Perumusan Masalah Metodologi Penelitian

Terutama semua jamu dan sejenisnya secara implisit bahkan dipercayai oleh orang Indonesia yang berpendidikan termasuk dokter…” Fenomena tersebut menarik untuk dipahami dan dicermati lebih lanjut. Hal ini dapat memperlihatkan berbagai model pengobatan di luar pengobatan medis yang sudah lazim yang menjadi pilihan – pilihan tertentu masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Kenyataan tersebut juga memperlihatkan status pengobatan altenatif yang masih diakui keberadaannya dan dapat menjawab berbagai masalah kesehatan. Akhirnya dapat dipahami bahwa pengobatan alternatif juga merupakan sistem pengobatan yang masih sangat dikenal bagi peminatnya. Seperti halnya pengobatan altenatif Sempurna yang dipimpin bapak Suryadi. Seperti yang menangani segala penyakit dan keluhan pasien dengan system pengobatan semi modern seperti bekham, akupuntur listrik, pijat refleksi dan ramuan-ramuan yang terdapat di Jalan Setia Budi no. 245 Medan, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana keberadaan sistem pengobatan alternatif, seperti halnya pengobatan alternatif Sempurna menjadi pilihan masyarakat dan berbagai sistem pengobatan alternatif lainnya. Permasalahan tersebut dapat diuraikan ke dalam 4 empat pertanyaan penelitian yaitu: 1. Bagaimana pengetahuan masyarakat terhadap berbagai jenis pengobatan alternatif ? Universitas Sumatera Utara 2. Apa yang mendasari masyarakat untuk memilih sistem pengobatan alternatif Sempurna? 3. Bagaimana teknik pengobatan penyakit yang meliputi prinsip, cara kerja serta tahap – tahap pengobatan ? 4. Bagaimana hasil yang diperoleh masayarakat terhadap sistem pengobatan alternatif yang menjadi pilihannya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berpijak dari permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pilihan masyarakat terhadap pengobatan alternatif dalam penangulangan penyakit khususnya pengobatan alternatif Sempurna oleh Bapak Tabib Suryadi. Manfaat dalam penelitian ini secara akademis dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya Antropologi Kesehatan, tentang pilihan masyarakat dalam pengobatan penyakit berkenaan dengan sistem pengobatan alternatif. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat dalam memahami dan memilih pengobatan alternatif serta bagi pemerintah dalam menentukan arah kebijaksanaan dalam pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat khususnya Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

4. Kajian Pustaka

Laudel F Snow dalam Henderson, 1981:83 – 85 mengatakan bahwa fenomena penyakit di masyarakat dibagi atas 2 dua hal, yaitu: 1. Natural Illnesses penyakit – penyakit alamiah. Penyakit alamiah ini dibagi atas 2 yaitu: a. Penyakit yang disebabkan serangan unsur agents alami seperti hujan b. Penyakit yang disebabkan kiriman Tuhan atau hukuman Tuhan atas dosa manusia. Penyakit ini tidak dapat disembukan oleh obat – obatan modern 2. Unnatural Illnesses Penyakit ini disebabkan campur tangan kekuatan setan demons dan iblis evil yang masuk kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disbabkan iblis dan setan ini juga dapat berbentuk penyakit alamiah. Dalam pembagian ini antara Natural dan Unnatural Illnesses terdapat kesamaan. Penyakit – penyakit yang disebabkan faktor alamiah dan penyakit yang disebabkan setan demon dan iblis evil sama – sama tidak dapat disembuhkan dngan obat – obatan modern. Akan tetapi jika iblis atau setan yang berperan, maka penyakit dianggap tidak ilmiah. Sedangkan menurut Foster dan Anderson 1986:63 membagi sistem kesehatan berdasarkan kepercayaan dan penjelasan tetang sebab – sebab penyakit atas 2 dua cara yaitu: 1. Personalistik yaitu yang disebabkan campur tangan dari agen – agen tertentu yang dapat berupa makhluk supranatural makhluk gaib atau dewa, makhluk Universitas Sumatera Utara yang bukan manusia seperti hantu, roh leluhur atau roh jahat maupun makhluk manusia tukang sihir atau tenung 2. Naturalistik yang terjadi akibat adanya gangguan ketidak seimbangan didalam tubuh manusia atau antara tubuh manusia dan lingkungannya. Seperti panas, dingin, cairan tubuh humor atau dosha, yin dan yang, berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu. Dalam hal ini pengobatan alternatif termasuk dalam naturalistik karena penyakitnya disebabkan leh gangauan ketidak seimbangnya didalam tubuh manusia tetapi dalam pengobatannya terdiri atas pengobatan tradisional ditambah pengobatan lain yang bukan pengobatan barat modern yang tidak menggunakan peralatan medis Agoes, 1992:60. Menurut Ortiz dalam pengambilan keputusan Decision Making Process bahwa keputusan itu bersifat rasional ketika keputusan tersebut diambil. Pengambilan keputusan tesebut berbasic individu maksudnya pengambilan keputusan seseorang mengenai sesuatu hal berasal dari orang tersebut sendiri yang diambil berdasarkan pengalaman-pengalaman seseorang. Keesing 1989 mengatakan bahwa pengetahuan yang berada dikepala seseorang merupakan hal yang sudah ada atau terlukiskan dibenak orang tersebut, dimana pengetahuan ini akan membatu orang tersebut untuk bertindak lebih lanjut, dan mengantikan budaya sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari. Keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai mahkluk sosial yang isinya adalah seperangakat model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk Universitas Sumatera Utara memahami dan menginterprestasikan lingkungan yang dihadapinya dan untuk menolong serta menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan. Sistem pengetahuan dapat dibagi 2 dua, yaitu : 1. Sistem pengetahuan realita, yaitu pandangan atau penafsiran terhadap suatu objek yang didasarkan kepada realitas suatu fenomena yang dapat dikaji secara ilmiah dan secara material dapat terasa. 2. Sistem pengetahuan non realitas yaitu pandangan atau penafsiran terhadap sesuatu objek yang didasarkan pada sifat tahayul atau mitos yang berkembang dalam suatu kelompok masyarakat setempat Noerhadi dalam Alfian, 1985: 209 Pengetahuan masyarakat dalam memilih penyembuhan penyakitnya diperoleh dari pengalaman serta dorongan lingkungannya yang menghasilkan tingkah laku yang disebut juga dengan budaya Spradley, 1980. Kebudayaan menentukan sesuatu dapat dikatakan sebagai penyakit atau sesuatu itu tidak dianggap sebagai suatu penyakit. Pendefinisian penyakit dalam suatu masyarakat dan kebudayaan berbeda – beda, adanya pendefinisian yang berbeda–beda ini terjadi karena dipengaruhi oleh letak geografis, kondisi alam dan lingkungan, makanan, pola makan serta kebiasaan makan. Dengan demikian kebudayaan atau tidak akan ditentukan oleh pengklasifikasian objek-objek tersebut kedalam unsur-unsur kebudayaan. Wilson 1966:51 mengatakan bahwa kebudayaan adalah pengetahuan yang ditransmisi dan disebarkan sedara tradisional baik bersifat eksistensial, normatif maupun simbolis yang tercermin dalam tindakan act dan benda-benda hasil karya manusia artefact. Universitas Sumatera Utara Melalui pengamatan dan penelitian yang terus berkembang yang didapat dari berbagai informasi maka, ditentukanlah struktur kebutuhan atau motif yang terdapat pada orang yang mengamati. Jadi, sebenarnya motif kita melalui minat dan perhatian terhadap segala sesuatu yang bersifat tradisional mempunyai peranan besar dalam menentukan apa yang kita lihat, dengar, amati dilingkungan kita Berungen, 1986:146. Kalangie 1994:25 mengatakan bahwa sistem perawatan kesehatan adalah usaha memelihara kesehatan mencakup berbagai kegiatan yang satu dengan lainnya berkaitan dan merupakan respons – respons terhadap penyakit dan yang terorganisasi secara sosial budaya dalam setiap masyarakat. Sedangkan menurut Foster dan Anderson 1986:46, sistem perawatan kesehatan adalah suatu pranata sosial yang melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh. Fungsi yang terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah untuk memobilitasi sumber – sumber daya pasien, yakni keluarganya dan masyarakatnya, untuk menyetarakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut. Penyakit adalah merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar dan, bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut. Dengan kata lain, harus dibedakan antara penyakit disease sebagai suatu konsep patologi, dan penyakit illness sebagai suatu konsep kebudayaan George M.Foster, 1986:50. Kepercayaan suatu masyarakat terhadap sebab suatu penyakit adalah sangat penting dalam menentukan tindakan penyembuhan cure yang dipilih. Helman 1984:75 – 76 membagi atas 4 pandangan manusia tentang sebab suatu Universitas Sumatera Utara penyakit. Keempat lingkungan penyebab penyakit tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. The Supernatural world The social world The natural world The patient world Etiologi Penyakit Sumber: Helman 1990 : 103 Etiologi penyakit ini dipengaruhi oleh nilai yang dianut oleh seseorang atau masyarakat. Jika suatu masyarakat cendrung menganggap penyakit yang disebabkan oleh etiologi sosal dan supernatural, maka masyarakat ini adalah masyarakat yang masih tradisional. Masyarakat dalam tipe ini adalahmasyarakat non barat yang akan mengambil tindakan pengobatan dan kekuatan magis. Resenstock dalam Sarwono, 1997:33 menjelaskan teori model kepercayaan kesehatan Health beliefe model theory bahwa perilaku individu ditentukan oleh motif dan kepercayaan kesehatan health beliefe. Dalam teori ini dikatakan bahwa motif dan kepercayaan seorang dalam mengambil tindakan dalam pengobatan tidak memperdulikan apakah yang dilakukan sesuai atau tudak dengan realitas atau pandangan orang lain. Dalam model kepercayaan kesehatan ini disebutkan terdapatnya 3 unsur yang mempengaruhi tindakan pengobatan: 1. Persepsi individu tentang kemungkinan terkena penyakit perceived susceptibility. Mereka yang merasa dapat terkena penyakit akan merasa lebih terancam Universitas Sumatera Utara 2. Pandangan individu tentang beratnya penyakit perseive seriousness 3. Makin beratnya resiko penyakit, maka makin besar ancaman yang diterima, sehingga mendorong melakukan tindakan pencegahan maupun pengobatan penyakit. Ketiga unsur diatas sangat mempengaruhi tindakan yang di ambil oleh individu dalam menanggulangi penyakit. Aspek-aspek teoritik yang berkaitan dengan pengetahuan ini akan digunakan sebagai orientasi teoritik dalam memahami dan menjelaskan pengetahuan tentang pemilian masyarakat terhadap pengobatan alternatif.

E. Metodologi Penelitian

1. Lokasi penelitian Di Indonesia khususnya di kota Medan bayak sekali bermunculan pengobatan – pengobatan alternatif yang dapat membantu segala keluhan penyakit yang diderita. Daerah yang dipilih menjadi lokasi penelitian ini adalah di Jalan Setia Budi No. 245 Medan, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal Medan. Dipilihnya lokasi ini karena lokasi ini merupakan pusat pengobatan alternatif Sempurna yang sistem pengobatan menggunakan bekam, pijat refleksi, akupuntur listrik tanpa menggunakan jarum dan didukung oleh ramuan-ramuan. Lokasi ini tidak hanya sebagai tujuan perobatan masyarakat sekitar tapi juga diluar daerah. Dan dilokasi ini merupakan tempat yang berada di tengah tempat tinggal penduduk dan sesuai menjadi lokasi penelitian. Universitas Sumatera Utara 2. Metode Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif yang berusaha mengumpulkan data kualitatif sebayak mungkin yang merupakan data utama untuk menjelaskan permasalahan yang akan dibahas nantinya. Data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan oleh data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara. Metode observasi yang digunakan adalah observasi non partisipasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengamati suatu gejala atau situasi sosial tertentu di lokasi penelitian. Hal ini meliputi kegiatan pengobatan, penggunaan alat pengobatan, peristiwa perilaku yang melibatkan masyarakat yang berhubungan dengan pandangan dan pilihan meraka terhadap pengobatan alternatif serta fakta - fakta lain yang dirasa mendukung. Dalam hal in didukung oleh kamera foto untuk dokumentasi. Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam serta wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan tanpa ada persiapan terlebih dahulu dan biasanya apabila sipeneliti secara kebetulan berjumpa dengan si informan, Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan interview guide pedoman wawancara serta tape recorder. Wawancara ditujukan kepada informan. Informan dalam penelitian terbagi 2 dua yaitu informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah Kepala maupun pegawai Dinas kesehatan, pelaku maupun pelaksana pengobatan alternatif dan juga pihak pelindung jasa pengobatan alternatif. Orang yang mampu memberikan informasi tentang berapa banyak pengobatan alternatif yang ada di kota Medan dan teknik pengobatan penyakit. Tidak menutup kemungkinan orang – orang yang berperan Universitas Sumatera Utara sebagai informan pangkal menjadi informan kunci. Informan biasa yaitu individu yang pernah atau sedang mendapatkan jasa pengobatan alternatif dalam mengatasi penyakit yang di deritanya, wawancara ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai apa yang mendasari masyarakat memilih pengobatan alternatif ini serta hasil yang diperoleh. Kedudukan kunci dan biasa dapat berubah terkait informasi yang diberikan informan serta situasi dilapangan. Data skunder diperoleh dari buku – buku, majalah, surat kabar, internet dan tulisan – tulisan lainnya. Data skunder tersebut akan dipilah – pilah untuk kemudian diambil sesuai dengan kepentingan kajian atau masalah yang akan dibahas. Akhirnya data skunder dapat diharapkan menambah pemahaman penulis terhadap permasalahan yang akan diteliti.

F. Analisa Data