Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa Kampar Riau

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN DI KEBUN SEI
BATANG ULAK PT CILIANDRA PERKASA KAMPAR RIAU

SUKIRMAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei
Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa Kampar Riau adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Sukirman
NIM A24090062

ABSTRAK
SUKIRMAN. Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan
Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa
Kampar Riau. Dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO dan HARIYADI.
Skripsi manajemen kelapa sawit ini dilakukan untuk mempelajari teknik
budidaya kelapa sawit secara umum, khususnya memahami berbagai aspek dan
faktor yang menunjang proses pemanenan kelapa sawit. Skripsi (magang)
dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, PT Ciliandra Perkasa, First Resources
Ltd., Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, selama
empat bulan yaitu bulan Februari sampai bulan Juni 2013. Skripsi ini
menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi dengan wawancara. Metode tidak
langsung adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data sekunder dari
perkebunan. Hasil analisis terhadap beberapa faktor yang menunjang pemanenan

pada afdeling V secara umum telah menunjukkan hasil yang baik. Faktor tersebut
diantaranya adalah kriteria panen dengan rata-rata 2 butir kg-1, jumlah tenaga
kerja panen telah sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja afdeling, rotasi panen 6/7,
dan efisiensi panen menunjukkan hasil yang baik dengan nilai efisiensi >95%.
Namun, nilai angka kerapatan panen masih di bawah 15% dengan rata-rata11.77%
dan pengawasan dan monitoring terhadap mutu hanca masih kurang optimal.
Hasil analisis terhadap perbandingan beberapa peubah antara afdeling I dan V
berbeda nyata pada produksi TBS sebesar 1485.8 kg/ha (afdeling I) dan 1011.7
kg/ha (afdeling V), brondolan 165.5 kg/ha (afdeling I) dan 73.2 kg/ha (afdeling V),
bobot per tandan 17.7 kg/ha (afdeling I) dan 13.8 kg/ha (afdeling V), produksi
minyak 1651.4 kg/ha (afdeling I) dan 1084.9 kg/ha (afdeling V), prestasi kg
1608.7 kg/ha (afdeling I) dan 1288.2 kg/ha (afdeling V), dan prestasi ha 3.2
ha/orang (afdeling I) 4.8 ha/orang (afdeling V) akan tetapi tidak berbeda nyata
pada jumlah pohon, jumlah tandan, tandan per pohon, dan prestasi tandan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa afdeling I lebih baik dibandingkan dengan afdeling
V. Perbandingan tersebut didasarkan pada keadaaan topografi afdeling I yang
datar hingga bergelombang dan afdeling V bergelombang hingga berbukit.
Kata kunci: efisiensi panen, faktor pemanenan, topografi

ABSTRACT

SUKIRMAN.The management of the oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) with
Special aspects of Harvesting at the Sei Batang Ulak field PT Ciliandra Perkasa
Kampar in Riau Province. Guided by the ROEDHY POERWANTO dan
HARIYADI.
Palm management thesis was carried out to study the cultivation of palm
oil in general, in particular to understand the various aspects and factors which
support the process of harvesting of oil palm. Thesis (internships) in palm oil
plantations, PT Ciliandra Perkasa, First Resources Ltd., village Siabu, district of
Kampar regency, Salo, Riau Province, during a four month is the month of

February to June 2013. This thesis Plantations underway in using direct and
indirect methods. The direct method is used to collect data and information with
the interview. The indirect method is a method used to acquire secondary data
from the plantations. Results of the analysis of several factors that support the
harvesting on afdeling V in general have shown good results. These factors
include the harvest criteria with an average of 2 kg-1 item, total harvest labor has
labor needs afdeling, 6/7 harvest rotation, and efficiency of harvest showed good
results with efficiency >95%. However, the value of the number density of crops
still under 15% with an average of 11.77% and the supervision and monitoring of
the quality of hanca still less than optimal. Results of comparative analysis of

some variables between afdeling I and V differ markedly on the production of
fresh fruit bunches of 1485.8 kg/ha (afdeling I) and 1011.7 kg/ha (afdeling V),
fruit off 165.5 kg/ha (afdeling I) and 45.5 kg/ha (afdeling V), weight per bunch
11.0 kg/ha (afdeling I) and 13.8 kg/ha (afdeling V), oil production 1651.4 kg/ha
(afdeling I) and 1084.9 kg/ha (afdeling V) achievements of kg 1608.7 kg/ha
(afdeling I) and 1288.2 kg/ha (afdeling V), and the achievements of ha 3.2
ha/person (afdeling I) 4.8 ha/person (afdeling V) however did not differ markedly
on the number of trees, number of bunches of tree, bunches and bunches of
accomplishment. It shows that the afdeling I better compared to the comparison of
afdeling V based on the topographic form afdeling I flat to wavy and bumpy and
hilly afdeling V.
Keywords: harvest, efficiency harvesting factors, topography

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN DI KEBUN SEI
BATANG ULAK PT. CILIANDRA PERKASA KAMPAR RIAU

SUKIRMAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan
Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT
Ciliandra Perkasa Kampar Riau
Nama
: Sukirman
NIM
: A24090062

Disetujui oleh


Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc
Pembimbing I

Dr Ir Hariyadi, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Pengelolaan Kelapa Sawit (Efaeis guineensis Jacq .) dengan
Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT
Ciliandra Perkasa Kampar Riau
: Sukirman
Nama
: A24090062

NIM

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto. MSc
Pembimbing I .

Tanggal Lulus:

10 3

Dr Ir Hariyadi, MS
Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberi kekuatan dan berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Kegiatan magang manajemen panen di perkebunan kelapa sawit
dilaksanakan untuk mengetahui sistem manajemen panen kelapa sawit yang benar
dan efektif. Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, PT

Ciliandra Perkasa, First Resources Ltd., Desa Siabu, Kec. Salo, Kab. Kampar,
Riau
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto,
MSc dan Dr Ir Hariyadi, MS. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada para dosen yang mengajar mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah, yang
telah memberikan arahan yang baik selama perkuliahan serta penyusunan skripsi
ini. Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan yang tulus baik moril
maupun materil. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat di bidang
keilmuan dan masyarakat. Terima kasih.

Bogor, Januari 2014
Sukirman

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan Magang
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Syarat Tumbuh
Panen
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM KEBUN
Kebun
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria Matang Panen
Tenaga Kerja

Rotasi Panen
Angka Kerapatan Panen
Efisiensi dan Kehilangan Hasil Panen (Losses)
Mutu Hanca Panen
Perbandingan Peubah antara Afdeling I dan V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
vii
1
1
2
2
2

2
3
6
6
6
7
8
8
8
9
10
10
21
22
22
24
26
27
28
29
30
31
31
31
32
35
43

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kriteria matang panen buah kelapa sawit
Jenis pupuk, dosis pupuk, dan aplikasi pupuk tahun 2012-2013
Hasil sensus gupon bulan Januari-Mei 2013 di Afdeling V (lima)
Sistem pengambilan contoh daun rekomendasi First Resourses Research
and Development
Luasan per kaveld (seksi) panen di Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak
Ketentuan perhitungan premi pekerjaan pemanenan
Kriteria panen Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak
Kebutuhan tenaga kerja dan luasan areal
Presentase kehadiran karyawan panen
Rotasi panen Afdeling V (lima)
Angka kerapatan panen
Efisiensi dan losses panen afdeling V
Perbandingan beberapa peubah antara afdeling I dan afdeling V tahun
tanam 1997

4
11
12
16
18
19
23
25
25
27
27
29
31

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Proses penguntilan
Pengendalian hama kelapa sawit
Pengendalian gulma manual
Kegiatan penyemprotan di lapangan
Pengambilan daun ke-17
Pemanenan kelapa sawit
Pengangkutan tandan buah segar
Pemeliharaan jalan

10
12
13
14
16
18
20
21

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun
Sei Batang Ulak
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun Sei
Batang Ulak
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun Sei
Batang Ulak
4 Peta Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa
5 Peta kerja Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa
6 Data curah hujan tahun 2003-2012 Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra
Perkasa
7 Areal konsensi lahan Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa
8 Struktur organisasi kebun (non pabrik) Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa

35
35
36
38
39
40
41
42

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang penting peranannya dalam rangka meningkatkan ekspor migas
bagi Indonesia melalui minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. Kelapa sawit
merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber
devisa negara, oleh karena itu peningkatan produksi minyak kelapa sawit perlu
terus dilakukan untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit, yaitu iklim,
topografi, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya tanaman. Selain itu
umur tanaman, jumlah populasi per hektar, sistem penyerbukan, sistem koordinasi
panen, sistem pengamanan produksi serta sistem premi panen juga berpengaruh
terhadap produktivitas kelapa sawit (Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2006).
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2011), luas areal tanaman kelapa
sawit di Indonesia menunjukkan peningkatan. Tahun 2005 luas areal perkebunan
Indonesia sebesar 5,453,817 ha dan pada tahun 2011 luas areal perkebunan
Indonesia meningkat menjadi 8,199,568 ha. Dilihat dari luas areal perkebunan
Indonesia pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan luas
areal kebun sawit sebesar 2,745,751 ha.
Hasil produksi minyak yang tinggi diperoleh dari daging buah sawit
(menghasilkan Crude Palm Oil) dan inti sawit (menghasilkan Kernel Palm Oil)
(Naibaho 1990). Tampubolon (2005) menambahkan bahwa pasar untuk minyak
kelapa sawit diperkirakan masih cukup cerah. Produksi Crude Palm Oil (CPO)
tahun 2011 dengan luas lahan 8 199 568 ha, mencapai 22 508 011 ton (Ditjenbun
2011). Hal ini menunjukan terbukanya peluang ekspor untuk menutupi
kekurangan produksi CPO.
Minyak sawit secara umum diolah dan diekspor sebagai bahan baku industri
(bahan setengah jadi), salah satunya sebagai bahan baku produksi minyak goreng.
Minyak sawit juga digunakan untuk pembuatan bermacam-macam barang
kebutuhan sehari-hari, seperti margarin, sabun, kosmetik, dan tekstil (Yahya
1990). Kebutuhan industri yang besar tersebut harus selalu terpenuhi sehingga
diperlukan upaya peningkatan produksi, efisiensi, dan mutu hasil produksi kelapa
sawit.
Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan
datang masih sangat luas, karena Indonesia memiliki beberapa keunggulan
diantaranya letak Indonesia yang dilewati garis katulistiwa, luas lahan yang
tersedia dan jumlah tenaga kerja yang banyak. Selain itu, pengembangan kelapa
sawit didukung oleh peningkatan konsumsi minyak nabati yang tumbuh rata-rata
7.83% per tahun. Volume konsumsi minyak nabati pada tahun 2005 mencapai
31.86 juta ton dan pangsa pasar minyak nabati dunia diproyeksikan akan
mencapai 23.53% (Pahan 2006).
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah persiapan
panen, kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi,
pengawasan dan denda, kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen, basis dan
premi panen, serta alat dan perlengkapan panen (Lubis 2008). Pemanenan ini

2
bertujuan untuk mendapatkan jumlah dan mutu panen yang baik. Usaha yang
perlu dilakukan untuk mencapai target, di antaranya pelaksanaan panen sesuai
ketentuan, pelaksanaan angkutan panen, dan pelaksanaan pengolahan yang cepat
(AAN 1996).
Tujuan Magang
Magang dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, PT Ciliandra Perkasa,
First Resources Ltd., Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau
bertujuan mempelajari teknik budidaya kelapa sawit secara umum, khususnya
memahami berbagai aspek dan faktor yang menunjang proses pemanenan kelapa
sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika
Selatan. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika Selatan
sedangkan speseis E. guineensis berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan
subfamili Cocoideae yang paling besar habitusnya (Pahan 2006). Kelapa sawit
termasuk tanaman monokotil. Batangnya tumbuh lurus, umumnya tidak
bercabang dan tidak mempunyai kambium. Tanaman ini berumah satu atau
monoecious, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Bunga
dapat menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang. Tanaman kelapa sawit dapat
dibagi menjadi bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar,
batang dan daun. Bagian generatif yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan
adalah bunga dan buah. (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).
Tanaman ini dipanen dalam bentuk tandan buah segar. Buah kelapa sawit
termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah.
Bagian-bagian buah terdiri atas kulit buah (exocarp), sabut (mesocarp), dan biji.
Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak adalah mesocarp dan inti. Buah
kelapa sawit mencapai kematangan (siap untuk dipanen) sekitar 5-6 bulan setelah
terjadinya penyerbukan (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).
Syarat Tumbuh
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan yang
hidup di daerah tropis. Tanaman ini memiliki respon yang sangat baik terhadap
kondisi lingkungan hidup dan perlakuan yang diberikan. Faktor lingkungan yang
perlu diperhatikan adalah iklim (Pardamean 2008). Kelapa sawit tumbuh baik
pada ketinggian 0-500 m dari permukaan laut (mdpl). Jumlah curah hujan yang
baik adalah 2000-2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata
sepanjang tahun. Kebutuhan efektif akan curah hujan hanya 1300-1500 mm
(Lubis 1992). Suhu optimal untuk pertumbuhan sekitar 24 - 28°C tetapi dapat juga
tumbuh pada kisaran antara 18 - 32°C dengan kelembaban tinggi yaitu (Fauzi et al.
2008). Tanah yang cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah tanah bertekstur

3
agak kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai lempung berliat
(Lubis 1992).

Panen
Pemanenan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi
tanaman kelapa sawit. Pelaksanaan kegiatan pemanenan berpengaruh langsung
terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Panen dan pengolahan hasil merupakan
rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Produk kelapa sawit yang
dipanen adalah tandan buah segar yang selanjutnya diolah menjadi minyak kelapa
sawit yaitu Crude Palm Oil dan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil sebagai
hasil utama, dan hasil sampingan diantaranya bungkil inti, cangkang, tandan
kosong serta limbah cair (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).
Persiapan panen
Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi
dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam
pelaksanaan potong buah adalah persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga
potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat-alat kerja (Pahan
2006).
Pemeriksaan panen
Pemeriksaan yang dilakukan dalam pemeriksaan mutu hanca/losses antara
lain kualitas pengutipan brondolan di tanaman, piringan, pasar rintis, dan tempat
pengumpulan hasil (TPH); kualitas janjang dipanen dan janjang matang tidak
dipanen (janjang normal dan janjang busuk). Kriteria pemeriksaan mutu
hanca/losses antara lain pemeriksaan brondolan tinggal yang dinyatakan dalam
bentuk total rasio brondolan tinggal terhadap jumlah tandan pengamatan
(brondol/tandan). Brondolan dikatakan tinggal jika masih ditemuinya brondolan
yang tidak atau belum dikutip selama masa pemeriksaan pada tanaman yang telah
dipanen dan berada pada piringan, luar piringan, di batang tanaman, di pasar rintis,
Pemeriksaan janjang tinggal jika pada masa pemeriksaan ditemui adanya janjang
dengan jumlah brondolan lepas alami sama atau lebih dari standar buah matang
(ripe) dan belum/tidak dipotong. Hasil pemeriksaan janjang ini dinyatakan
dalam % dengan rumus :
X 100%
Sumber: Tyas (2008)
Kriteria matang panen
Matang panen merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemanen
untuk menentukan waktu layak panen. Tingkat kematangan buah kelapa sawit
dapat diketahui dari perubahan warna buah. Buah kelapa sawit berwarna hijau
mengandung pigmen klorofil kemudian buah akan berubah menjadi warna merah
atau oranye akibat pengaruh pigmen beta karoten yang menandakan bahwa
minyak sawit yang terkandung di dalamnya telah tinggi dan buah akan lepas dari
tandannya (Sunarko 2009).

4

Fraksi panen
Kriteria matang panen buah kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria matang panen buah kelapa sawit
Fraksi buah
Sifat fraksi
Jumlah brondolan
Fraksi 00 (F-00)
Sangat mentah (Afkir)
Tidak ada brondolan
Fraksi 0 (F-0)
Mentah
< 12.5 % buah luar
Fraksi 1 (F-1)
Kurang matang
12.5 % - 25 % buah luar
Fraksi 2 (F-2)
Matang
25 % - 50 % buah luar
Fraksi 3 (F-3)
Matang
50 % - 75 % buah luar
Fraksi 4 (F-4)
Lewat matang
75 % - 100 % buah luar
Fraksi 5 (F-5)
Terlalu matang
Buah dalam ikut brondolan
Sumber : Lubis (1992)
Suatu areal kebun kelapa sawit dinyatakan dapat dipanen jika (1) 60% dari
seluruh jumlah pohon yang hidup dalam areal tersebut sudah mencapai matang
panen, (2) sebagian buah sudah memberondol secara alamiah, dan (3) bobot ratarata tandan buah sudah mencapai 3 kg (Yahya 1990). Persiapan panen yang harus
dilakukan yaitu peningkatan/pengerasan jalan, pembukaan pasar panen dan TPH
(Tempat Pemungutan Hasil), taksasi panen, perencanaan pengadaan panen,
pengangkutan dan kesiapan pabrik menerima tandan (Lubis 1992).
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen
agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria umum yang banyak digunakan
dengan berdasarkan jumlah brondolan yang lepas. Kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan kelapa sawit tepat matang dengan kandungan CPO maksimal
adalah warna buah dan buah sudah terlepas dari tandan (Mangoensoekarjo dan
Semangun 2003).
Organisasi panen
Organisasi panen terdiri atas satu orang mandor panen dengan 16-20
pemanen. Mandor bertugas menentukan dan mengawasi ancak setiap pemanenan.
Selain mandor ada krani buah yang bertugas mencatat jumlah tandan
danbrondolan serta mutu buah yang dipanen setiap pemanen. Mandor panen
bertanggung jawab pada mandor I, mandor I pada asisten dan asisten pada
manajer. Tenaga kerja panen adalah tenaga kerja yang bertugas untuk
menurunkan buah dari pohon dan membawanya ke TPH. Nilai indeks tenaga kerja
panen standar dari perusahaan perkebunan kelapa sawit yaitu 0.04 HK/ha
Manajemen tenaga kerja panen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan. Kebutuhan tenaga kerja pemanenan dapat dihitung dengan rumus:
Kebutuhan tenaga pemanen =
Keterangan : A = Luas hanca yang akan dipanen
B = Kerapatan panen
C = Rata
D = Populasi tanaman
E = Basis

5
Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan dengan produksi dan jalan ke
pabrik kelapa sawit. Pengangkutan buah dari kebun ke pabrik kelapa sawit harus
dilakukan secepat mungkin agar menjaga kualitas asam lemak bebas normal
(