Daya antiinflamasi jus tomat [Solanum lycopersicum L.] pada mencit putih jantan.
xvii
INTISARI
Antioksidan sebagai agen protektif berperan penting mengurangi terjadinya kerusakan akibat aktivitas oksigen reaktif penyebab kerusakan molekul dari lipid, dan protein yang memicu inflamasi. Antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, polifenol dan karotenoid banyak terdapat dalam makanan, termasuk buah-buahan dan sayuran. Likopen salah satu senyawa karotenoid yang terdapat dalam buah tomat sebagai antioksidan berperan penting dalam pencegahan inflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan besarnya khasiat jus tomat sebagai antiinflamasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode uji yang digunakan adalah metode induksi udema pada telapak kaki belakang dengan menggunakan karagenin 1% sebagai senyawa penginduksi, mengacu pada metode Langford et al, 1972 dengan modifikasi. 35 ekor mencit dikelompokkan secara acak dalam 7 kelompok. Kelompok I-III merupakan kelompok kontrol, sedangkan kelompok IV-VII merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian jus tomat secara oral dalam 4 peringkat dosis. Pemberian bahan uji dilakukan setelah hewan uji diinjeksi suspensi karagenin 1% subplantar. Data yang diperoleh berupa bobot udema kaki mencit, selanjutnya digunakan untuk mencari persentase daya antiinflamasinya. Distribusi data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan Anova satu jalan dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus tomat memberikan efek antiinflamasi. Besar kecilnya efek antiinflamasi dinyatakan dengan daya antiinflamasi, dimana jus tomat dosis 1,875 g/kgBB; 3,75 g/kgBB; 7,5 g/kgBB; dan 15 g/kgBB mempunyai daya antiinlamasi berturut-turut 11,81 %; 22,25%; 33,89%; dan 40,98%.
Kata kunci : buah tomat, likopen, antiinflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
xviii
ABSTRACT
Antioxidant is as an important protecting agent against inflammation caused by oxygent reactive species. Antioxidant like vitamin E, vitamin C, polyfenol and carotenoids are contained mostly in food such as vegetables and fruits. Lycopene in tomato fruit is one of the important antioxidant against inflammation. The objectives of this research are to know the ability of tomato juice (Solanum lycopersicum L.) as anti inflammation agent and to know how big its ability to reduce weight of mice paw.
This research was a pure experimental with one way completely randomized design, using foot sole’s oedema induction method on experimental subject 1% carragenin by sub plantar, according to Langford et al, 1972 with modification. Thirtty five white male mice were randomly divide in 7 groups. Group I – III were control groups, and group IV – VII were treatment groups with tomato juice that given in 4 various dosage. The tomato juice was given after the treatment groups was injected by sub plantar injection of carragenin 1%. Data obtained was data of weight of mice paw used to calculate the percentage of anti inflammation effect according to Langford methods. Distribution of data was analyzed statitically by Kolmogorov-Smirnov, continued with one way ANOVA (p=0,05) and Scheffe test.
The result shows that tomato juice had anti inflammation effect. The percentage of anti inflammatory effect of treatment tomato juice in dosage 1,875 g/kgBW; 3,75 g/kgBW; 7,5 g/kgBW; and 15 g/kgBW is 11,81%; 22,25%; 33,89%; and 40,98%.
Key word : tomato fruit, lycopene, anti inflammation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
DAYA ANTIINFLAMASI JUS TOMAT ( Solanum
lycopersicum L. ) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Benediktus Supriyadi Nugroho
NIM : 028114039
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
iv
Bila kenangan adalah sebuah pulau dalam waktu lalu,
Bila setiap menit dan detik begitu berharga,
‘kan ku jadikan kenangan di masa depan
sebagai pulau-pulau dalam waktu lalu ku.
Skripsi ini kupersembahkan bagi:
Almarhum Bapak,
yang kurindukan
Ibu
tercinta,
Mas dan Mbakku
tersayang,
Seseorang
yang mengisi hatiku
Dan Almamaterku…………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
vi
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Daya Antiinflamasi Jus Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Mencit Putih Jantan” ini telah dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi.
Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Yosef Wijoyo M.Si., Apt selaku dosen pembimbing dan dosen penguji, atas segala bantuan, bimbingan, nasehat dan waktu yang telah diberikan.
2. Bapak Drs. Mulyono, Apt, selaku dosen penguji, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan.
3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati M.Kes., selaku dosen penguji, atas segala bentuan dan bimbingan yang telah diberikan.
4. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Univeritas Sanata Dharma.
5. Direktur PT.IFARS yang telah bersedia memberikan sumbangan serbuk diklofenak-Na sebagai bahan baku pembanding.
6. Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Heru, Mas Sigit, Mas Andre, atas bantuannya di laboratorium selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
vii
7. Teman-teman kelas A’2002 atas pertemanan, suka dan duka selama ini. 8. Teman-teman kelompok praktikum B atas kebersamaan yang tak
terlupakan.
9. Semua teman angkatan’02 terima kasih atas kebersamaannya
10.Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang juga telah membantu selama penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan melimpahkan karunia-Nya, atas segala kebaikan dan jasa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati menerima segala masukan , kritik dan saran demi kemajuan di masa yang akan datang
Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan ilmu pengetahuan serta bagi masyarakat luas.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..…. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN....……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v
PRAKATA……… vi
DAFTAR ISI………. viii
DAFTAR TABEL………. xii
DAFTAR GAMBAR………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN………..…... xv
INTISARI……….. xvii
ABSTRACT……… xiii
BABI. PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Permasalahan Penelitian ... 3
2. Keaslian Penelitian ... 3
3. Manfaat Penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ... 6
A. Obat Tradisional ... 6
B. Tanaman Tomat ... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
ix
1. Klasifikasi Umum ... 6
2. Nama ... 6
3. Morfologi ... 7
4. Kandungan Kimia ... 8
5. Khasiat dan Kegunaan ... 8
C. Radikal Bebas dan Antioksidan ... 8
D. Likopen ... 10
1. Sifat Fisik dan Kimiawi ... 10
2. Metabolisme ... 11
3. Sumber ... 12
4. Dosis yang Dianjurkan dan Efek Samping ... 12
E. Inflamasi ... 13
1. Definisi ... 13
2. Gejala ... 14
3. Mekanisme ... 16
F. Obat Antiinflamasi ... 21
G. Natrium Diklofenak ... 22
H. Metode Uji Daya Antiinflamasi ... 23
I. Landasan Teori ... 28
J. Hipotesis ... 29
BAB III. Metode Penelitian ... 30
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
x
B. Variabel Penelitian ... 30
1. Variabel utama ... 30
2. Variabel Pengganggu ... 31
C. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian ... 31
D. Tata Cara Penelitian ... 33
1. Determinasi Tanaman Tomat ... 33
2. Pengumpulan Bahan ... 33 3. Pembuatan Jus Tomat ... 33
4. Penyiapan Hewan Uji ... 33
5. Pembuatan suspensi karagenin 1% ... 34
6. Penentuan dosis ... 34
a. Penentuan dosis karagenin 1% ... 34
b. Penentuan dosis natrium diklofenak ... 34
c. Penentuan dosis jus tomat ... 35
7. Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki mencit Setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar ... 36
8. Uji pendahuluan dosis efektif natrium diklofenak ... 36
9. Uji pendahuluan waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif ... 36
10.Uji pendahuluan waktu pemberian jus tomat ... 37
11.Perlakuan hewan uji ... 37
12.Perhitungan daya antiinflamasi ... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
xi
E. Analisis Hasil ... 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Determinasi ... 41
B. Uji Pendahuluan ... 42
1. Waktu pemotongan kaki mencit ... 42
2. Penetapan dosis efektif natrium diklofenak ... 45
3. Waktu pemberian larutan natrium diklofenak dengan dosis efektif ... 48
4. Waktu pemberian jus tomat ... 52
C. Hasil Uji Daya Antiinflamasi ... 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
BIOGRAFI PENULIS ... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rangkuman hasil Anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan waktu pemotongan kaki setelah diinjeksi karagenin 1%
subplantar ………... 43 Tabel II. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan
setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar pada tentang waktu
tertentu beserta hasil uji Scheffe ... 44 Tabel III. Rangkuman hasil Anova satu arah dengan taraf kepercayaan
95% data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan akibat pemberian natrium diklofenak dalam
3 peringkat dosis ... 46 Tabel IV. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan
akibat pemberian natrium diklofenak dalam 3 peringkat dosis
beserta hasil uji Scheffe ... 47 Tabel V. Rangkuman hasil Anova satu arah dengan taraf kepercayaan
95% data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif
(4,48 mg/kgBB) dalam rentang waktu tertentu ... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xiii
Tabel VI. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan akibat pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif (4,48 mg/kgBB) dalam rentang waktu tertentu beserta
hasil uji Scheffe ... 50 Tabel VII. Rangkuman hasil Anova satu arah dengan taraf kepercayaan
95% data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan pemberian jus tomat dalam rentang waktu tertentu
beserta hasil uji Scheffe ... 54 Tabel VIII. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada uji
pendahuluan akibat pemberian jus tomat dalam rentang
waktu tertentu beserta hasil uji Scheffe ... 55 Tabel IX. Rangkuman hasil anava satu arah, dengan taraf kepercayaan
95%, persentase daya antiinflamasi kelompok perlakuan
beserta kontrol ... 61 Tabel X . Rangkuman hasil uji Scheffe mengenai % daya antiinflamasi
kelompok perlakuan disertai kontrol ... 62 Tabel XI. Rata-rata persen (%) daya antiinflamasi dan rata-rata
persen (%) potensi relatif daya antiinfalmasi kelompok
perlakuan dibandingkan natrium diklofenak ... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kimia Likopen ... 10 Gambar 2. Patogenesis dan gejala peradangan ... 16 Gambar 3. Diagram mediator-mediator inflamasi yang berasal
dari fosfolipida beserta aksinya, serta titik tangkap
kerja obat anti-inflamasi ... 20 Gambar 4. Grafik mean bobot udema kaki mencit pada uji
pendahuluan setelah diinjeksi karagenin 1% pada
rentang waktu tertentu ... 45 Gambar 5. Histogram mean bobot udema kaki menit pada
uji pendahuluan akibat pemberian diklofenak-Na
dalam 3 peringkat dosis ... 48 Gambar 6. Grafik mean bobot udema kaki mencit pada
uji pendahuluan akibat pemberian dosis efektif
diklofenak-Na pada rentang waktu tertentu ... 51 Gambar 7. Grafik mean bobot udema kaki mencit setelah pemberian jus
tomat pada selang waktu tertentu terhadap diklofenak-Na ... 53 Gambar 8. Diagram batang mean bobot udema kaki mencit pada uji
perlakuan akibat pemberian jus tomat dalam 5 peringkat
dosis beserta kontrol ... 59 Gambar 9. Diagram batang % daya antiinflamasi kelompok perlakuan disertai
kontrol ... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman tomat ... 71
Lampiran 2. Sertifikasi analisis diklofenak-Na ... 72
Lampiran 3. Foto tanaman tomat ... 73
Lampiran 4. Foto jus tomat ... 73
Lampiran 5. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan setelah diinjeksi karagenin 1% pada rentang waktu tertentu ... 74
Lampiran 6. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan akibat pemberian natrium diklofenak pada 3 peringkat dosis ... 75
Lampiran 7. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan akibat pemberian natrium diklofenak 4,48 mg/kgBB pada rentang waktu tertentu ... 76
Lampiran 8. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan pemberian jus tomat dosis (7,5 g/kgBB) dalam rentang waktu tertentu ... 77
Lampiran 9. Data bobot udema kaki kaki mencit dan % daya antiinflamasi hasil uji daya antiinflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan ... 78
Lampiran 10. Tabel persen (%) daya antiinflamasi dan potensi relatif ... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
xvi
Lampiran 11. Contoh cara perhitungan (%) daya antiinflamasi dan
potensi relatif ... 80 Lampiran 12. Skema kerja uji efek antinflamasi ... 81 Lampiran 13. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemotongan
kaki setelah injeksi subplantar karagenin 1% ... 82 Lampiran 14. Hasil analisis statistik data orientasi penetapan
dosis efektif diklofenak-Na ... 84 Lampiran 15. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemberian
dilofenak-Na pada dosis efektif ... 86 Lampiran 16. Hasil analisis statistik data orientasi waktu
pemberian jus tomat ... 88 Lampiran 17. Hasil analisis statistik data (%) daya antiinflamasi
kelompok perlakuan beserta kontrol ... 90 Lampiran 18. Perhitungan penetapan peringkat dosis jus tomat
pada kelompok perlakuan ... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
xvii
INTISARI
Antioksidan sebagai agen protektif berperan penting mengurangi terjadinya kerusakan akibat aktivitas oksigen reaktif penyebab kerusakan molekul dari lipid, dan protein yang memicu inflamasi. Antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, polifenol dan karotenoid banyak terdapat dalam makanan, termasuk buah-buahan dan sayuran. Likopen salah satu senyawa karotenoid yang terdapat dalam buah tomat sebagai antioksidan berperan penting dalam pencegahan inflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan besarnya khasiat jus tomat sebagai antiinflamasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode uji yang digunakan adalah metode induksi udema pada telapak kaki belakang dengan menggunakan karagenin 1% sebagai senyawa penginduksi, mengacu pada metode Langford et al, 1972 dengan modifikasi. 35 ekor mencit dikelompokkan secara acak dalam 7 kelompok. Kelompok I-III merupakan kelompok kontrol, sedangkan kelompok IV-VII merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian jus tomat secara oral dalam 4 peringkat dosis. Pemberian bahan uji dilakukan setelah hewan uji diinjeksi suspensi karagenin 1% subplantar. Data yang diperoleh berupa bobot udema kaki mencit, selanjutnya digunakan untuk mencari persentase daya antiinflamasinya. Distribusi data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan Anova satu jalan dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus tomat memberikan efek antiinflamasi. Besar kecilnya efek antiinflamasi dinyatakan dengan daya antiinflamasi, dimana jus tomat dosis 1,875 g/kgBB; 3,75 g/kgBB; 7,5 g/kgBB; dan 15 g/kgBB mempunyai daya antiinlamasi berturut-turut 11,81 %; 22,25%; 33,89%; dan 40,98%.
Kata kunci : buah tomat, likopen, antiinflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
xviii
ABSTRACT
Antioxidant is as an important protecting agent against inflammation caused by oxygent reactive species. Antioxidant like vitamin E, vitamin C, polyfenol and carotenoids are contained mostly in food such as vegetables and fruits. Lycopene in tomato fruit is one of the important antioxidant against inflammation. The objectives of this research are to know the ability of tomato juice (Solanum lycopersicum L.) as anti inflammation agent and to know how big its ability to reduce weight of mice paw.
This research was a pure experimental with one way completely randomized design, using foot sole’s oedema induction method on experimental subject 1% carragenin by sub plantar, according to Langford et al, 1972 with modification. Thirtty five white male mice were randomly divide in 7 groups. Group I – III were control groups, and group IV – VII were treatment groups with tomato juice that given in 4 various dosage. The tomato juice was given after the treatment groups was injected by sub plantar injection of carragenin 1%. Data obtained was data of weight of mice paw used to calculate the percentage of anti inflammation effect according to Langford methods. Distribution of data was analyzed statitically by Kolmogorov-Smirnov, continued with one way ANOVA (p=0,05) and Scheffe test.
The result shows that tomato juice had anti inflammation effect. The percentage of anti inflammatory effect of treatment tomato juice in dosage 1,875 g/kgBW; 3,75 g/kgBW; 7,5 g/kgBW; and 15 g/kgBW is 11,81%; 22,25%; 33,89%; and 40,98%.
Key word : tomato fruit, lycopene, anti inflammation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang
Inflamasi merupakan suatu mekanisme proteksi tubuh terhadap gangguan dari luar atau infeksi (Wibowo dan Gofir, 1998). Walaupun bukan penyakit, inflamasi harus dikendalikan, sebab keluarnya mediator-mediator yang menyertai proses inflamasi dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang serius. Kerusakan sel yang menyertai peradangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari leukosit melalui kerja atas membran sel, kemudian asam arakhidonat dilepaskan dari senyawa prekursor oleh fosfolipase. Dalam metabolisme asam arakhidonat, dilepaskan leukotrien yang mempunyai efek kemotaktik kuat atas eosinofil, neutrofil, dan makrofag. Perangsangan membran neutrofil menghasilkan radikal bebas oksigen. Anion superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekular, yang bisa merangsang produksi molekul reaktif lain seperti hidrogen peroksida dan gugus hidroksil. Interaksi senyawa ini dengan asam arakhidonat menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik, sehingga mengekalkan proses peradangan (Martin, 1995). Dengan demikian, inflamasi dipandang merugikan sehingga diperlukan obat untuk mengendalikan inflamasi.
Saat ini banyak beredar obat-obat antiinflamasi modern, namun pada kenyataannya penggunaan obat modern tersebut menimbulkan dampak sampingan yang luas, terutamanya pada saluran pencernaan, sehingga masyarakat beralih menggunakan obat tradisional. Dimana, selain harganya relatif lebih murah, bahan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
2
baku obat tradisional lebih mudah didapatkan dan masyarakat meyakini bahwa obat tradisional lebih aman daripada obat modern.
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah tomat. Penggunaan tomat telah lama populer di kalangan masyarakat, baik digunakan sebagai campuran sayuran, atau dikonsumsi sebagai buah segar. Kandungan spesifik utama yang dimiliki tomat adalah likopen. Likopen termasuk dalam kelompok karotenoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan agen protektif yang mampu menginaktivasi radikal bebas yang berperan penting mengurangi terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh inflamasi. Selain dalam bentuk tomat segar, likopen juga dapat diperoleh dalam produk olahan tomat.
Produk olahan tomat, selain mengubah rasa dan bentuk juga dapat menambah khasiat yang dimiliki tomat. Berbagai cara pengolahan baik dengan pemanasan maupun mekanik, misalnya dengan perubahan ukuran partikel (jus tomat), akan memecah dinding sel sehingga melemahkan ikatan antara likopen dan matriks jaringan, dengan demikian likopen menjadi bagian yang lebih mudah diabsorbsi tubuh (Asroruddin, 2004).
Ketertarikan akan likopen meningkat pesat berkenaan dengan banyak dipublikasikannya studi epidemiologi terkait dengan likopen (Clinton, 1998). Likopen merupakan senyawa karotenoid utama yang terdapat dalam tomat (Khachik et al, 2002). Tomat atau produknya, banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain : protein, lemak, zat besi, dan likopen (psikaroten). Likopen adalah senyawa karotenoid yang tidak memiliki aktivitas provitamin-A. Likopen dalam produk olahan dan dalam produk masakan tomat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
3
memiliki bioavaiabilitas lebih tinggi daripada tomat segar (Agarwal dan Rao, 2000). Likopen adalah senyawa antioksidan. Berdasarkan berbagai penelitian, konsumsi tomat dan produk olahan tomat yang mengandung likopen menggunakan kultur sel, hewan, dan penyelidikan epidemiologik menunjukkan dapat mengurangi resiko penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit kardiovaskuler (Anonim, 2002). Likopen mempunyai kemampuan mengikat oksigen tunggal dua kali lebih tinggi daripada β-karoten dan 10 kali lebih kuat daripada α-tokoferol (Anonim, 2004). Dengan demikian, likopen mampu mencegah terbentuknya prostaglandin dan menetralkan radang dan nyeri, maka kerusakan jaringan berlebihan dapat dikurangi (Tjay dan Rahardja, 2002).
Atas dasar uraian tersebut, peneliti tertarik untuk membuktikan kebenaran khasiat jus tomat sebagai antiinflamasi. Sehingga diperoleh informasi yang dapat mendasari penelitian-penelitian selanjutnya tentang obat antiinflamasi.
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan yang muncul dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. apakah jus tomat mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi ? b. berapakah besarnya daya antiinflamasi jus tomat ?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka penelitian yang telah penulis lakukan, penelitian tentang daya antiinflamasi jus tomat (Solanum lycopersicum L.) pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
4
mencit jantan belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan antara lain:
a. Kombinasi Sari Wortel (Daucus Carota, L) dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum, L) Sebagai Hepatoprotektor Mencit Terinduksi Parasetamol (Febriyana, 2005)
Hasilnya bahwa kombinasi sari wortel dan tomat mempunyai efek hepatoprotektif terhadap mencit jantan terinduksi parasetamol dengan dosis 0,33 mg/kgBB. Efek hepatoprotektif dibuktikan dengan menurunnya nilai GPT – serum dan derajat kerusakan sel hati mencit akibat hepatotoksisitas dari parasetamol. Efek hepatoprotektif kombinasi sari wortel dan tomat perbandingan 1:1/4, 1:1/2, 1:1, 1:2, dan 1:4 berturut-turut sebesar 32%, 40%, 64%, 52% dan 56%. Kombinasi sari wortel dan tomat perbandingan 1:1 merupakan kombinasi yang paling baik sebagai hepatoprotektif terhadap mencit terinduksi parasetamol.
b. Daya Antiinflamasi Kombinasi Jus Wortel (Daucus Carota, L) Dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum, L) Pada Mencit Jantan (Inaktia, 2005)
Hasilnya bahwa kombinasi jus wortel dan tomat memiliki daya anti-inflamasi dan persentase daya anti-anti-inflamasi pada perbandingan 1 : 1/4 , 1 : ½, dan 1 : 1 masing-masing sebesar 51,75 %; 62,35 %; dan 73,69 %. Potensi daya anti-inflamasinya berturut-turut adalah 85,88 %; 103,50 %; dan 122,24 %. Kombinasi jus wortel dan tomat perbandingan 1:1 merupakan kombinasi yang paling baik karena memiliki daya anti-inflamasi yang paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
5
c. Efek Analgesik Jus Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Mencit Putih Betina (Sidharta, 2006)
Hasilnya bahwa jus tomat mempunyai efek analgesik. Hal ini terbukti dengan kemampuan jus tomat untuk mengurangi nyeri akibat rangsang kimia. Persen proteksi geliat dosis 1 g/kgBB, 2 g/kgBB, 4 g/kgBB, 8 g/kgBB, dan 16 g/kgBB berturut–turut adalah 26,7% ; 37,18% ; 47,34% ; 65,45 % dan 56,55 %.
3. Manfaat Penelitian
Dari penelitian tentang daya antiinflamasi jus tomat ini diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
a. Secara teoritis : untuk menambah informasi kefarmasian terutama mengenai khasiat buah tomat.
b. Secara praktis : penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat dalam mengkonsumsi obat tradisional khususnya penggunaan jus tomat dalam menyembuhkan inflamasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai bahan alam yang berkhasiat antiinflamasi.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui kebenaran khasiat jus tomat sebagai antiinflamasi. b. Mengetahui besarnya daya antiinflamasi jus tomat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Tradisional
Teknologi yang semakin canggih dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang ternyata tidak mampu begitu saja menggeser arti dan peran pengobatan tradisional. Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, obat tradisional didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).
B. Tanaman Tomat
1. Klasisfikasi umum
Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum L. (Van Steenis, 1992) 2. Nama
a. Sinonim
Lycopersicum esculentum Mill.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
7
Lycopersicon lycopersicum L. a. Nama daerah
Sumatera : terong kaluwat, reteng, cung asam. Jawa : kemir, leunca komir (Sunda), ranti bali, ranti endel, ranti kenong, rante, rante raja, terong sabrang, tomat (Jawa). Sulawesi : kamantes, samate, samatet, samante, temantes, komantes, antes, tamato, tamati, tomate.
b. Nama asing
Fan ie, xi hong shi (China), tomaat (Belanda), tomate (Jerman), pomme d’amour, tomate (Perancis), love apple, tomato (Inggris).
c. Nama simplisia
Lycopersici esculenti Fructus (buah tomat). (Dalimartha, 2003)
3. Morfologi
Terna setahun, tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5– 2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijaukeputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bundar telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian daun besar, tepinya bergerigi, panjang 10 – 40 cm, warnanya hijau muda (Dalimartha, 2003). Bunga majemuk terdiri dari 4 sampai 14 bunga, letak bunga di antara buku, pada ruas, menggantung (Pracaya, 1998), bunga berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis, licin mengkilap, beragam bentuk, warnanya kuning atau merah (Dalimartha,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
8
2003). Biji tomat berukuran kecil, lebar 2 – 4 mm, panjang 3 – 5 mm, bentuknya seperti ginjal, ringan, berbulu (Pracaya, 1998)
3. Kandungan Kimia
Tomat mengandung alkaloid solanin, saponin, asam folat, bioflavonoid, tomaton, mineral (Ca, Mg, S), vitamin (B1, C, E), gula (Dalimartha, 2003), protein, lemak, beta karoten 0,3 – 0,52 mg/g, lutein rata-rata 100 g buah tomat mengandung 3-5 mg likopen (Asroruddin, 2004).
4. Khasiat dan kegunaan
Buah tomat berkhasiat sebagai antiseptik, laksatif, mengatasi gangguan pencernaan, radang saluran nafas, dan usus buntu. Tomatin dapat berkhasiat antiradang dan menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Likopen dapat mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung (Dalimartha, 2003).
C. Radikal bebas dan Antioksidan
Radikal bebas adalah senyawa, atom, atau ion dengan struktur kimia yang terdiri dari elektron tak berpasangan atau ganjil. Elektron yang tidak memiliki pasangan ini bersifat sangat reaktif, karena selalu berusaha untuk mencari pasangan elektron lainnya agar menjadi bentuk yang stabil (Fessenden and Fessenden, 1997). Pencarian pasangan elektron ganjil lainnya oleh radikal bebas dalam tubuh, dapat terjadi dengan cara menarik elektron yang berasal dari struktur sel-sel tubuh. Akibatnya dapat menyebabkan kerusakan sel, kerusakan ini dapat menjadi degenerasi atau bahkan mutasi (Anonim, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
9
Radikal bebas kebanyakan berasal dari reaksi redoks biokimiawi yang melibatkan O2 yang terjadi sebagian dari metabolisme sel normal namun dapat diinisiasi oleh pemaparan cahaya UV, polutan lingkungan, dan asap rokok (Diantini dan Safitri, 2001). Radikal bebas terpenting yang terdapat dalam tubuh adalah radikal derivat oksigen atau sering disebut sebagai Reactive Oxygen Species (ROS). Radikal-radikal tersebut berada dalam bentuk triplet (3O2), singlet (1O2), superoksida (O2.), radikal hidroksida (OH.), nitrit oksida (NO.), dll (Kurniani, 2001).
Proses perusakan organ tubuh oleh radikal bebas dapat dihambat dengan jalan memberikan antioksidan (Tjay dan Rahardja, 2002). Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghambat oksidasi, atau juga disebut dengan inhibitor radikal bebas (Fessenden dan Fessenden, 1997). Ketika suatu radikal bebas mendapatkan pasangan elektronnya yang berasal dari suatu antioksidan, maka radikal bebas tersebut tidak perlu mencari dan berikatan dengan sel–sel dalam tubuh.
Secara nyata, setelah antioksidan mendapatkan sebuah elektron dari suatu radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru. Tapi pada keadaan ini, radikal bebas hasil pengikatan dengan antioksidan tidak bersifat reaktif, karena antioksidan mampu mengubah elektron tersebut ke energi yang lebih rendah (Anonim, 2004). Antioksidan yang terpenting antara lain : vitamin A, vitamin E, vitamin C, likopen, katalase, superoxide-dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) serta asam lipogen (Tjay dan Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
10
D. Likopen
Likopen merupakan pigmen yang disintesis oleh tanaman dan mikroorganisme, yang memberikan warna merah kekuningan pada buah dan sayuran, dan termasuk dalam kelompok karotenoid (Asroruddin, 2004). Seperti golongan karotenoid lain, likopen memiliki bioavailabilitas yang tergantung pada sumber makanan asupan, ukuran partikel, dan lokasi karotenoid dalam kloroplast (Russell dan Sergio, 1999).
CH3 CH3 CH3
CH3 CH3 CH3
H3C
CH3
CH3
CH3
Gambar 1. Struktur Kimia Likopen (Anonim, 2001)
1. Sifat fisik dan kimiawi
Likopen mempunyai rumus molekul C40H56 dan titik cair 1720C – 1750C. bentuk kristal seperti jarum, panjang, dalam bentuk tepung berwarna kecoklatan. Larut dalam kloroform, benzena, heksena, dan pelarut organik lainnya dan bersifat hidrofobik kuat. Dapat mengalami degradasi melalui proses isomerisasi dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan dan asam. Likopen merupakan suatu hidrokarbon polien dengan rantai asiklik terbuka tak jenuh, mempunyai 13 ikatan rangkap, 11 diantaranya ikatan rangkap konjugasi yang tersusun linier dan tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
11
aktivitas provitamin A. Di alam, dalam bentuk all-trans yang secara termodinamika merupakan bentuk yang stabil. Dengan pengaruh cahaya dan pemanasan bentuk all-trans dapat berubah menjadi isomer mono atau poli cis (Thomas, Amy, dan John,1998).
Dalam serum dan jaringan manusia lebih dari 50% berada dalam isomer cis (Thomas W., et al, 1998). Secara umum isomer cis bersifat lebih polar, mempunyai kecenderungan yang lebih rendah untuk menjadi kristal, lebih larut dalam minyak dan pelarut hidrokarbon, lebih mudah masuk ke dalam sel serta bersifat kurang stabil dibanding isomer trans. Likopen dengan strukturnya yang khas menunjukkan sifat yang unik sebagai antioksidan, berupa kemampuan mengikat oksigen tunggal dan menangkap peroksida. Kemampuan mengikat oksigen tunggal dua kali lebih tinggi daripada β-karoten dan 10 kali lebih kuat daripada α-tokoferol (Sudrajat dan Gunawan, 2003 cit Asroruddin, 2004).
2. Metabolisme
Bioavailabilitas likopen dipengaruhi oleh bentuk molekul, jumlah likopen dalam makanan, kandungan matriks bahan makanan, medium lemak atau minyak, efek serat makanan, dan interaksi dengan karotenoid lain. Metabolisme likopen terjadi bersamaan dengan metabolisme lemak. Di dalam duodenum setelah dicerna oleh lipase pankreas dan diemulsi garam empedu, bahan yang mengandung likopen masuk ke dalam mukosa sel usus melalui difusi pasif. Selanjutnya dibawa ke dalam aliran darah melalui sistem limfatik. Likopen didistribusikan ke jaringan terutama melalui Low Density Lipoprotein (LDL). Likopen paling banyak kandungannya pada beberapa jaringan antara lain testis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
12
kelenjar adrenal, hati dan prostate. Saat ini telah diidentifikasi dua metabolit likopen pada serum dan Air Susu Ibu (ASI) yang dikenal dengan 2,6-cyclolycopene-1, 5-diol tipe I dan II (Sudrajat dan Gunawan, 2003 cit Asroruddin, 2004).
3. Sumber
Beberapa produk olahan tomat termasuk saus, jus tomat dan saus pizza
adalah sumber utama likopen terbanyak yang dikonsumsi masyarakat USA. Jumlahnya mencapai 80 % dari total konsumsi masyarakat amerika (Smith, 2001).
Likopen paling banyak ditemukan dalam tomat. Kandungan likopen pada tomat tergantung jenis, kematangan, dan lingkungan dimana ia tumbuh. Selain pada tomat, likopen juga banyak ditemukan pada jambu biji merah, anggur merah, pepaya, wortel, ubi merah, apel, dan semangka. Produk olahan tomat seperti jus, kecap, pasta, saus, dan sop, merupakan sumber likopen yang baik. Kadar likopen pada bahan makanan olahan lebih tinggi daripada bahan makanan segar sehingga dapat meningkatkan kadar likopen dalam darah. Sebenarnya kadar likopen dalam makanan tergantung olahan dan cara pengolahan baik secara mekanik maupun pemanasan akan memecah dinding sel yang kokoh sehingga melemahkan ikatan antara likopen dan matriks jaringan, dengan demikian likopen akan menjadi bagian yang lebih mudah diabsorbsi tubuh (Anonim, 2003 cit Asroruddin, 2004).
4. Dosis yang Dianjurkan dan Efek Samping
Sampai saat ini belum ada data resmi yang menyatakan jumlah likopen yang dianjurkan dalam sehari. Dari penelitian yang dilakukan oleh Agarwal dan Rao (1998) dilaporkan bahwa asupan likopen 40 mg/hari dapat menurunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
13
oksidasi Low Density Lipoprotein (LDL) secara bermakna dan menurunkan kanker sebesar 50%. Dari data lain didapatkan bahwa orang yang mengkonsumsi tomat dan olahannya setidaknya sepuluh kali dalam seminggu atau 6,5 mg likopen per hari, mempunyai resiko yang lebih rendah untuk menderita kanker. Menurut beberapa penelitian, tidak ada efek samping dari asupan likopen dan aman bagi manusia, terutama dari buah-buahan dan sayuran yang dimakan, sedangkan untuk untuk likopen dalam bentuk suplemen belum diketahui efek samping potensialnya (Agarwal dan Rao, 1998). Namun sejauh penelusuran yang dilakukan, dosis yang dianjurkan untuk mengurangi terjadinya peradangan belum diketahui.
E. Inflamasi 1. Definisi
Inflamasi merupakan suatu mekanisme protektif tubuh terhadap gangguan dari luar atau infeksi (Wibowo dan Gofir, 2001). Inflamasi adalah suatu usaha tubuh untuk menginaktifasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan (Mycek, Harvey, dan Champe, 2001). Inflamasi secara umum dibagi dalam 3 fase, yakni : inflamasi akut, respon imun, dan inflamsi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap cedera jaringan; hal tersebut terjadi melalui mekanisme pelepasan mediator kimia dan pada umumnya didahului respon imun (Katzung, 2001).
Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan diaktifkan untuk merespon organisme asing atau substansi antigenik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
14
yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut secara kronis. Akibat dari respon imun bagi hospes mungkin menguntungkan, sebab organisme penyerang difagositosis atau dinetralisir, sebaliknya akibat tersebut juga dapat merusak bila menjurus pada inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses cidera yang mendasarinya. Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respon akut seperti interleukin-1, 2, 3, Granulosyte Macrophage Colony Stimulating Factor (GM-CSF) serta interferon (Katzung, 2001).
2. Gejala
Lima ciri khas dari inflamasi, dikenal sebagai tanda-tanda utama inflamasi adalah kemerahan (rubor), panas meningkat (calor), pembengkakan (tumor), nyeri (dolor), serta gangguan fungsi (fungsio laesa). Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar akibat adanya pelepasan mediator kimia yakni histamin. Dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia
atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut (Price dan Wilson, 1992).
Calor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Panas merupakan suatu sifat reaksi peradangan pada permukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
15
badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 370C, yaitu suhu di dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas daripada sekelilingnya, sebab terdapat lebih banyak darah (pada suhu 370C) yang disalurkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang terkena daripada yang disalurkan ke daerah yang normal (Price &Wilson, 1992).
Tumor atau pembengkakan merupakan tahap kedua dari inflamasi yang timbul akibat pengiriman cairan serta sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan radang (Wilmana, 1995). Oleh karena kinin mendilatasi arteriol dan meningkatkan permeabilitas kapiler, maka plasma merembes ke dalam jaringan interstitial pada tempat cedera.
Dolor atau rasa sakit dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara, antara lain perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi lokal ion-ion tertentu, pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya yang dapat merangsang saraf. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa sakit (Price dan Wilson, 1992).
Functio laesa atau perubahan fungsi terjadi karena bagian yang bengkak dan nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal menyebabkan fungsi jaringan yang meradang menjadi terganggu (Price dan Wolson, 1992).
Peradangan juga ditandai dengan munculnya sifat-sifat yaitu vasodilatasi pembuluh darah lokal dengan akibat terjadinya aliran darah lokal yang berlebihan, kenaikan permeabilitas kapiler disertai dengan kebocoran banyak sekali cairan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
16
dalam ruang interstitial, pembengkakan cairan dalam ruang tersebut yang disebabkan oleh sejumlah kebocoran fibrinogen dan protein lainnya yang belebihan, dan pembengkakan sel. Bahan-bahan yang dihasilkan oleh jaringan yang menimbulkan reaksi ini, meliputi histamin, bradikinin, serotonin, dan prostaglandin. Bahan-bahan ini mengaktifkan sistem makrofag untuk merusak jaringan dan selanjutnya dapat melukai sel-sel jaringan yang masih hidup (Guyton, 1996).
noksius
Kerusakan sel
Pembebasan bahan mediator
Emigrasi leukosit Proliferasi
sel eksudasi Perangsangan
reseptor nyeri Gangguan
sirkulasi lokal
pemerahan panas Pembeng kakan
Gangguan fungsi
nyeri
Gambar 2. Patogenesis dan gejala peradangan (Mutschler, 1986)
3. Mekanisme
Kerusakan sel yang menyertai perdangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari leukosit melalui kerja atas membrane sel, kemudian asam arakhidonat dilepaskan dari senyawa precursor oleh fosfolipase (Mycek dkk, 2001). Enzim siklooksigenase merubah asam arakidonat menjadi prostaglandin dan tromboksan. Lipoksigenase ialah enzim yang merubah asam arakidonat menjadi leukotrien. Leukotrien mempunyai efek kemotaktik yang kuat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
17
eosinofil, neutrofil, dan makrofag dan mendorong terjadinya bronkokonstriksi dan perubahan permeabilitas vaskuler. Kinin dan histamin juga dikeluarkan di tempat kerusakan jaringan, sebagai unsur komplemen dan produk leukosit dan platelet lain. Stimulasi membran neutrofil menghasilkan free radicals derivat oksigen. Anion superoksid dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain yang reaktif, seperti hidrogen peroksid dan hydroxyl radicals. Interaksi substansi-substansi ini dengan asam arakidonat menyebabkan munculnya substansi kemotaktik, oleh karena itu melestarikan proses inflamasi (Wibowo dan Gofir, 2001).
Prostaglandin dan senyawa yang berkaitan (tromboksan, leukotrien,
asamhidroperoksieikosatetraenoat/HPETE dan asamhidroksieikosatetraenoat/HETE) diproduksi dalam jumlah kecil oleh semua
jaringan. Umumnya bekerja lokal pada jaringan tempat prostaglandin tersebut disintesis, dan cepat dimetabolisme menjadi produk inaktif pada tempat kerjanya. Karena itu, prostaglandin tidak bersikulasi dengan konsentrasi bermakna dalam darah (Mycek dkk, 2001)
Metabolisme asam arakhidonat berlangsung melalui salah satu dari dua jalur utama, yaitu sesuai dengan enzim yang mencetuskan reaksi:
1. jalur siklooksigenase (COX)
Mula-mula dibentuk suatu endoperiksida siklik prostaglandin G2 (PGG2), yang kemudian dikonversi menjadi prostaglandin H2 (PGH2) oleh peroksidase. PGH2 sendiri sangat tidak stabil, lalu membentuk prostasiklin (PGI2) dan tromboksan (TXA2), prostaglandin D2 (PGD2), prostaglandin E2 (PGE2),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
18
prostaglandin F2 (PGF2). Aspirin dan agen antiinflamasi non steroid (AINS) seperti indometasin menghambat siklooksigenase dan karena itu menghambat sintesis prostaglandin (Robbin dan Kumar, 1995).
Telah diteliti bahwa ada dua isoenzim siklooksigenase yaitu siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2). Di dalam tubuh COX-1 merupakan bentuk yang lebih dominan. Enzim COX-1 disebut juga sebagai enzim “constitutive” yang mengubah PGH2 menjadi beberapa jenis prostaglandin (PGE2, PGI2) dan tromboksan (TXA2) yang dibutuhkan dalam fungsi homeostatis. Enzim COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan, antara lain di ginjal dan saluran cerna. Enzim COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di jaringan, tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang dan dalam sel-sel imun, sel endotel pembuluh darah dan fibroblast sinovial, sangat mudah diinduksi oleh berbagai mekanisme, akan mengubah PGH2 manjadi PGE2 yang berperan dalam kejadian inflamasi, nyeri dan demam. Oleh karena itu, COX-2 dikenal sebagai enzim pertahanan. Tapi pada kenyataannya,, baik COX-1 dan COX-2 adalah isoenzim yag dapat diinduksi. Menurut perkiraan, penghambatan COX-2 lebih memberikan efek antiinflamasi terhadap obat antinflamasi non steroid (Lelo, 2002).
2. jalur lipoksigenase
Jalur ini merupakan jalan lain. Reaksi awal pada jalur ini ialah adanya tambahan gugus hdroperoksi pada posisi karbon 5-, 12-, 15- yang oleh enzim masing-masing membentuk lipoksigenase-5, lipoksigenase-12, lipoksigenase-15. Lipoksigenase-5 merupakan enzim utama neutrofil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
19
metabolit-metabolit hasil kerjanya berciri khas. Derivat 5-hidroperoksi asam arakhidonat yang disebut HPETE, sangat tidak stabil dan direduksi sebagai 5-HETE (yang bekerja kemotaksis untuk neutrofil) atau diubah menjadi golongan leukotrien. Leukotrien pertama yang dihasilkan dari 5-HPETE disebut leukotrien A4 (LTA4), kemudian oleh hidrolisis enzim membentuk leukotrien B4 (LTB4) atau leukotrien C4 (LTCa) dengan penambahan glutation. Leukotrien C4 diubah menjadi leukotrien D4 (LTD4) dan akhirnya menjadi leukotrien E4 (LTE4). Leukotrien B4 merupakan agen kemotaksis kuat dan menyebabkan agregasi neutrofil. Leukotrien C4 dan LTD4 menyebabkan vasokonstriksi, spasmus bronkus dan meningkatkan permeabilitas vaskular (Robbin, dan Kumar, 1995). Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakidonat dan titik tangkap kerja obat dapat dilihat pada gambar 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)
20 PGE2 (vasodilator; hyperalgesic) PGD2 (inhibits platelet aggregation; vasodilator)
PGF2α
(bronchoconstrictor; myometrial contraction) Phospholipid Glucocorticoids (induce lipocortin)
Arachidonate Lyso-glyceril-phosphorylcholine
Cyclic endoperoxides
Phospholipase A2
PAF Antagonists Cyclo-oxygenase NSAIDs PAF (vasodilator; increases vascular permeability; bronchoconstrictor; chemotaxin) 5-HPETE LTA4 5-Lipoxygenase 5-Lipoxygenase inhibitors (e.g. zileutin) TXA2 Antagonists TXA2 (thrombotic; vasoconstrictor) TXA2 synthase inhibitors PGI2 (vasodilator; hyperalgesic; stops platelet aggregation) LTB4 Glucocorticoids inhibit induction Lipoxins
A andB
12-HETE (chemotaxin) 12-Lipoxygenase 15-Lipoxygenase LTC4 LTD4 LTE4 (bronchoconstrictors; increase vascular permeability) Leukotriene receptor antagonists, e.g. zafirukast, montelukast PG antagonists
Gambar 3. Diagram mediator-mediator inflamasi yang berasal dari fosfolipida beserta aksinya, serta titik tangkap kerja obat anti-inflamasi (Rang, Dale, Ritter dan Moore, 2003)
Keterangan:
PG = prostaglandin PGI2 = prostasiklin TX = troboksan LT = leukotrien
HETE = hydroxyeicosatetraenoic acid
HPETE = hydroperoxyeicosatetraenoic acid
PAF = platelet-activating factor
NSAIDs = Non-Steroidal Anti-inflammatory Drugs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
21
F. Obat Antiinflamasi
Obat antiinflamasi secara umum dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan steroid dan golongan non steroid (AINS). Golongan steroid bekerja dengan menghambat pembentukkan asam arakidonat dari fosfolipida oleh enzim fosfolipase, sehingga pembentukkan prostaglandin dan leukotrien tidak terjadi, obat antiinflamasi golongan non steroid menghambat sintesis prostaglandin di mana kedua jenis siklooksigenase (COX) dihambat (Tjay dan Rahardja, 2002). Sediaan AINS mempunyai struktur kimia yang heterogen dan berbeda di dalam farmakodinamiknya. Oleh karena itu berbagai cara telah diterapkan untuk mengelompokkan AINS, apakah menurut struktur kimianya, tingkat keasaman, atau ketersediaan awal (pro-drug atau bukan). Meskipun secara umum, sebagai antiinflamasi AINS bekerja dengan menghambat biosintesis prostaglandin, namun sekarang AINS dikelompokkan menurut selektivitasnya dalam menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2, apakah selektif sebagai penghambat COX-1 atau non selektif (Lelo, 2002).
Golongan obat AINS ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Respon individual terhaap AINS bisa sangat bervariasi walaupun obatnya tergolong dalam kelas atau derivat kimiawi yang sama. Sehingga kegagalan dengan suatu obat bisa dicoba dengan obat sejenis dari derivat kimiawi yang berbeda.
Semua AINS merupakan iritan mukosa lambung walaupun ada perbedaan gradasi antar obat ini. Akhir-akhir ini efek toksik terhadap ginjal lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(42)
22
dilaporkan sehingga fungsi ginjal perlu lebih diperhatikan pada penggunaan obat ini (Wilmana, 1995).
G. Natrium diklofenak ( Diklofenak-Na )
Diklofenak-Na termasuk turunan fenilasetat. Absorbsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat ini terikat 99% pada protein plasma dan mengalami efek lintas awal sebesar 40-50%. Walaupun waktu paruh singkat yakni 1-3 jam, diklofenak-Na diakumulasi di cairan sinovial yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut.
Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala sama seperti obat AINS, pemakaian obat ini harus berhati-hati pada panderita tukak lambung. Peningatan enzim transaminase dapat terjadi pada 15% pasien dan pada umumnya kembali normal. Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan. Dosis orang dewasa 100-150 mg sehari, terbagi dalam 2 atau 3 dosis (Wilmana, 1995)
Diklofenak-Na termasuk NSAID yang terkuat daya antiiradang dengan efek samping yang kurang keras dibanding dengan obat antiinflamasi non steroid lainnya (indometasin, peroxicam). Obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok (Tjay dan Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
23
H. Metode Uji Daya Antiinflamasi
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur daya antiiflamasi. Metode-metode itu antara lain dikemukakan oleh Evans dan Williamson (1996):
1. inflamasi (eritema dan udem) pada telinga hewan pengerat.
Pada metode ini digunakan mencit putih dewasa dengan berat badan lebih kurang 20 g untuk pengukuran eritema dan udem, sedangkan tikus untuk pengukuran udem. Iritan yang digunakan untuk menginduksi eritema atau udem antara lain: minyak kroton, asam arakhidonat, dan etil fenil propionate. Sebagai antagonisnya adalah ekstrak tanaman. Antagonis pembanding yang digunakan adalah indometasin, quersetin, atau thioanisol.
Dalam metode ini terdapat prosedur berupa perlakuan sebagai berikut: hewan uji dibagi dalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 5-7 hewan. Ekstrak tanaman atau bahan antiinflmasi diberikan pada ujung telinga menggunakan mikropipet kurang lebih 15 menit sebekum pemberian iritan (pada area yang sama). Uji eritema ini paling mudah dilakukan pada mencit karena mempunyai telinga yang transparan. Kemudian dilakukan penilaian eritema dengan melakukan pengamatan pada bagian telinga mencit. Juka terjadi eritema yang nyata diberi tanda ++, jika eritemanya sedikit (ringan) diberi tanda +, dan jika tidak terjadi ertitema 0. Penilaian udem dilakukan dengan memotong salah satu telinga lalu ditimbang dan diukur ketebalannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(44)
24
2. uji udema pada telapak kaki tikus
Hewan uji yang digunakan adalah tikus dengan berat badan 120-180 g. Bahan penginduksi radang yang digunakan adalah karagenin 1% dalam NaCl 0,9% b/v dengan volume sebesar 0,1 ml untuk tikus dan 0,05 ml untuk mencit; kapsaisin 1-10 µg/kg dalam 10% atau dalam tween 80 atau NaCl 0,9%; dekstrin 6% b/v dalam gom akasia 2% b/v sebanyak 0,1 ml; dan kaolin yang disuspensikan dalam NaCl 0,9% atau gom arab 0,9%.
Adapun prosedur dari metode ini sebagai berikut: hewan uji dibagi dalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 6-8 ekor hewan. Ekstrak tanaman diberikan satu jam sebelum bahan peradang diberikan secara oral atau 30 menit sebelumnya jika diberikan secara intra perotonial. Kemudian penghambatan dari udema kaki digunakan sebagai ukuran aktivitas antiinflamasi. Udema kaki terbentuk karena injeksi subplantar bahan peradang pada kaki kanan belakang. Volume telapak kaki diukur pada selang waktu 1 jam sampai 5 jam. Pada mencit, pengukuran umumnya dilakukan dengan mengorbankan mencit lalu memotong kaki pada pergelangannya, selanjutnya udema diukur dengan membandingkan volume kaki yang dibengkakkan dengan kaki yang tidak dibengkakkan.
3. uji induksi arthritis pada tikus atau mencit
Hewan uji yang digunakan adalah tikus galur Charles foster dengan berat badan 120-180 g dan mencit galur Swiss dengan berat badan 18-26 g. Prosedur dari metode ini adalah membagi mencit beberapa kelompok dimana tiap kelompok terdiri atas 5 ekor per dosis. Induksi artritis dilakukan dengan menginjeksikan suatu bahan, biasanya suspensi Mycobacterium tubercullosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
25
(yang sudah dimatikan) 0,5% b/v dalam parafin cair secara intradermal pada kaki belakang (0,05 ml untuk tikus dan 0,025 ml untuk mencit). Obat antiinflamasi diberikan sehari sebelum injeksi bahan penginduksi artritis dan dilanjutkan sesuai yang diinginkan sampai 28 hari, untuk memberikan informasi tentang perkembangan artritis dan pengobatan kronik. Pengukuran dilakukan ketika pembengkakan muncul (biasanya pada hari ke-13) menggunakan metode pemindahan volume seperti pada uji udema. Ekstrak tanaman yang diuji disuspensikan dalam gom akasia atau pelarut yang lain yang sesuai.
Selain metode-metode di atas ada pula metode-metode lain: a. tes granuloma
Hewan uji yang digunakan berupa tikus betina galur Wistar dengan berat badan rata-rata 150 g, diinjeksi secara subkutan dengan 25 ml udara, kemudian diinjeksikan 0,5 ml minyak kapas sebagai senyawa kimia yang merangsang pembentukan udema. Hari kedua setelah pembentukkan kantong, udara dihampakan. Pada hari ketiga, kantong ditekan secara manual untuk mencegah terjadinya perlekatan. Pada hari keempat, kantong dibuka dan cairan eksudat disedot lalu volumenya diukur (Turner, 1965).
b. percobaan invitro
Percobaan invitro ini berdasarkan pada kemampuan suatu obat untuk melepaskan diri dari proses oksidasi fosforilasi, tetapi tidak semua penghambatan eksudasi fosforilasi adalah antiinflamasi, misalnya 2,4-dinitrofenol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(46)
26
Adapun metode yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada konsep metode Langford et al. yang telah dimodifikasi. Perbedaannya dengan metode Langford et al adalah pada penggunaan zat peradang serta perlakuan pada kaki bagian belakang, yaitu menggunakan zat peradang suspensi ragi 5%; dan pada kedua kaki bagian belakang diberi perlakuan yang sama (kedua kaki bagian belakang disuntik zat peradang, baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol), sedangkan pada penelitian ini zat peradang yang digunakan adalah suspensi karagenin 1%; perlakuan kaki bagian belakang berbeda antara kaki kiri dan kanan (kaki kiri disuntik suspensi karagenin 1% subplantar, sedangkan kaki kanan disuntik subplantar tanpa karagenin sebagai kontrol).
Perhitungan besar kecilnya efek/respon antiinflamasi (yang dinyatakan dalam daya, karena menunjukkan kuantitas) menurut metode Langford dinyatakan sebagai berikut:
Persen (%) daya antiinflamasi =
D D U −
x 100%
Keterangan :
U: rata-rata berat kaki kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal (kaki kanan)
D: rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal (kaki kanan)
Perhitungan tersebut setelah dianalisis lebih lanjut, ternyata terdapat perbedaan dengan cara perhitungan yang digunakan oleh Inaktia (2005), yaitu dengan menghitung selisih rata berat kaki kelompok karagenin dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dibandingkan dengan rata-rata-rata-rata berat kaki kelompok karagenin (kelompok karagenin merupakan kelompok kontrol negatif),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(47)
27
sehingga rumus untuk perhitungan persen daya antiinflamasinya adalah sebagai berikut:
Persen (%) daya antiinflamasi =
U D U −
x 100%
Keterangan :
U: rata-rata berat kaki kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal ( kaki kanan )
D: rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal ( kaki kanan )
Sebenarnya dasar pemikiran dari kedua cara perhitungan ini adalah sama, dimana dengan bentuk lain ditulis sebagai berikut:
Persen (%) daya antiiflamasi =
D D U − x 100% = D U
- 1 x 100% (Langford et al, 1972)
Persen (%) daya antiinflamasi =
U D U −
x 100%
= 1 -
U D
x 100%
Keterangan :
U: rata-rata berat kaki kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal ( kaki kanan )
D: rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal ( kaki kanan )
Letak perbedaannya adalah bahwa pada metode Langford, persen (%) daya antiinflamasi kelompok perlakuan merupakan hasil selisih rata-rata berat kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(48)
28
kelompok karagenin dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dibandingkan dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan, sedangkan pada cara perhitungan yang digunakan oleh (Inaktia, 2005) adalah persen (%) daya antiinflamasi kelompok perlakuan merupakan hasil perbandingan selisih rata-rata berat kaki kelompok karagenin dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dibandingkan dengan rata-rata berat kaki kelompok karagenin. Kedua cara perhitungan ini sama-sama dapat memberikan hasil negatif (-) bila harga U < D.
I. Landasan teori
Inflamasi adalah suatu usaha tubuh untuk menginaktifasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan (Mycek dkk, 2001). Reaksi inflamasi yang diinduksi karagenin mempunyai dua fase: fase awal dan akhir. Fase awal berakhir setelah 60 menit dan dihubungkan dengan pelepasan histamin, serotonin, dan bradikinin. Fase akhir terjadi antara 60 menit setelah injeksi dan berakhir setelah tiga jam. Fase ini dihubungkan dengan pelepasan prostaglandin dan neutrofil yang menghasilkan radikal bebas, seperti hidrogen peroksida, superoksida, dan radikal hidroksil (Suleyman, Demircan, dan Karagoz, 2004).
Ketika terjadi peradangan dan nyeri maka akan dibebaskan pula radikal– radikal oksigen yang mampu memperparah peradangan dengan cara mengambil elektron–elektron dalam sel–sel di sekitar radang sehingga sel–sel tersebut akan mengalami degenerasi bahkan mutasi (Anonim, 2002). Dengan adanya antioksidan yang dapat mencegah terbentuknya prostaglandin dan menetralkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
29
radikal–radikal bebas di sekitar lokasi radang dan nyeri maka kerusakan jaringan berlebih dapat dikurangi (Tjay dan Rahardja, 2002).
Dalam buah tomat mengandung suatu antioksidan penting yang mempunyai kekuatan yang besar untuk mencegah terjadinya oksidasi, senyawa tersebut adalah likopen. Likopen sendiri bekerja dengan memberikan elektronnya kepada radikal–radikal bebas sehingga radikal–radikal bebas tersebut menjadi stabil. Tomat sendiri banyak digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan menangkal radikal–radikal bebas yang masuk ke tubuh.
Likopen terbukti dapat menetralisir reaksi oksidasi yang terjadi pada LDL (Tjandrawinata, 2003), dimana likopen menghambat oksidasi LDL-C menjadi ox-LDL sehingga akan mengurangi produksi ROS (Radical Oxygen Spesies) serta memperbaiki disfungsi endotel (Suryadipraja cit Inaktia, 2005).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, diharapkan likopen yang terkandung dalam jus tomat dapat mencegah sintesis prostaglandin dan menetralkan radikal–radikal bebas di sekitar lokasi peradangan sehingga gejala inflamasi yang terukur dapat diturunkan. Dengan demikian diharapkan jus tomat memiliki efek antiinflamasi.
J. Hipotesis
Jus tomat (Solanum lycopersicum L.) mempunyai efek antiinflamasi yang dinyatakan dengan penurunan bobot udema kaki mencit yang diradangkan dengan karagenin 1% subplantar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(50)
BAB. III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni. Berdasarkan cara pengambilan sampel dan jumlah variabel bebas, penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola satu arah.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel utama
Adapun variabel utama pada penelitian ini terdiri dari: a) variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah dosis jus tomat yang diberikan pada mencit jantan yang mengalami radang buatan dengan karagenin pada waktu pengukuran tertentu.
b) variabel tergantung
Variabel tergantung penelitian ini adalah daya antiinflamasi jus tomat. Daya antiinflamasi jus tomat merupakan kemampuan jus tomat untuk mengurangi proses inflamasi pada kaki mencit akibat udema buatan dengan injeksi suspensi karagenin 1% subplantar.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(51)
31
2. Variabel pengganggu
Adapun variabel pengganggu pada penelitian ini dikelompokkan menjadi: a) variabel pengganggu yang terkendali:
1. jenis kelamin hewan uji: mencit jantan 2. galur hewan uji: mencit galur Swiss 3. umur mencit: 2-3 bulan
4. bobot mencit: 20-30 gram 5. cara pemberian jus: per oral
6. waktu pemberian jus: 15 menit sebelum diinjeksi karagenin
7. cara membuat jus: buah tomat segar diblender dengan aquades sebagai pelarut
8. tempat pengambilan tomat
b) variabel pengganggu yang tak terkendali meliputi keadaan fisiologis tubuh mencit.
C. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian 1. Bahan
a) Hewan uji: mencit jantan galur Swiss dengan usia 2-3 bulan, bobot badan 20-30 gram, yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
b) Bahan uji: Tomat (Solanum lycopersicum. L), diperoleh dari perkebunan tomat Kopeng Jawa Tengah.
c) Zat inflamatogen: karagenin tipe I (Sigma Chemical Co), yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(52)
32
d) Pensuspensi karagenin: larutan NaCl fisiologis 0,9% (Otsu-NS, Jepang), yang diperoleh dari Instalasi Farmasi RS Panti Rapih, Yogyakarta.
e) Kontrol positif: diklofenak-Na (Wenzhou Pharmaceutical Factory) memenuhi syarat BP98 yang diperoleh dari PT. Fahrenheit, Tangerang
f) Pelarut: aquadest produksi dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Alat
a) Alat-alat gelas: pipet tetes, beaker glass, gelas ukur, labu takar merek Pyrex. b) Spuit injeksi oral (Terumo, Jepang).
c) Spuit injeksi 1 ml (Terumo, Jepang). d) Gunting dan pinset.
e) Blender jus merk Phillips.
f) Timbangan analitik Mettler Toledo AB 204 (Germany). g) Bilik pengamatan mencit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(53)
33
D. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi Tanaman Tomat
Ciri-ciri yang terdapat pada tanaman tomat dideterminasi berdasarkan buku acuan resmi.
2. Pengumpulan bahan
Buah tomat (Solanum lycopersicum. L) yang digunakan berasal dari perkebunan tomat di Kopeng Jawa Tengah.
3. Pembuatan jus tomat
Buah tomat yang dipilih adalah buah tomat yang tidak rusak atau busuk, kulit mulus, dan berwarna merah kemudian dimasukkan dalam blender dan diblender sehingga didapat jus yang mengandung ampas buah dan diencerkan menggunakan aquades hingga konsentrasi ± 0,75 gram/ml.
4. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit putih jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan, bobot badan 20-30 gram. Satu hari sebelum perlakuan mencit dipuasakan. Mencit yang dibutuhkan 110 ekor dan dikelompokkan sebagai berikut:
a) dua puluh ekor mencit untuk percobaan pendahuluan waktu pemotongan kaki setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar
b) lima belas ekor mencit untuk percobaan pendahuluan pemberian dosis efektif natrium dikofenak (dalam 3 peringkat dosis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(54)
34
c) lima belas ekor mencit untuk percobaan pendahuluan waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif.
d) dua puluh ekor mencit untuk percobaan pendahuluan waktu pemberian jus tomat.
e) tiga puluh lima ekor mencit untuk perlakuan kontrol negatif karagenin 1%, kontrol negatif aquades, kontrol positif natrium diklofenak, dan kelompok jus tomat dalam 4 peringkat dosis, masing-masing 5 ekor. 5. Pembuatan suspensi karagenin 1%
Karagenin ditimbang seksama 100 mg, dilarutkan dalam NaCl fisiologis 0,9% sampai volume 10 ml.
6. Penentuan dosis
a) Penentuan dosis suspensi karagenin 1%
Diketahui konsentrasi karagenin yang digunakan adalah 1% dan volume pemberian adalah 0,05 ml, berat badan mencit rata-rata 20 gram = 0,02 kg
Maka
Dosis karagenin =
kgBB ml
mg mlx
02 , 0
10 100 05
, 0
= 25 mg/kgBB b) Penentuan dosis natrium diklofenak
Dosis natrium diklofenak yang digunakan pada uji pendahuluan adalah 3,36 mg/kgBB; 4,48 mg/kgBB; 5,6 mg/kgBB (Maryanto, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
35
Perhitungan dosis : Dosis I
dosis untuk tikus 250 g = 30 mg/kg BB dosis untuk tikus 200 g =
g BB kg mg g 250 / 30 200 ×
= 24 mg/kg BB
Konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 gram = 0,14 x 24 mg/kg BB
= 3,36 mg/kg BB
Dosis II
dosis untuk tikus 250 g = 40 mg/kg BB dosis untuk tikus 200 g =
g BB kg mg g 250 / 40 200 ×
= 32 mg/kg BB
Konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 gram = 0,14 x 32 mg/kg BB
= 4,48 mg/kg BB
Dosis III
dosis untuk tikus 250 g = 50 mg/kg BB dosis untuk tikus 200 g =
g BB kg mg g 250 / 50 200 ×
= 40 mg/kg BB
Konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 gram = 0,14 x 40 mg/kg BB
= 5,6 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(56)
36
c) Penentuan dosis jus tomat
Dalam penelitian ini jus tomat dibuat dalam 4 peringkat dosis yakni: 1,875 g/kgBB; 3,75 g/kgBB; 7,5 g/kgBB; dan 15 g/kgBB, dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 18.
7. Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin
Hewan uji dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor, diberi perlakuan pada kaki kiri bagian belakang diinjeksi suspensi karagenin dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik dengan spuit injeksi subplantar tanpa suspensi karagenin 1%. Selanjutnya tiap kelompok hewan uji dikorbankan pada selang waktu tertentu, yaitu 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin subplantar dan kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang.
8. Uji pendahuluan dosis efektif natrium diklofenak
Hewan uji dibagi dalam tiga kelompok, tiap kelompok 5 ekor, diberi perlakuan natrium diklofenak peroral dengan dosis yang berbeda, kelompok I dengan dosis 3,6 mg/kgBB; kelompok II dengan dosis 4,48 mg/kgBB; dan kelompok III dengan dosis 5,6 mg/kgBB. Kemudian kaki kiri bagian belakang diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik dengan spuit injeksi secara subplantar tanpa injeksi karagenin 1%. Setelah beberapa lama, mencit dikorbankan, kedua kaki belakang dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(57)
37
9. Uji pendahuluan waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif Hewan uji dibagi dalam tiga kelompok, tiap kelompok terdiri dari tiga ekor mencit, diberi perlakuan dengan dosis efektif natrium diklofenak secara per oral, dalam rentang waktu tertentu, yaitu 15, 30, dan 45 menit. Kemudian kaki kiri bagian belakang diinjeksi suspensi karagenin dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar, kaki kanan bagian belakang disuntik dengan spuit injeksi secara subplantar tanpa suspensi karagenin 1%. Beberapa lama kemudian mencit dikorbankan, kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang.
10. Uji pendahuluan waktu pemberian jus tomat
Hewan uji dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, diberi perlakuan pemberian jus tomat dengan dosis yang sama, dalam rentang waktu tertentu. Kelompok I dan II diberi jus tomat secara per oral 15 dan 30 menit sebelum injeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar, kelompok III dan IV diberi jus tomat secara per oral 15 dan 30 menit sesudah injeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar. Beberapa waktu kemudian mencit dikurbankan, kedua kaki belakang dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang.
11. Perlakuan hewan uji
Sebanyak 35 ekor mencit putih jantan dibagi secara acak menjadi tujuh kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima ekor. Masing-masing kelompok diberi perlakuan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(58)
38
a) kelompok 1 (kelompok kontrol negatif karagenin)
Kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang sebagai kontrol hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
b) kelompok 2 (kelompok kontrol aquades)
Aquades 0,5 ml diberikan peroral pada mencit dan setelah lima belas menit kemudian kaki kiri bagian belakang diinjeksi suspensi karagenin 1% subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
c) kelompok 3 (kelompok kontrol natrium diklofenak)
Mencit diberi perlakuan secara peroral natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB berdasarkan uji pendahuluan sebelumnya, maka lima belas menit kemudian kaki kiri bagian belakang diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
d) kelompok 4 ( kelompok perlakuan jus tomat dosis 1,875 g/kgBB)
Mencit diberi jus tomat dosis 1,875 g/kgBB peroral. Lima belas menit kemudian, mencit diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
e) kelompok 5 (kelompok perlakuan jus tomat dosis 3,75 g/kgBB)
Mencit diberi jus tomat dosis 3,75 g/kgBB peroral. Lima belas menit kemudian, mencit diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(59)
39
mg/kgBB secara subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
f) kelompok 6 (kelompok perlakuan jus tomat dosis 7,5 g/kgBB)
Mencit diberi jus tomat dosis 7,5 g/kgBB peroral. Lima belas menit kemudian, mencit diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
g) kelompok 7 (kelompok perlakuan jus tomat dosis 15 g/kgBB)
Mencit diberi jus tomat dosis 15 g/kgBB peroral. Lima belas menit kemudian, mencit diinjeksi suspensi karagenin 1% dengan dosis 25 mg/kgBB secara subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin.
Pada tiap kelompok perlakuan hewan uji di atas, setelah kedua kaki belakang diinjeksi secara subplantar, mencit dikurbankan pada selang waktu empat jam dan kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural kemudian ditimbang dengan timbangan analitik.
12. Perhitungan daya antiinflamasi
Data yang diperoleh dari hasil penimbangan berat kaki belakang mencit digunakan untuk mengetahui daya antiinflamasinya baik dari perlakuan diklofenak kontrol positif maupun dari pemberian jus tomat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(60)
40
Metode Langford et al (1972) digunakan untuk mengetahui daya antiinflamasi jus tomat yang dihitung dalam persen (%) respon antiinflamasi dengan rumus sebagai berikut :
Persen (%) daya antiinflamasi =
U D U −
x100% Keterangan:
U = harga rata-rata berat kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata berat kaki normal (tanpa perlakuan) D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan
dikurangi rata-rata berat kaki normal (tanpa perlakuan) Untuk mengetahui potensi relatif efek antiinflamasi beta karoten terhadap natrium diklofenak sebagai kontrol positif digunakan rumus:
Potensi relatif efek antiinflamasi = ×100%
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡
DAd DAp
Keterangan:
DAp = % efek antiinflamasi kelompok perlakuan DAd = % efek antiinflamasi larutan natrium diklofenak
E. Analisis Hasil
Data yang diperoleh dari hasil penimbangan bobot kedua kaki belakang mencit dan telah diubah menjadi persen (%) daya antiinflamasi dianalisis dengan uji non parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui kehomogenan distribusi datanya. Jika distribusi data normal, kemudian data dianalisis secara statistik menggunakan metode analisis varian (Anova) pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji Scheefe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 17. Hasil analisis statistik data % DA kelompok perlakuan beserta
kontrol
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
daya_antiinfla
masi
N
35
Mean
24,4771
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation
19,66441
Absolute
,098
Positive
,098
Most Extreme
Differences
Negative
-,082
Kolmogorov-Smirnov Z
,579
Asymp. Sig. (2-tailed)
,890
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives daya_antiinflamasi
5 ,0000 ,00000 ,00000 ,0000 ,0000 ,00 ,00 5 6,8620 9,14356 4,08913 -4,4912 18,2152 -4,42 19,21 5 55,5460 7,97971 3,56863 45,6379 65,4541 43,04 64,98 5 11,8200 5,45349 2,43888 5,0486 18,5914 7,61 20,97 5 22,2480 7,53634 3,37035 12,8904 31,6056 14,78 33,13 5 33,8920 6,91965 3,09456 25,3001 42,4839 24,06 42,84 5 40,9720 2,10252 ,94027 38,3614 43,5826 38,62 44,03 35 24,4771 19,66441 3,32389 17,7222 31,2321 -4,42 64,98 kontrol karagen
kontrol aquades kontrol diklofen jus tomat 1,875 jus tomat 3,75 jus tomat 7,5 jus tomat 15 Total
N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound 5% Confidence Interval fo
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
daya_antiinflamasi
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
2,385
6
28
,055
ANOVA
daya_antiinflamasi
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
12002,949
6
2000,492
48,943
,000
Within Groups
1144,478
28
40,874
(2)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: daya_antiinflamasi
Scheffe
-6,86200 4,04347 ,817 -22,3499 8,6259
-55,54600* 4,04347 ,000 -71,0339 -40,0581
-11,82000 4,04347 ,241 -27,3079 3,6679
-22,24800* 4,04347 ,001 -37,7359 -6,7601
-33,89200* 4,04347 ,000 -49,3799 -18,4041 -40,97200* 4,04347 ,000 -56,4599 -25,4841
6,86200 4,04347 ,817 -8,6259 22,3499
-48,68400* 4,04347 ,000 -64,1719 -33,1961
-4,95800 4,04347 ,955 -20,4459 10,5299
-15,38600 4,04347 ,053 -30,8739 ,1019
-27,03000* 4,04347 ,000 -42,5179 -11,5421 -34,11000* 4,04347 ,000 -49,5979 -18,6221
55,54600* 4,04347 ,000 40,0581 71,0339
48,68400* 4,04347 ,000 33,1961 64,1719
43,72600* 4,04347 ,000 28,2381 59,2139
33,29800* 4,04347 ,000 17,8101 48,7859
21,65400* 4,04347 ,002 6,1661 37,1419
14,57400 4,04347 ,077 -,9139 30,0619
11,82000 4,04347 ,241 -3,6679 27,3079
4,95800 4,04347 ,955 -10,5299 20,4459
-43,72600* 4,04347 ,000 -59,2139 -28,2381
-10,42800 4,04347 ,382 -25,9159 5,0599
-22,07200* 4,04347 ,001 -37,5599 -6,5841
-29,15200* 4,04347 ,000 -44,6399 -13,6641
22,24800* 4,04347 ,001 6,7601 37,7359
15,38600 4,04347 ,053 -,1019 30,8739
-33,29800* 4,04347 ,000 -48,7859 -17,8101
10,42800 4,04347 ,382 -5,0599 25,9159
-11,64400 4,04347 ,256 -27,1319 3,8439
-18,72400* 4,04347 ,009 -34,2119 -3,2361
33,89200* 4,04347 ,000 18,4041 49,3799
27,03000* 4,04347 ,000 11,5421 42,5179
-21,65400* 4,04347 ,002 -37,1419 -6,1661
22,07200* 4,04347 ,001 6,5841 37,5599
11,64400 4,04347 ,256 -3,8439 27,1319
-7,08000 4,04347 ,795 -22,5679 8,4079
40,97200* 4,04347 ,000 25,4841 56,4599
34,11000* 4,04347 ,000 18,6221 49,5979
-14,57400 4,04347 ,077 -30,0619 ,9139
29,15200* 4,04347 ,000 13,6641 44,6399
18,72400* 4,04347 ,009 3,2361 34,2119
7,08000 4,04347 ,795 -8,4079 22,5679
(J) dosis kontrol aquades kontrol diklofenak jus tomat 1,875 jus tomat 3,75 jus tomat 7,5 jus tomat 15 kontrol karagenin kontrol diklofenak jus tomat 1,875 jus tomat 3,75 jus tomat 7,5 jus tomat 15 kontrol karagenin kontrol aquades jus tomat 1,875 jus tomat 3,75 jus tomat 7,5 jus tomat 15 kontrol karagenin kontrol aquades kontrol diklofenak jus tomat 3,75 jus tomat 7,5 jus tomat 15 kontrol karagenin kontrol aquades kontrol diklofenak jus tomat 1,875 jus tomat 7,5 jus tomat 15 kontrol karagenin kontrol aquades kontrol diklofenak jus tomat 1,875 jus tomat 3,75 jus tomat 15 kontrol karagenin kontrol aquades kontrol diklofenak jus tomat 1,875 jus tomat 3,75 jus tomat 7,5 (I) dosis
kontrol karagenin
kontrol aquades
kontrol diklofenak
jus tomat 1,875
jus tomat 3,75
jus tomat 7,5
jus tomat 15
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
(3)
Homogeneous Subsets
daya_antiinflamasi
Scheffe
Subset for alpha = .05
dosis
N
1
2
3
4
5
kontrol karagenin
5
,0000
kontrol aquades
5
6,8620
6,8620
jus tomat 1,875
5
11,8200
11,8200
jus tomat 3,75
5
22,2480
22,2480
jus tomat 7,5
5
33,8920
33,8920
jus tomat 15
5
40,9720
40,9720
kontrol diklofenak
5
55,5460
Sig.
,241
,053
,256
,795
,077
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
(4)
Lampiran 18. Perhitungan penetapan peringkat dosis jus tomat pada
kelompok perlakuan
Dasar penetapan peringkat :
•
Bobot tertinggi mencit
•
Konsentrasi Jus tomat yang dapat disedot atau dikeluarkan lewat spuit
peroral.
•
Pemberian cairan secara per oral maksimal 1 ml.
Dengan dasar tersebut maka ditetapkan dosis tertinggi jus tomat:
*) V X C = BB X D
Volume Pemberian X Konsentrasi = Berat Badan X Dosis
1 ml X 0,75 g/ml = 30 gBB X Dosis
Dosis = 0,75 g/30g = 0,0025g/gBB = 25g/kgBB (Dosis tertinggi)
Untuk 4 dosis dibawahnya, dosis tertinggi ini dibagi 2, didapatkan dosis 12,5
g/kgBB, kemudian dibagi 2 lagi begitu seterusnya hingga didapat 5 peringkat
dosis.
Peringkat dosis tersebut = 25; 12,5; 6,25; 3,125; dan 1,5625 g/kgBB.
Yang dilakukan :
1.
3 dosis tertinggi (25; 12,5; 6,25; g/kgBB) diujikan
→
sampai pada dosis
tertinggi (25 g/kgBB) bobot udema terus menurun ( belum sampai dosis
optimal).
2.
tingkatkan dosis sampai 32 g/kgBB
→
volume pemberian terlalu besar
(>1ml)
(5)
3.
dosis ditingkatkan sampai 30 g/kgBB lebih besar dari hasil perhitungan (*)
→
bobot mencit yang digunakan pada dosis tertinggi dibatasi maksimal 25
gram.
Do x BB = C x V
g
g
1000
30
BB x 25 g =
ml
g
100
75
x V ml
V = 1 ml
untuk 4 dosis di bawahnya, dosis tertinggi ini dibagi 2, didapatkan dosis
15 g/kgBB, kemudian dibagi 2 lagi begitu seterusnya hingga didapat 5
peringkat dosis.
Peringkat dosis tersebut = 30; 15; 7,5; 3,75; dan 1,875 g/kgBB.
Setelah dianalisis lebih lanjut, perlakuan dosis tertinggi 30 g/kgBB tidak
diikutsertakan karena bertentangan dengan rancangan penelitian ini. Hal ini
disebabkan karena pada kelompok perlakuan jus tomat dosis 30 g/kgBB, subyek
uji tidak secara acak diambil dari hewan uji dengan berat badan antara 20-30 g,
tetapi dibatasi maksimal 25 g.
Peringkat dosis yang digunakan = 15 g/kgBB; 7,5 g/kgBB; 3,75 g/kgBB; dan
1,875 g/kgBB.
(6)