3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara langsung pengelolaan stres
terhadap komitmen guru dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,302 dan besarnya sumbangan pengaruh langsung yaitu 0,09 atau 9,1. Nilai yang
menyatakan signifikansinya t
hitung
sebesar 3,071 lebih besar dari t
tabel
= 1,991. Hal ini berarti semakin tinggi dan positif pengelolaan stres, maka
semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap peningkatan komitmen guru.
B. Implikasi
Perumusan implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan budaya sekolah dan pengelolaan stres yang lebih baik lagi,
sehingga komitmen guru dapat meningkat. Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa budaya sekolah memiliki
pengaruh terhadap komitmen guru, yang menunjukkan bahwa budaya sekolah yang meningkat maka komitmen guru juga akan meningkat, budaya sekolah
meningkat maka akan meningkat pula pengelolaan stres guru dan komitmen guru juga meningkat. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat
dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan pengelolaan stres melalui peningkatan budaya
sekolah
Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka salah satu upaya meningkatkan pengelolaan stres adalah melalui budaya sekolah yang
tertanam kuat pada setiap diri pihak yang berkepentingan dengan sekolah seperti sumber daya tenaga asing, pihak eksternal, orang yang berkepentingan dengan
organisasi stake holder; dan masyarakat, khususnya guru dan kepala sekolah.
Upaya yang bisa ditempuh oleh kepala sekolah yaitu kepala sekolah harus mengasah kemampuannya menciptakan, menanamkan, dan menumbuhkan
kembangkan menginternalisasikan suatu nilai atau budaya hingga menjadi bagian diri self orang atau warga sekolah. Dalam keseluruhannya itu, kepala
sekolah hendaknya melibatkan guru juga, sehingga nilai-nilai yang ditanamkan adalah nilai yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kepala sekolah juga harus
mampu melihat lingkungan sekolahnya secara holistik, sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih luas guna memahami berbagai masalah yang sulit dan
hubungan-hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pemahaman yang mendalam tentang budaya sekolah, maka kepala sekolah akan lebih baik lagi
dalam memberikan penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan lingkungan belajarnya. Kepala
sekolah juga hendaknya bisa meminimalisir gap yang sangat mungkin terjadi antara guru dan kepala sekolah, sehingga guru tidak sungkan untuk berterus
terang mengenai kendala yang dihadapi dalam pekerjaan. Dalam upaya meningkatkan budaya sekolah, hal yang bisa dilakukan oleh
guru seperti menjalin hubungan yang harmonis dan penuh kekeluargaan. Hal ini akan terwujud bila masing-masing guru menumbuhkan rasa memiliki sense of
belonge dan rasa kesatuan terhadap sekolah beserta komponen di dalamnya. Apabila hal itu telah terwujud, maka sesama guru akan terjalin hubungan
kekeluargaan dan menjadi lebih terbuka tentang apa yang mereka rasakan, yang menjadi masalah sehubungan dengan pekerjaannya sebagai guru. Dengan
demikian, apabila ada guru yang mengalami kesulitan dalam pekerjaannya, bisa