Dalil-dalil Tentang Keadilan LANDASAN TEORI

20 b. b. Keadilan Ekonomi; Konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama bagi setiap individu dalam masyarakat dan di hadapan hukum harus diimbangi oleh keadilan ekonomi. Tanpa perimbangan tersebut, keadilan sosial menjadi kehilangan makna. Dengan keadilan ekonomi, setiap individu akan mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusi masing-masing kepada masyarakat.

C. Dalil-dalil Tentang Keadilan

Dasar hukum keadilan dalam Islam adalah bersumber dari Al- Qur’an maupun al-Hadits. Adapun ayat-ayat Al- Qur’an yang memerintahkan keadilan, diantaranya sebagai berikut: Firman Allah dalam Surat Al- A’raf ayat 29 :                    Artinya: Katakanlah “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan qisth.” Dan Katakanlah “Luruskan mukamu disetiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya, sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada awalnya, demikian pulalah kamu akan kembali kepada- Nya”. QS. Al-A’raf : 29. 10 Pada ayat 29 surat Al- A’raf menjelaskan bahwa Allah menyuruh orang menjalankan keadilan. Secara konkret, yang disebut keadilan qisth itu adalah: 10 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989, hlm. 228. 21 Pertama, mengkonsentrasikan perhatian dalam shalat kepada Allah dan kedua, mengikhlaskan ketaatan kepada Nya. “Meluruskan wajah kepada Allah” dalam shalat maksudnya adalah tidak menyangkutkan perhatian kepada sesuatu yang lain, yang berarti syirik. Maksud lain keadilan pada ayat di atas adalah taat secara ikhlas kepada Allah. 11 Dalam penegakan hukum dan peradilan, keberadaan saksi sangat penting. Menjadi saksi karena Allah mempunyai pengertian yang luas, tidak terbatas pada lingkungan lembaga pengadilan, tapi juga lembaga-lembaga lain dalam berbagai bidang-bidang kehidupan. Kesaksian yang sebenarnya juga mencakup berbagai aktivitas perlawanan publik terhadap segala bentuk penyimpangan dan kezaliman, dengan mengungkapkan fakta yang benar melalui saluran yang tersedia. 12 Penyimpangan tersebut antara lain dapat berbentuk Arogansi kekuasaan, ketidakadilan, penindasan terhadap kaum lemah dhuafa, pengekangan terhadap aspirasi masyarakat banyak, diskriminasi kulit, bangsa atau jenis kelamin, penumpukan kekayaan dan pemusatan kekuasaan akan mengarah pada struktur sosio-ekonomi yang menindas. 11 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al- Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci,., hlm. 370. Dawam menambahkan bahwa ketaatan yang ikhlas ini diartikannya sebagai mendasarkan diri dan berorientasi kepada Allah: berbuat sesuatu karena diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan sesuatu karena larangan allah. 12 Ali Zawawi dan Saifullah Ma’shum, Penjelasan Al-Qur’an tentang Sosial, Ekonomi, dan Politik, Jakarta : Gema Insani Press, 1999, hlm. 65-66. 22 Allah berfirman dalam Surat An- Nisa’ ayat 135:                         Artinya: Wahai orang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menjadi penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan fakta atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. QS. An- Nisa’: 135 13 Firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 8:                                Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Maidah : 8. Dalam ayat 8 surat Al-Maidah, dinyatakan bahwa adil itu adalah suatu sifat yang dekat kepada taqwa. Adil adalah salah satu unsur taqwa, karena dalam taqwa terkandung pengertian tentang kemampuan memilih antara yang baik dan 13 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 144-145 23 buruk dengan pertimbangan-pertimbangan yang adil. Dalam kesaksian, seseorang dituntut bersikap adil menerangkan apa yang sebenarnya tanpa memandang siapa orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat atau kerabat. Ayat ini senafas dengan surat an- Nisa’ ayat 135 yaitu sama-sama menerangkan tentang seseorang yang berlaku adil dan jujur dalam persaksian. Perbedaannya ialah dalam ayat tersebut diterangkan kewajiban berlaku adil dan jujur dalam persaksian walaupun kesaksian itu akan merugikan diri sendiri atau kerabat, sedang dalam ayat ini diterangkan bahwa kebencian terhadap sesuatu kaum tidak boleh mendorong seseorang untuk memberikan persaksian yang tidak adil dan tidak jujur. Salah satu dimensi keadilan adalah keseimbangan. Dalam Surat al- Isra’ ayat 35 :              Artinya: Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang setimbang. Itulah yang lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya bagi yang lain. QS. al- Isra’:35. 14 Keadilan dalam ayat 35 surat al- Isra’, digambarkan dengan cara orang menimbang, misalnya menimbang emas atau perak. Timbangan yang benar adalah timbangan yang ukurannya benar, yaitu seimbang antara yang di sebelah kiri dan di sebelah kanan. Karena itu, lambang keadilan adalah gambar seorang dewi yang sedang menimbang dengan menutup matanya, yang menggambarkan ketidakberpihakan kepada salah satu di antara yang dipertimbangkan. 14 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 429. 24                 Artinya: Dan Syu’aib berseru: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. QS. Hud : 85. 15 Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa Syu’aib a.s menjelaskan kepada kaumnya tentang hal-hal yang harus mereka lakukan dalam soal takaran dan timbangan setelah lebih dahulu melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan. Kewajiban itu ialah supaya kaumnya menyempurnakan takaran dan timbangan dengan adil tanpa menguranginya. Setelah Syu’aib a.s melarang kaumnya mengurangi takaran dan timbangan, kemudian ia melarang kaumnya lagi dari segala macam perbuatan yang sifatnya mengurangi hak-hak orang lain baik jenis yang ditakar dan yang ditimbang maupun yang dihitung. 16 Selanjutnya, dalam ayat 26 surat Shad, Allah menegaskan tentang bagaimana seharusnya sikap seorang penguasa :                                 15 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 341. 16 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 559 25 Artinya: Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah penguasa di muka bumi, maka berilah keputusan atas masalah-masalah yang timbul diantara manusia itu dengan adil, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah itu akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. QS. Shad : 26. 17 Berdasarkan petunjuk Allah, seorang penguasa itu haruslah yang adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Esensi dan asas pemerintahan itu adalah keadilan. Dalam ayat itu, Al- Qur’an memakai istilah al-Haqq tentang keadilan. Yang dimaksud dengan al-Haqq itu dalam kasus pemerintahan adalah keadilan. Karena unsur utama keadilan adalah al Haqq kebenaran. 18 Adapun Hadits yang memerintahkan untuk bersikap adil, atau mendorong untuk bersikap dengan keadilan atau juga menjadikannya sebagai bagian dari sifat-sifat kaum mukminin, diantaranya adalah sebagai berikut: Imam Muslim, Nasa’i dan Ahmad meriwayatkan dengan sanad dari Ibnu Umar r.a., ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Artinya: Orang-orang yang berbuat adil pada hari kiamat akan berdiri di mimbar-mimbar dari cahaya disisi ar-Rahman, dan kedua tangan Nya adalah kanan, yaitu mereka yang berlaku adil dalam memberi putusan hukum, dalam keluarga dan atas orang yang dipimpin. 19 17 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 736. 18 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al- Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, hlm. 383 19 Imam Abi Al-Husaini Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Beirut Libanon: Dar Al-Fikr, t.th, hlm. 187. 26 Imam Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Nu’man bin Basyir r.a., ia mengatakan Rasulullah Saw bersabda: Artinya: Berlaku adillah di antara anak-anak kalian, Berlaku adillah di antara anak-anak kalian. 20 Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah r.a., ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda: Artinya: Tidak ada pemimpin atas sepuluh orang kecuali pada hari kiamat nanti ia akan datang dengan tangan terikat, hingga di buka ikatan itu oleh keadilannya atau dijerumuskan oleh kecurangannya. 21 Imam Nasai meriwayatkan dengan sanad dari jabir ra., ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: Artinya: Dari Jabir bahwa seorang wanita Bani Mahzum mencuri kemudian di bawah kehadapan Nabi Saw lalu dia memohon pengampunan kepada Ummu Salamah. Nabi Saw bersabda: “Seandainya Fatimah puteri 20 Jalaluddin Assuyuthi, Sunan An- Nasa’i, Juz V, Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.th, hlm. 262. 21 Al-baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubro, Juz X, Makkah al-Mukarromah, Maktabah al-Baz, 1994 1414 H, hlm. 96. 27 Muhammad mencuri pasti aku akan memotong tangannya, kemudian dipotonglah tangan wanita tersebut. 22 Imam Muslim meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah r.a., ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Artinya: Imam itu adalah perisai yang dipertahankan dibela dibelakangnya, dan berlindung dengannya, maka jika ia memerintahkan dengan takwa dan adil, maka itu menjadi pahala baginya, dan jika ia memerintahkan bukan dengannya maka ia mendapatkan dosanya. 23 Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad dari Abi Sa’id r.a., berkata Nabi Muhammad bersabda: Artinya: Jihad yang paling besar adalah berkata adil di depan pemimpin yang curang. 24 Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah r.a., ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: 22 Jalaluddin Assuyuthi, Sunan An- Nasa’i, Juz V, Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.th, hlm. 71. 23 Imam Abi Al-Husaini Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Beirut Libanon: Dar Al-Fikr, t.th, hlm. 195. 24 Abi Isa Muhammad, Sunan At-Turmudzi, Juz IV, Beirut, Libanon Dar Al-Fikr, t.th, hlm. 72. 28 Artinya: Jika seorang laki-laki mempunyai dua orang istri dan ia tidak berlaku adil di antara keduanya, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan satu sisi tubuhnya miring. 25 Hadits-Hadits nabi itu menguatkan bahwa keadilan adalah tujuan manusia dalam seluruh cakupan kepemimpinan dan pemerintahan, dan mereka yang memegang suatu kepemimpinan, juga bagi setiap muslim dan seluruh suami yang memiliki lebih dari satu istri. 25 Abi Isa Muhammad, Sunan At-Turmudzi, Juz IV, Beirut, Libanon Dar Al-Fikr, t.th, hlm. 72. 29

BAB III BIOGRAFI ASGHAR ALI ENGINEER