Inovasi Kebijakan Definisi Konseptual 1. Inovasi

15 pelaksana pembangunan embung. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari stretegi untuk mempercepat sasaran pembangunan 1000 embung pada tahun 2018. Adanya pencanangan program pembangunan 1000 embung diawali oleh janji politik Bupati Kabupaten Bojonegoro ketika itu yang saat ini diwujudkan sebagai bagian dari upaya mengatasi kekeringan sekaligus mencapai Kabupaten Bojonegoro sebagai lumbung pangan negeri. Dampak dari adanya pencanangan ini adalah meningkatnya kuantitas pembangunan embung, khususnya yang dibangun oleh Dinas Pengairan. Terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari sebelum dan sesudah adanya pencanganan program pembangunan 1000 embung yang akan diuraikan melalui tabel di bab selanjutnya. Secara kuantitas, maupun kualitas, adanya pencanangan ini berdampak positif bagi percepatan pencapaian pembangunan 1000 embung.

2. Inovasi Kebijakan

Inovasi kebijakan terdiri atas dua padanan kata, yaitu inovasi dan kebijakan. Inovasi berorientasi pada terobosan dan hal yang baru. Baru disini dapat dimaknai berupa suatu hal yang benar-benar baru atau baru ditemukan, juga dapat dimaknai sebagai suatu hal yang baru bagi satu individu, kelompok, organisasi, maupun pemerintahan, terlepas dari apakah inovasi tersebut sudah dilaksanakan di tempat lain atau belum. Sedangkan kebijakan dalam konteks pemerintahan lebih dimaknai sebagai suatu tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka mengatasi persoalan publik atau mencapai satu tujuan tertentu. Dari dua pemahaman inovasi dengan kebijakan, secara sederhana dapat ditarik satu pemahaman bahwa inovasi pemerintah merupakan satu kajian yang membahas mengenai apa yang baru 16 dilakukan pemerintah dalam rangka menyelesaikan masalah publik. Hasil inovasi kebijakan berupa kebijakan-kebijakan publik. Windrum 2008:8 dalam Abdullah 2013:95 Policy innovations change the thought or behavioural intentions associated with a policy belief system Sabatier, 1987, 1999. Policy innovations are associated with three types of learning Glasbergen, 1994. First, there is learning of how policy instruments can be improved to achieve a set of goals. Second, there is conceptual learning that follows changes in shared understanding of a problem and appropriate courses of action. Third, there is social learning based on shared understanding of the appropriate roles of policy actors. Inovasi kebijakan merubah hubungan pemikiran atau maksud tindakan dengan sebuah sistem kebijakan Sabatier,1987, 1999. Inovasi kebijakan dihubungkan dengan tiga tipe pembelajaran Glasbergen, 1994. Pertama, pembelajaran dari bagaimana instrumen kebijakan dapat di perbaiki untuk mencapai serangkaian tujuan-tujuan. Kedua, konsep pembelajaran mengikuti perubahan pada pembagian pemahaman tentang sebuah masalah dan arah yang tepat bagi tindakan. Ketiga, pembelajaran sosial didasarkan pada pembagian pemahaman yang tepat dari peran aktor kebijakan. Program pembangunan 1000 embung hadir sebagai bagian dari inovasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang didasarkan pada serangkaian pemahaman bahwa persoalan kekeringan tidak dapat terus dihadapi secara represif, yaitu melalui kegiatan dropping air. Kekeringan memerlukan satu tindakan yang berkelanjutan dan bermanfaat dalam jangka panjang sehingga dampak yang dapat dihasilkan dari kekeringan dapat ditekan sekecil mungkin. 17 3 . Kekeringan Kekeringan pada hakikatnya merupakan satu kondisi sedikitnya kandungan air yang terdapat di dalam tanah, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan air pada umumnya. Dampaknya, kekeringan menyebabkan tanah menjadi tandus dan gersang yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas tanah didalamnya. Kekeringan yang berlangsung terlalu lama dapat berdampak terhadap kegiatan ekonomi, bahkan juga sosial dan politik. Permasalahan kekeringan merupakan satu permasalahan yang memerlukan intervensi dari Pemerintah selaku pembuat kebijakan, mengingat air merupakan barang publik public goods yang merupakan hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi. Sebagaimana di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, khususnya Pasal 5 menyatakan bahwa “Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif ”. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan air kepada masyarakat dalam rangka penyediaan kebutuhan dasarnya. Nurhayati 2014:10 Campur tangan pemerintah dimaksudkan untuk melindungi kaum rentan dan termarginalkan dalam mengakses kebutuhan dasarnya, yaitu kebutuhan akan air. Kewajiban negara dalam mencukupi hak masyarakat dalam mengakses air juga diperkuat melalui UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Secara garis besar, ketentuan ini mewajibkan bagi negara menyelenggarakan berbagai upaya untuk menjamin ketersediaan air bagi setiap orang yang tinggal di 18 wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, termasuk di dalamnya menjamin akses setiap orang ke sumber air untuk mendapatkan air. Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu wilayah langganan kekeringan di Jawa Timur. Berdasarkan kepada data BPBD Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012, Kabupaten Bojonegoro termasuk kedalam daerah dengan bencana kekeringan yang paling parah bersama Kabupaten Lamongan, Trenggalek dan Pacitan yang disebabkan karena menurunnya debit air di Sungai Brantas dan Bengawan Solo. 10 Sedangkan per Juli 2015 ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 188 Tahun 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Bojonegoro menetapkan Kabupaten Bojonegoro darurat kekeringan dalam rangka penanganan kekeringan di wilayahnya terhitung sejak tanggal 25 Mei sampai dengan 31 Oktober 2015. Menanggapi status bencana kekeringan, seluruh stakeholder saling bahu- membahu dalam menanggulangi akibat dari musim kering yang berlangsung lebih lama melalui serangkaian penanganan seperti pendistribusian air bersih yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial bersama-sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD. Selain itu, BPBD juga melaksanakan pembuatan sumur bor air tanah dan juga pembuatan water treatment mini di sekitar embung. Diperkirakan untuk tahun 2015, terdapat 11 Kecamatan yang akan mengalami kesulitan air diantaranya seperti Kecamatan Kedungadem pada masa musim kering tahun ini. Sedangkan Dinas Pengairan melalui kegiatan pembangunan embung membantu dalam menjaga ketersediaan air ketika musim kemarau tiba. 10 Badan Penanggulangan Bencana Daerah – Jawa Timur, 2012. 19 Stage I Identifikasi permasalahan Analisa Penyebab Kekeringan: Tekstur tanah, alluvial dan grumusol Stage II Perumusan Kebijakan Program Pembangunan 1000 Embung Stage III Implementasi Kebijakan dilaksanakan oleh Dinas Pengairan, Instansi PJT, Balai PSAWS.BS dan Dinas PU Stage V Penyempurnaan Kebijakan

F. Definisi Operasional 1.