Abraham Silaban : Studi Tentang Penggunaan Recloser Pada Sistim Jaringan Distribusi 20 KV, 2010.
Gambar II.2.3. Bentuk Jaringan Tipe Spindel. II.3. Penutup Balik Otomatis Auto Circuit Recloser
.
2,,3,5
a. Recloser.
Recloser merupakan suatu peralatan pengaman yang dapat mendeteksi arus lebih, karena hubung singkat antara fasa dengan
fasa atau fasa dengan tanah, dimana rekloser ini memutus arus dan menutup kembali secara otomatis dengan selang waktu yang dapat
diatur sesuai dengan setting interval recloser.
b. Kegunaan Recloser.
Pada suatu gangguan permanen, recloser berfungsi memisahkan daerah atau jaringan yang terganggu sistemnya secara cepat
sehingga dapat memperkecil daerah yang terganggu pada gangguan
sesaat, recloser akan memisahkan daerah gangguan sesaat sampai gangguan tersebut akan dianggap hilang, dengan demikian recloser
akan masuk kembali sesuai settingannya sehingga jaringan akan aktif kembali secara otomatis.
Abraham Silaban : Studi Tentang Penggunaan Recloser Pada Sistim Jaringan Distribusi 20 KV, 2010.
c. Prinsip Kerja Recloser.
Recloser hampir sama dengan circuit breaker,hanya recloser dapat diseting untuk bekerja membuka dan menutup beberapa kali secara otomatis. Apabila
feeder mendapat gangguan sementara, bila circuit breaker yang di gunakan untuk feeder yang mendapat gangguan sementaraa, akan menyebabkan hubungan feeder
terputus. Tetapi jika recloser yang di gunakan diharapkan gangguan sementara tersebut tidak membuat feeder terputus, maka recloser akan bekerja beberapa kali
sampai akhirnya recloser membuka.
d. Cara Kerja Recloser.
Waktu Membuka dan menutup pada recloser. 1.
Arus yang mengalir normal bila tidak terjadi gangguan 2.
Ketika terjadi sebuah gangguan, arus yang mengalir melalui recloser membuka kontak pada recloser.
3. Kontak recloser akan menutup kembali setelah beberapa detik, sesuai setting
yang ditentukan. Tujuan memberikan selang waktu adalah memberi kesempatan agar ganguan tersebut hilang dari system, terutama gangguan
yang bersifat temporer. 4.
Apabila yang terjadi adalah gangguan permanent, maka recloser akan membuka dan balik sesuai setting yang ditentukan dan kemudian lock out.
5. Setelah gangguan permanen dibebaskan oleh petugas, baru dapat
dikembalikan pada keadaan normal.
Abraham Silaban : Studi Tentang Penggunaan Recloser Pada Sistim Jaringan Distribusi 20 KV, 2010.
BAB III PENGAMAN PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
III.1. Umum.
2
Pada saat terjadi gangguan ketidak normalan pada system tenaga listrik, misalnya adanya arus lebih, tegangan lebih, dan sebagainya, maka perlu diambil
suatu tindakan untuk mengatasi kondisi gangguan tersebut. Jika dibiarkan, gangguan itu akan meluas keseluruh sistem sehingga bisa merusakkan semua
peralatan system tenaga listrik yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut, mutlak diperlukan suatu system pengaman yang andal. salah satu komponen yang penting
untuk pengaman tenaga listrik adalah relai pengaman protective relay. Relai pengaman adalah susunan piranti, baik elektronik maupun magnetic
yang direncanakan untuk mendeteksi suatu kondisi ketidak normalan pada peralatan listrik yang bisa membahayakan atau tidak diinginkan. Jika bahaya itu
muncul maka relai pengaman akan secara otomatis memberikan sinyal atau perintah untuk membuka pemutus tenaga circuit breaker agar bagian yang
terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal. Relai pengaman dapat mengetahui adanya gangguan pada peralatan yang perlu diamankan dengan
mengukur atau membandingkan besaran – besaran yang diterimanya, misalnya arus, tegangan, daya sudut fase, frekuensi, impedansi, dan sebagainya sesuai
dengan besaran yang telah ditentukan. Alat tersebut kemudian akan mengambil keputusan seketika dengan
perlambatan wakut membuka pemutus tenaga atau hanya memberikan tanda tanpa membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga dalam hal ini harus mempunyai
kemampuan untuk memutus arus hubung singkat maksimum yang melewatinya