MAKNA HIDUP I. Definisi Makna Hidup

BAB II LANDASAN TEORI

A. MAKNA HIDUP A.I. Definisi Makna Hidup Istilah makna hidup dikemukakan oleh Victor Frankl, seorang dokter ahli penyaki saraf dan jiwa yang landasan teorinya disebut logoterapi. Kata logoterapi berasal dari kata”logos” yang artinya makna meaning atau rohani spiritually, sedangkan ”terapi” adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia selain dimensi jiwa dan raga, serta beranggapan bahwa makna hidup the meaning of life dan hasrat untuk hidup bermakna the will to meaning merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna the meaningfull life yang didambakan Sahakian dalam Bastaman, 1972. Makna hidup adalah hal-hal yang dipandang penting, dirasakan berharga dan diyakini sebagai sesuatu yang benar serta dapat dijadikan tujuan hidup Bastaman, 1996. Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini berarti dan biasanya individu yang menemukan dan mengembangkannya akan terhindar dari keputusasaan Bastaman, 1996. Makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, baik dalam keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, keadaan bahagia, dan penderitaan. Bila hasrat ini dapat Universitas Sumatera Utara dipenuhi maka kehidupan akan dirasakan berguna, berharga dan berarti meaningfull akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini tidak terpenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan tidak bermakna meaningless, hampa dan tidak berguna Bastaman, 2007 Makna hidup merupakan bagian dari kenyataan hidup yang dapat dijumpai di dalam setiap kehidupan. Oleh karena itu, makna hidup dapat berubah-ubah sewaktu-waktu. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun, tetapi hanya dapat dipenuhi jika dicari dan ditemukan oleh diri sendiri Frankl, 1984. Individu dalam mencapai makna hidupnya harus menunjukkan tindakan dari komitmen yang muncul dalam dirinya. Melalui komitmen tersebut seseorang akan menjawab tantangan yang ada dan memberikan sesuatu kepada hidup individu yang mencarinya Koeswara, 1992. Berdasarkan beberapa pengertian makna hidup, maka dapat disimpulkan bahwa makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta diyakini benar dan memberikan nilai khusus bagi diri sehingga menjadikannya sebagai tujuan hidup yang apabila dapat dipenuhi, maka kehidupan akan terasa bermakna, namun jika tidak terpenuhi, maka kehidupan akan terasa tidak bermakna. Universitas Sumatera Utara A.II. Karakteristik Makna Hidup Menurut Bastaman 1996, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai makna hidup perlu diungkapkan mengenai karakteristik makna hidup, yaitu: 1 Unik dan Personal Bagi seseorang sesuatu yang dianggap berarti belum tentu juga berarti bagi orang lain. Bahkan sesuatu dianggap penting dan berarti bagi seseorang pada saat ini, belum tentu sama pentingnya di waktu yang lain. Dalam hal ini, makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dengan orang lain dan mungkin dapat berubah setiap waktu. 2 Spesifik dan Konkrit Makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan nyata sehari-hari. Makna hidup tidak selalu harus dikaitkan dengan tujuan- tujuan idealistis, prestasi-prestasi akademis yang tinggi, atau hasil-hasil renungan filosofis yang kreatif. 3 Memberi Pedoman dan Arah Makna hidup sifatnya memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatankegiatan yang dilakukan sehingga makna hidup seakan-akan menantang dan mengundang seseorang untuk memenuhinya. Jika makna hidup ditemukan dan tujuan hidup ditentukan, maka seseorang akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya. Selain itu juga akan Universitas Sumatera Utara membuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan seseorang menjadi lebih terarah. A.III. Sumber-Sumber Makna Hidup Menurut Frankl 1984, nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya, antara lain: a. Nilai-nilai kreatif Creative Values Merupakan salah satu dari cara yang dikemukakan oleh logoterapi dalam memberikan arti bagi kehidupan yaitu dengan “melihat apa yang dapat diberikan bagi kehidupan ini what we give to life. Melalui tindakan-tindakan kreatif dan menciptakan suatu karya seni, menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya Frankl dalam Bastaman 2007. Tingkah laku konkrit: Pemahaman Diri artinya individu mengenali beberapa aspek kepribadian dan corak kehidupannya, yaitu mengenali keunggulan dan kelemahan pribadi serta kondisi lingkungannya, menyadari keinginan masa kecil, masa muda dan sekarang serta memahami kebutuhan yang mendasari keinginan- keinginan tersebut, merumuskan dengan jelas dan nyata hal-hal yang diinginkan untuk masa yang akan datang serta menyusun rencana yang realistis untuk mencapainya. Universitas Sumatera Utara b. Nilai-nilai penghayatan Experiental Values Cara kedua adalah dengan melihat ”apa yang dapat kita ambil dari dunia ini” what we take from the world. Dengan mengalami sesuatu, melalui kebaikan, kebenaran dan keindahan, dengan menikmati alam dan budaya atau dengan mengenal manusia lain dengan segala keunikannya. Selain itu cinta kasih dapat menjadikan seseorang menghayati perasaan berarti dalam kehidupannya. Dengan mencintai dan merasa dicintai seseorang akan merasakan hidupnya penuh dengn pengalaman hidup yang membahagiakan Frankl, dalam Bastaman 2007. Tingkah laku konkrit: Pengakraban hubungan artinya membina hubungan yang akrab dengan orang tertentu seperti anggota keluarga, teman ataupun rekan kerja. Hal ini penting sebab dalam hubungan pribadi yang akrab seseorang merasa benar-benar dibutuhkan dan membutuhkan orang lain, dicintai dan mencintai orang lain tanpa mementingkan diri sendiri. Seseorang akan merasa dirinya berharga dan bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Tingkah laku konkrit lain: Ibadah artinya menjalankan ibadah secara khidmat agar menimbulkan perasaan tenteram, mantap dan tabah, serta menimbulkan perasaan seakan-akan mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan-tindakan penting dan berguna dalam mencapai hidup yang bermakna. Universitas Sumatera Utara c. Nilai-nilai bersikap Attitudinal Values Cara ketiga adalah “sikap yang diambil untuk tetap bertahan terhadap penderitaan yang tidak dapat dihindari” the attitude we take toward unavoidable suffering, Yaitu menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi. Dalam hal ini yang diubah bukan keadaan namun sikap yang dapat diambil dalam menghadapi keadaan itu. Tingkah laku konkrit: Bertindak Positif artinya menekankan pada tindakan nyata yang mencerminkan pikiran dan sikap yang baik dan positif. Memilih tindakan nyata yang benar-benar dapat dilakukan secara wajar tanpa terlalu memaksakan diri, waktu yang digunakan fleksibel dari yang berlangsung selama beberapa detik hingga jangka panjang yang berkesinambungan, citra diri yang akan dicapai benar- benar diinginkan dan realistis, memperhatikan reaksi-reaksi spontan dari lingkungan terhadap usaha untuk bertindak positif, dan ada kemungkinan untuk bertindak positif pada awalnya dirasakan sebagai tindakan berpura-pura namun jika dilakukan secara konsisten, serius dan dihayati akan menjadi kebiasaan. A.IV. Aspek-aspek Makna Hidup Frankl Bastaman, 1996 menyebutkan tiga aspek dari kebermaknaan hidup yang saling terkait satu sama lainnya, yaitu: Universitas Sumatera Utara • Kebebasan berkehendak Kebebasan yang dimaksud tidak bersifat mutlak dan tidak terbatas. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk menentukan sikap terhadap kondisi biologis, psikologis, sosiokultural dan kesejarahannya, namun harus diimbangi dengan tanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan. Kualitas diatas menunjukkan bahwa manusia adalah individu yang dapat mengambil jarak dari kondisi dari luar dirinya sosiokultural dan kesejarahannya dan kondisi yang datang dari dalam dirinya biologis dan psikologis. • Kehendak hidup bermakna Kehendak untuk hidup bermakna merupakan keinginan manusia untuk menjadi orang yang berguna dan berharga bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan sekitarnya yang mampu memotivasi manusia untuk bekerja, berkarya dan melakukan kegiatan-kegiatan penting lainnya agar hidupnya berharga dan dihayati secara bermakna, hingga akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan dalam menjalani kehidupan • Makna hidup Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun, melainkan harus dicari dan ditemukan sendiri. Dalam makna hidup terkandung pula tujuan hidup, yaitu hal-hal yang ingin dicapai dan dipenuhi dalam hidup. Universitas Sumatera Utara A.V. Tahapan Pencapaian Makna Hidup Proses keberhasilan seseorang dalam mencapai makna hidup adalah urutan pengalaman dan tahap-tahap kegiatan seseorang dalam mengubah penghayatan hidup tak bermakna menjadi bermakna. Proses keberhasilan merupakan suatu konstruksi teoritis dimana realitasnya tidak mungkin mengikuti suatu urutan tertentu secara tepat. Bastaman 1996 menguraikan tahapan dalam penemuan makna hidup berdasarkan urutannya, yaitu: a. Tahap derita peristiwa tragis, penghayatan tanpa makna Individu merasakan emosi negatif dan menghayati hidup tidak bermakna, karena mengalami peristiwa tragis atau kondisi hidup yang tidak menyenangkan dalam hidup. a. Tahap penerimaan diri pemahaman diri, pengubahan sikap Muncul kesadaran dalam diri untuk mengubah kondisi diri menjadi lebih baik lagi. Munculnya kesadaran diri ini disebabkan banyak hal, misalnya perenungan diri, konsultasi dengan para ahli, mendapat pandangan dari seseorang, hasil doa dan ibadah, belajar dari pengalaman orang lain atau peristiwa-peristiwa tertentu yang secara dramatis mengubah hidupnya selama ini. b. Tahap penemuan makna hidup penemuan makna dan penentuan tujuan hidup Menyadari adanya nilai-nilai berharga atau hal-hal yang sangat penting dalam hidup, yang kemudian ditetapkan sebagai tujuan hidup. Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang dianggap penting dan berharga itu mungkin saja berupa nilai-nilai kreatif, seperti berkarya, nilai-nilai penghayatan seperti penghayatan keindahan, keimanan, keyakinan dan nilai-nilai bersikap yakni menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. c. Tahap realisasi makna keikatan diri, kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup Semangat hidup dan gairah kerja meningkat, kemudian secara sadar membuat komitmen diri untuk melakukan berbagai kegiatan nyata yang lebih terarah. Kegiatan ini biasanya berupa pengembangan bakat, kemampuan dan keterampilan. d. Tahap kehidupan bermakna penghayatan bermakna, kebahagiaan Pada tahap ini timbul perubahan kondisi hidup yang lebih baik dan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dengan kebahagiaan sebagai hasil sampingnya. A.VI. Komponen yang mempengaruhi Keberhasilan Meraih Hidup Bermakna Menurut Bastaman 1996 ada beberapa komponen kualitas diri yang diperlukan individu untuk meraih hidup bermakna, yaitu: 1. Pemahaman Pribadi Pemahaman pribadi pada dasarnya membantu memperluas dan mendalami beberapa aspek kepribadian dan corak kehidupan seseorang. Universitas Sumatera Utara Misalnya seperti mengenali keunggulan dan kelemahan pribadi serta kondisi lingkungannya, menyadari keinginan masa kecil, masa muda dan sekarang serta memahami kebutuhan yang mendasari keinginan-keinginan tersebut, merumuskan dengan jelas dan nyata hal-hal yang diinginkan untuk masa yang akan datang serta menyusun rencana yang realistis untuk mencapainya. Dalam hal pemahaman diri, konsep Locus of Control Rotter dalam Schultz, 1954 dapat menjelaskan pemahaman pribadi seorang individu dalam memahami diri sendiri, kondisi lingkungan serta hal-hal yang mendasari keinginannya, yakni: Internal Locus of Control dan External Locus of Control. Individu yang memiliki Internal Locus of Control memahami bahwa dengan kemampuan dan usaha sendiri dia dapat mengubah hidupnya menjadi lebih baik atau lebih buruk, dengan demikian, dia memiliki kontrol penuh atas kehidupannya sendiri sehingga dapat menyusun rencana hidup yang nyata dan memiliki keyakinan dapat mencapainya. Berbeda dengan individu yang memiliki External Locus of Control, mereka yang tidak yakin dengan kemampuan sendiri dan memahami bahwa hidup mereka ditentukan oleh nasib, hal-hal baik yang terjadi karena kebetulan atau bantuan orang lain, hal-hal buruk karena memang nasib dan takdir mereka sehingga mereka cenderung takut dan ragu untuk berubah karena tidak memiliki kontrol atas hidupnya sendiri. Universitas Sumatera Utara 2. Bertindak Positif Tindakan positif menekankan pada tindakan nyata yang mencerminkan pikiran dan sikap yang baik dan positif. Untuk menerapkan metode bertindak positif, perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu memilih tindakan nyata yang benar-benar dapat dilakukan secara wajar tanpa terlalu memaksakan diri, waktu yang digunakan fleksibel dari yang berlangsung selama beberapa detik hingga jangka panjang yang berkesinambungan, citra diri yang akan dicapai benar-benar diinginkan dan realistis, memperhatikan reaksi-reaksi spontan dari lingkungan terhadap usaha untuk bertindak positif, dan ada kemungkinan untuk bertindak positif pada awalnya dirasakan sebagai tindakan berpura-pura namun jika dilakukan secara konsisten, serius dan dihayati akan menjadi kebiasaan. Dalam hal bertindak positif haruslah diawali dengan adanya sikap yang positif pada hal yang positif sehingga kecenderungan individu untuk bertindak positif semakin besar dan kuat. Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep social learning, yang terdiri dari behavior potential, expectancy, reinforcement value, dan psychological situation Rotter dalam Schultz, 1954. Ke-4 konsep di atas berhubungan satu sama lain sehingga membuat seseorang bertindak positif atau negatif. Expectancy berperan sebagai harapan dan keinginan individu, reinforcement value berperan dalam hal bobot nilai yang akan diperoleh jika harapan dan keinginan tersebut terpenuhi, dan psychological situation yang dialami individu pada saat itu Universitas Sumatera Utara sehingga menentukan behavior potential individu untuk mewujudkan harapannya atau menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang diawali dengan changing attitude. Changing attitude yang positif dan internal akan mengarahkan perilaku ke hal-hal yang positif dan mengarah pada pemenuhan tujuan, sedangkan changing attitude yang eksternal akan mengarahkan perilaku ke hal-hal di luar diri yang sifatnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tanpa berusaha untuk menghadapinya. 3. Pengakraban hubungan Pengakraban hubungan menganjurkan agar seseorang membina hubungan yang akrab dengan orang tertentu seperti anggota keluarga, teman ataupun rekan kerja. Hal ini penting sebab dalam hubungan pribadi yang akrab seseorang merasa benar-benar dibutuhkan dan membutuhkan orang lain, dicintai dan mencintai orang lain tanpa mementingkan diri sendiri. Seseorang akan merasa dirinya berharga dan bermakna, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Dalam hal pengakraban hubungan, konsep positive regard Rogers dalam Schultz, 1995, terutama mengenai unconditional positive regard dan conditional positive regard. Individu yang memperoleh unconditional positive regard dari orang tua atau orang- orang terdekat akan senantiasa merasa dibutuhkan dan dicintai dalam menjalankan segala aktivitas dan kegiatannya, namun individu yang memperoleh conditional positive regard dari orang tua akan senantiasa Universitas Sumatera Utara berperilaku yang sesuai dan menghindari perilaku yang tidak sesuai agar memperoleh cinta dan kasih dari orang tua atau orang terdekatnya. 4. Pendalaman Tri-nilai Pendalaman Tri-nilai berarti nilai-nilai yang menjadi sumber makna hidup creative value, experiential value, dan attitudinal value yang dimiliki, dipahami dan dimengerti agar dapat menemukan makna hidup dan menetapkan tujuan hidup yang ingin diraih serta melakukan kegiatan yang mengarah kepada pemenuhan tujuan hidup. 5. Ibadah Beribadah berarti menjalankan ibadah secara khidmat agar menimbulkan perasaan tenteram, mantap dan tabah, serta menimbulkan perasaan seakan-akan mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan- tindakan penting. A.VII. Hidup Bermakna Individu yang menghayati hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan penuh semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tujuan hidup, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek akan lebih jelas terlihat dan kegiatan individu tersebut akan menjadi terarah Frankl dalam Bastaman 2007. Menurut Schultz 1991 kehidupan baru terasa bermakna dan mengandung suatu arti ketika berhadapan dengan situasi yang penuh dengan penderitaan. Individu yang berhasil Universitas Sumatera Utara menghayati hidup bermakna akan menjalankan kehidupan sehari-hari dengan penuh gairah dan semangat serta jauh dari perasaan hampa, walaupun dalam situasi yang tidak menyenangkan atau dalam penderitaan Budiraharjo, 1997. Frankl Bastaman, 2005 mengemukakan bahwa orang yang menemukan kebermaknaan hidupnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Kehidupannya penuh semangat atau optimis 2 Memiliki tujuan hidup jelas yang berorientasi pada masa depan 3 Memiliki kebebasan memilih tindakan mereka 4 Bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya dan kontrol diri yang sadar 5 Kegiatan yang mereka lakukan lebih terarah 6 Tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar dirinya 7 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan 8 Luwes dalam bergaul tetapi tidak sampai terbawa-bawa atau kehilangan identitas diri 9 Dapat menemukan arti kehidupan yang cocok 10 Tabah apabila dihadapkan pada suatu penderitaan dan menyadari bahwa ada hikmah dibalik penderitaan 11 Komitmen terhadap pekerjaan 12 Mampu memberi dan menerima cinta 13 Mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman atau nilai-nilai sikap. Universitas Sumatera Utara B. Pekerja Seks Komersil B.I. Definisi