commit to user
mesin pellet sistem kering, cukup dikering-anginkan saja hingga uap panasnya hilang, sehingga pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke bentuk
tepung. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah terik matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung kepada cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan sampai tercemar debu, kotoran
dan gangguan hewan atau unggas yang dikhawatirkan akan membawa bibit penyakit. Mesin pengering yang umum digunakan sangat beragam, diantaranya
oven pengering. Dalam oven pengering, pellet basah disimpan dalam baki dan oven dipanaskan dengan bantuan kompor minyak tanah, batu bara atau bahan bakar
lainnya. Penyimpanan pellet dalam baki tidak boleh terlalu tebal, supaya dihasilkan pengeringan yang merata dan harus sering dibalik supaya tidak gosong. Yang perlu
diperhatikan apabila menggunakan alat pengering adalah suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80
C. Pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi akan merusak kandungan nutrisi pakan, serta membuat pakan menjadi terlalu keras, Pujoningsih,
2004.
2.3 Pengujian Sampel Pellet Pupuk Biokomposit
2.3.1 Pengujian Densitas
Densitas suatu material merupakan perbandingan antara berat dan volume dari material tersebut. Penentuan densitas dapat dilakukan berdasarkan ASTM
D1037-99, dengan rumus: t
r F
K gr
sp
2
Π =
................................................2.1 Dimana :
sp gr : densitas
F : berat sampel gr
π : konstanta 3,14
r : jari-jari mm
t : tinggi sampel mm
K : konstanta 1 untuk satuan dalam SI atau 0,061 untuk satuan dalam inch-
pound 2.3.2
Pengujian Ketahanan Impak
commit to user
Pengujian ini mangacu pada standard pengujian Fuel Briquettes ASTM D2677-67T, untuk ketahanan jatuh dari suatu briket dijatuhkan dari ketinggian ± 2
meter dan diamati kerusakannya. Sampel dijatuhkan berulang kali sampai hancur. 2.2
Dari rumus ini kita dapat mengambil hasil IRI Impack Resistance Index untuk nilai ambang batas yang dipenuhi adalah sebesar 50 poin, jika dihitung
menggunakan rumus IRI hasil dari kesepuluh sampel dapat dikatakan baik jika lebih dari nilai 50 Physical Testing of Fuel Briquettes ,1989.
20 40
Ø3,5
Gambar 2. 2.
Alat uji ketahanan impak
2.3.3 Kapasitas Produksi Mesin
Untuk kapasitas produksi mesin pellet dihitung dengan cara besarnya pellet yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, pada penelitian ini selama satu menit.
Setelah satu menit mesin dihentikan kemudian pellet yang dihasilkan ditimbang
IRI = 100 X Average Number of Drops
Average Number of Pieces
commit to user
dalam satuan gram, setelah itu di cari berapa jumlah pellet yang di dapat dari berat tersebut, sehingga didapatkan kapasitas produksi dalam pcsmenit.
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Digram Alir Penelitian
MULAI
MEMBUAT ALAT STUDI EKSPERIMENTAL UNTUK PROSES HOMOGENITAS
Merancang tabung homogenitas pencampuran kotoran sapi dengan molasse
ANALISA DATA: Data yang diperoleh dari beberapa sampel
uji:
1. Analisa data ketahanan impak
2. Analisa data besarnya densitas
3. Analisa data besarnya kapasitas produksi
KESIMPUL SELESAI
PEMBUATAN PELLET:
Dengan varisi: Diamater lubang output
STUDI SIFAT FISIS DAN MEKANIS:
- Pencarian data sekunder dari
Uji Ketahanan Impak
Uji Densitas Kapasitas
Produksi MEMBUAT DIAMETER LUBANG
LUARAN