Landasan Teori .2 Teori Semiotik

8 duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam Nurgiyantoro, 2007: 72. Kumpulan cerpen berarti suatu himpunan atau kelompok berupa beberapa cerpen yang dimuat dalam satu buku. 2.2 Landasan Teori 2.2.2 Teori Semiotik Semiotik semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosialmasyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem atau konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai penggunaan bahasa yang bergantung pada sifat-sifat yang menyebabkan bermacam-macam cara modus wacana yang mempunyai makna Preminger dkk. dalam Jabrohim, 2002: 43. Dalam karya sastra, arti bahasa ditentukan oleh konvensi sastra atau disesuaikan dengan konvensi sastra. Tentu saja, karya sastra karena bahannya bahasa yang sudah mempunyai sistem dan konvensi itu tidaklah dapat lepas sama sekali dari sistem bahasa dan artinya. Sastra mempunyai konvensi sendiri di samping konvensi bahasa. Oleh karena itu, wajarlah bila oleh Preminger konvensi karya sastra disebut konvensi tambahan, yaitu konvensi yang ditambahkan kepada konvensi bahasa. Untuk membedakan arti bahasa dan arti sastra dipergunakan istilah arti meaning untuk bahasa dan makna significance untuk arti sastra Jabrohim, 2002: 69. Universitas Sumatera Utara 9 Karya sastra merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Bahasa sebagai medium karya sastra merupakan sistem semiotik atau ketandaan, yaitu sistem ketandaan yang memiliki arti. Tanda mempunyai dua aspek, yaitu penanda signifier dan petanda signified. Penanda adalah bentuk formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh petanda itu, yaitu artinya Jabrohim, 2002: 68. Dalam analisis Semiotik, Peirce 1839-1914 menawarkan sistem tanda yang harus diungkap. Menurut Peirce, ada tiga faktor yang menemukan adanya tanda, yaitu tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan sebuah tanda baru yang terjadi dalam batin penerima tanda. Antara tanda dan yang ditandai ada kaitan representasi menghadirkan. Kedua tanda itu akan melahirkan interpretasi di benak penerima. Hasil interpretasi ini merupakan tanda baru yang diciptakan oleh penerima pesan. Berdasarkan hubungan antara penanda dan petandanya, Charles Sanders Peirce Santoso, 1993: 15 menuliskan tiga jenis tanda: a. Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan. Misalnya, gambar kuda sebagai penanda yang menandai kuda petanda sebagai artinya. Potret menandai orang yang dipotret, gambar pohon menandai pohon. b. Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausal sebab-akibat antara penanda dan petandanya, misalnya asap menandai api, alat penanda angin menunjukkan arah angin, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 10 c. .Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dan petandanya, hubungannya bersifat arbiter semau-maunya. Arti tanda ditentukan oleh konvensi. “Ibu” adalah simbol, artinya ditentukan oleh konvensi masyarakat bahasa Indonesia. Orang Inggris menyebutnya Mother, Perancis menyebutnya La mere, dan sebagainya. Adanya bermacam-macam tanda untuk satu arti itu menunjukkan “kesemenaan-semenaan” tersebut. Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol Jabrohim, 2002: 68. Janus mengemukakan bahwa semiotik itu merupakan lanjutan dari perkembangan strukturalisme, Strukturalisme itu tidak dapat dipisahkan dengan semiotik. Alasannya adalah karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda, maknanya, dan konvensi tanda, struktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal dalam Jabrohim, 2002: 67. Semiotik merupakan ilmu tentang tanda yang mempelajari sistem-sistem dan konvensinya yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti. Dalam karya sastra bahannya adalah bahasa, karena bahasa memiliki sistem dan konvensi yang tidak lepas dari sistem bahasa dan artinya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori semiotika tanda yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce, yaitu bagaimana aspek moral yang menandai adanya moral dalam kumpulan cerpen Tamu dari Paris karya Yanusa Nugroho. Universitas Sumatera Utara 11

2.3 Tinjauan Pustaka