Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM PELAYANAN

TERPADU DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

(Studi Deskriptif pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Kabupaten Serdang Bedagai)

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Pendidikan

Strata 1 (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

070903060

G. AFANDI SARAGIH

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana S-1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Departemen Administrasi Negara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari semua pihak yang telah membantu selama proses penelitian Skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Administrasi Negara Universitas sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.Si selaku Dosen Pembimbing telah banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Administrasi Negara lainnya atas curahan Ilmu Pengetahuan selama masa studi.

5. Seluruh Pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai yang telah membantu dan


(3)

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam dalam penyelesaian Skripsi ini.

6. Orang tua penulis J.M Saragih dan Ibu H.F. Purba yang selalu mendukung dengan setia, sabar, mendoakan dan telah begitu banyak mengorbankan waktu dan materi kepada penulis.

7. Saudaraku Melda Afrianti Saragih, Spd dan Bonie Kalam Saragih, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

8. Sahabatku Pardamaian Ompusunggu, Sumandoro Manullang, Juliando Purba, Tomy Tambunan, Hendra Wardani Saragih, Hamdan Purba dan Firwansyah Silalahi yang telah memberikan motivasi pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Serta semua pihak-pihak yang terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulisan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak.

Penulis


(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kebijakan Publik ... 12

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 12

2.1.2 Bentuk Kebijakan Publik ... 14

2.1.3 Tahap-Tahap Kebijakan ... 15

2.2 Implementasi Kebijakan ... 17

2.2.1 Defenisi Implementasi Kebijakan ... 17

2.2.2 Model Implementasi Kebijakan George C Edwars III ... 18

2.3 Pelayanan Publik ... 20

2.3.1 Defenisi Pelayanan Publik ... 20

2.3.2 Konsep Pelayanan Prima ... 21

2.4 Pelayanan Perizinan Terpadu ... 23

2.4.1 Defenisi Pelayanan Perizinan Terpadu ... 23

2.4.2 Tujuan dan Sasaran Pelayanan Perizinan Terpadu ... 24


(5)

2.5 Defenisi Konsep ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Bentuk Penelitian ... 30

3.2 Lokasi Penelitian ... 30

3.3 Informan Penelitian ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5 Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai ... 34

4.2 KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 34

4.2.1 Latar Belakang Dibentuknya KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 34

4.2.2 Tujuan KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 35

4.2.3 Akta Pelayanan KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 36

4.2.4 Struktur Organisasi KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 37

4.2.5 Jenis-jenis Perizinan ... 41

4.2.6 Sistem dan Prosedur Pelayanan ... 43

4.2.7 Pejabat Penerima Pengaduan ... 48

4.2.8 Hak Dan Kewajiban Pemberi dan Pihak Penerima Pelayanan Perizinan ... 49

BAB V Penyajian dan Analisis Data ... 51 5.1 Implementasi Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu pada


(6)

KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 51

5.2 Prinsip E-Government dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KPPT Kabupaten Serdang Bedagai... 61

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 63

6.1 Kesimpulan ... 63

6.2 Saran ... 63


(7)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM PELAYANAN TERPADU DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

(Studi Deskriptif pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai)

OLEH :

070903060

G. AFANDI SARAGIH

Untuk menggambarkan proses implementasi kebijakan Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dan Untuk mendeskripsikan hambatan dan tantangan implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu pada kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan (Blue Print) E-Government sebagai pembanding

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang menjadi fokus perhatian dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat dan dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam.peneliti menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi dan dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan informan. Data yang diperoleh akan semakin akurat validitasnya ketika hasil yang diperoleh melalui wawancara dan hasil observasi di lapangan dibandingkan dan digabungkan menjadi suatu kesatuan data. Data yang ada tersebut selanjutnya akan menjadi data primer dalam penelitian ini. Peneliti juga akan mengumpulkan data sekunder yang meliputi dokumen yang dimiliki oleh pemerintah dan data-data penunjang lainnya yang termuat dalam jurnal-jurnal ilmiah, majalah, undang-undang, serta dokumen-dokumen tertulis maupun dokumen-dokumen visual lainnya.

Dalam hasil penelitian dapat disampaikan, Prinsip e-government pada dasarnya telah diimplementasikan di KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai, namun hanya sebatas pada penggunaan basis data yang ada di kantor dan sistem multimedia yang memuat progress permohonan yang diajukan.Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan prinsip sistem pelayanan terpadu dengan baik. Namun hasil yang diharapkan masih kurang maksimal apabila dilihat dari potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara yang fundamental menuju ke sistem pemerintahan yang demokratis dan transparan serta meletakkan supremasi hukum.Dalam hal ini pemerintah harus mampu memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat yang tengah mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi.

Perubahan-perubahan diatas menuntut terbentuknya kepemerintahan yang bersih dan transparan dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Pemerintah harus mampu memenuhi dua modalitas tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu :

a. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif.

b. Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan demikian pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan Negara.1

Permasalahan utama dalam pelayanan publik yang terjadi selama ini adalah rendahnya respon dari pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan-perkembangan atau dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Inisiatif dan

1

Republik Indonesia, Inpres RI No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Government, Lampiran 1. h.4


(9)

kreatifitas pemerintahan sebagai stakeholder sangat lemah dalam menjawab tuntutan masyarakat akan pelayanan publik. Selain itu, rendahnya pengawasan mengakibatkan buruknya sistem pelayanan publik dengan munculnya “penyakit birokrasi” yang berujung pada munculnya praktek KKN.2

Salah satu bidang pelayanan publik yang merupakan lahan subur munculnya praktek KKN adalah pelayanan pemerintah dalam bidang penyediaan jasa. Hal ini ditandai dengan prosedur yang tidak efisien atau bertele-tele, wabah Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang diarahkan kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Perbaikan pelayanan publik di era reformasi merupakan harapan seluruh masyarakat, namun ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan.Berbagai tanggapan masyarakat justru cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan publik mengalami kemunduran yang utamanya ditandai dengan banyaknya penyimpangan dalam layanan publik tersebut. Sistem dan prosedur pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya manusia yang lamban dalam memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta berbudaya bukan melayani melainkan dilayani juga merupakan aspek layanan publik yang banyak disoroti. Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh sebagian aparatur pemerintahan atau administrasi negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya.Kondisi ini karena di dalam kerangka hukum administrasi positif Indonesia saat ini telah diatur tentang standar minimum kualitas pelayanan, namun kepatuhan terhadap standar minimum pelayanan publik tersebut masih belum termanifestasikan dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah.

2

Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta : Elex Media. h.34


(10)

pungutan liar, dan tidak adanya transparansi dalam hal biaya dan waktu penyelesaian. Hal ini mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat dan kalangan usaha ekonomi terhadap pemerintah dan kalangan investor akan ragu dalam melakukan investasi.3

Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah atas penyelenggaran pelayanan publik. Peraturan mengenai pelayanan publik yang diterbitkan oleh pemerintah belum mampu diimplementasikan oleh baik oleh implementor sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan atau maladministrasi. Implementor dalam hal ini adalah pimpinan pemerintah daerah beserta aparatur pemerintahan sebagai ujung tombak dalam segala bentuk kebijakan pelayanan publik, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan pelayanan publik.

Untuk menjawab tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan era reformasi pada saat ini, pemerintah harus dapat membuat kebijakan program penyediaan pelayanan yang berkualitas berupa suatu sistem yang mengedepankan efisiensi dan transparansi. Untuk itu pemerintah telah berinisiatif untuk membuat kebijakan pemanfaatan teknologi untuk membangun electrolal government for a good governance yang terintegrasi mulai dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah.4

Untuk itu, pemerintah telah berinisiatif untuk membuat suatu kebijakan pelayanan khususnya yang terintegrasi yang mengedepankan efisiensi dan transapransi. Hal tersebut tertuang dalam dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu

3

Fahmi Wibawa, Panduan Praktis Perizinan Usaha Terpadu. Jakarta : Grasindo. h. 11

4


(11)

Pintu yang kemudian disempurnakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan publik. Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu merupakan penyederhanaan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik yang meliputi :

1. pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan

2. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yanglah ditetapkan dalam peraturan daerah

3. kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah;

4. kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya

5. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan

6. pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku 7. pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam

kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan.5

Dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas, pemerintah daerah dapat menerapkan dan membentuk sistem pelayanan terpadu. Sistem pelayanan terpadu bertujuan untuk pelayanan yang lebih mudah, lebih sederhana, lebih cepat, dan murah dari sisi biaya dan dapat memberikan tertib administrasi dalam penyelenggaraan pelayanan. Adapun sistem pelayanan terpadu

5

Republik Indonesia, Cetak Biru (Blue Print Sistem Aplikasi E-government bagi Lembaga Pemerintah Daerah, (Jakarta : Kemenkominfo) h. 23


(12)

dilaksanakan dengan prinsip ekonomis, adanya jaminan kualitas pelayanan, aksesibilitas, koordinasi dan kesederhanaan pelayanan. Sistem pelayanan terpadu juga dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi penyelenggara pelayanan terpadu dan masyarakat.6

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang beru dimekarkan melalui UU RI Nomor 36 Tahun 2003. Dengan status kabupaten baru, pemerintah dituntut untuk dapat terlebih dahulu mengembangkan perekonomian dengan mempermudah layanan publik dalam hal perizinan dan investasi. Selain itu, pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka memudahkan kerjasama dengan masyarakat harus dapat memberikan informasi dan akses terhadap pelayanan publik yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan visi Kabupaten Serdang Bedagai yakni ; “Menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten terbaik di Indonesia dengan masyarakat yang Pancasilais, religius, modern dan kompetitif”.7

Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai berdiri Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan Permendagri No.24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengeluarkan Pemerintah Daerah No. 03 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu merupakan suatu inisiatif pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam menyederhanakan sistem pelayanan khususnya di bidang perizinan dari pemerintah kepada masyarakat dan memudahkan dalam pengurusan perizinan.

6

Republik Indonesia, Undang-undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, Pasal 9.

7

http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/home diakses pada tanggal 13 November 2012 pukul 22.00 WIB


(13)

pada tahun 2006 yang sebelumnya bernama Kantor Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPSSP) yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati No. 10 Tahun 2006 tentang pelaksanaan unit pelayanan terpadu. Tugas utama Kantor Pelayanan Terpadu adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya di bidang perizinan dan penanaman modal. Yang dimaksud dengan pelayanan prima di bidang perizinan adalah pelayanan yang mencerminkan suatu bentuk pelayanan yang memenuhi prinsip pelayanan yang jelas, sederhana, aman, pasti, efesien, ekonomis, adil dan merata, serta tepat waktu.

Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu memberikan suatu sistem pelayanan yang terintegrasi kepada masyarakat dengan mengedepankan keterbukaan informasi dan efisiensi waktu. Sistem pelayanan yang terintegrasi merupakan suatu sistem pelayanan yang mengedepankan komunikasi yang efektif dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology) sesuai dengan konsep pemerintahan elektronik yang selanjutnya disebut dengan E-government. E-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.

E-governent merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih efisien dan efektif, pelayanan yang lebih terjangkau dan memperluas akses publik untuk memperoleh informasi sehingga terjadi peningkatan transparansi. E-government pada fungsinya adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan


(14)

hubungan antara pemerintah dengan pihak lain atau dengan masyarakat.8

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam bidang perizinan, maka pemerintah dengan menganut konsep E-government dapat membuat suatu sistem pelayanan yang terintegrasi yang melibatkan antar lembaga dalam struktur pemerintahan. Hal tersebut terwujud dalam suatu sistem pelayanan yang terpadu yang dapat memudahkan akses dan arus informasi antara pemerintah dan masyarakat. Konsep sistem pelayanan terpadu pada dasarnya merupakan penyederhanaan layanan kepada masyarakat.9

Konsep kebijakan sistem pelayanan terpadu disusun berdasarkanpendekatan fungsional layanan dari sistem kepemerintahan yang harus diberikanoleh suatu Pemerintah Daerah kepada masyarakatnya, dan urusan administrasiserta fungsi lain yang berhubungan dengan kelembagaan Pemerintah Daerah,yang diperlukan guna terselenggaranya sistem kepemerintahan daerah.Fungsi-fungsi pelayanan, administrasi dan kelembagaan kemudian dikelompokan dalam grup-grup blok fungsi. Dengan pendekatan ini, fungsi kepemerintahan kemudian dikelompokkanmenjadi blok-blok fungsi dasar umum (pelayanan, administrasi, manajemen, pembangunan, keuangan, kepegawaian) dan fungsi lainnya, khususnya yang berkaitan dengan fungsi kedinasan dan kelembagaan.Adapun fungsi pelayanan terbagi menjadi beberapa modul diantaranya adalah modul pendaftaran dan perizinan.10

8

Eko Richardius, Electronic Government (Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik), Andi, Yogyakarta,2002. h.4

9

Kemendagri, Peraturan Dalam Negeri No.24 Tahun 2004, dalam Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Bab III. pasal 4

10


(15)

Pada dasarnya, konsep kebijakan sistem pelayanan terpadu merupakan suatu konsep yang masih baru dan butuh waktu lama untuk dapat diimplementasikan secara sempurna sehingga dampaknya benar-benar dirasakan pada pertumbuhan perekonomian masyarakat. Hal tersebut dikarenakan implementasi kebijakan sistem pelayanan terpadu membutuhkan anggaran biaya yang sangat besar. Selain itu, secara praktis konsep sistem pelayanan terpadu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menangani teknologi informasi dan komunikasi sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar dan biaya pelatihan.11

Permasalahan utama yang muncul dari sebuah kebijakan publik adalah ketika memasuki tahapan implementasi kebijakan. Pada tahapan implementasi, seringkali kebijakan yang telah disusun dengan baik diimplementasikan dengan buruk oleh implementor. Hal tersebut dipengaruhi oleh unsur-unsur dalam tubuh birokrasi itu sendiri yakni komunikasi, sumberdaya, disposisi atau sikap aparatur dan struktur birokrasi itu sendiri.12

Dilaporkan terdapat 53 Kabupaten\Kota yang sudah membentuk Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). Diantaranya adalah Kota Yogyakarta (2005), Kabupaten Kebumen (2006). Namun tidak semua KPT dapat betul-betul menyediakan pelayanan yang menganut konsep pelayanan terpadu. Beberapa KPT hanya berfungsi sebagai pendaftaran perizinan atau hanya tahap awal pemrosesan perizinan sehingga fungsi KPT sebagai penyedia jasa layanan yang terpadu dan

11

Eko Richardius, op. cit. h. 16 12

Tingkilisan, Implementasi Kebijakan Publik (Transformasi Pikiran George Edwards). Yogyakarta, Lukman Offset h. 11-13.


(16)

terintegrasi belum terlaksanan secara maksimal.13

Perumusan masalah juga diperlukan untuk mempermudah menginterpretasikan data dan fakta yangdiperlukan dalam suatu penelitian. William N. Dunn mengemukakan beberapa karakteristik masalah publik yang sangat membantu dalam perumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakuakn penelitian tentang implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka meningkatkan pelayanan publik khususnya di bidang perizinan.

1.2 Fokus Masalah

Dalam penelitian kualitatif ada yang disebut dengan batasan masalah yang selanjutnya disebut dengan fokus yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Fokus masalah dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana perkembangan implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu di Kantor Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang perizinan.

1.3 Rumusan Masalah

14

13

www.jabarprov.go.id\ diakses pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 20.00 WIB. 14

Dunn, William N. 1999.Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta. Gajah Mada University Press.h.214-234.

: a) Interdependensi masalah kebijakan, yaitu masalah pada bidang tertentu berpengaruh terhadap bidang yang lain, artinya suatu masalh merupakan bagian dari suatu sistem masalah yang bersumber dari kondisi yang menimbulkan ketidakpuasan dari setiap kelompok.


(17)

b) Subyektifitas masalah kebijakan, yaitu masalah publik meskipun bersifat sangat obyektif tetapi dalam proses artikulasinya tetap merupakan hasil berpikir dan hasil interpretasi dari analisis atau pengambilan kebijakan. c) Artifisial masalah kebijakan, dimana masalah tidak dapat dipisahkan dengan individu ataupun kelompok yang mengidentifikasikannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: “BagaimanakahImplementasi Kebijakan Sistem Pelayanan Terpadu dalam rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menggambarkan proses implementasi kebijakan Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.

2. Untuk mendeskripsikan hambatan dan tantangan implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu pada kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan (Blue Print) E-Government sebagai pembanding.

1.5 Manfaat Penelitan

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara subjektif, penelitian diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah,


(18)

sistematis dan metedologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan kebijakan pemerintah khususnya mengenai E-Government.

2. Secara praktis, penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran bagi instansi terkait mengenai pentingnya memperhatikan perumusan kebijakan

Electronic Government (E-Government) yang sesuai dengan amanat Undang-undang dan kebutuhan publik. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan yang mengarahkan pada kemajuan institusi dan pelayanan publik yang lebih berkualitas. 3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dan memperkaya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.


(19)

Adapun sasarandari pelayanan terpadu yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut :

a. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public

2.4.3 Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan Terpadu

Sistem birokrasi terdahulu digambarkan sebagai organisasi pembuat keputusan yang melaksanakan pemikiran strategis mengenai issu, menganalisa permasalahan, menyusun pemilihan dan strategi kebijakan dan implementasinya, serta memanajemen sumberdaya manusia. Birokrasi yang modern mengedepankan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis (menggunakan) sistem elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan sistem kerja dan proses kerja di lingkungan pemerintah baik pusat dan daerah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.38

E-Government adalah pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology). Ini artinya bahwaakan ada unsur-unsur ICT seperti sistem aplikasi, Sistem pelayanan terpadu yang diadopsi oleh KPPTPM Serdang Bedagai mengedapankan sistem pelayanan yang berbasis pada teknologi dan informasi yang sesuai dengan konsep pemerintahan yang berbasis elektronik. Kebijakan yang ada antara lain adalah penggunanaan infrastruktur metadata, transaksi dan pertukaran data eletronik dan sistem pendokumentasian yang berbasis elektronik.

38

Republik Indonesia, Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi pembangunan E-Government, lampiran 1. Hal. 4


(20)

sistem infrastruktur, jaringantelematika dan lain`-lain yang dipakai dalam proses penyelenggaraanpemerintahan. Beberapa hal mendasar tentang pemanfaatan ICT ini berkaitan dengan, penggunaan internet, penggunaan infrastruktur telematika, penggunaan sistem aplikasi, standarisasi metadata, transaksi dan pertukaran data elektronik, sistem dokumentasi elektronik.39

Bank Dunia (World Bank) mendefenisikan e-government sebagai berikut;

E-government refers to use by the government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, bussines, and other arms of government. 40 Dengan kata lain, E-Government merupakan penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G).41

39

Republik Indonesia, Inpres,. op. cit. h. 11 40

Indrajit, Richardus.2002. E-government (Strategi Pengembangan Pelayanan Berbasis Teknologi. Andi: Jakarta. hal 17

41

Republik Indonesia, panduan., loc. cit.

Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government

adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.


(21)

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan menyelenggaraan kepemerintahanyang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektifdan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.Pemanfaatan teknologiinformasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis

2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan muraholeh masyarakat di seluruh wilayah negara.42

Penerapan e-government di setiap lembaga pemerintah mengacu kepadapentahapan pengembangan e-government secara nasional, dan disesuaikandengan kondisi yang ada disetiap lembaga pemerintah yang mencakup:

1. prioritas layanan elektronik yang akan diberikan 2. kondisi infrastruktur informasi yang dimiliki 3. kondisi kegiatan layanan saat ini

4. kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki.43

2.5 Defenisi Konsep

42

http://id.wikipedia.org/wiki/E-governmentdiakses pada tanggal 15 November 2012 pukul 15.30 WIB

43


(22)

Menurut Masri Singarimbun (1995 :37) bahwa konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan kejadian secara abstrak kejadian atau kelompok individu yang menjadi pusat ilmu sosial. defenisi konsep berfungsi untuk menemukan batasan-batasan masalah yang ada dalam penelitian. Karena dalam penelitian deskriptif diperlukan fokus penelitian agar data penelitian yang akan diteliti dapat terukur validitasnya. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti menguraikan defenisi konsep sebagai berikut :

1. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan pengejahwantahan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi instruksi eksekutif yang penting atau keputusan perundangan. Idealnya keputusankeputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara “menggambarkan struktur” proses implementasi tersebut.

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan segalakegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuanperaturan perundang-undangan.

3. E-Government (electronic government)

E-Government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.e-Government


(23)

dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.

4. Pelayanan Perizinan Terpadu

Pelayanan Perizinan Terpadu Merupakan system pelayanan dengan menyederhanakan dan menempatkan berbagai penyedia layanan yang berwenang pada satu tempat pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik.


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang menjadi fokus perhatian dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat dan dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai.

3.3 Informan Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari informan dan hasil interpretasi yang dilakukan oleh peneliti. Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian terbagi 3, yakni :

1. Informan kunci; mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama; yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti.

3. Informan Tambahan; yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat secara langsung dalam interaksi sosial.


(25)

Informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan kunci yakni Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Informan Utama yakni Kasi Pelayanan dan Perijinan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai 3. Informan Tambahan yaitu, staf pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi dan dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan informan. Data yang diperoleh akan semakin akurat validitasnya ketika hasil yang diperoleh melalui wawancara dan hasil observasi di lapangan dibandingkan dan digabungkan menjadi suatu kesatuan data. Data yang ada tersebut selanjutnya akan menjadi data primer dalam penelitian ini. Peneliti juga akan mengumpulkan data sekunder yang meliputi dokumen yang dimiliki oleh pemerintah dan data-data penunjang lainnya yang termuat dalam jurnal-jurnal ilmiah, majalah, undang-undang, serta dokumen-dokumen tertulis maupun dokumen-dokumen visual lainnya.

3.5 Teknik Analisa Data

Penelitian ini bersifat deskriptif-eksploratif dengan pendekatan kualitatif karena mencoba mengeksplorasi dan mengelompokkan fakta yang ada dalam suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan dikumpulkan untuk kemudian dianalisis, disusun, diperinci secara sistematis dan selanjutnya diinterpretasikan


(26)

sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan dengan terlebih dahulu melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.44

44

Sugyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta.. Hal.247 Hal ini dilakukan untuk mendeskripsikan secara umum dan kualitatif tentang masalah-masalah dalam topik penelitian ini.Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudian dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola pikir peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta informasi. Pada akhirnya data-data tersebut akan mengahasilkan kesimpulan yang menunjukkan hasil akhir dari penelitian ini.


(27)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Kabupaten

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai

a. Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2o57” Lintang Utara, 30 Lintang Selatan, 980 33” - 990 27” Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki luas wilayah 1.900,22 Km2 (190,22 Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan. Ibukota Kabupaten Serdang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah. Kabupaten Serdang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.


(28)

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Serdang Bedagai

c. Perekonomian Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Potensi Ekonomi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai semakin hari semakin berkembang sesuai dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadapproduk-produk yang dihasilkan terutama sektor pertanian, industri, perdagangan danjasa, pariwisata dan sebagainya. Potensi-potensi ekonomi yang ada mempunyaijenjang/klas pemasaran yang berbeda-beda, mulai dari tingkat desa sampairegional.Pusat ekonomi dengan lingkup pelayanan lokal (desa/kecamatan) antara lain :

1) Kawasan Industri dan Perdagangan makanan Pasar Bengkel di Kecamatan Perbaungan

2) Kawasan Perdagangan di Kecamatan Perbaungan

3) Kawasan Pariwisata Theme Park di Kecamatan Pantai Cermin,Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar Khalipah

4) Wisata Kuliner pada daerah-daerah pesisir pantai 5) Jalan kawasan pesisir pantai dan jalan tol.

4.2 Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai

4.2.1 Latar Belakang Dibentuknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai

Sebelum munculnya reformasi birokrasi, birokrasi terutama di bidang perizinan digambarkan sebagai birokrasi yang memiliki sistem pelayanan yang tidak praktis, banyaknya ditemukan pungutan liar, serta pelayanan yang tidak


(29)

transparan dalam biaya dan waktu penyelesaian pelayanan.Hal tersebut mengakibatkan iklim ekonomi yang tidak sehat dimana pelaku usaha atau pemilik modal enggan untuk melaksanakan pengurusan perizinan dan munculnya usaha yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk itu pemerintah Kabuapaten Serdang Bedagai oleh Bupati H.T Erry Nuradi, Mba membentuk Unit Pelayanan dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) melalui peraturan Bupati No 10 Tahun 2006 tentang pembentukan Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) yang didasarakan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20/M.PAN/04/2006 mengenai Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 24 Tahun 2006 tantang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Sebelum dibentuknya Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) sistem pengelolaan pengurusan perizinan dilaksanakan pada tempat yang terpisah-pisah dan tidak adanya transparansi dalam biaya dan waktu penyelesaian perizinan.

Pada Tahun 2007 Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) Kabupaten Serdang bedagai ditingkatkan statusnya menjadi Kantor. Hal tersebut sesuai dengan dikeluarkannya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) menjadi Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Serdang Bedagai tentang Susunan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai.

4.2.2 Tujuan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai

Tujuan dari dibentuknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (UPPTSP) Kabupaten Serdang Bedagai antara lain adalah sebagai berikut :


(30)

1. Sebagai upaya debirokratisasi dan deregulasi khususnya di bidang perizinan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyaraakt umumnya dan kepada

kalangan pengusaha khususnya

3. Menciptakan transparansi di bidang perizinan

4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah 5. Memberikan adanya jaminan kepastian hukum

6. Merangsang pertumbuhan ekonomi di bidang usaha makro, menengah dan mikro

7. Memberi peluang investasi untuk meningkatkan perekonomian daerah.

Berdasarkan dari tujuan tersebut, maka ditetapkan visi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:”Terwujudnya Good Governance melalui Pelayanan Prima”. Adapun yang menjadi misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Serdang Bedagai adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pelayanan prima

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintahan yang profesional

3. Melaksanakan pengembangan dan penerapan teknologi informasi (IT) 4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta pengembangan perizinan.

4.2.3 Akta Pelayanan Kantor Pelayanan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Serdang Bedagai

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Serdang Bedagai memiliki janji pelayanan mudah, cepat, transaparansi dan tepat waktu yaitu:


(31)

1. Mudah artinya bahwa pemohon dapat memperoleh berbagai informasi tentang perizinan baik persyaratan, proses, maupun besara retribusi yang ditetapkan.. 2. Cepat, memberi pengertian diupayakan seoptimal mungkin untuk menyelesaikan

proses perizinan dari waktu maksimal yang ditetapkan, tidak jarang suatu perizinan dapat diselesaikan dalam waktu satu hari khusunya bagi perizinan yang tidak memerlukan peninjauan lapangan.

3. Transparan artinya dalam pelayanan perizinan pada Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan diantaranya melalui pencetakan besaran retribusi yang dibayarkan pada sertifikat izin yang ditertibkan sehingga pemohon megetahui bahwa jumlah yang dibayarkan adalah sama dengan jumlah yang tertera pada sertifikat izin.

4. Tepat Waktu yaitu ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu perizinan juga mendapatkan porsi khusus, oleh karenanya masa penyelesaian suatu jenis perizinan juga dilakukan secara terbuka.

4.2.4 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai

Gambar 3.2 KEPALA KANTOR

Kelompok jabatan Fungsional

Kasubag Tata Usaha Dan Akuntabilitas

Seksi Promosi, Dikumentasi, dan

Pelaporan

Seksi Pelayanan dan Perizinan

Seksi Pengembangan, Pengawas dan


(32)

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu

1. Kepala Kantor Pelayanan Terpadu

Tugas dan fungsi Kepala Kantor Pelayanan Terpadu antara lain : a. Membantu Bupati dalam penyelenggaraan pelayanan publik dibidang

perizinan

b. Untuk menyelenggarakan tugas pokok yang dimaksud diatas, Kepala Kantor mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Mengkoordinir, mengawasi dan pembinaan penyelenggaraan pelayanan perizinan

2) Penyelenggaraan administrasi, evaluasi dan pelaporan guna memberikan masukan kepada Bupati

3) Penyelenggaraan urusan rumah tangga umum dan keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) dan atau sumber keuangan lain

4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati 2. Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok membantu Kepala Kantor menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kegiatan, menerima dan memberikan informasi serta mengelola urusan tata usaha dan rumah tangga KPT.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan dan penyimpanan program kerja


(33)

c. Penyelenggaraan surat menyurat, kearsipan dan kelengkapan d. Pelaksanaan urusan umum dan keuangan

e. Mempersiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas secara berkala f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepala kantor 3. Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan

Kepala Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan mempunyai tugas poko membantu Kepala Kantor menyuapkan bahan promosi, melakukan pendokumentasian, publikasi, sosialisai dan mempersiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas KPPTPM

Kepala Seksi Promosi, Dokumentaasi dan Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan promosi baik berupa penyajian data maupun publikasi atau ekspose

b. Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi perizinan

c. Pendokumentasian pelaksanaan tugas KPPTPM termasuk didalamnya kegiatan arsiparis (arsip dan laporan)

d. Menerima dan mengelola pengaduan dari masyarakat

e. Mempersiapakan bahan laporan pelaksanaan tugas secara berkala

f. Pengkoordinasian terhadap tugas-tugas promosi, dokumentasi dan pelaporan kedalam maupun keluar

g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Kantor 4. Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian

Kepala Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok membantu Kepala Kantor dalam mempersiapakan


(34)

bahan penyusunan program pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian organisasi. Fungsi dari seksi pengembangan, pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan perencanaan, pengembangan dalam rangka peningkatan kinerja KPPTPM.

b. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga dan dunai usaha lain baik pemerintah maupun swasta dan lembaga-lembaga lainnya dalam rangka pengembangan.

c. Pelaksanaan operasionalisasi pengawasan dan pengendalian kebijakan tentang perizinan di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

d. Pengkoordinasian terhadap pelaksanaan Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian

e. Mempersiapkan bahan laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian

f. Mempersiapkan bahan laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dalm rangka evaluasi dan penyusunan tindak lanjut kebijakan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor 5. Seksi Pelayanan dan Perizinan

Kepala Seksi Pelayanan dan Perizinan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Kantor menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kegiatan dibidang pelayanan dan perizinan. Kepala seksi pelayanan dan perizinan mempunyai fungsi sebagai berikut :


(35)

b. Pengelolaan pelayanan administrasi perizinan

c. Penyusunan pedoman dan teknis pemberian legalitas perizinan d. Memberikan informasi pelayanan perizinan

e. Mempersiapkan bahan laporan secara berkala

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor 6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok membantu Kepala Kantor dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesi dan fungsinya. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari semua pemangku jabatan fungsional yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Melaksanakan tugas sesuai dengan profesionalisme

b. Mempersiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala kantor

Fungsi dan tugas dari masing-masing lini yang jelas menciptakan sistem dan prosedur administrasi yang jelas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Hal tersebut memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Pembagian tugas dan wewenang tersebut mencagah terjadinya tumpang tindih tugas dan wewenang masing-masing lini yang berpengaruh terhadap terhambatnya proses implementasi kebijakan.

4.2.5 Jenis-jenis Pelayanan Perizinan

Kantor Pelayanan PerizinanTerpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai melayani 23 jenis bidang perizinan antara lain sebagai berikut :


(36)

Tabel 4.4 Jenis-Jenis Perizinan

No. Nama Perizinan Keterangan

1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Perda No. 26 Tahun 2006

2 Izin Gangguan (HO) Perda No. 23 Tahun 2995

3 Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perda No. 44 Tahun 2005 4 Tanda Daftar Perusahaan Perda No. 45 Tahun 2005 5 Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Perda No. 41 Tahun 2005

6 Izin Usaha Industri Perda No. 44 Tahun 2005

7 Izin Usaha Gedung (IUG) Perda No. 44 tahun 2005 8 Izin Usaha Konstruksi dan Konsultasi (SIUJK) Perda No. 32 Tahun 2005 9 Izin Usaha Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras Perda No. 47 Tahun 2004

10 Izin Usaha Hotel Perda No 36 Tahun 2005

11 Izin Balai Pengobatan Perda No. 16 Tahun 2005 12 Izin Salon Kecantikan Perda No. 16 Tahun 2005 13 Izin Praktek Sishe, Tabib, Akupuntur Perda No. 16 Tahun 2005 14 Izin Pendirian Apotek Perda No. 16 Tahun 2005

15 Izin Pendirian Obat Perda No. 16 Tahun 2006

16 Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Restoran Perda No. 37 Tahun 2005 17 Izin Pemboran Air Tanah dan Pemakaian Air Bersih Tanah Perda No. 43 Tahun 2005

18 Izin Penyelenggaraan Pelatihan Perda No. 22 Tahun 2005 19 Izin Pertambangan Umum Perda No. 42 Tahun 2005


(37)

21 Pajak Reklame Perda No. 9 Tahun 2005 22 Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Gol. C Perda No. 11 Tahun 2005

23 Pajak Sarang Burung Walet Perda No. 13 tahun 2005

Dengan status Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang sebagai kantor, maka harus dipayungi setidaknya peraturan kepala daerah, dan paling tidak mencantumkan 5 ijin utama yakni IMB, TDP, SIUP, HO/SITU, TDI dalam pelayanannya.

4.2.6 Sistem dan Prosedur Pelayanan

Agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka dibentuk suatu sistem pelayanan perizinan yang terkoordinasi antar berbagai lini dalam kantor pelayanan dan perizinan terpadu. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pemberian pelayanan dan menjadi acuan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan dari Kantor Pelayanan Terpadu.

Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Serdang Bedagai, baik berupa persyaratan teknis dan administratif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur. Penetapan persyaratan baik teknis maupun administratif harus diimplementasikan seminimal mungkin dan dikaji terlebih dahulu agar benar-benar sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.


(38)

(39)

Gambar 4.3

Sistem dan Prosedur Pelayanan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kab. Serdang Bedagai

P1; P5.3 P4 ; P4.6a ‘

P4.5b ; P4.6b ; P7.3 P4A.3 ; P7.2

P2.3 P1.3

P5.2 P4.A.4 P2.6 P3

P4.5c

P.8.1

P8.5 P6.3

P4.b.2 P6.2 P8.2

P8.5

P4b.3 P6.3

P8.3 P8.4

Petugas Pelayanan Pemohon

Petugas Komputer Petugas

Administrasi Petugas Validasi

Sub Unit Pengaduan Petugas Kas

Daerah / Bank

Sekretaris KPT Koordinator KPT

Tim Lapangan Teknis


(40)

Berikut penjelasan Pelayanan Perizinan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai :

1. Proses 1

1. Pemohon mengambil dan mengisi formulir permohonan pada tempat yang telah disediakan.

2. Pemohon menyerahkan formulir permohonan izin kepada petugas pelayanan (front office).

3. Petugas pelayanan menyerahkan berkas permohonan izin kepada petugas validasi

2. Proses 2

1. Petugas validasi meneliti berkas permohonan

2. Petugas validasi membubuhkan parag apabila berkas lengkap atau membuat catatan apabila berkas tidak lengkap

3. Apabila berkas tidak lengkap, petugas validasi memberikan catatan kekurangan kelengkapan berkas kepada petugas pelayanan

4. Apabila berkas lengkap, petugas validasi menginformasikan kepada petugas pelayanan bahwa berkas telah lengkap

5. Petugas pelayanan mencatat dan membuat tanda terima berkas.

6. Petugas validasi menyerahkan bekas yang telah lengkap kepada petugas komputer untuk dokumentasi berkas permohonan

3. Proses 3

Petugas Komputer melakukan unput data berkas permohonan kedalam aplikasi masing-masing berkas perizinan


(41)

1. Petugas administrasi menerima berkas dari petugas komputer

2. Petugas administrasi menghitung dan menetapkan jumlah retirubusi yang harus dibayar oleh pemohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Petugas administrasi menyiapkan dan menyerahkan blanko pembayaran retribusi kepada petugas pelayanan untuk diserahkan kepada pemohon 4. Pemohon membayar retribusi perizinan ke kas daerah / bank

5. Proses 4 b (berkas yang memerlukan survey)

1. Petugas administrasi menerima berkas dari petugas komputer

2. Petugas administrasi menyerahkan berkas kepada Tim Teknis Lapangan untuk keperluan survey lapangan

3. Setelah melakukan survey, Tim Teknis Lapangan dan Koordinator KPT melakukan rapat koordinasi untuk menetapkan berita acara dan rekomendasi survey lapangan, berdasarkan pertimbangan teknis, yuridis dan sosial.

4. Berita acara dan rekomendasi survey lapangan ( penerimaan atau penolakan) disampaikan kepada petugas administrasi

5. Apabila berkas diterima sesuai hasil rekomendasi maka :

a. Petugas adminisrtrasi menghitung dan menetapkan jumlah retribusi yang harus dibayar oleh pemohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Petugas administrasi menyiapkan dan menyerahkan blanko pembayaran retribusi kepada petugas pelayanan, untuk diserahkan kepada pemohon.


(42)

6. Jika berkas ditolak sesuai dengan hasil rekomendasi, maka :

a. Petugas administrasi menyerahkan berkas kepada petugas pelayanan dengan melampirkan berita acara dan rekomendasi survey lapangan. b. Petugas pelayanan mengembalikan berkas kepada pemohon.

7. Proses 5

1. Petugas kas daerah / bank menerima blanko pembayaran retribusi perizinan.

2. Petugas kas daerah / bank menyerahkan pembayaran retribusi periznan yang telah diregistrasi.

3. Pemohon menerima tanda bukti pembayaran dari petugas kas daerah / bank untuk diserahkan kembali kepada petugas pelayanan.

8. Proses 6

1. Petugas pelyanan menyerahkan berkas kepada petugas administrasi untuk diparaf oleh sekretaris KPT.

2. Setelah diparaf, petugas administrasi mencetak sertifikat izin.

3. Setelah dicetak, petugas administrasi menyerahkan dikumen perizinan untuk diparaf oleh sekretarif dan ditandatangani oleh koordinator.

9. Proses 7

1. Petugas administrasi mengagendakan sertifikat izin yang telah ditandatangani.

2. Petugas administrasi menyerahkan sertifikat izin yang telah digandakan kepada petugas pelayanan.

3. Petugas pelayanan menyerahkan sertifikat izin kepada pemohon. 4. Pemohon menandatangani tenda terima penyerahan sertifikat izin.


(43)

10.Proses 8

1. Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada Sub Unit Pengaduan. 2. Sub Unit Pengaduan menerima pengaduan dan menyampaikan kepada

Sekretaris KPT untuk digandakan.

3. Sekretaris KPT menyempaikan kepada koordinator. 4. Koordinator mendindak lanjuti pengaduan dengan :

a. Mengadakan rapat dengan Sub Unit Pengaduan, sekretaris atau tim teknis.

b. Hasil rapat dibuat dalam beriata acara khusus , kemudian dijadikan bahan jawaban kepada pengadu atau masyarakat.

c. Sekretaris KPT menyiapkan surat jawaban untuk ditandatangani koordinator.

d. Sekretaris menyampaikan surat kepada Sub Unit Pengaduan untuk diserahkan kepada masyarakat.

Tersedianya informasi yang jelas dan akurat tentang prosedur, persyaratan, waktu dan biaya pelayanan merupakan komponen penting dalam implementasi kebijakan. Hal tersebut memberikan informasi kepada pengguna pelayanan akan akurasi standar pelayanan yang ada sehingga masyarakat mengetahui proses pelayanan sehingga tercipta transparansi atas pelayanan yang ada.

4.2.6 Pejabat Penerima Pengaduan.

Pejabat atau petugas penerima pengaduan masyarakat ditunjuk oleh Kepala Kantor yang berasal dari Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan Kantor Pelayanan Terpadu.


(44)

a. Pangaduan dari masyarakat tentang berbagai permasalahan perizinan yang timbul di masyarakat dapat dilaporkan baik secara tertulis maupun lisan kepada Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai.

b. Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) menyediakan media kotak aduan, telepn/fax atau email dan website dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Pengumpulan Data di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai melaksanakan pengumpulan data terhadap laporan yang disampaikan oleh masyarakat.

4.2.7 Hak dan Kewajiban Pihak Pemberi dan Pihak Penerima Pelayanan Perizinan

Masing-masing pemberi (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu) dan penerima pelayanan perizinan (masyarakat) memiliki hak dan kewajiban masing-masing, antara lain sebagai berikut :

1. Hak pemberi pelayanan ( Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu ) :

a. Meminta pemohon untuk melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Menerima, menangguhkan atau menolak permohonan. c. Menyimpan data-data permohonan untuk arsip negara.

d. Melakukan pemeriksaan berkas dan pemeriksaan lapangan sesuai dengan permohonan.


(45)

e. Mencabut izin yang telah diterbitkan apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

2. Kewajiban pemberi pelayanan (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu) :

a. Menerima permohonan yang telah lengkap persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memberi informasi yang berhubungan dengan pelayanan perizinan. c. Bertanggung jawab atas berkas permohonan yang telah diterima. d. Menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Hak penerima pelayanan (masyarakat). a. Mengajukan permohonan izin. b. Menerima pelayanan perizinan. 4. Kewajiban penerima pelayanan.

a. Melengkapi data-data yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memenuhi persyaratan perizinan yang berlaku.

c. Memberikan informasi dan data-data yang benar sesuai dengan permohonan.

d. Memberikan informasi serta menunjukkan lokasi yang disurvey pada saat pemeriksaan lapangan.

e. Membayar retribusi dan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Bertanggungjawab atas sertifikat yang telah diterbitkan.

g. Mengembalikan sertifikat izin yang telah diterbitkan apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.


(46)

BAB V

IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL

(KPPT) KAB. SERDANG BEDAGAI

Implementasi kebijakan merupakan suatu tahapan yang penting dalam suatu kebijakan publik. Implementasi kebijakan merupakan sebuah proses yang dinamis yang meliputi berbagai macam variabel. Jika sebuah kebijakan diputuskan secara tepat dan sesuai dengan fenomena yang berkembang di lapangan atau masyarakat, masih mungkin dapat terjadi kegagalan, apabila tidak diimplementasikan dengan baik. Apabila suatu kebijakan diimplementasikan dengan buruk maka tujuan dari kebijakan tersebut tidak akan mencapai tujuannya.

Sistem Pelayanan Terpadu dalam implementasinya dipengaruhi oleh beberapa aspek atau variabel yang pada akhirnya mempengaruhi hasil akhir dari kebijakan Pelayanan Terpadu tersebut. Hasil akhir yang diharapkan oleh Sistem Pelayanan Terpadu yakni berupa peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya di bidang pelayanan perizinan.

Peneliti menggunakan berbagai data penunjang mengenai Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dari berbagai observasi yang peneliti temukan selama malakukan penelitian.

Hingga saat ini, kehadiran Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai sesuai fungsi dan tujuan didirkannya hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat Serdang Bedagai


(47)

khususnya atas permasalahan rendahnya kualitas pelayanan publik. Dengan kehadiran KPPT Kabupaten Serdang Bedagai, ekspektasi yang diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama di bidang perizinan.

5.1 Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Serdang Bedagai Mengkaji implementasi sistem pelayanan terpadu di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai, maka pendekatan yang diadopsi adalah model George C. Edward III yang didalamnya terdapat 4 (empat) variabel yakni komunikasi, sumberdaya, disposisi atau sikap kepegawaian, dan struktur birokrasi. Adapun keempat variabel tersebut mempengaruhi satu dengan yang lainnya untuk membantu ataupun merintangi implementasi kebijakan. Peneliti juga menggunakan berbagai data penunjang mengenai Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dari berbagai observasi yang peneliti temukan selama malakukan penelitian.

1. Komunikasi

Dalam implementasi suatu kebijakan, komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaannya merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi yang efektif harus dapat ditransmisikan kepada personalia yang tepat dengan tujuan informasi mengenai kebijakan disampaikan secara akurat dan konsisten. Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai pada dasarnya memiliki sistem dan prosedur pelayanan yang terkoordinasi dan setiap lini memiliki tugas dan fungsi yang jelas di. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti ingin melihat bagaimana arus komunikasi yang dibangun antar lini.


(48)

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bagaimana arus komunikasi yang dibangun antar berbagai lini dalam Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Berikut hasil wawancara dengan bapak Johan Sinaga, SE MAP yang menjabat sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha.

...setiap lini atau sub bagian di kantor ini sudah bekerja dengan sangat baik. Dalam setiap pelayanan yang kami berikan, kami selalu berkoordinasi antar lini sesuai dengan standar sistem dan prosedur yang berlaku. Jarang terjadi tumpang tindih wewenang atau miskomunikasi. Mungkin dikarenakan standar peraturan yang bagus, jadi kami bisa berkoordinasi dengan baik.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai, bahwa tiap pegawai atau implementor sudah mengetahui dan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun Standard Operating Procedure tersebut ditetapkan sebelumnya melalui peraturan kepala daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, setiap lini telah dapat membangun komunikasi yang efektif baik antara atasan dengan bawahan maupun komunikasi antar lini.

2. SumberDaya

Ketersediaan sumber daya sangat merupakan faktor yang sangat penting dalam efektifitas implementasi sebuah kebijakan. Dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan terpadu, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Serdang Bedagai membutuhkan sumber daya yang maksimal tujuan dari pelayanan terhadap masyarakat dapat tercapai. Sumber daya meliputi sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan, informasi suatu kebijakan, wewenang yang dimiliki dalam pelaksanaan program serta fasilitas-fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan.


(49)

1. Staf

Sumber daya manusia dalam pelaksana perizinan pelayanan terpadu di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai meliputi seluruh lini yang ada dalam kantor tersebut. Kuantitas staf yang ada tidak menjamin sebuah kebijakan diimplementasikan dengan baik, namum kurangnya jumlah staf dapat menyebabkan penggandaan wewenang atau tugas sehingga pelayanan yang dilaksanakan tidak berhasil maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan selama penelitian, penulis masih mendapati kurangnya jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan pelayanan perizinan terpadu.

“kalau dilihat dari jumlah staf dan pegawai yang pasti menurut kami sangat kurang, apalagi untuk tim lapangan teknis. Menurut saya jumlah pegawainya perlu diperbanyak karena tugas mereka sangat banyak. Karena tugas yang dibebankan kepada mereka adalah ke lapangan, maka butuh waktu yang cukup lama untuk melakukan observasi di lapangan. (Wawancara dengan Bapak Johan Sinaga, SE MAP, 20 Januari 2014)

Hal yang sama juga disampaikan dalam kutipan wawancara berikut ini:

“dengan semakin banyaknya permohonan yang masuk, terkadang kami merasa kewalahan dalam melakukan proses pelayanan. Kami terlebih dahulu menganalisa suatu permohonan dari dampak ekonomi dan sosial kalau permohonan nantinya diberikan izin, juga dari segi hukum. Itu memakan waktu yang lama dalam pengurusannya, jadi yang masih kuranglah sumber daya manusianya. (Wawancara dengan Bapak Asrul Aziz Siregar, Koordinator Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, Januari 2014)

Berdasarkan petikan wawancara diatas, diketahuibahwa kebutuhan akan sumber daya manusia di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai masih kurang terutama pada Tim Teknis Lapangan. Berdasaran observasi yang peneliti telah lakukan, kurangnya jumlah sumber daya manusiamengakibatkan penundaan proses pelayanan dan perizinan


(50)

akibat penumpukan berkas yang diberikan masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan proses pengurusan yang relatif lama yang mengakibatkan tertundanya masyarakat dalam melakukan pengurusan perizinan usaha.

2. Informasi

Informasi merupakan pengetahuan yang diterima implementor dalam bagaimana mengimplementasikan suatu kebijakan. Informasi dalam hal ini juga merupakan ketaatan dalam melakukan tugas sesuai dengan peraturan dan sistem yang berlaku. Terdapat dua bentuk informasi yang berkenaan dengan bagimana melakukan sebuah kebijakan dan data ketaatan personil terhadap peraturan yang ada. Tidak efektifnya arus informasi yang ada dapat mengakibatkan kebijakan tidak dapat diimplementasikan dengan baik.

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai menggunakan sistem pelayanan berbasis e-governmentdimana arus informasi yang ada berbasis elektronik. Dalam hal ini, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai menggunakan sistem multimedia dimana pemohon dapat mengetahui sejauh mana proses izin sedang dilaksanakan atau dalam proses tanpa harus diberitahu secara manual.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan prosedur pelayanan dengan sistem electronic government masih sangat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kemampuan multimedia masih sangat sedikit. Dengan kata lain, sebagian besar masyarakat masih awam mengenai sistem multimedia berbasis komputer. Sebagian masyarakat masih belum siap dengan penggunaan sistem


(51)

yang ada bahkan ada yang tidak tahu mengenai sistem electronic government

yang tengah diterapkan. Penulis menilai bahwa Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal belum dapat melaksanakan sosialisasi yang efektif kepada masyarakat secara keseluruhan. Kantor Pelayana Perizinan Terpadu pada dasarnya seharusnya menerapkan sistem informasi manajemen yang user friendly agar masyarakat dapat langsung memahami basis sistem pelayanan yang ada.

3. Wewenang

Wewenang yang dimaksud adalah bagaimana kesigapan segera oleh implementor untuk melaksakan tugas atau tanggung jawab atas suatu kebutuhan yang mendesak terutama yang menyangkut dengan kepentingan umum. Dalam penelitian yang telah dilakukan, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal memiliki wewenang untuk menunda permohonan yang dirasa memberikan dampak buruk bagi masyarakat umum apabila ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi. Untuk itu, Kepala Kantor berwenang untuk menugaskan Tim Teknis Lapangan untuk segera meninjau lebih lanjut kondisi di lapangan. Setelah mendapat laporan dari Tim Teknis Lapangan, Kepala Kantor dapat membuat keputusan apakah permohonan yang diajukan oleh pemohon dapat atau tidak dapat diproses lebih lanjut.

4. Fasilitas

Fasilitas fisik merupakan faktor yang penting dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Fasilitas dibutuhkan untuk menunjang kelancaran proses pelayanan agar dapat berjalan. Fasilitas yang


(52)

utama adaalh kantor sebagai pusat pelayanan dan tempat terjadinya arus komunikasi antara implementor dengan pemohon.

Menurut observasi yang peneliti telah lakukan, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Serdang Bedagai ditunjang oleh fasilitas standar kantor pemerintahan pada umumnya. Yang menjadi keunggulan fasilitas Kantor Pelayanan Terpadu adalah sistem pelayanan yang berbasis electronic government itu sendiri. Ketersediaan jaringan internet yang memadai sangat membantu implementor dalam melaksakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Kurangnya fasilitas berdampak negatif terhadap proses kerja implementor sehingga berujung pada implementasi yang buruk juga. Masalah umum kurangnya fasilitas di KPPTPM Serdang Bedagai adalah kurangnya fasilitas kendaraan bagi aparatur yang bertugas melakukan tinjauan langsung ke lapangan. Hal tersebut diketahui dari petikan wawancara berikut ini :

Kami saat ini juga kekurangan sarana transportasi bagi tim teknis lapangan. Akibatnya, kami terkadang merasa kesulitasn untuk terjun langsung ke lapangan (Wawancara dengan Bapak Johan Sinaga, SE MAP, Januaru 2014)

Berdasarkan uraian di atas, ditemukan bahwa fasilitas KPPTPM Serdang Bedagai masih memiliki kekurangan yang bedampak bagi proses implementasi. Namum apabila ditinjau secara keseluruhan, fasilitas yang ada tergolong sudah baik. Fasilitas yang paling menonjol adalah penggunaan sistem multimedia yang disediakan oleh KPPTPM Serdang Bedagai untuk membantu pemohon dalam meninjau permohonan yang telah diajukan tanpa harus mengunjungi secara langsung KPPTPM Serdang Bedagai.


(53)

3. Disposisi atau Kecenderungan

Disposisi atau kecenderungan merupakan karakteristik yang ada pada implementor kebijakan atau program. Kecenderungan yang ada dapat berupa komitmen dari impelementor dalam melaksanakan suatu kebijakan pelayanan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, sebagian besar aparatur KPPTPM Serdang Bedagai sudah bekerja dengan baik dan memiliki komitmen yang tinggi. Hal tersebut tersirat dari petikan wawancara berikut ini :

Ketika saya mengajukan permohonan, petugas seringkali melakukan kebijakan atau inisiatif sendiri untuk mempermudah proses pengurusan izin. Pegawainya bahkan memberitahu kapan permohonan bisa diproses secara langsung, jadi saya merasa permohonan izin yang saya ajukan tidak digantung... (Wawancara dengan Bapak Adhi, Januari 2014).

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam memberikan pelayanan, petugas atau implementor memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus menunggu instruksi langsung dari atasan. Hal tersebut dilakukan tetap sesuai dengan prosedur yang ada tanpa menyalahi aturan sistem dan prosedur apapun. Hal tersebut sesuai dengan komitmen KPPTPM Sergai dalam mengaplikasikan birokrasi yang business friendly.

4. Stuktur Birokrasi

Birokrasi merupakan badan yang bertugas dalam mengimplementasi kebijakan yang telah ditetapkan. Apabila kebijakan yang telah ada disususn sedemikian rupa dan memiliki sumber daya dalam implementasinya, tetapi masih terhambat dalam pelaksanaan oleh struktur birokrasi yang tidak sehat maka tujuan dari suatu kebijakan tidak akan diimplementasikan dengan baik. George C. Edward mengemukanan dua karakteristik birokrasi, yakni prosedur kerja atau


(54)

ukuran dasar yang disebut dengan Standard Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi.

Sebelum dilaksanakannya kebijakan sistem Pelayanan Terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai, penguran berbagai macam perizinan dilakukan di beberapa kantor atau instansi. Pengurusan perizinan terkesan sulit dan tidak transparan dan tidak jelas pembiayaan dan waktu dan proses penyelesaian perizinan. Dengan adanya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai, maka pengurusan perizinan dilakukan secara terpadu dan dilaksanakan dengan konsep pelayanan satu pintu.

1. Standard Operating Procedure (Standar Operasional Prosedur)

Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian insruksi tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaran pelayanan perizinan, bagaimana, kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. SOP merupakan aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu organisasi atau birokrasi. SOP menjadi acuan atau pedoman bagi implementor dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. SOP digunakan dengan tujuan agar dapat mengefektifkan penggunaan waktu dalam implementasi kebijakan dan juga menyeragamkan tindakan aparatur atau implementor kebijakan. Standar Operasional Prosedur dalam Impementasi sistem Pelayanan Terpadu memuat mengenai jenis permohonan usaha yang dilayani, persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon, jangka waktu pengurusan ijin, serta mekanisme yang harus dilaksanakan dalam mengajukan permohonan ijin usaha penanaman modal.


(55)

Untuk mengurangi tumpang tindih fungsi kerja Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai juga mengeluarkan Peraturan Bupati Serdang Bedagai Nomor 6 Tahun 2008 tentang Standarisasi Prosedur Pelayanan (Standard Operating Procedure) KPT Serdang Bedagai. SOP ini adalah instruksi yang tertulis untuk dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin dengan cara efektif dan efisien guna menghindari terjdainya penyimpangan dalam proses penyelesaian oleh aparatur yang dapat mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan.

Pernyataan tersebut seperti dengan yang dilansir dari wawancara berikut :

Dengan adanya SOP ini maka akan mengurangi tumpang tindih fungsi aparatur karena setiap aparatur telah dibebankan pekerjaan sesuai dengan fungsinyamasing-masing”. (Wawancara dengan Bapak Asrul Aziz Siregar, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, Januari 2014)

Esensi substansi SOP merupakan uraian yang sangat jelas dan rinci mengenai apa yang dipersyaratkan kepada seluruh pegawai KPT selama melaksanakan tugas, standar pencapaian pada suatu unit kerja, untuk pengawasan kualitas dan proses penjaminankualitas dan memastikan berbagai aturan.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh oleh peneliti, ditemukan bahwa banyaknya permohonan ijin yang masuk mengakibatkan tidak tercapainya implementasi yang diharapkan. Hal tersebut muncul dalam beberapa kasus pengurusan permohonan ijin dimana permohonan yang masuk seringkali tertunda oleh kurang efektifnya struktur birokrasi yang ada.

2. Fragmentasi

Fragmentasi merupakan sifat berikutnya dari struktur birokrasi yang mempengaruhi implementasi kebijakan. Fragmentasi merupakan pembagian


(56)

tanggung jawab antar unit dalam birokrasi dalam implementasi sebuah kebijakan. Pada implementasi sistem pelayanan terpadu, peneliti mengamati bagaimana koordinasi antara aparatur antar lini. Koordinasi yang dimaksud terlihat salah satunya ketika Kepala Kantor menugaskan tim teknis lapangan untuk mengumpulkan data atau melakukan survey. Tim teknis lapangan kemudian membuat laporan yang kemudian diproses lebih lanjut. Dalam hal ini, setipa lini dalam struktur birokrasi memnpunyai tugas dan fungsinya masing-masing dengan satu tujuan, agar tujuan dari kebijakan dapat tercapai.

Dalam hal pembayaran biaya pengurusan permohonan, pemohon dapat menyetorkan biaya yang dibutuhkan ke bank daerah sehingga tercipta transparansi dalam hal kejelasan dan kewajaran biaya pengurusan. Dalam hal ini, penulis menilai adanya koordinasi yang positif antara pihak KPPTPM dengan bank daerah.

Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu di KPPTPM Serdang Bedagai dapat dikatakan berjalan dengan baik, namun belum dapat dikatakan berjalan secara maksimal. Hal tersebut mengingat Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten yang potensial secara ekonomi untuk dapat dikembangkan lebih maju lagi. Setiap faktor yang mempengaruhi implementasi masih memiliki kekurangan yang mengakibatkan kurang maksimalnya implementasi sistem pelayanan perizinan terpadu.

5.2 Prinsip Electornic Government dalam Meningkatkan Pelayanan Publik KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai.

E-government pada dasarnya merupakan sistem pemerintahan yang berbasis elektronik. E-government menggunakan sistem informasi dan teknologi


(57)

yang menggunakan basis data dan telematika dalam mengimplementasikan pelayanan. Sistem e-government diadopsi oleh birokrasi untuk memberikan kemudahan bagi implementor dan pengguna jasa birokrasi dalam melakukan komunikasi dan interaksi untuk mempermudah proses pelayanan.

KPPTPM Serdang Bedagai mengadopsi sistem e-government atau sistem pemerintahan berbasis elektronik dalam pengurusan permohonan izin usaha dan izin penanaman modal. Dalam implementasinya, KPPTPM Serdang Bedagai menggunakan sistem multimedia untuk mempermudah proses pengurusan permohonan yang dapat dipantau secara langsung oleh pemohon tanpa harus mendatangi lokasi kantor.

Berdasarkan observasi yang penulis telah lakukan, prinsip e-government

pada KPPTPM Serdang Bedagai diadopsi secara efektif hanya pada penggunaan basis data elektronik. Data tersebut merupakan input data retribusi atau berkas permohonan yang telah diajukan. Dengan kata lain, KPPTPM Serdang Bedagai belum dapat mengadopsi secara penuh prinsip e-government dalam implementasi sistem pelayanan terpadu.


(58)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan prinsip sistem pelayanan terpadu dengan baik. Namun hasil yang diharapkan masih kurang maksimal apabila dilihat dari potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sebagai birokrasi yang menganut prinsip business friendly, KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan tugasnya denga baik. Namun apabila diiringi dengan fasilitas yang memadai dan dengan jumlah karyawan yang lebih banyak dan berkompeten, kualitas pelayanan publik diharapkan bisa jauh lebih baik.

3. Prinsip e-government pada dasarnya telah diimplementasikan di KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai, namun hanya sebatas pada penggunaan basis data yang ada di kantor dan sistem multimedia yang memuat progress

permohonan yang diajukan. 6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat memaksimalkan kinerja KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai, yang perlu untuk ditingkatkan adalah Sumber Daya Manusia


(59)

(SDM) baik dari kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya permohonan yang masuk sehingga membutuhkan sumberdaya yang lebih dalam prosesnya.

2. KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai harus dapat mengadopsi prinsip e-government untk meningkatkan kualitas pelayanan publik di kemudian hari. Seharusnya KPPTPM Serdang Bedagai dapat mengaplikasikan prinsip e-government secara keseluruhan sesuai blueprint prinsip e-government yang dikeluarkan oleh Kemonkominfo.

3. KPPTPM Serdang Bedagai harus mampu melaksanakan sosialisasi yang lebih efektif terhadap masyarakat. Masih banyak masyarakat yang awam dalam menggunakan sistem multimedia yang tengah dilaksanakan di KPPTPM Serdang Bedagai.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah

Adya, Atep. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima, Yogyakarta : Elex Media Computindo

Arikunto.2004. Prosedur Penelitian ; suatu pendekatan praktek edisi ke 3, Jakarta : Rineka Cipta.

Indrajit, Richardus.2002. E-government (Strategi Pengembangan Pelayanan BerbasisTeknologi.Jogjakarta: Andi

Nugroho, Riant. 2006. Public Policy, Yogyakarta : Elex Media Computindo

Nurcholis, Hanif.2004. Teori & Praktik Pemerintahan dan Otda, Jakarta Gramedia. Hal. 263

Sugiyono, Dr. 2006. Memahami Penelitian Kualitatf. Bandung : CV. Alfabeta

Sugyono, 2007.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung dam R&D: Bandung : Alfabeta

Tangkilisan, Hessel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi.Yogyakarta: Lukman Offset

Winarno, Budi (2002). Kebijakan Publik (Teori dan Proses). Yogyakarta : Media Pressindo


(61)

Inpres RI No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.

Sumber Perundang-undangan

Keputusan Menkominfo No. 57/KEP/M.KOMINFO/12/2003

Permendagri No. 24 Tahun 2006 Sumber Internet

e-pemerintah.com/home/diakses pada tanggal 11 September 2012 pukul 17.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/E-government diakses pada tanggal 17 November 2012 pukul 10.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Serdang_Bedagai diakses pada tangal 17 November 2012 pukul 11.00 WIB

http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/homediakses pada tanggal 18 November 2012 pukul 20.00 WIB


(1)

tanggung jawab antar unit dalam birokrasi dalam implementasi sebuah kebijakan. Pada implementasi sistem pelayanan terpadu, peneliti mengamati bagaimana koordinasi antara aparatur antar lini. Koordinasi yang dimaksud terlihat salah satunya ketika Kepala Kantor menugaskan tim teknis lapangan untuk mengumpulkan data atau melakukan survey. Tim teknis lapangan kemudian membuat laporan yang kemudian diproses lebih lanjut. Dalam hal ini, setipa lini dalam struktur birokrasi memnpunyai tugas dan fungsinya masing-masing dengan satu tujuan, agar tujuan dari kebijakan dapat tercapai.

Dalam hal pembayaran biaya pengurusan permohonan, pemohon dapat menyetorkan biaya yang dibutuhkan ke bank daerah sehingga tercipta transparansi dalam hal kejelasan dan kewajaran biaya pengurusan. Dalam hal ini, penulis menilai adanya koordinasi yang positif antara pihak KPPTPM dengan bank daerah.

Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu di KPPTPM Serdang Bedagai dapat dikatakan berjalan dengan baik, namun belum dapat dikatakan berjalan secara maksimal. Hal tersebut mengingat Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten yang potensial secara ekonomi untuk dapat dikembangkan lebih maju lagi. Setiap faktor yang mempengaruhi implementasi masih memiliki kekurangan yang mengakibatkan kurang maksimalnya implementasi sistem pelayanan perizinan terpadu.

5.2 Prinsip Electornic Government dalam Meningkatkan Pelayanan Publik KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai.

E-government pada dasarnya merupakan sistem pemerintahan yang berbasis elektronik. E-government menggunakan sistem informasi dan teknologi


(2)

yang menggunakan basis data dan telematika dalam mengimplementasikan pelayanan. Sistem e-government diadopsi oleh birokrasi untuk memberikan kemudahan bagi implementor dan pengguna jasa birokrasi dalam melakukan komunikasi dan interaksi untuk mempermudah proses pelayanan.

KPPTPM Serdang Bedagai mengadopsi sistem e-government atau sistem pemerintahan berbasis elektronik dalam pengurusan permohonan izin usaha dan izin penanaman modal. Dalam implementasinya, KPPTPM Serdang Bedagai menggunakan sistem multimedia untuk mempermudah proses pengurusan permohonan yang dapat dipantau secara langsung oleh pemohon tanpa harus mendatangi lokasi kantor.

Berdasarkan observasi yang penulis telah lakukan, prinsip e-government pada KPPTPM Serdang Bedagai diadopsi secara efektif hanya pada penggunaan basis data elektronik. Data tersebut merupakan input data retribusi atau berkas permohonan yang telah diajukan. Dengan kata lain, KPPTPM Serdang Bedagai belum dapat mengadopsi secara penuh prinsip e-government dalam implementasi sistem pelayanan terpadu.


(3)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan prinsip sistem pelayanan terpadu dengan baik. Namun hasil yang diharapkan masih kurang maksimal apabila dilihat dari potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sebagai birokrasi yang menganut prinsip business friendly, KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan tugasnya denga baik. Namun apabila diiringi dengan fasilitas yang memadai dan dengan jumlah karyawan yang lebih banyak dan berkompeten, kualitas pelayanan publik diharapkan bisa jauh lebih baik.

3. Prinsip e-government pada dasarnya telah diimplementasikan di KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai, namun hanya sebatas pada penggunaan basis data yang ada di kantor dan sistem multimedia yang memuat progress permohonan yang diajukan.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat memaksimalkan kinerja KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai, yang perlu untuk ditingkatkan adalah Sumber Daya Manusia


(4)

(SDM) baik dari kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya permohonan yang masuk sehingga membutuhkan sumberdaya yang lebih dalam prosesnya.

2. KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai harus dapat mengadopsi prinsip e-government untk meningkatkan kualitas pelayanan publik di kemudian hari. Seharusnya KPPTPM Serdang Bedagai dapat mengaplikasikan prinsip e-government secara keseluruhan sesuai blueprint prinsip e-government yang dikeluarkan oleh Kemonkominfo.

3. KPPTPM Serdang Bedagai harus mampu melaksanakan sosialisasi yang lebih efektif terhadap masyarakat. Masih banyak masyarakat yang awam dalam menggunakan sistem multimedia yang tengah dilaksanakan di KPPTPM Serdang Bedagai.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah

Adya, Atep. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima, Yogyakarta : Elex Media Computindo

Arikunto.2004. Prosedur Penelitian ; suatu pendekatan praktek edisi ke 3, Jakarta : Rineka Cipta.

Indrajit, Richardus.2002. E-government (Strategi Pengembangan Pelayanan BerbasisTeknologi.Jogjakarta: Andi

Nugroho, Riant. 2006. Public Policy, Yogyakarta : Elex Media Computindo

Nurcholis, Hanif.2004. Teori & Praktik Pemerintahan dan Otda, Jakarta Gramedia. Hal. 263

Sugiyono, Dr. 2006. Memahami Penelitian Kualitatf. Bandung : CV. Alfabeta

Sugyono, 2007.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung dam R&D: Bandung : Alfabeta

Tangkilisan, Hessel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi.Yogyakarta: Lukman Offset

Winarno, Budi (2002). Kebijakan Publik (Teori dan Proses). Yogyakarta : Media Pressindo


(6)

Inpres RI No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.

Sumber Perundang-undangan

Keputusan Menkominfo No. 57/KEP/M.KOMINFO/12/2003

Permendagri No. 24 Tahun 2006 Sumber Internet

e-pemerintah.com/home/diakses pada tanggal 11 September 2012 pukul 17.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/E-government diakses pada tanggal 17 November 2012 pukul 10.00 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Serdang_Bedagai diakses pada tangal 17 November 2012 pukul 11.00 WIB

http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/homediakses pada tanggal 18 November 2012 pukul 20.00 WIB