1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bullying berasal dari kata bully, yang dalam bahasa Inggris yang berarti menggertak atau mengganggu, orang yang mengganggu orang lemah. Kata
bullying sulit dicari padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia, beberapa pendapat yang dikemukan oleh para ahli, bullying dapat diartikan sebagai suatu
tindakan untuk menyakiti orang lain yang dilakukan oleh pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah secara berulang-ulang sehingga korban merasa tertekan.
2
Menurut Sejiwa, bullying diartikan sebagai tindakan penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga
korban merasa tertekan, trauma dan tak berdaya. Sarwono, menyebutkan bahwa bullying adalah penekanan dari sekelompok orang yang lebih kuat,
lebih senior, lebih besar, lebih banyak, terhadap seseorang atau beberapa orang yang lebih lemah, lebih junior, lebih kecil. Bullying merupakan salah
satu bentuk perilaku agresi.
3
Ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan pancingan yang dapat
mengarah ke agresi. Rasa sakit dan kekecewaan yang timbul oleh penghinaan akan mengundang reaksi peserta didik untuk membalas. Penghinaan muncul dengan tiga
keunggulan psikologis yang jelas, yang memungkinkan anak melukai tanpa merasa
2
Rachnijati, Cynantia. “JURNAL: Bullying Dalam Dunia Pendidikan” On-Line. Tersedia di: http:cynantia-rachmijati.dosen.stkipsiliwangi.ac.id201501jurnal-bullying-dalam-dunia-pendidikan
09 April 2016
3
Ibid. Rachnijati, Cynantia.
2 empati, iba, ataupun malu, yaitu: perasaan berhak, fanatisme pada perbedaan, dan
suatu kemerdekaan untuk mengecualikan.
4
Perilaku bullying juga dijelaskan dalam Al- Qur‟an, yang berbunyi:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik, dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk-buruk panggilan adalah
panggilan yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
” QS. Surat Al- Hujurat: 11
5
Artinya: “Barang siapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim,
akan kami masukkan ke neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah. ”
Al- Qur‟an surat An-Nisa: 30
6
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwasanya sesama orang muslim dilarang saling merendahkan atau menganiaya, karena boleh jadi yang direndahkan itu lebih
baik. Mencela, menganiaya dan memanggil nama dengan sebutan ejekan juga
4
Widayanti, Costrie Ganes. “Fenomena Bulling Di Sekolah Dasar Negeri Di Semarang” On-Line. tersedia di: https:core.ac.ukdownloadfiles37911710457.pdf 01 April 2016
5
Al- Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, PT Qomari Prima Publisher, 2007,
h.744-745
6
Ibid. Al- Qur’an dan Terjemahannya, h.108
3 dilarang, bukan hanya dapat melukai orang tersebut, tetapi orang yang suka mencela
adalah orang yang zalim. Amat mudah bagi Allah memasukkan ke neraka, sesungguhnya Allah maha penerima tobat, maka segeralah bertobat. Islam dengan
tegas melarang segala bentuk aniaya baik secara fisik maupun verbal, jauh sebelum di kenalnya istilah bullying. Terjadinya perilaku bullying bukan tidak beralasan, ada
banyak faktor penyebabnya antara lain faktor keluarga, faktor lingkungan, teman bermain, dan lingkungan sekolah.
Ariesto menyimpulkan beberapa faktor penyebab terjadinya bullying, antara lain:
1. keluarga, anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik- konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya
terhadap teman-temannya;
2. sekolah, karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini,