anggota kelompok, mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok, mampu
menyampaikan dan membicarakan topik percakapan dan mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi kepada orang lain Budi Akemat, 2005
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI