Faktor ini akan membuat perubahan dalam persepsi konsumen. Perubahan yang dimaksudkan termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dianggap konsumen penting dan
berguna. b. Faktor Fisik
Faktor fisik akan mengubah persepsi konsumen melalui apa yang konsumen lihat dan rasakan. Faktor fisik dapat memperkuat atau bahkan menghancurkan persepsi konsumen terhadap
kualitas layanan yang diberikan perusahaan. c. Image yang Terbentuk
Image disini adalah image konsumen terhadap perusahaan atau produk. Perusahaan harus
mampu menciptakan image yang akan membedakannya dari pesaing. Menciptakan image yang berbeda dan kuat memerlukan kreativitas dan kerja keras. Image yang tercipta haruslah
didukung oleh segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh perusahaan. Persepsi membentuk sikap pembeli untuk bersikap selektif atas informasi yang diterimanya
mengenai suatu produk. Persepsi menjadi penting dalam membantu perusahaan untuk mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada maupun mengubah strategi tersebut. Dengan
persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan.
C. Penelitian Sebelumnya
M. Arthur 2003 seorang peneliti dan karyawan PT. MN melakukan penelitian dengan judul “Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek Berdasarkan Persepsi Konsumen di
wilayah DKI Jakarta” dengan tujuan untuk menganalisis persaingan sepeda motor bebek berdasarkan peta posisi. Pengolahan data dilakukan dengan metode Kyst-MDS, analisis kelompok
merek, dan analisis vektor atribut. Hasil penelitian menunjukkan struktur pasar sepeda motor terdiri dari tiga kelompok merek yang saling bersaing, yaitu kelompok Honda yang bersaing langsung
dengan Kawasaki, kelompok Suzuki yang bersaing langsung dengan merek Yamaha dan kelompok
Sanex yang tidak mempunyai pesaing langsung. Setiap merek sepeda motor mempunyai keunggulan atribut sendiri. Honda merupakan merek mempunyai keunggulan pada atribut nilai jual
kembali, kestabilan, konsumsi bahan bakar, keandalan, dan perawatan. Setiap merek sepeda motor mempunyai peluang masuk ke segmen tertentu. Honda merupakan merek yang mempunyai peluang
besar untuk masuk ke segmen I, II, dan III. Uus MD Fadli dan Enrico Wijaya 2002 dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis
Positioning Merek Makanan Siap Saji” bertujuan untuk memahami, menganalisis dan menjelaskan
posisi persaingan pemasaran merek positioning dari enam merek makanan siap saji Mc Donald’s, KFC, CFC, Texas Fried Chicken, Wendy’s, Hoka-Hoka Bento. Data dianalisis menggunakan
analisis faktor dan analisis korespondensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang dijadikan acuan pemilihan restoran siap saji, yakni : faktor dasar, faktor selera, faktor suasana
restoran, faktor perhatian khusus, faktor gengsi, faktor sarana parkir, dan faktor ciri khas yang mudah diingat. Strategi positioning merek makanan siap saji terbagi atas empat posisi yang berbeda
yakni restoran KFC, TFC, MCD masing-masing memiliki perbedaan yang mencolok dibanding para pesaingnya sedangkan restoran HHB, CFC, dan WED dinilai oleh pelanggan memiliki
kesamaan dalam melakukan positioning. Kemudian pada penelitian Jauhari Arifin dan Uus MD Fadli 2002 yang diberi judul
“Analisis Penetapan Posisi Persaingan Pemasaran Merek sabun Mandi” dengan menggunakan metode peta persepsi perceptual mapping Multidimensional scaling MDS dan analisis faktor
dinyatakan bahwa setiap merek sabun memiliki faktor dominan yang disukai oleh konsumen. Lux misalnya karena mudah didapat dan harganya murah, GIV karena cocok dengan kulit, Nuvo karena
bisa digunakan untuk seluruh keluarga, iklannya bagus dan merasa puas dengan produknya, Medicare cocok dengan kulit dan memiliki kemasan yang menarik. Sedangkan persepsi pelanggan
menunjukkan bahwa setiap merek memiliki strategi positioning yang berbeda. Setiap konsumen mempunyai persepsi yang berbeda mengenai kelima merek sabun mandi yang diteliti.
0 4 =
4
4
4 Segmen anak muda atau remaja saat ini tampaknya tidak pernah lepas dari sorotan para
operator seluler, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca yang dikategorikan anak muda mengatakan kini pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi dan
bahkan sempat mensubstitusi pembelian media cetak. Para anak muda ini dapat menghabiskan uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan.
Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda merupakan pasar yang amat potensial bagi industri telekomunikasi.
Berdasarkan ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun 2005, menunjukkan kondisi persaingan telepon selular sangat didominasi oleh unsur tarif atau
harga. Tampaknya hal ini masih terus berlanjut hingga saat ini. Bahkan merek-merek yang awalnya hanya mementingkan kualitas pelayanan maupun ketersediaan akan produk, kini mulai
ikut andil dalam perang tarif. Selain itu, segmen anak muda sekarang juga semakin menjadi incaran para operator seluler. Hal ini dapat terlihat dari iklan-iklan yang ditawarkan oleh para operator
seluler yang saat ini banyak menggunakan anak muda sebagai icon produknya. Hal ini membuat positioning
SIM card dari masing-masing operator sepertinya kini mulai bergeser.
4 3
3 4
3 4
3
4
4 -
D5A4 D5
4
4 +
5
+ 5
- D5A
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
3
9 3
3 9
A. Ruang Lingkup Penelitian