1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Sistem yang dibuat dapat digunakan untuk memperkenalkan bisnis dan produk kopi tampan yang berasal dari petani kopi pulau Sumatera kepada para
konsumen maupun investor. 2.
Sistem dapat digunakan untuk media presentasi atau promosi dari suatu produk. 3.
User lebih mudah dalam mendapatkan informasi dari bisnis yang ditawarkan. 4.
Konsumen atau investor mendapatkan informasi secara jelas. 5.
Membantu petani kopi Sumatera dalam meningkatkan produksi biji kopi. 6.
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengimplementasikan ilmu yang di dapat dari perkuliahan.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah : a.
Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan pembelajaran terhadap buku-buku Android, artikel-artikel,
jurnal-jurnal, serta beberapa penelitian tentang Augmented Reality. b.
Analisis dan Perancangan Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap masalah, proses, cara kerja, dan solusi
dalam Augmented Reality, lalu dilakukan perancangan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan pada analisis.
c. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan program dengan menggunakan Adobe Photoshop 4, dan Blender 3D, Unity 5, Vuforia, Android SDK.
d. Pengujian
Dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat berdasarkan analisis dan perancangan sebelumnya. Apakah aplikasi dapat berjalan sesuai teori dan tujuan dari
penelitian. Jika ditemukan kesalahan maka akan dilakukan perbaikan terhadap aplikasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Dokumentasi
Dokumentasi dibuat sebagai laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi sesuai dengan format penulisan penelitian yang sudah ditentukan.
1.7 Sistematika Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi “Implementasi Augmented Reality Dalam Perancangan Bisnis Produk Kopi
Tampan ”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori tentang 3 Dimensi, Augmented Reality, Marker, Unity 5, Vuforia, Android, Blender 3D, Booklet dan Kopi yang
berkaitan dengan perancangan aplikasi AROPITAM.
BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan analisis yang dilakukan terhadap permasalahan dan penyelesaian persoalan tentang perancangan sistem.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implemetasi perncangan sistem yang telah dibuat serta pengujian sistem untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem
yang sudah dibuat.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari keseluruhan uraian pada bab sebelumnya dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan penelitian berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 2.2, suatu marker yang besar diletakkan pada daerah pembangunan, kemudian dilakukan pengambilan gambar dengan helikopter. Dari imput yang didapat
kemudian dilakukan suatu simulasi perencanaan pembangunan gedung yang baru.
Bidang-bidang yang pernah menerapkan teknologi Augmented Reality adalah: 1. Kedokteran Medical
Teknologi pencitraan sangat dibutuhkan di dunia kedokteran, seperti misanya untuk simulasi operasi, simulasi pembuatan vaksin virus, dll. Untuk itu, bidang kedokteran
menerapkan Augmented Reality pada visualisasi penelitian mereka.
2. Hiburan Entertainment Dunia hiburan membutuhkan Augmented Reality sebagai penunjang efek-efek yang
akan dihasilkan oleh hiburan tersebut. Sebagai contoh, ketika seorang wartawan cuaca memperkirakan ramalan cuaca, dia berdiri di depan layar hijau atau biru, kemudian
dengan teknologi augmented reality, layar hijau atau biru tersebut berubah menjadi gambar animasi tentang cuaca tersebut, sehingga seolah-olah wartawan tersebut,
masuk ke dalam animasi tersebut.
3. Latihan Militer Military Training Militer telah menerapkan Augmented Reality pada latihan tempur mereka. Sebagai
contoh, militer menggunakan Augmented Reality untuk membuat sebuah permainan perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia game tersebut, dan seolah-olah
seperti melakukan perang sesungguhnya.
4. Engineering Design Seorang engineering design membutuhkan Augmented Reality untuk menampilkan
hasil design mereka secara nyata terhadap clien. Dengan Augmented Reality klien akan tahu, tentang spesifikasi yang lebih detail tentang desain mereka.
5. Robotics dan Telerobotics Dalam bidang robotika, seorang operator robot, mengunnakan pengendari pencitraan
visual dalam mengendalikan robot itu. Jadi, penerapan Augmented Reality dibutuhkan di dunia robot.
Universitas Sumatera Utara
6. Consumer Design Virtual reality telah digunakan dalam mempromosikan produk. Sebagai contoh,
seorang pengembang menggunakan brosur virtual untuk memberikan informasi yang lengkap secara 3D, sehingga pelanggan dapat mengetahui secara jelas produk yang
ditawarkan. Andriyadi, 2011.
2.2.1 Sejarah Augmented Reality
Morton Heilig, seorang sinematografer, pada tahun 1962, membangun The Cinema Of The Future, bernama Sensorama, sebelum digital komputasi. Selanjutnya, Ivan
Sutherland menemukan “Head Mounted Display” pada tahun 1966.
Pada tahun 1975, Myron Krueger menciptakan “Videoplace”, ruang yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama
kalinya. Pada tahun 1999, Hirokazu Kato, mengembangkan “ArToolkit” di HITLab
dan didemonstrasikan di SIGGRAPH. Outdoor mobile pertama AR permainan, yaitu ARQuake, dikembangkan oleh Bruce Thomas pada tahun 2000 dan ditunjukkan di
Symposiumon Wearable Internasional Komputer. Tahun-tahun berikutnya, semakin banyak aplikasi AR dikembangkan terutama dengan aplikasi mobile, seperti
pengembangan aplikasi medis pada tahun 2007. Pada tahun 2008, Wikitude AR Travel Guide, memperkenalkan Android G1 Telephone yang berteknologi AR, tahun 2009,
Saqoosha memperkenalkan “FLARToolkit” yang merupakan perkembangan dari
ArToolkit. Ditahun yang sama, Wikitude Drive meluncurkan sistem navigasi berteknologi AR di Platform Android. Tahun 2010, Acrossair menggunakan teknologi
AR pada I-Phone 3GS. Saat ini, dengan kemajuan baru dalam teknologi, peningkatan jumlah AR sistem dan aplikasi yang dihasilkan, terutama dengan prototipe rasa MIT 6
dan pelepasan iPad 2 dan penerus dan pesaing, khususnya Eee Pad, dan iPhone 4,
yang menjanjikan untuk merevolusi ponsel AR Putra, 2013.
Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan dan pengembangan aplikasi AR adalah sebagai berikut :
1. Komputer, berfungsi sebagai perangkat yang digunakan untuk mengendalikan
semua proses yang akan terjadi dalam sebuah aplikasi. 2.
Marker, berfungsi sebagai gambar image untuk mendeteksi objek. Dengan menggunakan marker ini maka proses tracking pada saat aplikasi digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Komputer akan mengenali posisi dan orientasi dari marker dan akan menciptakan objek virtual yang berupa objek 3D yaitu pada titik 0,0,0 dan 3
sumbu X,Y,Z. 3.
Kamera, berfungsi sebagai perangkat yang merecording sensor. Kamera tersebut terhubung ke komputer yang akan memproses image yang mendukung marker
Pratama, 2014. Berikut merupakan contoh Augmented Reality pada Platform Android ysng dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Augmented Reality pada Platform Android
Sumber gambar
: http:cdn2.ubergizmo.comwp-contentuploads201105smartar.jpg.
2.3 Blender 3D
Blender adalah salah satu software open source yang digunakan untuk membuat konten multi objek khususnya 3 Dimensi. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki
blender dibandingkan software sejenis. Berikut kelebihannya : 1.
Open Source, Blender merupakan salah satu software open source, dimana kita bisa bebas memodifikasi source code untuk keperluan pribadi maupun
komersial, asal tidak melanggar General Public License GNU yang digunakan Blender.
2. Multi Platform, Karena sifatnya yang open source, Blender tersedia untuk
berbagai macam sistem operasi seperti Linux, Mac dan Windows. 3.
Update dengan status yang Open Source, Blender bisa dikembangkan oleh siapapun. Sehingga update software ini jauh lebih cepat dibandingkan software
sejenis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Free, Blender merupakan sebuah software yang gratis. Blender gratis bukan
karena tidak laku, melainkan karena luar biasanya fitur yang mungkin tak dapat dibeli dengan uang, selain itu dengan digratiskannya software ini, siapapun bisa
berpartisipasi dalam mengembangkannya untuk menjadi lebih baik. 5.
Lengkap, Blender memiliki fitur yang lebih lengkap dari software 3D lainnya. Blender tersedia fitur Video editing, Game Engine, Node Compositing,
Sculpting. Dan bukan lagi plugin, tapi sudah include atau di bundling. 6.
Ringan, Blender relatif ringan jika dibandingkan software sejenis. Hal ini terbuti dengan sistem minimal untuk menjalankan Blender. Hanya dengan RAM 512
dan prosesor Pentium 4 dan VGA on board, Blender sudah dapat berjalan dengan baik.
7. Komunitas Terbuka, Tidak perlu membayar untuk bergabung dengan komunitas
Blender yang sudah tersebar di dunia. Dari yang baru sampai yang sudah ahli terbuka untuk menerima masukan dari siapapun, selain itu mereka juga saling
berbagi tutorial dan file secara terbuka Adam, 2014.
2.4 Unity 5