Mengahadapi situasi seperti ini diperlukan rekayasa pembelajaran matematika dengan topik statistika agar motivasi belajar siswa dalam belajar
matematika setara dengan belajar agama Islam. Rekayasa ini menempatkan isu- isu dalam agama Islam sebagai konteks atau penjelas bagi pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran statistika. Harapannya adalah perubahan pada ranah mind set
siswa bahwa belajar statistika memiliki status hukum yang setara dengan belajar agama Islam, sehingga motivasi belajar siswa tetap terjaga dan penalaran
statistis siswa dapat berkembang dengan baik. Pendekatan pembelajaran kontekstual menjadi alternatif yang digunakan dalam proses belajar-mengajar
ilmu pengetahuan umum, dalam hal ini materi statistika. Masalah selanjutnya adalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan
penalaran statistis maupun self-efficacy siswa MA melalui pembelajaran kontekstual. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian yang mengkaji secara lebih
mendalam mengenai pengembangan kemampuan penalaran statistis dan self- efficacy
siswa MA terhadap statistika dengan menggunakan pembelajaran kontekstual serta melihat keterkaitan antar kemampuan penalaran statistis dan
self-efficacy .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini masalah utamanya adalah: “Apakah peningkatan kemampuan
penalaran statistis KPS dan self-efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran
konvensional ?”.
Selanjutnya, dari rumusan masalah utama tersebut terdapat beberapa sub- sub masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah peningkatan KPS siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual
lebih tinggi daripada peningkatan KPS siswa yang mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: a keseluruhan, b level sekolah, dan c kelompok
Kemampuan Awal Statistis KAS siswa? 2.
Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan level sekolah terhadap peningkatan KPS siswa?
3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kelompok KAS
siswa terhadap peningkatan KPS siswa? 4.
Apakah peningkatan self-efficacy siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada peningkatan self-efficacy siswa yang
mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: a keseluruhan, b level sekolah, dan c kelompok KAS siswa?
5. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan level sekolah
terhadap peningkatan self-efficacy siswa? 6.
Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kelompok KAS terhadap peningkatan self-efficacy siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan KPS dan self-efficacy
siswa yang mendapatkan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
Secara lebih terperinci, tujuan dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan KPS siswa yang mendapat
pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada peningkatan KPS siswa yang mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: a keseluruhan, b level
sekolah, dan c kelompok KAS siswa. 2.
Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan level sekolah terhadap peningkatan KPS siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran
dengan kelompok KAS siswa terhadap peningkatan KPS. 4.
Untuk mengetahui apakah peningkatan self-efficacy siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada peningkatan self-efficacy
siswa yang mendapat pembelajaran konvensional ditinjau dari: a keseluruhan, b level sekolah, dan c kelompok KAS siswa.
5. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran
dengan level sekolah terhadap peningkatan self-efficacy siswa. 6.
Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kelompok KAS terhadap peningkatan self-efficacy siswa.
D. Definisi Operasional