Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding

EVALUASI DAYA HASIL 12 GENOTIPE TOMAT
(Solanum lycopersicum L.) DENGAN 3 PEMBANDING

AGUNG SANTOSA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Daya Hasil 12
Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Agung Santosa
NIM A24100059

ABSTRAK
AGUNG SANTOSA. Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum
L.) dengan 3 Pembanding. Dibimbing oleh SOBIR and MUHAMAD SYUKUR
Percobaan dilakukan untuk menguji daya hasil 12 genotipe potensial tomat serta
mendapatkan genotipe yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dengan kualitas
yang lebih baik daripada varietas pembanding. Percobaan menggunakan Rancangan
Kelompok Lengkap Teracak, satu faktor dan tiga ulangan. Faktor tersebut adalah
genotipe yang terdiri atas 12 genotipe tomat potensial serta tiga varietas unggul
komersial (Intan, Ratna, dan Rampai) sebagai pembanding. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat genotipe tomat potensial yang memiliki karakter
agronomi yang baik yaitu genotipe F6004001-8-16-14-1 dan F6004001-8-16-14-7
(lebih cepat berbunga dan panen). Genotipe F6004009-5-7-5-7 menunjukkan daya
hasil lebih tinggi (1 032.63 g) daripada semua genotipe, tetapi tidak berbeda nyata
dengan varietas pembanding Intan (563.94 g), Ratna (666.85 g), dan Rampai (640.85
g). Pada karakter padatan terlarut total (PTT) dan kekerasan buah, genotipe F60050014-1-12-3 dan F6005001-4-1-12-5 memiliki kualitas lebih baik daripada semua

genotipe dan varietas pembanding. Genotipe F6004009-5-7-5-7 memiliki nilai
produktivitas paling tinggi dan potensial untuk dilanjutkan. Produktivitas berkorelasi
positif terhadap bobot buah per tanaman dan tebal daging buah.
Kata kunci: padatan terlarut total, panen, produktivitas, kekerasan buah, varietas

ABSTRACT
AGUNG SANTOSA. Yield Evaluation of 12 Tomatoes Genotype (Solanum
lycopersicum L.) using 3 Comparator. Supervised by SOBIR and MUHAMAD
SYUKUR
The experiments was conducted to test resources yield of 12 genotype potential
of tomatoes and get the genotype who has a higher yield and better qualities than
commercial varieties. The experiments used Randomized Completely Block Design,
single factor and three replications. The factor was 12 tomatoes genotypes potential
and three commercial varieties (Intan, Ratna, dan Rampai) as a comparison. The
results showed that there are potential tomatoes genotypes have good agronomic
characters which genotype F6004001-8-16-14-1 and F6004001-8-16-14-7 (faster
flowering and harvesting). F6004009-5-7-5-7 genotype showed a higher yield (1
032.63 g) than all genotypes, but not significantly different from the commercial
varieties Intan (563.94 g), Ratna (666.85 g), and Rampai (640.85 g). On the character
of total dissolved solids (PTT) and the hardness of fruit, F6005001-4-1-12-5 and

F6005001-4-1-12-3 genotype have better quality than all the genotypes and
commercial varieties. F6004009-5-7-5-7 genotype had the highest productivity value
and potential to continue. The productivity was positively correlated with fruit weight
and fruit thickness.
Keywords: fruit hardness, harvest, productivity, total dissolved solids, variety

EVALUASI DAYA HASIL 12 GENOTIPE TOMAT
(Solanum lycopersicum L.) DENGAN 3 PEMBANDING

AGUNG SANTOSA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Mei 2014 ini ialah pemuliaan
tanaman, dengan judul Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum
lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini, terutama kepada:
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ibu, kakak, dan seluruh keluarga yang telah mendukung penuh perkuliahan
penulis dan selalu memberikan waktu dan doa untuk kemajuan dan kesuksesan
penulis.
2. Prof Dr Ir Sobir, MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur, SP MSi selaku dosen
pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
melaksanakan penelitian serta menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Dr Willy Bayuardi Suwarno, SP MSi atas kesediaannya sebagai dosen penguji
yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun kepada penulis.

4. Dr Tatiek Kartika Suharsih, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dengan baik.
5. Bapak Ibram, Mas Awang, Ibu Yuyun, dan seluruh pegawai Kebun Percobaan
PKHT Tajur yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian ini.
6. Krisna, Rosa, Syahrina, SOBAT (Rizal, Radhiya, Imdad, Fidi, Nilam, Ufa),
teman-teman Edelweiss 47, Bojes 47 serta Faperta 47 terima kasih atas
kebersamaan dan persahabatan yang tulus selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan turut memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan.

Bogor, Oktober 2014
Agung Santosa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan
Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tomat
Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Pemuliaan Tanaman Tomat
Uji Daya Hasil
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Percobaan
Bahan
Alat
ProsedurPercobaan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Karakter Kualitatif
Karakter Kuantitatif
Analisis Korelasi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
ix
ix
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
4

4
4
8
8
8
9
13
19
20
20
20
20
22
34

DAFTAR TABEL
1 Karakter warna pada bagian hipokotil kecambah, bunga, buah mentah dan
buah matang pada 12 genotipe yang diuji
2 Penampilan karakter tipe pertumbuhan dan tipe tandan bunga tanaman
tomat yang diuji

3 Penampilan karakter daun pada tanaman tomat yang diuji
4 Penampilan karakter kualitatif bentuk buah dan bentuk ujung buah pada
genotipe yang diuji dan varietas pembanding
5 Rekapitulasi sidik ragam beberapa karakter yang diamati

10
11
12
12
13

6 Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun 12 genotipe
tomat dan varietas pembanding
7 Nilai tengah umur berbunga dan umur panen 12 genotipe dan varietas
pembanding
8 Nilai tengah panjang buah dan diameter buah 12 genotipe tomat dan
varietas pembanding
9 Nilai tengah panjang pedisel, tebal daging buah, kekerasan buah, dan
padatan terlarut total 12 genotipe tomat dan varietas pembanding
10 Nilai tengah bobot buah per tanaman, bobot per buah, dan jumlah buah per

tanaman 12 genotipe tomat dan varietas pembanding
11 Korelasi linear antar karakter kuantitatif 12 genotipe tomat dan varietas
pembanding

14
15
16
17
18
19

DAFTAR GAMBAR
1 Letak anak daun
2 Tipe tandan bunga
3 Tipe daun dan bentuk buah
4 Bentuk ujung buah
5 Jumlah rongga buah
6 Bentuk bekas putik
7 Kondisi persemaian
8 Gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman tomat


5
6
6
6
7
7
9
9

DAFTAR LAMPIRAN
1 Data curah hujan
2 Sidik ragam karakter tinggi tanaman
3 Sidik ragam karakter panjang daun
4 Sidik ragam karakter lebar daun
5 Sidik ragam karakter panjang buah
6 Sidik ragam karakter diameter buah
7 Sidik ragam karakter tebal daging buah
8 Sidik ragam karakter jumlah buah per tanaman
9 Sidik ragam karakter panjang pedisel
10 Sidik ragam karakter bobot buah per tanaman
11 Sidik ragam karakter bobot per buah
12 Sidik ragam karakter kekerasan buah
13 Sidik ragam karakter padatan terlarut total
14 Sidik ragam karakter umur berbunga
15 Sidik ragam karakter umur panen
16 Sidik ragam karakter jumlah tandan bunga
17 Deskripsi varietas Intan
18 Deskripsi varietas Ratna

22
22
22
22
23
23
23
23
24
24
24
24
25
25
25
25
26
26

19 Deskripsi varietas Rampai
20 Deskripsi genotipe F6003008-1-12-10-10
21 Deskripsi genotipe F6003008-1-12-16-2
22 Deskripsi genotipe F6004001-8-16-14-1
23 Deskripsi genotipe F6004001-8-16-14-7
24 Deskripsi genotipe F6004009-5-7-5-7
25 Deskripsi genotipe F6004009-5-7-10-10
26 Deskripsi genotipe F6004009-6-4-10-9
27 Deskripsi genotipe F6005001-4-1-12-3
28 Deskripsi genotipe F6005001-4-1-12-5
29 Deskripsi genotipe F9001022-2-1-5-11
30 Deskripsi genotipe T-64
31 Deskripsi genotipe T-78

27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman sayuran penting di
Indonesia. Masyarakat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan baik dalam
keadaan segar maupun olahan. Tomat memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Menurut Jones (2008) kandungan gizi tomat segar 100 g dalam persen nilai harian
didasarkan pada diet 2 000 kalori yaitu: karbohidrat 7 g (20%), lemak 0.5 g (1%),
protein 1 g, gula 4 g, Fe 2%, Ca 2%, vitamin A 20%, vitamin C 40%, serat 3 g
(2%).
Permintaan tomat di dalam negeri selain untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri makanan.
Semakin pesatnya variasi makanan dan industri yang menggunakan tomat sebagai
bahan bakunya mengakibatkan peranan komoditas tomat semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika tahun 2014, konsumsi
buah dan sayuran (total, segar dan olahan) di Indonesia tahun 2012–2013 sebesar
12.2–12.6 ribu ton. Jumlah tersebut kemungkinan belum dapat memenuhi
kebutuhan pasar yang terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk.
Purwati (1990) menyatakan bahwa tanaman tomat juga merupakan
sayuran yang mempunyai berbagai masalah yang selalu dihadapi oleh produsen
sejak tanam sampai panen. Berdasarkan data dari Pusat Kajian Hortikultura
Tropika tahun 2014, produktivitas tomat di Indonesia tahun 2011–2012
mengalami penurunan sebesar 8.99 ku/ha. Rendahnya produksi selain disebabkan
teknik budidaya juga karena ketersediaan areal pertanaman tomat di dataran tinggi
yang semakin terbatas. Menurut Jones et al. (1993) tomat bukan tanaman
komersial di dataran rendah tropika. Tetapi karena ada banyak varietas di dataran
rendah, sehingga dataran rendah sebagai pilihan yang tepat areal budidaya tomat.
Namun demikian masih terdapat berbagai kendala dalam budidaya tomat di
dataran rendah, antara lain: (1) Kesesuaian iklim. Tomat tumbuh baik pada
temperatur antara 65 oF–75 oF (18.3 oC–23.9 oC) dengan kelembaban udara sekitar
95% (Jones 2008), (2) Produktivitas. Wijaya et al. (2005) melaporkan bahwa
produktivitas tanaman tomat dataran rendah relatif lebih rendah bila dibandingkan
dengan produktivitas tanaman tomat dataran tinggi, (3) Ketahanan terhadap hama
dan penyakit. Tanaman tomat dataran rendah lebih rentan terhadap penyakit.
Menurut Purwati (1990) bakteri layu merupakan penyakit utama yang dapat
mengakibatkan produksi tomat menurun, sehingga diperlukan pengujian untuk
mengetahui daya hasil dan kualitas varietas tersebut dengan kondisi lingkungan
yang sesuai dengan kondisi tempat suatu varietas akan dibudidayakan.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil 12 genotipe potensial
tomat serta mengetahui genotipe yang memiliki daya hasil dan kualitas yang lebih
baik dibandingkan genotipe yang lain.

2
Hipotesis
1. Terdapat daya hasil dan kualitas buah 12 genotipe tomat yang dievaluasi
dengan varietas pembanding dan genotipe yang lain.
2. Terdapat minimal satu varietas harapan yang memiliki potensi untuk
dikembangkan di dataran rendah.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman semusim
berbentuk perdu dengan jumlah kromosom somatis sebanyak 2n = 2 x 24 (Hidayat
et al. 1997). Tanaman tomat hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan atas tipe
determinate dan indeterminate. Menurut Hidayat et al. (1997) tanaman tomat
yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman terdapat
tandan bunga pada setiap ruas. Tanaman tomat yang mempunyai tipe
pertumbuhan indeterminate, tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang
dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda.
Daun tanaman tomat termasuk berdaun majemuk dan bercelah menyirip.
Jumlah daun ganjil yang tersusun di setiap sisi dan antar pasangan-pasangan daun
terdapat daun kecil. Daun majemuk pada tomat tersusun spiral mengelilingi
batang tanaman.
Bunga tanaman tomat berjenis kelamin dua. Jones (2008) menyatakan
bahwa bunga tomat merupakan bunga sempurna dengan kelopak yang berjumlah
5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga.
Bagian lainnya adalah mahkota bunga yang berjumlah 6 buah. Kepala sari
berbentuk kubah dengan celah menghadap ke bawah sedangkan posisi putik
berada di bawah kubah tersebut.
Jumlah bunga yang terdapat pada setiap tandan bunga berbeda antara
varietas. Selain itu, jumlah setiap tandan pada tanaman tomat dapat berbeda.
Menurut Hidayat et al. (1997) tandan bunga tomat ada yang bercabang misalnya
F1 Tomato 375 Precisius.
Buah tomat memiliki banyak variasi, mulai dari ukuran, bentuk, warna,
kekerasan, rasa dan kandungan bahan padatnya bergantung pada jenisnya. Semua
komponen tersebut mempengaruhi kualitas buah tomat.

Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat toleran terhadap beberapa kondisi lingkungan tumbuh.
Saat ini daerah sebar tanaman tomat sudah meliputi seluruh dunia baik di daerah
tropika maupun temperata sampai ketinggian 3 100 m dpl (Hidayat et al. 1997).
Namun tanaman ini menghendaki sinar yang cerah sedikitnya 6 jam lama
penyinaran serta temperatur yang sejuk. Tanaman tomat membutuhkan tanah

3
gembur dengan pH antara 5–6, temperatur antara 20–25 oC untuk pertumbuhan
yang optimum. Apabila suhu melebihi 26 oC di daerah tropik, hujan lebat dan
kelembaban rendah menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetatif disamping
masalah serangan penyakit tanaman (Ashari 1995).

Pemuliaan Tanaman Tomat
Usaha untuk meningkatkan hasil selain harus terpenuhinya syarat-syarat
kultur teknis yang baik, juga harus dilakukan melalui usaha pemuliaan tanaman
(Purwati dan Khairunnisa 2000). Pemuliaan tanaman adalah suatu aktivitas
merakit keragaman genetik suatu populasi tanaman tertentu menjadi lebih baik
atau unggul dari sebelumnya (Syukur et al. 2012). Pada umumnya tujuan
pemuliaan tanaman tomat adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas,
perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu, perbaikan sifat-sifat
hortikultura dan meningkatkan sifat untuk mengatasi cekaman terhadap
lingkungan tertentu, sehingga diperoleh suatu varietas unggul.
Tomat termasuk tanaman menyerbuk sendiri. Sasaran yang hendak dicapai
pada program pemuliaan tanaman adalah sifat unggul dan tanaman homozigot,
sehingga varietas yang dituju adalah varietas galur murni (Syukur et al. 2012).
Pemuliaan tanaman tomat di dataran rendah bertujuan untuk mendapatkan varietas
unggul yang mampu berproduksi tinggi, mempunyai ketahanan terhadap panas
dan ketahanan terhadap beberapa penyakit penting seperti penyakit layu bakteri.
Hasil penelitian Soedomo (2012) menunjukkan bahwa galur tomat F1
hibrida dari Balitsa yaitu GH.F1-T-6 mempunyai kualitas dan produktivitas
terbaik dibanding galur harapan dan varietas pembanding. Galur GH.F1-T-6
memiliki produktivitas buah hingga 5.9 kg per pohon dan jumlah buah 50.9 per
pohon. Hasil ini membuktikan bahwa terdapat galur harapan F1 hibrida hasil
pemuliaan Balitsa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Uji Daya Hasil
Daya hasil merupakan sifat kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak gen,
hal ini menyebabkan upaya perbaikan daya hasil dan sifat-sifat kuantitatif lain
membutuhkan waktu yang lama dari beberapa generasi. Uji daya hasil perlu
dilakukan untuk mengevaluasi potensi hasil galur-galur harapan terpilih pada
berbagai kondisi lingkungan. Secara umum uji daya hasil terdapat 3 tahap, yaitu
uji daya hasil pendahuluan (UDHP), uji daya hasil lanjutan (UDHL), dan uji
multilokasi.
Tahap pengujian di berbagai lokasi sebelum dilepas menjadi varietas unggul
baru dengan karakter-karakter yang dikehendaki disebut tahap uji multilokasi.
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui daya adaptasi dari galur-galur harapan yang
akan dilepas sebagai varietas unggul baru. Galur-galur yang berdaya hasil tinggi
pada berbagai agroekologi dapat diusulkan sebagai suatu varietas unggul dengan
daya adaptasi luas, sedangkan galur-galur yang hanya berdaya hasil tinggi di
lokasi tertentu diusulkan sebagai varietas unggul spesifik lokasi (Sudarna 2010).

4

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Percobaan
Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Tajur II dan
Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari
hingga Mei 2014.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah 12 genotipe tomat potensial F6003008-1-1210-10,
F6003008-1-12-16-2,
F6004001-8-16-14-1,
F6004001-8-16-14-7,
F6004009-5-7-5-7, F6004009-5-7-10-10, F6004009-6-4-10-9, F6005001-4-1-12-3,
F6005001-4-1-12-5, F9001022-2-1-5-11, T-64, T-78, dan 3 varietas unggul
nasional sebagai pembanding (Intan, Ratna dan Rampai), pupuk kandang, pupuk
urea, SP-36, KCL, NPK Mutiara, kapur dolomit, pestisida dan furadan 3G.

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi ajir, meteran, tray, mulsa
plastik, alat tulis, kamera, timbangan, penetrometer, hand refractometer, tali rafia,
dan seperangkat alat budidaya.

Prosedur Percobaan
Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Sebelum
penanaman, lahan dibersihkan dari gulma dan diolah dengan menggunakan
cangkul dan kored, lalu lahan dibiarkan terjemur matahari. Pada 1 minggu
pertama tanah dicampur dengan pupuk kandang sapi 30 ton ha-1 dan kapur
dolomit 2 ton ha-1 kemudian dilakukan pembuatan bedengan, selanjutnya tanah
ditambahkan pupuk kandang dan pupuk dasar yaitu urea, SP-36 dan KCl dengan
dosis masing-masing 200 kg ha-1 dicampur merata dengan tanah kemudian
bedengan dipasangi mulsa plastik hitam perak dan dibiarkan kembali selama 1
minggu hingga siap ditanami.
Persemaian dan Penanaman
Benih dikecambahkan dalam bak semai (tray) menggunakan media tanam
yang terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Lokasi persemain berada dalam nethouse agar benih tidak rusak karena air hujan
dan sinar matahari yang berlebihan. Perawatan persemaian berupa penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari.
Bibit tomat siap ditanam pada saat berumur 21 hari setelah proses
persemaian. Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan bibit tomat ke dalam
lubang tanam dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm. Pada tiap baris ditanam 1 bibit

5
per lubang tanam. Masing-masing bedengan terdapat 2 baris tanaman dan 5
genotipe dengan 20 tanaman pada tiap populasi.
Pemeliharaan dan Pemanenan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, pemasangan ajir dan pemangkasan. Penyiangan
dilakukan pada gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman setiap tiga
minggu sekali.
Pengajiran dilakukan untuk membantu tanaman agar kokoh,
mengoptimalkan sinar matahari ke tanaman, membantu penyebaran tunas, daun,
ranting tomat supaya teratur dan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2 MST.
Ajir dipasang tegak di setiap tanaman tomat dengan jarak 10 cm, tanaman di
ikatkan ke ajir dengan menggunakan tali rafia dengan membentuk angka 8.
Pemupukan susulan dilakukan secara bertahap sebanyak 4 kali dan dengan
cara fertigasi tiap tanaman pada saat tanaman berumur 4 MST. Pemupukan
dilakukan menggunakan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 10 g L-1 air, tetapi
pada pemupukan selanjutnya ditambah dengan KCl dengan dosis 5 g L-1.
Penyemprotan pestisida yang digunakan antara lain Antracol dengan dosis 2 g L-1
air. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dikendalikan sesuai dengan tingkat
serangan di lapangan.
Panen dilakukan secara manual dan bertahap tergantung pada tingkat
kematangan tiap genotipe. Pemanenan dilakukan saat buah tomat masih berwarna
kuning atau kemerahan agar dapat disimpan lebih lama. Pemetikan dilakukan
secara bertahap karena waktu masak buah tomat tidak bersamaan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh yang dipilih secara
acak. Pengamatan dilakukan setiap minggu dengan parameter yang diamati
meliputi karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter yang diamati berdasar
panduan pengamatan individual (PPI) yang dikeluarkan oleh Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman (PPVT) Departemen Pertanian Republik Indonesia (2007),
International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI), dan UPOV (2011).
Karakter kualitatif yang diamati yaitu:
1. Tipe pertumbuhan tanaman: determinate, indeterminate.
2. Tipe daun: dwarf, potato leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium,
hirsutum.
3. Letak daun: semi tegak, horizontal, menggulung.
4. Letak anak daun terhadap tulang daun utama: keatas, mendatar, kebawah.

Gambar 1 Letak anak daun
5. Panjang daun: pendek, sedang, panjang.
6. Lebar daun: sempit, sedang, lebar.

6
7. Tipe tandan bunga: secara umum uniparous, sebagian uniparous, sebagian
multiparous, secara umum multiparous.

uniparous

biparous
multiparous (triparous)
Gambar 2 Tipe tandan bunga

8. Warna bunga: kuning, oranye.
9. Bentuk buah: pipih, agak pipih, bulat, persegi, silinder, bentuk hati, bentuk
telur sungsang, bentuk telur, bentuk pear, bentuk pear lancip.

(a)
Gambar 3 Tipe daun dan bentuk buah. Tipe daun (a) dan bentuk buah (b)

(b)

10. Bentuk ujung buah: melekuk, melekuk ke datar, datar, datar meruncing,
meruncing.

Gambar 4 Bentuk ujung buah
11. Warna buah masak: kuning, oranye, merah muda, merah.

7
12. Jumlah rongga buah: dua, dua dan tiga, tiga dan empat, lebih dari empat.

Gambar 5 Jumlah rongga buah
13. Bentuk bekas putik: titik, seperti bintang, garis, tidak beraturan.

Gambar 6 Bentuk bekas putik
Karakter kuantitatif yang diamati antara lain:
1. Tinggi tanaman (cm), tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai
dengan titik tumbuh tanaman pada saat tanaman menjelang panen.
2. Umur berbunga, diamati saat 50% tanaman dalam populasi berbunga.
3. Umur panen, diamati saat menanam hingga 50% tanaman dalam populasi
telah siap panen.
4. Jumlah tandan bunga, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
5. Panjang pedisel, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
6. Ukuran buah, meliputi panjang, diameter dan tebal (cm) buah dari 10 buah
setiap genotipe di setiap ulangan.
7. Kekerasan buah: lunak, sedang, keras.
8. Ketebalan daging buah: tipis, sedang, tebal.
9. Padatan terlarut total.
10. Jumlah buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
11. Bobot buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.
12. Bobot rata-rata per buah, diamati dari 10 buah tiap genotipe di setiap ulangan.
(bobot buah dibagi jumlah buah per tanaman).
13. Produktivitas, dihitung dengan cara:
Produktivitas = bobot buah per tanaman x (populasi tanaman per ha – 20%)

8
Analisis Data
Percobaan dilakukan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak
(RKLT) satu faktor yaitu genotipe dengan 3 ulangan. Terdapat 12 genotipe tomat
dan 3 varietas pembanding, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan terdapat 10 tanaman contoh. Model rancangan kelompok lengkap
teracak adalah sebagai berikut:
Yij = µ + αi + ßj+ εij
Keterangan:
Yij
: Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ
: Rataan umum
αi
: Pengaruh perlakuan genotipe ke-i (i = 1, 2, 3,...12)
ßj
: Pegaruh ulangan ke-j (j = 1, 2, dan 3)
εij
: Pengaruh galat percobaan dari genotipe ke-i dan ulangan ke-j
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-F dan apabila
hasil yang diperoleh berpengaruh nyata dilakukan uji nilai tengah dengan uji BNJ
pada taraf 5 % menggunakan software PKBT STAT 2.1B (Gomez dan Gomez
1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan IPB Tajur II yang memiliki
ketinggian ± 300 m di atas permukaan laut (dpl) mulai bulan Januari hingga Mei
2014. Tanah di kebun percobaan IPB Tajur memiliki nilai pH sebesar 5.0
sehingga dilakukan pengapuran pada saat pengolahan lahan. Menurut Cahyono
(2008) tanaman tomat dapat tumbuh baik bila ditanam pada tanah yang memiliki
pH 5.5–6.8.
Persemaian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 di dalam screen house
dengan naungan penuh. Daya tumbuh rata-rata tanaman tomat setiap genotipe
berkisar 83%. Setelah berumur 1 minggu bibit dipindahkan ke rak penyemaian.
Tanaman mengalami etiolasi karena cuaca pada saat itu tidak cerah, sebab curah
hujan pada bulan Januari yaitu 802 mm. Patogen yang menyerang pada
persemaian yaitu fungi Phytium sp. yang mengakibatkan rebah kecambah. Bibit
tomat yang telah berumur 21 hari dipindah tanam ke lahan. Penanaman dilakukan
pada pagi hari agar tanaman tidak stress. Bibit ditanam 1 bibit per lubang tanam.
Gejala putusnya pangkal batang tanaman terlihat pada saat tanaman
berumur 1 MST hingga tanaman menjadi rebah. Tanaman yang mati akibat
serangan hama disulam dengan bibit yang tersisa di persemain. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 802 mm dan terendah pada bulan April
yaitu 284 mm. Kondisi lahan yang lembab tersebut berpotensi mengundang hama
dan patogen penyebab penyakit. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman
selama penelitian adalah jangkrik (Gryllus asimilis), belalang (Valanga

9
nigricornis), ulat grayak (Spodoptera litura) dan ulat penggerek buah (Helliothis
armigera). Serangan hama yang paling besar dalam populasi tanaman ditimbulkan
oleh hama ulat grayak dan ulat penggerek buah, sehingga perlu dilakukan
pengendalian setiap minggu.

(a)
(b)
Gambar 7 Kondisi persemaian. Rak penyemaian benih (a) dan gejala putusnya
pangkal batang (b)
Beberapa penyakit yang banyak menyerang tanaman tomat yaitu layu
bakteri yang disebabkan oleh patogen Ralstonia solanacearum, gemini virus, dan
busuk daun. Tanaman tomat yang terinfeksi patogen R. solanacearum
menunjukkan gejala layu mendadak yang ditunjukkan dengan daun terkulai ke
bawah (layu) dan dapat menimbulkan kematian. Pada stadium penyakit yang
lanjut, bila batang dipotong, dari berkas pembuluh keluar massa bakteri seperti
lendir berwarna putih susu. Lendir lebih banyak keluar bila potongan batang
ditaruh di tempat yang lembab. Jika potongan batang sakit dimasukkan ke dalam
gelas yang berisi air jernih, setelah ditunggu beberapa menit terlihat benangbenang putih halus, yang putus bila gelas digoyang. Benang putih tersebut adalah
massa bakteri. Adanya massa lendir ini dapat dipakai untuk membedakan penyakit
layu bakteri dengan layu fusarium (Semangun 2004).

(a)
(b)
(c)
Gambar 8 Gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman tomat. Gejala
serangan ulat penggerek buah (a), penyakit busuk buah (b) dan
gemini virus (c)

Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif dilakukan pada bagian tanaman seperti
batang, daun, bunga serta buah. Keunggulan suatu varietas selain dapat dilihat
dari sifat-sifatnya seperti potensi daya hasil, umur tanaman, respon terhadap
pemupukan, mudah pemeliharaannya serta tahan terhadap serangan hama dan
penyakit, dapat pula dilihat dari mutu hasilnya. Karakter kualitatif dianggap
penting karena dapat memberikan nilai tambah pada tanaman budidaya dan sangat
erat kaitannya dengan selera konsumen. Karakter kualitatif biasanya dinyatakan

10
dalam kategori dan dapat dibedakan secara tegas. Purwati (2009) mengatakan
bahwa kualitas tomat meliputi kualitas eksternal, seperti bentuk, ukuran, warna,
sedangkan kualitas internal seperti jumlah rongga, tebal daging buah, kekerasan
buah, rasa, dan aroma. Menurut Syukur et al. (2012) karakter-karakter tertentu
pada tanaman seperti warna bunga, bentuk polong dan warna polong dikendalikan
oleh gen sederhana (1 atau 2 gen) dan tidak atau sedikit sekali dipengaruhi
lingkungan.
Hasil pengujian karakter kualitatif warna pada bagian hipokotil kecambah,
bunga, buah mentah, dan buah matang menunjukkan kesamaan antar genotipe
dengan varietas pembanding hanya ditemukan pada peubah warna bunga yang
memiliki warna kuning. Berdasarkan hasil pengamatan, pada Tabel 1 dapat dilihat
bahwa warna antosianin hipokotil kecambah umumnya berwarna ungu, tetapi
pada genotipe F6004001-8-16-14-7, F6004009-5-7-10-10, dan F6004009-6-4-109 memiliki warna antosianin hipokotil kecambah hijau. Karakter warna buah
mentah dan buah matang memiliki keragaman, terutama pada genotipe F60030081-12-16-2 yang memiliki warna buah mentah hijau terang. Genotipe tersebut tidak
memiliki kesamaan antar genotipe yang diuji dan varietas pembanding. Pada
karakter warna buah masak umunya berwarna merah, tetapi terdapat genotipe
yang memiliki warna oranye. Genotipe yang memiliki warna buah masak oranye
adalah F6005001-4-1-12-3, F6005001-4-1-12-5, T-64, dan T-78.

Tabel 1 Karakter warna pada bagian hipokotil kecambah, bunga, buah mentah dan
buah matang pada 12 genotipe yang diuji
Warna
Antosianin
Genotipe
hipokotil
Buah mentah
Buah masak
kecambah
F6003008-1-12-10-10
Ungu
Hijau
Merah
F6003008-1-12-16-2
Ungu
Hijau terang
Merah
F6004001-8-16-14-1
Ungu
Hijau putih
Merah
F6004001-8-16-14-7
Hijau
Hijau putih
Merah
F6004009-5-7-5-7
Ungu
Hijau putih
Merah
F6004009-5-7-10-10
Hijau
Hijau
Merah
F6004009-6-4-10-9
Hijau
Hijau
Merah
F6005001-4-1-12-3
Ungu
Hijau
Oranye
F6005001-4-1-12-5
Ungu
Hijau
Oranye
F9001022-2-1-5-11
Ungu
Hijau gelap
Merah
T-64
Ungu
Hijau
Oranye
T-78
Ungu
Hijau gelap
Oranye
Intan
Ungu
Hijau
Merah
Ratna
Ungu
Hijau
Merah
Rampai
Ungu
Hijau putih
Merah
Hasil pengujian terhadap karakter tinggi tanaman secara umum genotipe
yang diuji memiliki tipe pertumbuhan determinate, tetapi terdapat beberapa
genotipe seperti F6003008-1-12-10-10, F6003008-1-12-16-2, dan T-64 yang

11
memliki tipe pertumbuhan indeterminate. Menurut Hidayat et al. (1997) tanaman
tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman
terdapat tandan bunga pada setiap ruas. Tanaman tomat yang mempunyai tipe
pertumbuhan indeterminate tandan bunga terdapat pada setiap ruas batang dan
ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Pada karakter tipe tandan bunga
hanya genotipe F6003008-1-12-16-2 dan F6004009-6-4-10-9 yang memiliki tipe
tandan bunga sebagian multiparous, sedangkan selebihnya memiliki tipe tandan
bunga secara umum uniparous.
Tabel 2 Penampilan karakter tipe pertumbuhan dan tipe tandan bunga tanaman
tomat yang diuji
Tipe
Genotipe
Tipe tandan bunga
pertumbuhan
Secara umum uniparous
Indeterminate
F6003008-1-12-10-10
Sebagian multiparous
Indeterminate
F6003008-1-12-16-2
Secara umum uniparous
Determinate
F6004001-8-16-14-1
Secara umum uniparous
Determinate
F6004001-8-16-14-7
Secara umum uniparous
Determinate
F6004009-5-7-5-7
Secara umum uniparous
Determinate
F6004009-5-7-10-10
Sebagian multiparous
Determinate
F6004009-6-4-10-9
Secara umum uniparous
Determinate
F6005001-4-1-12-3
Secara umum uniparous
Determinate
F6005001-4-1-12-5
Secara umum uniparous
Determinate
F9001022-2-1-5-11
Secara umum uniparous
Indeterminate
T-64
Secara umum uniparous
Determinate
T-78
Secara umum uniparous
Determinate
Intan
Secara umum uniparous
Determinate
Ratna
Sebagian multiparous
Determinate
Rampai
Penampilan karakter pada daun secara umum memiliki keragaman. Pada
karakter letak daun terdapat 1 genotipe (F6004009-5-7-5-7) yang memiliki tipe
horizontal dan tidak memiliki kesamaan dengan varietas pembanding. Secara
umum tipe daun pada genotipe yang diuji dan varietas pembanding adalah bentuk
standard dan peruvianum (Tabel 3), tetapi terdapat 3 genotipe yang memiliki tipe
daun potato leaf type. Genotipe tersebut adalah F6004001-8-16-14-1, F60040018-16-14-7, dan F6004009-5-7-5-7. Genotipe T-78 dan F6004009-5-7-5-7
memiliki karakter letak daun yang berbeda dari seluruh genotipe yang diuji dan
varietas pembanding. Letak daun pada genotipe T-78 drooping, sedangkan pada
genotipe F6004009-5-7-5-7 horizontal.
Penampilan karakter kualitatif pada bentuk buah dan bentuk ujung buah
(Tabel 4) secara umum terdapat keragaman. Pada karakter bentuk buah, genotipe
F6005001-4-1-12-3, F6005001-4-1-12-5, dan T-64 memiliki kesamaan terhadap
varietas pembanding ratna, yaitu bentuk telur sungsang. Sementara bentuk buah
genotipe F6004009-5-7-5-7, F6004009-6-4-10-9, F9001022-2-1-5-11, dan T-78
memiliki kesamaan terhadap varietas pembanding Ratna dan Rampai, yaitu

12
bentuk bulat. Genotipe lainnya memiliki bentuk buah agak pipih, dan tidak
memiliki kesamaan terhadap varietas pembanding.
Penampilan karakter bentuk ujung buah pada genotipe yang diuji secara
umum memiliki bentuk datar. Bentuk ujung buah pada genotipe T-64 datar
meruncing dan memiliki kesamaan terhadap varietas pembanding Ratna,
sedangkan bentuk ujung buah genotipe F6004009-5-7-5-7, F6005001-4-1-12-3,
dan F6005001-4-1-12-5 adalah melekuk agak datar.
Tabel 3 Penampilan karakter daun pada tanaman tomat yang diuji
Genotipe

Tipe daun

Letak daun

F6003008-1-12-10-10
F6003008-1-12-16-2
F6004001-8-16-14-1
F6004001-8-16-14-7
F6004009-5-7-5-7
F6004009-5-7-10-10
F6004009-6-4-10-9
F6005001-4-1-12-3
F6005001-4-1-12-5
F9001022-2-1-5-11
T-64
T-78
Intan
Ratna
Rampai

Standard
Standard
Potato leaf type
Potato leaf type
Potato leaf type
Peruvianum
Peruvianum
Standard
Peruvianum
Standard
Standard
Standard
Standard
Standard
Peruvianum

Semi-erect
Semi-erect
Semi-erect
Semi-erect
Horizontal
Semi-erect
Semi-erect
Semi-drooping
Semi-drooping
Semi-drooping
Semi-erect
Drooping
Semi-erect
Semi-drooping
Semi-erect

Letak anak
daun
Ke atas
Ke atas
Mendatar
Ke atas
Mendatar
Ke atas
Ke atas
Ke atas
Mendatar
Mendatar
Mendatar
Mendatar
Ke atas
Ke atas
Mendatar

Tabel 4 Penampilan karakter kualitatif bentuk buah dan bentuk ujung buah pada
genotipe yang diuji dan varietas pembanding
Genotipe
Bentuk buah
Bentuk ujung buah
Agak pipih
Datar
F6003008-1-12-10-10
Agak pipih
Datar
F6003008-1-12-16-2
Agak pipih
Datar
F6004001-8-16-14-1
Agak pipih
Datar
F6004001-8-16-14-7
Bulat
Melekuk agak datar
F6004009-5-7-5-7
Agak pipih
Datar
F6004009-5-7-10-10
Bulat
Datar
F6004009-6-4-10-9
Telur sungsang
Melekuk agak datar
F6005001-4-1-12-3
Telur
sungsang
Melekuk agak datar
F6005001-4-1-12-5
Bulat
Datar
F9001022-2-1-5-11
Telur sungsang
Datar meruncing
T-64
Bulat
Datar
T-78
Bulat
Melekuk agak datar
Intan
Telur sungsang
Datar meruncing
Ratna
Bulat
Datar
Rampai

13
Karakter Kuantitatif
Hasil rekapitulasi sidik ragam menunjukkan perlakuan genotipe
berpengaruh sangat nyata. Nilai koefisien keragaman (KK) pada peubah-peubah
yang diamati berkisar 1.37–37.65% (Tabel 5). Nilai koefisien keragaman
menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan, dan
merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez dan Gomez 1995).
Nilai KK tertinggi ditunjukkan pada peubah bobot rata-rata per buah yaitu
37.65%, dan nilai KK terendah sebesar 1.37% pada peubah umur panen (Tabel 5).
Perbedaan nilai KK pada tiap peubah menunjukkan lingkungan memberikan
pengaruh yang bervariasi terhadap peubah-peubah yang diamati.

Tabel 5 Rekapitulasi sidik ragam beberapa karakter yang diamati
Karakter
Tinggi tanaman (cm)
Panjang daun (cm)
Lebar daun (cm)
Jumlah tandan bunga
Panjang buah (cm)
Diameter buah (cm)
Bobot buah per tanaman (g)
Jumlah buah per tanaman
Jumlah fruit set (%)
Bobot per buah (g)
Tebal daging buah (cm)
Panjang pedisel (cm)
Umur berbunga (hari)
Umur panen (hari)
Kekerasan buah
PTT

Genotipe
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**

KT
765.71
266.94
229.64
182.66
756.90
1.77
54 995.43
270 490.76
133.25
729.53
0.08
0.05
32.89
85.17
0.08
0.70

Nilai P
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0078
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000

KK (%)
4.04
1.56
6.26
8.80
6.54
5.21
20.11
29.13
10.32
37.65
8.07
4.36
2.02
1.37
14.45
9.30

Keterangan: **) nyata pada P < 0.01

Tinggi Tanaman, Panjang Daun, dan Lebar Daun
Tinggi tanaman genotipe tomat diamati pada saat tanaman sudah berbuah
dan menjelang panen, sedangkan panjang dan lebar daun dilakukan pada saat
tanaman sudah berbuah, karena pada waktu tersebut tanaman sudah mencapai
pertumbuhan maksimal. Tinggi tanaman tomat yang diuji memiliki nilai 93.97–
158.27 cm. Panjang daun dan lebar daun tanaman tomat yang diuji berturut-turut
yaitu 22.15–51.92 cm dan 19.52–47.18 cm (Tabel 6). Nilai tengah pada Tabel 5
menunjukkan tinggi tanaman genotipe F6004001-8-16-14-1 dan F6004001-8-1614-7 berbeda nyata lebih rendah dari verietas Intan, Ratna, dan Rampai,
sedangkan genotipe T-64 berbeda nyata lebih rendah dari varietas Ratna, tetapi

14
berbeda nyata lebih tinggi dari varietas Intan dan Rampai, sementara genotipe
lainnya tidak berbeda dengan verietas Intan, Ratna, dan Rampai.
Karakter panjang daun pada genotipe F6004009-5-7-5-7 tidak berbeda
dengan varietas pembanding Intan yang memiliki panjang daun 40.27 cm,
sedangkan genotipe F6004001-8-16-14-1 dan F9001022-2-1-5-11 memiliki
panjang daun tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Rampai dan Ratna.
Genotipe F9001022-2-1-5-11 memiliki panjang daun yang berbeda lebih panjang
daripada seluruh genotipe tomat yang diuji. Seluruh genotipe tomat yang diuji
memiliki lebar daun nyata lebih kecil dibandingkan dengan varietas pembanding
Ratna. Genotipe F6004001-8-16-14-7 memiliki lebar daun nyata lebih kecil
daripada seluruh genotipe yang diuji dan 3 varietas pembanding yang digunakan,
yaitu 19.52 cm.

Tabel 6 Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun 12 genotipe
tomat dan varietas pembanding
Genotipe
Tinggi
Panjang
Lebar daun
tanaman (cm)
daun (cm)
(cm)
bc
g
F6003008-1-12-10-10
127.73
32.40
27.27def
bc
ef
F6003008-1-12-16-2
126.27
34.63
29.07de
F6004001-8-16-14-1
93.97f
23.93hi
20.47gh
f
i
F6004001-8-16-14-7
95.23
22.15
19.52h
F6004009-5-7-5-7
104.97ef
39.42d
31.46de
bc
e
F6004009-5-7-10-10
127.33
36.24
27.57def
bc
f
F6004009-6-4-10-9
125.47
34.39
26.68efg
F6005001-4-1-12-3
120.47bcd
42.80c
39.98b
bcd
c
F6005001-4-1-12-5
120.30
43.06
44.38ab
F9001022-2-1-5-11
116.33cde
51.27a
39.65bc
b
b
T-64
132.83
46.13
39.43bc
T-78
116.83cde
47.17b
38.54bc
bc
d
Intan
125.61
40.27
33.43cd
Ratna
158.27a
51.92a
47.18a
def
h
Rampai
106.23
25.29
21.96fgh
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Umur Berbunga dan Umur Panen
Pengamatan umur berbunga ditentukan dari jumlah hari setelah
transplanting hingga 50% populasi tanaman muncul bunga, sedangkan umur
panen ditentukan pada saat 50% populasi tanaman yang berbuah sudah masak
atau siap dipanen. Umur berbunga dan umur panen 12 genotipe yang diamati
cukup bervariasi. Umur berbunga antara 23–32.67 HST, sedangkan umur
panennya berkisar 55.67–70 HST (Tabel 7).
Berdasarkan Tabel 7, genotipe F6004001-8-16-14-1 memiliki nilai rataan
umur berbunga paling cepat (23 hari) dibandingkan dengan varietas pembanding
Intan dan Ratna, namun tidak berbeda nyata dengan genotipe F6004001-8-16-147 dan varietas pembanding Rampai. Genotipe F6005001-4-1-12-3 memiliki nilai

15
rataan umur berbunga paling lama yaitu 32.33 hari, serta tidak berbeda nyata
dengan genotipe F6005001-4-1-12-5, F9001022-2-1-5-11 dan varietas
pembanding Ratna. Sementara genotipe F6004009-5-7-10-10, T-64 dan T-78
memiliki nilai rataan umur berbunga yang tidak berbeda nyata dengan varietas
pembanding Intan.

Tabel 7 Nilai tengah umur berbunga dan umur panen 12 genotipe dan varietas
pembanding
Genotipe
F6003008-1-12-10-10
F6003008-1-12-16-2
F6004001-8-16-14-1
F6004001-8-16-14-7
F6004009-5-7-5-7
F6004009-5-7-10-10
F6004009-6-4-10-9
F6005001-4-1-12-3
F6005001-4-1-12-5
F9001022-2-1-5-11
T-64
T-78
Intan
Ratna
Rampai

Umur berbunga
(hari)
26.00c
26.00c
23.00d
23.33d
26.00c
26.67bc
26.00c
32.33a
31.67a
32.00a
26.67bc
28.00b
28.00b
32.67a
23.33d

Umur panen
(hari)
60.00d
60.00d
57.00ef
55.67f
57.00ef
59.00de
57.00ef
68.67ab
68.67ab
66.67bc
66.00c
67.33bc
66.00c
70.00a
56.33f

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Genotipe F6004001-8-16-14-7 memiliki umur panen paling cepat (55.67
hari) daripada varietas pembanding dan semua genotipe yang diuji, sedangkan
genotipe F6004001-8-16-14-1, F6004009-5-7-5-7, dan F6004009-6-4-10-9
memiliki nilai rataan umur panen yang tidak berbeda nyata dengan varietas
pembanding Rampai. Genotipe F6005001-4-1-12-3 dan F6005001-4-1-12-5
memiliki nilai rataan umur panen yang tidak berbeda nyata dengan varietas
pembanding Ratna. Kedua genotipe tersebut memiliki umur panen paling lama
daripada semua genotipe yang diuji
Panjang Buah, Diameter Buah, Jumlah Tandan Bunga per Tanaman, dan
Fruit set
Tabel 8 menunjukkan seluruh genotipe yang diuji memiliki diameter buah
yang berbeda dengan varietas Intan, Ratna, dan Rampai. Diameter buah genotipe
yang diuji berkisar 2.33–4.87 cm. Panjang buah seluruh genotipe yang diuji
berbeda nyata lebih tinggi dari varietas Rampai, sedangkan genotipe F6005001-41-12-3, F9001022-2-1-5-11, T-64, dan T-78 memiliki panjang buah yang tidak
berbeda dengan varietas Intan dan Ratna.

16
Pengamatan jumlah tandan bunga per tanaman dari setiap genotipe tomat
dilakukan pada saat panen pertama hingga terakhir. Jumlah tandan genotipe
F6003008-1-12-16-2 tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Rampai.
Genotipe tersebut memiliki nilai rataan jumlah tandan bunga per tanaman paling
banyak daripada semua genotipe yang diuji. Persentase fruit set dihitung dengan
membagi jumlah tandan buah per tanaman dengan jumlah tandan bunga per
tanaman dikalikan 100%. Nilai fruit set genotipe yang dievaluasi cukup kecil,
yakni berkisar 21.58%–44.83%. Hal ini menunjukkan bunga yang terbentuk
dalam satu tandan banyak yang mengalami kerontokan.
Tabel 8 Nilai tengah panjang buah, diameter buah, dan jumlah tandan bunga per
tanaman 12 genotipe tomat dan varietas pembanding
Jumlah
Panjang buah Diameter
Fruit set
tandan bunga
Genotipe
(%)
(cm)
buah (cm)
per tanaman
2.75ef
2.92d
24.67bcd
35.23abc
F6003008-1-12-10-10
2.56ef
2.70de
39.33a
22.11d
F6003008-1-12-16-2
2.55ef
2.64de
30.67b
28.24cd
F6004001-8-16-14-1
2.51ef
2.60de
27.33bc
29.43cd
F6004001-8-16-14-7
3.99d
4.06bc
23.00cd
33.79bc
F6004009-5-7-5-7
2.84e
3.12d
23.33cd
31.42cd
F6004009-5-7-10-10
3.12e
2.95d
24.67bcd
34.14bc
F6004009-6-4-10-9
4.73abc
4.24bc
16.00ef
37.60abc
F6005001-4-1-12-3
5.08a
4.29b
13.00f
36.11abc
F6005001-4-1-12-5
4.08cd
3.98bc
18.67def
28.88cd
F9001022-2-1-5-11
4.76abc
3.90bc
24.33bcd
37.40abc
T-64
4.17bcd
3.85bc
20.00de
43.65ab
T-78
4.37abcd
4.87a
14.33ef
30.26cd
Intan
4.82ab
3.73c
19.33def
44.83a
Ratna
2.08f
2.33e
38.67a
21.58d
Rampai
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Panjang Pedisel, Tebal Daging Buah, Kekerasan Buah, dan Padatan Terlarut
Total (PTT)
Panjang pedisel genotipe F9001022-2-1-5-11, T-64, dan T-78 lebih panjang
daripada seluruh genotipe yang diuji dan 3 varietas pembanding. Ketebalan
daging buah genotipe yang diuji berkisar 0.17–1.6 cm. Seluruh genotipe memiliki
nilai ketebalan daging buah lebih tebal daripada varietas Rampai.
Kekerasan buah salah satu karakter fisik yang berkaitan dengan kualitas
buah tomat. Kekerasan buah merupakan komponen mutu buah yang banyak
menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih buah tomat setelah melihat
penampilan bagian luar buah. Nilai kekerasan buah diperoleh dari pengukuran
menggunakan alat hand penetrometer. Kekerasan akan mempengaruhi ketahanan

17
buah tomat terhadap kerusakan mekanis khususnya selama pengangkutan dan erat
kaitannya dengan kandungan kadar air pada buah tersebut. Apabila kadar airnya
tinggi maka buah tersebut akan lembek, sebaliknya apabila kadar airnya rendah
maka buah tersebut akan menunjukkan kekerasan yang tinggi (Wijayani 2005).
Nilai kekerasan buah genotipe yang diuji berkisar 0.53–1.03 kg cm-2 (Tabel 9).
Hasil pengujian kekerasan buah pada Tabel 9 menunjukkan bahwa genotipe
F6005001-4-1-12-3 memiliki nilai kekerasan buah yang tidak berbeda dengan
varietas pembanding Ratna, sedangkan genotipe lainnya memiliki nilai kekerasan
buah yang tidak berbeda dengan varietas pembanding Intan dan Rampai.
Tabel 9 Nilai tengah panjang pedisel, tebal daging buah, kekerasan buah, dan
padatan terlarut total 12 genotipe tomat dan varietas pembanding
Kekerasan
Padatan
Panjang
Tebal
buah
terlarut total
pedisel
daging
Genotipe
(oBrix)
(cm)
buah (cm) (kg cm-2)
0.90d
0.31c
0.90abc
3.13cd
F6003008-1-12-10-10
0.84d
0.32c
1.01ab
3.25cd
F6003008-1-12-16-2
0.80d
0.22cd
0.94ab
3.31bcd
F6004001-8-16-14-1
0.87d
0.23cd
0.98ab
2.95d
F6004001-8-16-14-7
0.88d
0.54ab
0.66bcd
3.63abcd
F6004009-5-7-5-7
0.85d
0.30c
0.83abcd
3.56abcd
F6004009-5-7-10-10
0.87d
0.32c
0.89abc
3.52abcd
F6004009-6-4-10-9
0.87d
0.56a
0.55cd
4.30ab
F6005001-4-1-12-3
0.92cd
0.59a
0.65bcd
4.44a
F6005001-4-1-12-5
1.11ab
0.60a
0.73abcd
3.91abcd
F9001022-2-1-5-11
1.21a
0.57a
0.71abcd
4.10abc
T-64
1.16a
0.57a
0.82abcd
3.69abcd
T-78
0.89d
0.44b
0.92ab
3.04d
Intan
1.03bc
0.58a
0.53d
4.37a
Ratna
0.85d
0.17d
1.03a
3.51abcd
Rampai
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Bobot Buah per Tanaman, Bobot per Buah, Jumlah Buah per Tanaman, dan
Produktivitas
Bobot buah per tanaman genotipe F6004009-5-7-5-7 memiliki nilai berbeda
nyata lebih tinggi daripada 3 varietas pembanding, sedangkan genotipe lainnya
memiliki bobot buah per tanaman yang tidak berbeda nyata dengan varietas Intan,
Ratna, dan Rampai, kecuali genotipe F6004001-8-16-14-1, F6004001-8-16-14-7,
dan F9001022-2-1-5-11 yang memiliki bobot buah per tanaman yang berbeda
nyata lebih rendah daripada 3 varietas pembanding Intan, Ratna, dan Rampai.
Bobot buah rata-rata per tanaman berkisar 479.19–1 032.63 g. Bobot buah per
tanaman diperoleh dengan menjumlahkan hasil panen pertama hingga panen

18
terakhir. Bobot per buah genotipe F6005001-4-1-12-5 memiliki nilai yang tidak
berbeda nyata dengan varietas pembanding Ratna.
Bobot rata-rata per buah tiap genotipe berkisar 5.67–49.92 g. Genotipe
F6005001-4-1-12-5 memiliki nilai rataan bobot per buah paling tinggi (49.92 g)
tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Intan, Ratna dan genotipe
F6005001-4-1-12-3, T-64 dan T-78.
Tabel 10 menunjukkan bahwa produktivitas seluruh genotipe yang diuji
memiliki nilai rataan produktivitas yang beragam. Adanya perbedaan hasil
diantara genotipe terjadi karena tanggap tanaman terhadap variasi lingkungan
yang beragam dari tanaman yang satu dengan yang lainnya. (Purwati 2009). Nilai
produktivitas berkisar antara 12.78–27.54 ton ha-1. Nilai rataan produktivitas
tertinggi dicapai oleh genotipe F6004009-5-7-5-7 (27.54 ton ha-1), tetapi tidak
berbeda nyata dengan varietas pembanding Ratna, Rampai dan hampir seluruh
genotipe yang diuji, kecuali genotipe F6004001-8-16-14-1 yang memiliki nilai
rataan produktivitas paling rendah (12.78 ton ha-1) tetapi tidak berbeda nyata
dengan varietas pembanding Intan dan genotipe F6004001-8-16-14-7, dan
F9001022-2-1-5-11.

Tabel 10 Nilai tengah bobot buah per tanaman, bobot per buah, dan jumlah buah
per tanaman 12 genotipe tomat dan varietas pembanding
Bobot buah
Jumlah
Bobot per
Produktivitas
Genotipe
per tanaman
buah per
buah (g)
(ton ha-1)
(g)
tanaman
692.22ab
10.84cd
64bc
18.46ab
F6003008-1-12-10-10
690.36ab
9.05d
76ab
18.41ab
F6003008-1-12-16-2
479.19b
7.13d
67bc
12.78b
F6004001-8-16-14-1
570.06b
8.98d
65bc
15.20b
F6004001-8-16-14-7
1,032.63a
30.06abcd
35cd
27.54a
F6004009-5-7-5-7
807.48ab
12.83bcd
64bc
21.53ab
F6004009-5-7-10-10
732.38ab
14.83bcd
52bcd
19.53ab
F6004009-6-4-10-9
682.92ab
38.05abc
18d
18.21ab
F6005001-4-1-12-3
705.79ab
49.92a
15d
18.82ab
F6005001-4-1-12-5
570.71b
28.43abcd
21d
15.22b
F9001022-2-1-5-11
776.27ab
33.38abcd
23d
20.70ab
T-64
708.86ab
33.61abcd
21d
18.90ab
T-78
563.94ab
41.40ab
12d
13.05b
Intan
666.85ab
47.53a
19d
17.78ab
Ratna
640.85ab
5.67d
115a
17.09ab
Rampai
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

19
Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar
karakter yang diamati. Tanda positif atau negatif pada nilai koefisien korelasi
menunjukkan arah perubahan pada satu karakter terhadap perubahan yang lainnya.
Hasil pengujian analisis korelasi (Tabel 11) menunjukkan karakter tinggi tanaman
berkorelasi positif sangat nyata terhadap umur panen. Artinya, pertambahan tinggi
tanaman akan diikuti dengan pertambahan umur panen tanaman tomat. Karakter
lebar daun berkorelasi positif terhadap karakter panjang daun, hal ini berarti
semakin panjang daun maka lebar daun akan semakin panjang pula. Umur panen
berkorelasi positif sangat nyata terhadap ukuran buah. Artinya, semakin rendah
umur berbunga maka semakin kecil ukuran buah tomat. Buah yang berukuran
kecil cenderung lebih cepat panen dibandingkan dengan buah yang berukuran
besar.

Tabel 11 Korelasi linear antar karakter kuantitatif 12 genotipe tomat dan varietas
pembanding

PD
LD
PB
DB
JB
TDB
KB
PTT
UP
BB
BPT

TT
0.637**
0.613**
0.453**
0.298*
-0.354**
0.428**
-0.412**
0.360*
0.566**
0.406*
0.109tn

PD

LD

PB

DB

JB

TDB

0.921**
0.835**
0.743**
-0.763**
0.914**
-0.655**
0.611**
0.851**
0.726**
0.174tn

0.888**
0.733**
-0.749**
0.899**
-0.740**
0.693**
0.907**
0.781**
0.159tn

0.884**
-0.846**
0.915**
-0.700**
0.615**
0.846**
0.867**
0.157tn

-0.818**
0.821**
-0.569**
0.354*
0.733**
0.826**
0.135tn

-0.844**
0.612**
-0.438**
-0.747**
-0.796**
0.106tn

-0.704**
0.649**
0.821**
0.812**
0.190tn

KB

PTT

UP

BB

-0.609**
-0.568** 0.632**
-0.574** 0.482** 0.773**
-0.319* 0.060tn -0.103tn 0.021tn

Keterangan : *=berkorelasi nyata **=berkorelasi sangat nyata TT=tinggi tanaman PD=panjang
daun, LD=lebar daun, PB=panjang buah, DB=diameter bu