METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian
III. METODE PENELITIAN III.A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu pasien hemodialisa dan sumber dukungan sosialnya. Dari populasi yang ada, diambil sampel sejumlah 50 orang
pasien dan 50 orang sumber dukungan sosial. Diharapkan besar sampel yang diambil dapat memberi gambaran yang semakin mendekati populasi. Tehnik pengambilan sampel yang akan
dilakukan adalah tehnik incidental sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan semata-mata atas dasar kesediaan dan ketersediaan untuk kemudahan penelitian Guilford
Frutcher, 1991.
III.B. Instrumen dan Alat Penelitian
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 buah alat, yaitu skala sikap dan data kontrol. Skala sikap yang dipilih dalam penelitian ini adalah skala sikap
tipe Likert dengan lima pilihan. Skala sikap digunakan untuk mengukur kekuatan dari sikap subyek terhadap obyek sikap yang akan diukur. Subyek penelitian diharapkan memberikan
respon terhadap pernyataan sikap tersebut dalam lima point scale yang dilabel Sangat Setuju SS, Setuju S, Ragu-ragu R, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS.
Bobot nilai untuk item-item yaitu sebagai berikut:
Favorable Pem
Unfavorable
Sangat Setuju SS = 5
Setuju S
= 4
Ragu-ragu R
= 3
Tidak Setuju TS = 2
Sangat Tidak Setuju STS = 1
Sangat Setuju SS = 1
Setuju S
= 2
Ragu-ragu R
= 3
Tidak Setuju TS = 4
Sangat Tidak Setuju STS = 5
Tipe jawaban seperti ini disebut juga dengan fixed alternative, dimana alternatif jawaban telah ditetapkan oleh peneliti, dan responden diharapkan untuk memberikan respon
jawaban dari pilihan yang tersedia. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data penelitian. Selain itu tipe jawaban seperti ini juga memiliki beberapa
keuntungan, yaitu kemudahan bagi peneliti untuk mengkoding data, dimana hal ini memudahkan dilakukannya perbandingan dan kuantifikasi atas jawaban responden, serta
untuk menghindari jawaban yang tidak relevan. Item-item pertanyaan pada alat ukur ini disusun berdasarkan hasil elisitasi dari 10 orang
pasien dan 10 orang sumber dukungan sosial yang mempunyai karakteristik sama dengan subyek penelitian. Selain itu, hasil elisitasi tersebut juga diperkuat dengan wawancara yang
dilakukan pada 6 orang pasien serta 4 orang sumber dukungan sosial. Dari hasil elisitasi
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
didapatkan sejumlah kebutuhan dukungan sosial yang diperlukan pasien hemodialisa. Kebutuhan-kebutuhan ini kemudian dijadikan acuan untuk menyusun item-item alat ukur sikap.
Skala sikap ini terdiri dari 3 sub bagian. Bagian A berisi pernyataan mengenai perlu atau tidaknya beberapa bentuk dukungan sosial diberikan kepada pasien hemodialisa. Bagian
ini diberikan kepada pasien hemodialisa dan sumber dukungan sosial. Bagian B berisi pernyataan mengenai frekuensi dukungan sosial yang diterima oleh pasien penderita
hemodialisa. Frekuensi tersebut dibagi kedalam dua jenis, yaitu sering dan jarang. Bagian ini diberikan kepada pasien hemodialisa. Bagian D berisi pernyataan mengenai frekuensi
dukungan sosial yang diberikan oleh sumber dukungan sosial pada pasien hemodialisa. Frekuensi tersebut dibagi kedalam dua jenis, yaitu sering dan jarang. Bagian ini diberikan
kepada sumber dukungan sosial. Item-item yang telah disusun kemudian dikategorikan berdasarkan teori dari Cohen
McKay dalam Sarafino, 1990 yang mengemukakan tentang jenis-jenis dukungan sosial, yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan harga
diri dan dukungan dari kelompok sosial. Tujuan dari pengkategorian ini adalah untuk mendapatkan analisa yang lebih mendalam yang dapat membantu menjawab permasalahan.
Data kontrol digunakan sebagai alat pengumpul data yang berfungsi untuk mengumpulkan data-data yang bersifat demografik dari subyek, seperti usia, jenis kelamin,
berapa lama menjalani terapi hemodialisa untuk pasien, tingkat pendidikan, pekerjaan, pembiayaan untuk pasien serta hubungan dengan pasien untuk sumber dukungan sosial.
Data kontrol dapat menambah informasi dari hasil penelitian secara keseluruhan.
III.B.1 Uji Coba Alat Ukur
Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada alat ukur penelitian memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, uji coba ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang ada sudah dapat dipahami responden.
Uji validitas perlu dilakukan untuk melihat apakah item-item yang terdapat dalam alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur dan seberapa baik tes tersebut
dapat mengukur hal yang ingin diukur tersebut, sesuai dengan arti dari validitas itu sendiri. “The validity of a test concerns what the test measure and how well it does so.”
Anastasi Urbina, 1997, hlm. 113 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validitas konstruk construct
validity. Validitas konstruk suatu tes mencakup apakah suatu tes dapat dikatakan mengukur sebuah konstruk teoritis atau trait Anastasi Urbina, 1997. Jenis validitas ini merupakan
konsep validitas yang paling mendasar seperti yang dikatakan Anastasi dan Urbina berikut ini.
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
“The construct validity of a test is the extent to which the test may be said to measured a theretical construct or trait”
Anastasi Urbina, 1997, hlm.126 Salah satu cara untuk melakukan validitas konstruk adalah dengan menggunakan tehnik
yang disebut dengan konsistensi internal yang mengukur homogenitas alat tes. Hal ini juga akan berpengaruh pada reliabilitas alat tes, karena semakin tinggi tingkat homogenitas tes
tersebut maka akan semakin baik pula nilai reliabilitasnya. Cara melakukan pengukuran validitas konstruk adalah dengan mengkorelasikan skor dari setiap item tes dengan skor totalnya.
Apabila ada item yang memiliki korelasi lebih rendah dari level of significancy yang dibutuhkan maka item tersebut akan dihilangkan. Untuk mengkorelasikan skor dari setiap item tes dengan
skor totalnya , maka akan dipakai rumus Pearson Product-Moment Correlation, yaitu : xy
r
xy
= N SD
x
SD
y
Keterangan: r
xy
= korelasi x dan y
xy =
jumlah keseluruhan dari x dikalikan y N
= jumlah subyek penelititan
SD
x
= standar deviasi x
SD
y
= standar deviasi y
Anastasi Urbina, 1997, hlm. 89 Hasil uji validitas pada alat ukur penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Penelitian No. Pernyataan
mengenai A
B D
1. Keringanan biaya.
0,54 0,67
0,76 2.
Bantuan obat-obatan . 0,48
0,67 0,68
3. Mengantardiantar ketika akan melakukan cuci darah.
0,64 0,64
0,75 4.
Menjemputdijemput setelah selesai cuci darah. 0,49
0,68 0,74
5. Pemberian informasi tentang penyakit ginjal.
0,52 0,66
0,67 6.
Pemberian informasi tentang cara perawatan . 0,48
0,71 0,67
7. Pemberian hiburan.
0,53 0,80
0,79 8.
Mengunjungidikunjungi, baik di rumah maupun di tempat cuci darah. 0,56
0,72 0,77
9. Menemaniditemani pasien ketika sedang cuci darah.
0,75 0,70
0,67 10.
Menjadi tempat pasien ginjal berkeluh kesah. 0,68
0,69 0,70
11. Membantudibantu ketika sedang cuci darah.
0,62 0,69
0,79 12.
Memberidiberi nasehat . 0,77
0,77 0,68
13. Memberidiberi semangat .
0,74 0,66
0,66 14.
Teman mengobrol ketika sedang cuci darah. 0,61
0,65 0,74
15. Mengajakdiajak mengikuti kegiatan suatu kelompok sosial.
0,49 0,76
0,71 pada level of significancy 0,05
0,44 0,63
0,63 Karena seluruh item dalam uji validitas memiliki nilai yang lebih tinggi daripada level
of significancy yang ditetapkan, maka tidak ada item yang perlu dihilangkan. Selain uji validitas, uji reliabilitas juga perlu dilakukan untuk melihat konsistensi skor
yang didapatkan oleh individu yang sama ketika mereka diuji ulang oleh tes yang sama pada waktu yang berbeda.
“Reliability refers to the consistency of scores obtained by the same persons when they are reexamined with the same test on different occasions...”
Anastasi Urbina, 1997, Hal. 84 Untuk melakukan uji relabilitas, harus dilihat korelasi antar item dari alat ukur. Hal ini
bertujuan untuk menghindari item-item yang bersifat heterogen. Semakin heterogen item-item yang hendak dipakai, maka nilai reliabilitasnya akan semakin rendah.
Menurut Anastasi dan Urbina formula yang paling cocok untuk menguji reliabilitas dari alat ukur yang menghasilkan skor berganda adalah coefficient alpha.
“On a personality inventory, for example, the respondent may receive a different numerical score on an item, depending on whether he or she checks ‘ussually’,
‘sometimes’, ‘rarely’ or ‘never’.”
Anastasi Urbina, 1997, Hal. 99 Disamping itu, coefficient alpha menghasilkan rata-rata koefisien reliabilitas yang
dapat dihasilkan dari semua kemungkinan pembelahduaan tes Murphy, Kevin O’Davidshofer, 1994.
“In particular, coefficient alpha, which represents the most widely used and most general form of internal consistencye estimate, represents the mean reliability
coefficient one would obtain from all possible split halves.”
Murphy, Kevin O’Davidshofer, 1994, Hal. 83
Rumus dari coefficient alpha yaitu : n
SD
t 2
- ΣSD
i 2
r
tt
= n - 1
SD
t 2
Keterangan: r
tt
= nilai koefisien alpha
n = jumlah item
SD
t 2
= varians dari skor total
ΣSD
i 2
= jumlah varians
Anastasi Urbina, 1997, Hal. 99 Dari hasil uji reliabilitas skala sikap, koefisien alpha yang didapat lewat perhitungan
program SPSS versi 10.1 adalah sebagai berikut : Koefisien alpha untuk skala sikap bagian A = 0,8657
Koefisien alpha untuk skala sikap bagian B = 0,9179 Koefisien alpha untuk skala sikap bagian C = 0,9256
Nilai alpha yang tinggi ini sangat dipengaruhi oleh nilai validitas yang cukup baik. Nilai alpha yang dianggap reliabel untuk tujuan penelitian adalah 0,7 Nunnaly Bernstein, 1994. Dari
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alat yang akan digunakan cukup baik untuk mengukur variabel-variabel yang hendak diteliti.
III.C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa pusat hemodialisa di Medan, yaitu Pusat Hemodialisa RSUP. H. Adam Malik, Pusat Hemodialisa RSU. Dr. Pirngadi, Pusat
Hemodialisa RSU. Herna, Pusat Hemodialisa RS. Internasional Gleneagles dan Pusat Hemodialisa RS.Khusus Ginjal Hipertensi Rasyida.
III.D. Metode Analisis
Data dalam penelitian ini akan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik. Pada tiap-tiap alat ukur juga akan dilakukan penilaian dan pengujian hipotesis.
Perhitungan statistik yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penghitungan frekuensi dan prosentase. =
f .
N x 100
Keterangan : = persentase
f = frekuensi
N =
jumlah subyek penelitian Guilford Fruchter, 1991, hlm. 34
2. Penghitungan mean untuk melihat rata-rata nilai.
Keterangan : x =
Σx N
x =
nilai rata-rata mean Σx
= jumlah skor individu
N =
jumlah subyek penelitian Guilford Fruchter, 1991, hlm. 45
3. Penghitungan t-test untuk menguji signifikansi perbedaan antar variabel. X
1
– X
2
Σx
1 2
+ Σx
2 2
N
1
+ N
2
t =
N
1
+ N
2
– 2 N
1
N
2
Keterangan : X
1
= mean kelompok 1
X
2
= mean kelompok 2
Σx
1 2
= jumlah kuadrat dalam kelompok 1
Σx
2 2
= jumlah kuadrat dalam kelompok 2
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
N
1
= jumlah subyek penelitian dalam kelompok 1
N
2
= jumlah subyek penelitian dalam kelompok 2
Guilford Fruchter, 1991, hlm. 158
Arliza Juairiani Lubis : Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Melakukan Terapi Hemodialisa, 2006
USU Repository © 2006
IV. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA IV.A. Gambaran Umum Subyek Penelitian