Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara

(1)

58 DAFTAR PUSTAKA

Kamaluddin, Ruslan, Haji, 1999. Pengantar Ekonomi pembangunan : dilengkapi dengan analisa beberapa aspek pembangunan ekonomi nasional, Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Mahyudi, Ahmad, 2004, Ekonomi Pambangunan dan Analisis Data Empiris,Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rachbini, didik J, 2001, Pembangunan ekonomi sumber daya manusia, Grasindo, Jakarta.

Sukirno, Sadono, 2006, Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar kebijakan, Kencana, Jakarta.

Sirojuzilam, dan Kasyful Mahali, 2011. Regional: pembangunan, perencanaan, dan ekonomi, cetakan ke-2, USU Press, Medan.

Todaro, Michael P, 1995, ekonomi untuk Negara berkembang, Bumi Aksara, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar-udara-internasional-polonia (21 Maret 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar-udara-kuala-namu (21 Maret 2013)

Lingga, Doriani, 2012, Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke Sebagai Klaster Industri. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sander, Alex, 2010, Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Masyarakat ( Studi Survey Terhadap Masyarakat Yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Supratika, Hadi, 2011, Analisis Implementasi Dampak Pembangunan Bandara Internasional Lombok Ditinjau Dari Administrasi Pembangunan, Edisi Juni.


(2)

1 SKRIPSI

DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA

OLEH :

PAHARUDDIN SIREGAR 090501023

PROGRAM STUDI STRATA-I EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

2 ABSTRAK

Pembangunan adalah proses perencanaan yang terorganisir, sistematis dan bertahap untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik, pembangunan dan perubahan pasti terjadi pada setiap negara yang telah kontak dengan negara satelit yang menguasai teknologi dan itu semua tidak terlepas dari pengaruh positif atau negatif. Perkembangan pembangunan dan perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, yang terjadi di Indonesia yang begitu cepat saat ini rentan mengalami pengaruh negatif bagi masyarakat pinggiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat seteleh adanya pembangunan Bandara Kuala Namu. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode deskriftif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden yang berdomisili di Desa Beringin.

Dari hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar bandara. Hal ini bisa dilihat penyerapan tenaga kerja lokal dan penyediaan sarana prasarana bagi masyarakat. Jika dianalisis melalui persepsi masyarakat, menurut sebagian besar responden, Bandara Kuala Namu dimasa depan akan berkembang seperti yang diharapkan masyarakat Desa Beringin menjadi sentra perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli Serdang khususnya Sumatera Utara. Responden juga setuju bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu akan berpengaruh dan akan meningkatkan status sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan persepsi dari keseluruhan responden, maka setengah dari responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu dengan mayoritas responden berharap lapangan pekerjaan akan menjadi luas sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar Bandara dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Beringin. Dan secara umum masyarakat mengharapkan setelah beroperasinya Bandara Kuala Namu nantinya akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Bandara.

Kata kunci : Bandara Kuala Namu, peningkatan status sosial dan ekonomi, penyerapan tenaga kerja.


(4)

3 ABSTRACT

Development is a planning process that is organized, systematically and gradually to increase the standard of living for the better,development and change must happen in every country that has been in contact with the satellite countries to master the technology and it all can not br separated from the positive or negative influence. Of development and social change, the economy, politics, culture, which occurred in Indonesia are so fast now susceptible to negative effects for rural communities. The purpose of this study was to determine how the socio-economic impacts that occur in the community after the construction of Kuala Namu airport. The analytical method used descriptive method. Primary date were collected through questionnaires distributed to 100 respondents who live in the village Beringin.

From the result of field research suggests that the development of Kuala Namu airport contribute the social and economic development of the communities around the airport. This can be seen local employment and the provision of infrastructure for the community. If analyzed through the public perception, according to most respondents, Kuala Namu airport in the future will evolve as expected the village Beringin became centers of trade in goods and services in the district Kecamatan Beringin and Deli Serdang regency in North Sumatra in particular. Respondents also agreed that the construction of Kuala Namu airport will take effect and will improve the social and economic status. Based on the agree to the Kuala Namu Airport development with the majority of respondents expect employment to be broad so as to help the economy of communities around the airport and also to reduce unemployment in the village Beringin. And the general public expect after the operation of Kuala Namu Airport will assist in improving the welfare of the community around the airport.

Keywords: Kuala Namu Airport, increasing social and economic status, employment.


(5)

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada allah SWT karena hanya semata mata atas izinNya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara” ini dimaksud adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Progra studi Sarjana (S1) , Jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Pencapaian akhir dari skripsi ini tidak terlepas dari berbagai bantuan, dukungan, bimbingan serta motivasi yang selalu diberikan kepada penulis dimulai dari awal hingga akhir dari penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE.,M.Ec,.Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ,

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan bimbingan, saran serta masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

3. Bapak Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 4. Bapak Kasyful Mahali, SE, M.Si sebagai dosen pembaca,


(6)

5 5. Yang teristimewa Kedua orang tua saya yang terkasih, yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa material maupun spriritual dan doa restu serta motivasi dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

6. Teman teman stambuk 2009 EP

7. Seluruh staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu kelancaran adminstrasi maupun memberikan informasi dalam penyelesaian kuliah dan skripsi ini,


(7)

6 DAFTAR ISI

ABSTRAK ……...………..i

ABSTRACT …..………...………... .ii

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI ……….………...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang Pemilihan Judul... 1

1.2.Perumusan Masalah... 5

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7

2.1.Uraian Teoritis ...7

2.1.1.Pengembangan Wilayah...7

2.1.2.Teori Pusat Pertumbuhan………11

2.1.3.Ekonomi Pembangunan………..12

2.1.3.1.Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan………12

2.1.3.2.Aspek Sosial dalam Pembangunan………..14

2.2.Penelitian Terdahulu………..17

2.3.Kerangka Konseptual……….18

BAB III METODE PENELITIAN...20

3.1.Jenis Penelitian ... 20

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian………. 20

3.3.Jenis dan Sumber Data……….. 21

3.4.Teknik Pengumpulan Data……… 21

3.5.Populasi dan Sampel………. 22

3.6.Metode Analisis……… 24


(8)

7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 25

4.1.Deskripsi Daerah Penelitian... 25

4.1.1.Profil Desa………..…... 25

4.1.2.Letak Geografis Desa Beringin……..……….26

4.1.3.Potensi Wilayah Desa Beringin………..26

4.1.3.1.Penduduk……….26

4.1.3.2.Pendidikan………...28

4.1.3.3.Ekonomi Masyarakat………..28

4.2.Hasil Analisis………..29

4.2.1.Karakteristik Responden………....29

4.2.1.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………29

4.2.1.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...29

4.2.1.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...30

4.2.1.4.Karakteristik Responden Berdasarkan JumlahTanggungan...31

4.2.1.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...31

4.2.1.6.Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan...33

4.2.1.7.Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan ...34

4.2.2.Analisis Dampak Bandara Kuala Namu terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat...35

4.2.3. Analisis Informasi dan transparansi pembangunan Bandara Kuala Namu………..38

4.2.4.Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Bandara Kuala Namu………..40

4.2.4.1.Potensi Bandara Kuala Namu Sebagai Pusat Pertumbuhan ………...40

4.2.4.2.Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat…………..40

4.2.4.3.Bandara Kuala Namu dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat...43

4.2.4.4.Persepsi secara Keseluruhan...45

4.5.Pembahasan...47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….50

5.1.Kesimpulan...50

5.2.Saran……….52

DAFTAR PUSTAKA……….53


(9)

8 DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Beringin

Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012………27

Tabel 4.2.Jumlah Penduduk (jiwa) Menurut Jenis Kelamin/Gender Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012………27

Tabel 4.3.Jumlah Unit Sekolah di Desa Beringin………..28

Tabel 4.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………...29

Tabel 4.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...29

Tabel 4.6.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………..30

Tabel 4.7.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan……….31

Tabel 4.8.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum Sebelum di Bangun Bandara Kuala Namu………32

Tabel 4.9.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Di Bangunnya Bandara Kuala Namu……….32

Tabel 4.10.Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan……….33

Tabel 4.11.Karakteristik Berdasarkan Status Kependudukan………34

Tabel 4.12.Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat………35

Tabel 4.13.Distribusi Jawaban Terhadap Masalah Informasi dan Transparansi Pembangunan Bandara Kuala Namu………38

Tabel 4.14.Distribusi Jawaban Responden Keterekaitan antara Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat………...41

Tabel 4.15.Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Dengan Pembangunan Ekonomi masyarakat……44

Tabel 4.16.Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dalam Penyediaan Sarana Dan Prasarana Ekonomi………46


(10)

9 DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Empat Aspek Pembangunan Wilayah………..9

Gambar 2.2.Enam Aspek Pembanguana Wilayah………9

Gambar 2.3.Empat Aspek Pembangunan Wilayah………...10


(11)

10 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 54 Lampiran 2 Tabulasi Data hasil Penelitian……….60 Lampiran 3 Tabel Pengolahan Data………...70


(12)

2 ABSTRAK

Pembangunan adalah proses perencanaan yang terorganisir, sistematis dan bertahap untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik, pembangunan dan perubahan pasti terjadi pada setiap negara yang telah kontak dengan negara satelit yang menguasai teknologi dan itu semua tidak terlepas dari pengaruh positif atau negatif. Perkembangan pembangunan dan perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, yang terjadi di Indonesia yang begitu cepat saat ini rentan mengalami pengaruh negatif bagi masyarakat pinggiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat seteleh adanya pembangunan Bandara Kuala Namu. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode deskriftif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden yang berdomisili di Desa Beringin.

Dari hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar bandara. Hal ini bisa dilihat penyerapan tenaga kerja lokal dan penyediaan sarana prasarana bagi masyarakat. Jika dianalisis melalui persepsi masyarakat, menurut sebagian besar responden, Bandara Kuala Namu dimasa depan akan berkembang seperti yang diharapkan masyarakat Desa Beringin menjadi sentra perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli Serdang khususnya Sumatera Utara. Responden juga setuju bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu akan berpengaruh dan akan meningkatkan status sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan persepsi dari keseluruhan responden, maka setengah dari responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu dengan mayoritas responden berharap lapangan pekerjaan akan menjadi luas sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar Bandara dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Beringin. Dan secara umum masyarakat mengharapkan setelah beroperasinya Bandara Kuala Namu nantinya akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Bandara.

Kata kunci : Bandara Kuala Namu, peningkatan status sosial dan ekonomi, penyerapan tenaga kerja.


(13)

3 ABSTRACT

Development is a planning process that is organized, systematically and gradually to increase the standard of living for the better,development and change must happen in every country that has been in contact with the satellite countries to master the technology and it all can not br separated from the positive or negative influence. Of development and social change, the economy, politics, culture, which occurred in Indonesia are so fast now susceptible to negative effects for rural communities. The purpose of this study was to determine how the socio-economic impacts that occur in the community after the construction of Kuala Namu airport. The analytical method used descriptive method. Primary date were collected through questionnaires distributed to 100 respondents who live in the village Beringin.

From the result of field research suggests that the development of Kuala Namu airport contribute the social and economic development of the communities around the airport. This can be seen local employment and the provision of infrastructure for the community. If analyzed through the public perception, according to most respondents, Kuala Namu airport in the future will evolve as expected the village Beringin became centers of trade in goods and services in the district Kecamatan Beringin and Deli Serdang regency in North Sumatra in particular. Respondents also agreed that the construction of Kuala Namu airport will take effect and will improve the social and economic status. Based on the agree to the Kuala Namu Airport development with the majority of respondents expect employment to be broad so as to help the economy of communities around the airport and also to reduce unemployment in the village Beringin. And the general public expect after the operation of Kuala Namu Airport will assist in improving the welfare of the community around the airport.

Keywords: Kuala Namu Airport, increasing social and economic status, employment.


(14)

11 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bandara Internasional Polonia adalah sebuah Bandar udara yang terletak sekitar 2 km dari pusat kota medan, Indonesia. Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia, Singapura, Thailand. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Polonia adalah Bandara terbesar keempat di Indonesia setelah Soekarno-Hatta, Juanda, dan Ngurah Rai, karena letaknya sangat dekat dengan pusat kota sekitar 2 km Bandara ini menyebabkan bangunan-bangunan di Medan dibatasi jumlah tingkatnya. Dampak dari peraturan ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan. Selain itu, bandara juga diperkirakan sudah hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin penerbangan diringankan di Indonesia tahun 2000-an, jumlah penerbangan yang melayani Polonia meningkat tajam.

Kapasitas Bandara Polonia yang telah melebihi kapasitasnya memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai mengingat keselamatan penerbangan. Puncaknya saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari polonia. Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga meyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah Bandara meninggal dunia akibat letaknya yang terlalu dekat dengan pemukiman warga. Hal ini menyebabkan seruan agar Bandara di Medan di pindahkan ketempat yang lebih sesuai.


(15)

12 Pembangunan Bandara Kuala Namu merupakan upaya pemerintah dalam pemindahan Bandara Polonia karena Kapasitasnya yang telah melebihi memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai demi keselamatan penerbangan maka dengan itu Bandara Polonia di pindahkan ke desa Beringin kecamatan Deli Serdang.

Pembangunan Bandara Kuala Namu ini memang belum selesai secara keseluruhan, namun dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal mula proyek pembangunan ini berjalan. Kawasan Kuala Namu merupakan sebagai salah satu sentra produksi di Kabupaten Deli Serdang. Dengan adanya proyek pembangunan bandara akan berdampak pada pengalih fungsian lahan sekitar pembangunan Bandara Kuala Namu. Konsekuensi yang harus ditanggung dari pembangunan Bandara Kuala Namu adalah menyempitnya lahan pertanian pangan beralih fingsi menjadi bangunan fisik sarana pendukung dan harga lahan meningkat serta perubahan hak kepemilikan lahan.

Wilayah desa Beringin yang berada pada ketinggian 0-8 meter dari permukaan air laut, dan suhu udara rata-rata adalah antara 23 s/d 32 derajat celcius diharapkan dapat menjadi pengganti Bandara Polonia. Desa Beringin juga merupakan salah satu dari 11 Desa yang terkena dari pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu, yang berjarak 1 km dari Bandara luas desa Beringin sebelum pembangunan Bandara adalah 430 Ha dan kini menjadi 310 Ha yang berbatasan sebelah utara berbatasan Desa Ramunia II, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo Ramunia, sebelah barat berbatasan dengan pembangunan Bandara kuala Namu.


(16)

13 Pembangunan Bandar Udara diprediksi memakan ribuan hektar di Desa Beringin ini semua menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara ekonomi, sosial, dan ketersediaan infrastruktur. Namun dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat beringin akibat dari pembangunan bandara tersebut. Desa beringin salah satu desa yang terkena imbas langsung dari pembangunan Bandara Kuala Namu diantara berbagai desa lainnya yang juga terkena dampak dari derap pembangunan Bandara tersebut. Proyek yang sudah mencapai 14 tahun dari umur pembangunannya yang sejak tahun 1997 dilaksanakan oleh P.T Angkasa Pura sebagai salah satu BUMN dengan sub kontraktor yaitu PT.PP (Pembangunan Perumahan), P.T Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan P.T Waskita (Pembangunan pondasi dan infrastruktur Bandara).

Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan harus tetap mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama pembangunan yaitu peningkatan taraf hidup masyarkat. Walaupun sebenarnya eksternalitas dari pembangunan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif khususnya bagi masyarakat petani akibat dari pengalih fungsian lahan. Hal itu di karenakan dalam banyak hal Pemeritah ataupun pihak Swasta yang dimandatkan untuk menyelenggarakan pembangunan sering kali mengesampingkan faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terkorbannya masyarakat.

Dalam hal ini pemerintah mengharapkan akan adanya dampak positif bagi masyarakat sekitar Bandara Kuala Namu, membawa dampak keuntungan positif bagi masyarakat seperti para pedagang di pinggir jalan dan para perencana serta


(17)

14 pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan penghasilan dan penghidupan yang layak. Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas yang terjadi adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang dirugikan khususnya para petani dalam proses pembangunan Bandara tersebut, mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual. Dan lahan tersebut telah dialih fungsikan menjadi pembangunan perumahan, perkantoran dan fasilitas lainnya untuk mendukung aktivitas Bandara.

Untuk itu perlu dilakukan suatu secara menyeluruh menyangkut ramalan output sosial ekonomi yang akan di timbulkan oleh pembangunan Bandara Kuala Namu. Maka dengan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis skripsi yang berjudul Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara. Hal ini tentu tidak lepas dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pembangunan bandara kuala namu bagi perekonomian masyarakat sekitar bandara ?

2. Bagaimana ketersediaan infrastruktur masyarakat sekitar bandara setelah pembangunan bandara ?

3. Bagaimana dampak pembangunan bandara terhadap keadaan sosial masyarakat sekitar bandara ?


(18)

15 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dampak pembangunan bandara terhadap ekonomi masyarakat sekitar bandara.

2. Untuk mengetahui ketersediaan infrastruktur masyarakat sekitar bandara setelah pembangunan bandara.

3. Untuk mengetahui dampak pembangunan bandara terhadap keadaan sosial masyarakat sekitar bandara.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan serta wawasan peneliti mengenai perkembangan ekonomi masyarakat sekitar bandara sebagai dampak dari pembangunan Bandara Kuala Namu.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang sama penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pendukung penelitian.

3. Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran sebagai bentuk kontribusi terhadap pengembangan dunia pendidikan.

4. Bagi penulis sendiri merupakan wadah menuangkan ide-ide kreatif serta menjadi media untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan dunia pendidikan.


(19)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis

2.1.1.Pengembangan Wilayah

Pengembangan diartikan sebagai suatu kegiatan menambah, meningkatkan, memperbaiki atau memperluas. Konsep pengembangan wilayah di Indonesia lahir dari suatu proses iteratif yang menggabungkan dasar-dasar pemahaman teoritis dengan pengalaman-pengalaman praktis sebagai bentuk penerapannya yang bersifat dinamis.

Menurut Sandy (1992) pengembangan wilayah adalah pelaksanaan pembangunan nasional di suatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial wilayah tersebut serta mentaati peraturan perundangang yang berlaku.

Sedangkan menurut Hadjisaroso (1994) pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan mengembangkan wilayah atau membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat, atau memajukan dan memperbaiki serta meningkatkan sesuatu yang sudah ada (Jayadinata,1992).

Pengembangan wilayah mempunyai dua makna yaitu : wilayah yang objektif dan wilayah yang subjektif (Ananta,1992). Wilayah objektif adalah suatu wilayah yang oleh para perencana dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan, sedangkan wilayah subjektif adalah perwilayahan yang dibentuk atas dugaan suatu cara mengenal masalah. Hal ini dilakukan untuk untuk


(20)

17 membuat klasifikasi, yang selanjutnya wilayah subjektif dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Wilayah homogen, yaitu wilayah yang mempunyai karakteristik yang sama secara fisik dan sosial ekonomi.

2. Wilayah fungsional, yaitu yang dibentuk berdasarkan atas adanya hubungan fungsional antara unsur-unsur tertentu yang ada pada wilayah tersebut.

Dengan demikian pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas terhadap unsur-unsur dalam wilayah yang mencakup institusi, ekonomi, sosial, dan ekologi dalam upaya meningkatkan tingkat dan kualitas hidup masyarakat.

Perkembangan pokok bahasan tentang pembangunan wilayah adalah merupakan perkembangan baru yang muncul pada dasawarsa 1950-an. Hal ini ditandai oleh kajian yang selama ini kurang memperhatikan aspek spatial. Dalam perkembangannya Misra (1997) mengungkapkan bahwa perencanaan dan pembangunan wilayah ditopang oleh empat pilar yaitu : aspek geografi, aspek ekonomi, teori lokasi dan perencanaan kota.


(21)

18 Gambar 2.1 : Empat Aspek Pengembangan Wilayah

Namun demikian empat pilar diatas belum mencakup aspek-aspek lainnya yang juga memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan wilayah seperti biogeofisik sosial dan lingkungan, maka perencanaan dan pembangunan wilayah akan di topang enam pilar (Budiharsono,2005) yaitu :

Gambar 2.2 : Enam Aspek Pembangunan Wilayah

Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai manfaat wilayah bagi masyarakat suatu wilayah tertentu mampu menampung

ekonomi

Pengembangan wilayah

Perencanan kota

geografi Teori

lokasi

Analisis kelembagaan

Pengembangan wilayah

Analisis lokasi

Analisis ekonomi

Analisis sosial Analisis

biogeofisik


(22)

19 lebih banyak penghuni, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rata-rata membaik, disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti jenis, intensitas, pelayanan, maupun kualitasnya.

Pandangan sebagian besar para ahli ilmu regional barat terutama di eropa lebih menitik beratkan bahwa pembangunan regional mencakup kepada empat aspek utama yaitu : aspek kelembagaan, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek ekologi.

Gambar 2.3 : Empat Aspek Pengembangan Wilayah

2.1.2.Teori Pusat Pertumbuhan

Theory growth poles adalah salah satu teori yang dapat menggabungkan antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus (Alonso dalam Sirojuzilam dan Mahali, 2010). Dengan demikian teori pusat pengembangan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembangunan regional yang saling bertolak belakang, yaitu pertumbuhan dan pemerataan

Aspek kelembagaan (institusional

)

Regional development

Aspek ekologi (ecology)

Aspek ekonomi (economy) Aspek

sosial (social)


(23)

20 pembangunan keseluruh pelosok daerah. Selain itu teori ini juga dapat menggabungkan antara kebijaksanaan dan program pengembangan wilayah dan perkotaan terpadu.

Menurut Mercado (2002) konsep pusat pertumbuhan diperkenalkan pada tahun 1949 oleh Fancois Perroux yang mendefenisikan pusat pertumbuhan sebagai pusat dari pancaran gaya sentrifugal dan tarikan gaya sentripetal. Menurut Rondinelli dan Unwin dalam Mercado (2002) bahwa teori pusat pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di Negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat modal di pusat kota. Teori pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan bahwa kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi terjadinya trickle down effect (dampak penetasan ke bawah) dan menciptakan spread effect (dampak penyebaran) pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke pedesaan. Menurut Stohr dalam Mercado (2002), konsep pusat pertumbuhan mengacu pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pembangunan dapat dimulai hanya dalam beberapa sektor yang dinamis, mampu memberikan output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat memberikan dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda (multiple effect) pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas. Sehingga pembangunan sinonim dengan urbanisasi (pembangunan di wilayah perkotaan) dan industrialisasi (hanya pada sektor industry). Pandangan ekonomi neo-klasik berprinsip bahwa kekuatan pasar akan menjamin ekuilibrium (keseimbangan0 dalam distribusi spasial ekonomi dan proses trickle down effect atau centre down dengan sendirinya akan terjadi


(24)

21 kesejahteraan di perkotaan tercapai dan dimuulai dari level yang tinggi seperti kawasan perkotaan ke kawasan yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan pedesaan melalui beberapa mekanisme yaitu hirarki perkotaan dan perusahaan-perusahaan besar.

Namun demikian kegagalan teori pusat pertumbuhan karena trickle down effect (dampak penetesan ke bawah) dan spread effect (dampak penyebaran) tidak terjadi yang diakibatkan karena aktivitas industri tidak mempunyai hubungan dengan basis sumberdaya di wilayah hinterland. Selain respon pertumbuhan di pusat tidak cukup menjangkau wilayah hinterland karena hanya melengkapi kepentingan hirarki kota (Mercado,2002).

2.1.3.Ekonomi Pembangunan

2.1.3.1.Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan

Menurut Mahyudi (2004), ekonomi pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang betujuan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dan memperoleh cara penyelesaian dalam pembangunan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang, agar pembangunan ekonomi menjadi lebih cepat dan harmonis. Pembangunan ekonomi ialah serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2006).

Selain memerhatikan masalah efisiensi alokasi sumber daya produktif yang langka (atau tidak terpakai) serta kesinambungan pertumbuhan dari waktu ke waktu, ekonomi pembangunan juga berbicara mengenai mekanisme-mekanisme


(25)

22 ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan, dalam sektor swasta maupun sektor publik. Semua mekanisme itu diperlukan demi terciptanya suatu perbaikan standar hidup secara cepat yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan (Todaro, 2006). Bank Dunia melalui World Development Report tahun 1991 menegaskan bahwa tantangan utama pembangunan ialah memperbaiki kualitas kehidupan.

Menurut Sukirno kesejahteraan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : a) Pendapatan perkapita

b) Komposisi umur penduduk c) Pola pengeluaran masyarakat d) Komposisi pendapatan nasional

e) Perbedaan masa lapang (leisure time) yang dinikmati masyarakat f) Keadaan pengangguran

Todaro (1991) merumuskan tiga tujuan utama pembangunan, yatu :

1. Untuk meningkatkan ketersediaan dan memperluas penyebaran barang-barang kebutuhan pokok seperti bahan makanan, tempat tinggal, sarana kesehatan dan perlindungan bagi semua anggota masyarakat.

2. Untuk meningkat taraf hidup yang meliputi selain pendapatan yang lebih tinggi ketersediaan lapangan kerja yang lebih banyak, sarana pendidikan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terrhadap pelestarian nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Semua itu tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan material semata-mata melainkan juga untuk menciptakan martabat atau harga diri masing-masing pribadi dan bangsa yang bersangkutan secara keseluruhan.


(26)

23 3. Untuk memperluas ragam pilihan ekonomi dan sosial bagi masing-masing pribadi maupun negara atau bangsa yang bersangkutan melalui suatu usaha untuk memerdekakan diri dari perbudakan dan ketergantungan pihak lain, tidak hanya dalam hubungan dengan Negara lain tetapi juga dalam kaitannya dengan kebodohan dan kepapaan manusiawi yang membelenggu kehidupan mereka.

Dengan demikian, jelas bahwa prioritas pertama perpindahan dari suatu tingkat keterbelakangan yang ironis menuju suatu tingkat kehidupan yang disebut pembangunan seharusnya berarti suatu peningkatan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan. (Todaro, 1995).

2.1.3.2.Aspek Sosial dalam Pembangunan

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pembangunan tidak hanya memusatkan perhatian pada aspek ekonomi, melainkan juga aspek nonekonomi. Hubungan-hubungan yang saling terkait antara apa yang dinamakan faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor nonekonomi dianamakan sistem sosial. Termasuk dalam faktor-faktor nonekonomi adalah sikap masyarakat dan individu dalam memandang kehidupan (norma budaya), kerja, dan wewenang: struktur administrasi, hukum, dan birokrasi dalam sektor pemerintah, tingkat partisipasi rakyat dalam perumusan keputusan dan kegiatan pembangunan; serta keluwesan atau kekakuan stratifikasi ekonomi dan sosial (Todaro, 2006). Menurut Rachbini (2001) perubahan sosial yang sitemik pun amat diperlukan agar faktor-faktor manusia dan nonmanusia dapat diintegrasikan menuju self sustained growth yang


(27)

24 diharapkan. Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh potensi masyarakat yang ada.

Pada tahun 1960-an dan tahun 1970-an embangunan dikenal sebagai suatu upaya untuk mencapai target pertumbuhan GNP 6% setahun. Sedangkan pandangan yang dianggap sebagai keniscayaan untuk mempercepat proses pembangunan di sebuah wilayah seperti halnya pada suatu negara adalah dengan cara menempuh strategi industrialisasi. Industrialisasi dipandang sebagai satu-satunya jalan pintas untuk meretas nasib kemakmuran suatu negara secara lebih cepat. Bahkan paralelisme antara jalannya pembangunan dan strategi industrialisasi dapat dikatakan sebagai pemaknaan pembangunan yang identik dengan industrialisasi sehingga keduanya tidak terpisahkan. (Yustika, 2003).

Namun sering dengan berjalannya waktu teori tersebut dianggap tidak releven lagi dengan kebutuhan pembangunan yang sebenarnya. Pada tahun 2000 perserikatan bangsa-bangsa (PBB) merumuskan delapan butir sasaran utama pembangunan yang kemudian dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs), antara lain :

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan secara eksterm, 2. Memberikan pendidikan dasar secara universal,

3. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita, 4. Mengurangi tingkat mortalitas anak,

5. Meningkatkan kesehatan ibu,

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya, 7. Menjaga keseimbangan lingkungan, dan


(28)

25 8. Mengembangkan kerja sama global untuk pembangunan.

Peran aspek nonekonomi dalam pembangunan juga ditegaskan oleh Schultz yang menyatakan bahwa masalah sumber daya manusia menempati posisi sentral dalam setiap perbincangan tentang pertumbuhan ekonomi, di samping tentunya masalah modal, teknologi dan sebagainya (Rachbini, 2001).

Pembangunan memiliki dimensi yang lebih luas dibandingkan upaya pengejaran pertumbuhan ekonomi semata. Selain sebagai pertumbuhan ekonomi plus perubahan-perubahan sosial, pembangunan bisa juga diartikan sebagai pertumbuhan nilai-nilai etika yang menekankan pada perubahan kualitas dalam seluruh aspek kemasyarakatan, kelompok, dan individu. Lebih jauh lagi Rachbini berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan materi merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nilai dan peradaban manusia. Demikianlah faktor sosial ekonomi memainkan peran pentingnya dalam pembangunan.

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Alex Sander (2010) yang berjudul Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Penduduk Sekitar Bandara menghasilkan bahwa adanya pergeseran okupasi dan bertambahnya pekerjaan informal lainnya. Dan hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa petani yang lebih benyak bergeser pekerjaan ke sektor informal lainnya. Adapun pekerjaan yang paling banyak bertambah dari pengaruh pembangunan bandara kuala namu adalah buruh bangunan, mocok-mocok dan pedagang.

DR.Hadi Supratika,MM (2011) juga melakukan penelitian dengan judul Analisis Implementasi Dampak Pembangunan Bandara Internasional Lombok


(29)

26 ditinjau dari Administrasi Pembangunan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk pembngunan bandara Internasional Lombok (BIL) perlu memperhatikan hal-hal antara lain: menegakkan hukum yang berlaku, memperbaiki SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan, solusi pendekatan keimanan dan ketakwaan, melakukan pembangunan yang bersifat green field dan percaya akan kemampuan bangsa sendiri. Karena nilainya lebih dari 10 % maka penilaian data juggment harus diperbaiki untuk meminimalisir dampak negatif yang muncul sehingga tercipta sutau pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu peran semua pihak untuk mencapai suatu keseimbangan, sangat penting untuk perspektif ke depannya. Tetapi berdasarkan hasil analisis suatu permasalahan yang muncul dampak positif dari segi ekonomi memang sangat tinggi tapi ada hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu segi ekosistem, lingkungan dan kesehatan. Dampak yang ditimbulkan pembangunan bandara BIL ternyata berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat lombok terutama yang terkait indikator-indikator mikro ekonomi.

Kedua penelitian diatas baik yang dilakukan Alex Sander maupun DR.Hadi Supratika,MM sama-sama memfokuskan perhatian pada perubahan sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat setempat dengan adanya pembangunan bandara kuala namu. Begitu juga dengan penelitian ini akan membahas dampak positif dan negatif dari pembangunan bandara kuala namu baik dari segi ekonomi, sosial dan infrastruktur. Oleh karenanya penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap atas penelitian terdahulu, sehingga dampak dari pembangunan bandara tersebut lebih terlihat dengan jelas apa dampak yang


(30)

27 ditimbulkannya terutama dari segi perkembangan ekonomi masyarakat sekitar bandara apakah memberikan kontribusi atau sebaliknya.

2.3.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Dengan adanya pembangunan Bandara Kuala Namu tentunya akan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar baik positif maupun negatif. Tentunya dampak tersebut akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar bandara tersebut. Terutama yang berkaitan dengan tingkat pendapatan, lapangan kerja, pembangunan sosial dan juga keamanan bagi masyarakat. tentunya Inilah yang diharapakan dari pemerintah atas efek dari pembangunan itu sendiri tentunya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bandara

kuala namu dampak

ekonomi infrastruktur

sosial

Perkembangan ekonomi


(31)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hiipotesis penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metodologi sebagai berikut :

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup seperti ciri-ciri demografis masyarakat, lingkungan sosial mereka, aktivittas mereka, pendapat dan sikap mereka ( Bungin, 2005:44-45 ). Selain itu penelitian survei merupakan yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian atau penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok ( Prasetyo, 2006:48).

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian kawasan sekitar pembangunan bandara kuala namu di desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Data dan informasi mengenai pembangunan Bandara Kuala Namu dan persepsi masyarakat terhadap kasus tersebut diperoleh melalui riset di kawasan Bandara itu sendiri. Jenis data adalah berupa data primer dan data sekunder.


(32)

29 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi riset dengan mengumpulkannya dari berbagai narasumber, termasuk masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam upaya proyek pembangunan Bandara Kuala Namu

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil studi kepustakaan maupun publikasi resmi dari berbagai Instansi. Data tersebut bersumber dari jurnal-jurnal penelitian, literatur dan buku-buku kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini serta dari Majalah ataupun Surat Kabar.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dalam penelitian adalah :

a) Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan dalam bentuk angket kepada responden untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan penelitian yang akan di kembangkan dalam penelitian ini. Kuesioner ditujukan kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar pembangunan Bandara.

b) Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lokasi penelitian pembangunan Bandara Kuala Namu.

c) Studi kepustakaan (library rresearch), yaitu data informasi yang menyangkut masalah yang di teliti dengan mempelajari dan menelaah buku, Majalah atau Surat Kabar dan bentuk tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

d) Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung kepada masyarakat dan berbagai narasumber yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek pembangunan Bandara Kuala Namu.


(33)

30 e) Dokumenter, yaitu data yang diperoleh dari suatu dokumentasi yang

ada kaitannya dengan penelitian.

3.5.Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-bendam hewanm tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2003:141). Dalam penelitian yang dijadikan populasi seluruh masyarakat yang bermukim disekitar areal pembangunan Bandara Kuala Namu, tetapi karena populasi itu sendiri belum jelas maka dibuat target populasi, dimana target populasi itulah yang dipakai darimana sampel akan diambil. Batas-batas kriteria yyang relevan untuk mendefenisikan target populasi sangat penting mengumpulkan orang sesuai target populasi dan mengeluarkannya bagi yang tidak sesuai, peneliti menarik populasi berdasarkan jumlah KK (Kepala Keluarga).

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan judgement sampling, yaitu salah satu jenis purposive sampling selain quota sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009). Adapun karakteristik sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :

a) Responden berada dala usia dewasa

b) Responden berrdomisili kurang dari 5 km dari proyek pembangunan Bandara Kuala Namu


(34)

31 c) Responden mampu memahami pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner

dengan baik

d) Tidak ada responden yang berasal dari rumah tangga yang sama

Jumlah sampel di dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan persamaan:

�= �

�()�+�

dimana: n = Jumlah sampel N= Populasi

d =Tingkat kesalahan

Jadi, apabila penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang berada pada tingkat kepercayaan 90% (d=0,1), maka jumlah sampel yang diambil ialah:

� = 1553

1553(0,1)2+1 = 101 digenapkan jadi : 100

3.6.Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis dan menginterpretasikan data dengan melalui gambaran – gambaran sehingga mendapat kesimpulan.

3.7.Data Operasional

 Pengembangan wilayah adalah pelaksanaan pembangunan nasonal disuatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial wilayah tersebut serta mentaati peraturan perundangan yang berlaku.


(35)

32  Pusat pertumbuhan adalah salah satu teori yang dapat menggabungkan

antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus.  Ekonomi pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang

betujuan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dan memperoleh cara penyelesaian dalam pembangunan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang, agar pembangunan ekonomi menjadi lebih cepat dan harmonis.


(36)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1.Profil Desa

Desa Beringin adalah salah satu dari 11 Desa yang berada di Kecamatan Beringin yang terdiri dari 8 Dusun yang mempunyai luas wilayah kurang lebih 390,39 Ha. Dengan jumlah penduduk Pada akhir tahun 2012 yang berjumlah 7.527 yang terdiri dari 1.744 Rumah Tangga. Wilayah Desa Beringin juga tidak jauh dari Bandara Kuala Namu kurang lebih 200 (dua ratus) meter dari Desa Beringin ini merupakan kebanggaan masyarakat Deli Serdang khususnya masyarakat Desa Beringin Kecamatan Beringin karena Bandara Kuala Namu tersebut bertaraf Internasional sehingga nantinya Desa Beringin menjadi sentra perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli Serdang khususnya Sumatera Utara. Desa Beringin mempunyai batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ramunia II b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo Ramunia d. Sebelah Barat berbatasan dengan Bandara Kuala Namu

Adapun beberapa Dusun yang sebelum pembangunan Bandara Kuala Namu masih eksis adalah Dusun Lestari, Dusun Kamboja, dan Dusun Rumbia. Sementara Dusun Melati 2/3 luasnya wilayahnya telah digusur dikarenakan adanya pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut. Maka dengan itu 120 Ha


(37)

34 luas keseluruhan Desa beringin yang terdiri dari 4 Dusun telah hilang setelah proyek pembangunan Bandara Kuala Namu.

4.1.2.Letak Geografis Desa Beringin

Desa Beringin mempunyai luas kurang lebih 390,39 Ha dengan luas wilayah daratan kurang lebih 286 Ha yang penggunaannya dihuni untuk pemukiman penduduk/perumahan serta sarana perkantoran. Desa Beringin yang berada di Kecamatan Beringin mempunyai ketinggian tanah diatas permukaan laut berkisar 40 s/d 45 meter dan suhu udara rata-rata23̊C s/d 32̊C. jarak antara Desa Beringin dengan Kecamatan Beringin lebih kurang sekitar 1000 meter.

4.1.3.Potensi Wilayah Desa Beringin 4.1.3.1.Penduduk

Penduduk yang mendiami wilayah Desa Beringin Kecamatan Beringin terdiri dari berbagai Suku, Agama, Ras, dan Budaya yang hidup dalam satu kesatuan adat dan budaya. Keanekaragaman suku bangsa ini meliputi Jawa, Sunda, Batak, Tianghoa, Aceh, Tapanuli serta suku bangsa lainnya yang secara keseluruhan hidup saling berdampingan. Untuk melihat data penduduk (jiwa) menurut golongan kelompok umur dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012

NO GOLONGAN UMUR 2011 2012

1 0 – 12 BULAN 165 167

2 1 – 5 TAHUN 732 734

3 6 – 7 TAHUN 318 320

4 8 – 15 TAHUN 619 621

5 16 – 56 TAHUN 2610 2620

6 57 – 60 TAHUN KEATAS 2401 2407

JUMLAH 6845 6869


(38)

35 Jumlah penduduk Desa Beringin pada Tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebanyak 24 orang ini dikarenakan adanya masyarakat dari desa lain yang pindah ke Desa Beringin.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk (jiwa) Menurut Jenis Kelamin / Gender Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012

NO Jenis Kelamin 2011 2012

1 LAKI-LAKI 3518 3522

2 PEREMPUAN 3314 3347

JUMLAH PENDUDUK 6859 6869

JUMLAH KEPALA KELUARGA 1548 1553

Sumber : Data Primer, 2013

Penduduk Desa Beringin didominasi oleh penduduk yang menganut agama Islam, yaitu sebanyak 6560 orang. Penganut agama Kristen berjumlah 163 orang dan agama Budha 146. Penduduk Desa Beringin juga terdiri dari beberapa etnis diantaranya Suku Jawa sebanyak 54563 orang, Tionghoa sebanyak 143 orang, Batak berjumlah 163 orang sementara Suku Aceh sebanyak 68 orang, Suku Minang sebanyak 43 dan Suku lainnya 986 orang.

4.1.3.2.Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, kondisi umum kehidupan sosial di Desa Beringin dijelaskan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Jumlah Unit Sekolah di Desa Beringin No.

Jenjang Pendidikan

Jumlah Unit Sekolah

Negeri Swasta

1. TK/PAUD - 4

2. SD 2 1

3. SMP - 1

4. SMK - 1


(39)

36 4.1.3.3.Ekonomi Masyarakat

Tingkat ekonomi masyarakat Desa Beringin dalam menghidupi keluarga pada intinya bervariasi. Seluruh warga yang berdomisili di Desa Beringin membuka Usaha dengan beragam variasi diantaranya dagangan nasi dan minuman, gorengan dan kedai sampah dan banyak usaha-usaha lainnya sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya peningkatan pendapatan masyarakat, pemerintah Desa Beringin membina kerjasama yang baik dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa terutama tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama serta pihak lain di Desa terutama tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, serta pihak lain yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat seperti:

a. Membentuk masyarkat miskin (pokmas) dengan simpan pinjam b. Mendapat kucuran dana dari P2KP dengan cara simpan pinjam

4.2.Hasil Analisis

4.2.1.Karakteristik Responden

4.2.1.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Salah satu syarat menjadi responden di dalam penelitian ini ialah berada pada usia dewasa, yaitu penduduk usia diatas 17 tahun. Di bawah ini disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan usia :

Tabel 4.4

Krakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia

(Tahun)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

20-30 52 52,0

31-45 39 39,0

>45 9 9,0

Jumlah 100 100,0


(40)

37 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan dari 100 kuesioner yang disebarkan pada masyarakat Desa Beringin diperoleh data bahwa responden yang paling banyak adalah yang berusia 20-30 tahun yaitu 52 orang, usia 31-45 tahun sebanyak 39 orang , usia >45 tahun sebanyak 9 orang.

4.2.1.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis

Kelamin

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

Pria 69 69,0

Wanita 31 31,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer (Diolah), 2013

Dari tabel 4.5 dapat dilihat sampel didominasi oleh responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 69 orang dan wanita sebanyak 31 orang. Peneliti dalam memilih responden tidak membaginya berdasarkan jenis kelamin. Hal ini terjadi akibat banyaknya responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner lebih didominasi pria. Selain itu, peneliti menyadari sulitnya untuk mendapatkan responden perempuan disebabkan mereka selalu berada dirumah dan segan untuk menerima peneliti bila tidak ada laki-laki dewasa dalam rumah.

4.2.1.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Di dalam penelitian ini, responden memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, mulai dari tidak sekolah sampai perguruan tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan karakteristik responden dijelaskan melalui tabel di bawah ini:


(41)

38 Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir Jumlah responden

(orang)

Persentase (%)

Tidak sekolah 2 2,0

SD 2 2,0

SMP 9 9,0

SMA 60 60,0

Perguruan Tinggi 27 27,0

Jumlah 100 100,0

Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan pendidikan responden yang diteliti dalam penelitian ini ialah SMA sebanyak 60 %. Alasan untuk hal ini ialah karena dengan tingkat pendidikan demikian, responden dianggap mampu menganalisis sedikit banyaknya dampak pembangunan Bandara Kuala Namu dan memberi tanggapan mengenai hal itu.

4.2.1.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Informasi karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan penting untuk mengetahui pola demografi dan kehidupan sosial-ekonomi di Desa Beringin. Berdasarkan jumlah tanggungan, responden digolongkan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan

(Orang)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

0-2 62 62,0

3-5 36 36,0

>5 2 2,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer (Diolah), 2013

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 62 % responden memiliki jumlah tanggungan 0-2 orang.


(42)

39 4.2.1.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Informasi mengenai pekerjaan responden sangat dibutuhkan didalam penelitian ini, sebab jenis pekerjaan mempengaruhi persepsi setiap responden mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap pekerjaan setiap responden. Melalui tabel dibawah ini dijelaskan karakteristik responden berrdasarkan pekerjaan:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum dibangun Bandara Kuala Namu

Pekerjaan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Petani 10 10,0

Karyawan 11 11,0

Wiraswasta 27 22,0

Ibu rumah tangga 5 5,0

Pedagang 5 5,0

Pelajar/mahasiswa 1 1,0

PNS 5 5,0

Lain-lain 15 15,0

Tidak bekerja/pengangguran 21 21,0

Jumlah 100 100,0

Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu

Pekerjaan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Petani 8 8,0

Karyawan 8 8,0

Wiraswasta 19 19,0

Ibu Rumah Tangga 2 2,0

Pedagang 6 6,0

Pelajar/Mahasiswa 0 0,0

PNS 6 6,0

Lain-lain 27 27,0

Tidak bekerja/Pengangguran 25 25,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data primer (diolah), 2013

Dari tabel 4.8 dan tabel 4.9 diatas diketahui responden yang memiliki jenis pekerjaan yang paling banyak sebelum dibangunnya Bandara Kuala Namu adalah


(43)

40 wiraswasta sebanyak 27 %, kemudian yang tidak bekerja/pengangguran sebanyak 21 %, tapi sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu jumlah wiraswasta menurun menjadi 19 %, sementara angka tidak bekerja/pengangguran bertambah menjadi sebanyak 25 %. Untuk jenis pekerjaan lain-lain sebelum dibangun Bandara Kuala Namu sebanyak 15 %, sesudah dibangunnya Bandara kuala Namu jumlahnya bertambah menjadi 27 % ini dikarenakan banyak responden yang beralih pekerjaan sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu. Sementara untuk jenis pekerjaan lainnya seperti petani, karyawan, Ibu Rumah Tangga, Pelajar/mahasiswa, jumlahnya menurun sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu disebabkan beralih pekerjaan lain atau mungkin tidak bekerja lagi, kecuali Pedagang jumlahnya tetap 5 % sebelum dan sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu.

4.2.1.6.Karakteristik Responden Berdasarkan penghasilan

Berdasarkan penghasilan, responden digolongkan ke dalam 5 kelas dengan interval Rp 1.000.000,-. Penghasilan terendah berada pada kisaran antara Rp 0-1.000.000 dan penghasilan tertinggi ialah diatas Rp 4.000.000. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan dijelaskan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan

Penghasilan (Rp)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

0-1.000.000 56 56,0

1.000.100-2.000.000 31 31,0

2.000.100-3.000.000 7 7,0

3.000.100-4.000.000 1 1,0

>4.000.000 5 5,0

Jumlah 100 100,0


(44)

41 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan antara Rp 0-1.000.000, yaitu sebesar 56 %. Hal ini disebabkan karena banyaknya responden yang merupakan pengangguran, dan wiraswasta dengan modal kecil-kecilan serta banyaknya responden yang beralih pekerjaan. Frekuensi kedua disusul oleh responden yang berpenghasilan antara Rp 1.000.100-2.000.000, yaitu sebesar 31 %. Rata-rata responden yang berada pada golongan pendapatan Rp 1.000.000-2.000.000, golongan pendapatan Rp 2.000.100-3.000.000, dan golongan pendapatan Rp 3.000.100-4.000.000 memiliki profesi sebagai wiraswasta yang memiliki modal besar serta karyawan, PNS, dan lain-lainnya.

4.2.1.7.Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan

Responden didalam penelitian ini terdiri dari penduduk asli Kecamatan Beringin, pendatang dari kecamatan lain, pendatang dari kota/kabupaten lain dan pendatang dari provinsi lain. Dibawah ini disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan status kependudukan.

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan

Status Kependudukan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Penduduk asli Kecamatan Beringin (A) 82 82,0

Pendatang dari kecamatan lain (B) 7 7,0

Pendatang dari kota/kabupaten lain (C) 11 11,0

Pendatang dari provinsi lain (D) 0 0,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer (Diolah), 2013

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden merupakan penduduk asli Kecamatan Beringin, yaitu sebesar 82 %. Hal ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan penelitian yang khusus meneliti dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan ekonomi penduduk


(45)

42 sekitar bandara, tentunya jawaban yang dibutuhkan ialah jawaban yang bersumber dari penduduk asli Kecamatan Beringin yang merasakan langsung dampak pembangunan Bandara tersebut.

4.2.2.Analisis Dampak Bandara Kuala Namu terhadap kehidupan Sosial Ekonomi masyarakat

Persepsi masyarakat mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar bandara, dapat dijelaskan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi %

1. Seberapa besar penyerapan tenaga kerja lokal oleh proyek pembangunan Bandara Kuala Namu ?

A. Banyak pekerja proyek pembangunan Bandara Kuala Namu merupakan tenaga kerja lokal (berasal dari Desa Beringin

sekitarnya). (>20 orang) B. Cukup banyak dari

pekerja proyek

pembangunan Bandara Kuala Namu merupakan tenaga kerja lokal. (10-20 orang)

C. Sedikit dari pekerja proyek pembangunan Bandara Kuala Namu yang merupakan tenaga kerja lokal. (5-10 orang) D. Hampir tidak pekerja

proyek pembangunan Bandara Kuala Namu yang merupakan tenaga kerja lokal.

22,0

14,0

47,0

17,0

2. Bagaimana hubungan proyek pembangunan Bandara Kuala Namu dengan masyarakat sekitarnya ?

A. Baik B. Cukup baik C. Kurang Baik D. Tidak Baik

22,0 45,0 28,0 5,0


(46)

43 3. Bagaimana dampak keberadaan Bandara

Kuala Namu terhadap ketersediaan sarana ekonomi ?

A. Keberadaan Bandara Kuala Namu menyebabkan sarana ekonomi semakin banyak dan menjadi sangat memadai B. Keberadaan Bandara Kuala

Namu memunculkan beberapa sarana ekonomi. C. Keberadaan Bandara Kuala

namu memunculkan sedikit sarana ekonomi.

D. Keberadaan Bandara sama sekali tidak mempengaruhi ketersediaan sarana ekonomi

22,0

26,0

30,0

22,0

4. Apakah proyek pembangunan Bandara Kuala Namu membantu penyediaan fasilitas sosial ?

A. Bandara Kuala Namu menyediakan banyak fasilitas sosial. B. Bandara Kuala Namu

menyediakan beberapa fasilitas sosial. C. Bandara Kuala Namu

menyediakan sedikit fasilitas sosial.

D. Bandara Kuala Namu tidak menyediakan fasilitas sosial.

15,0

28,0

32,0

25,0 5. Apakah selama ini saudara merasa

memperoleh manfaat dari keberadaan Bandara Kuala Namu di daerah saudara ?

A. Ya, banyak manfaat diperoleh dengan

keberadaan Bandara Kuala Namu.

B. Ya, ada manfaat yang diperoleh dengan

keberadaan Bandara Kuala Namu.

C. Tidak, tidak ada manfaat yang diperoleh dengan keberadaan Bandara Kuala Namu.

D. Tidak, keberadaan Bandara Kuala Namu justru

merugikan masyarakat.

9,0

38,0

48,0

5,0

Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

 Pada poin nomor satu, menurut 47 % responden hanya sedikit pekerja proyek pembangunan Bandara Kuala Namu yang merupakan tenaga kerja


(47)

44 lokal. Kondisi ini dipertegas oleh 17 % responden yang menyatakan hampir tidak ada pekerja proyek pembangunan Bandara Kuala Namu yang merupakan tenaga kerja lokal.

 Pada poin nomor dua, menjelaskan sebanyak 22 % responden mengatakan hubungan proyek pembangunan Bandara Kuala Namu dengan masyarakat sekitarnya Baik, 45 % responden mengatakan Cukup Baik, 28 % responden mengatakan hubungan proyek pembangunan Bandara Kuala Namu Kurang Baik dan 5 % responden mengatakan Tidak Baik.

 Pada poin nomor tiga, jawaban terbanyak sebesar 30 % berasal dari responden yang berpendapat bahwa dampak keberadaan pembangunan Bandara Kuala Namu memunculkan sedikit sarana ekonomi. Hal ini disebabkan karena belum beroperasinya Bandara Kuala Namu.

 Pada poin nomor empat, sebanyak 32 % responden mengatakan bahwa proyek pembangunan Bandara Kuala Namu menyediakan sedikit fasilitas sosial. Adapun fasilitas sosial tersebut antara lain tenaga keamanan (security), mobil ambulans, dan infrastruktur jalan.

 Pada poin kelima, sebanyak 48 % responden menjawab bahwa masyarakat tidak ada memperoleh manfaat dengan keberadaan Bandara Kuala Namu.

4.2.3.Analisis Informasi dan Transparansi Pembangunan Bandara Kuala Namu

Analisis mengenai informasi dan transparansi pembangunan Bandara Kuala Namu, dijelaskan lebih lanjut melalui tabel dibawah ini:


(48)

45 Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Masalah Informasi dan Transparansi Pembangunan Bandara Kuala Namu

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi %

1. Bagaimana manfaat proses pembangunan Bandara Kuala Namu bagi kegiatan ekonomi saudara/i ?

A. Bermanfaat 20,0

B. Cukup bermanfaat 31,0

C. Kurang bermanfaat 30,0

D. Tidak bermanfaat 19,0

2. Bagaimana pengaruh proses pembangunan Bandara Kuala Namu yang sedang

berlangsung saat ini terhadap kehidupan sehari-hari warga ?

A. Tidak berpengaruh 18,0

B. Sedikit mengganggu 39,0

C. Mengganggu 36,0

D. Benar-benar mengganggu 7,0

3. Bagaimana

keterlibatan

masyarakat setempat dalam pembangunan Bandara Kuala Namu ?

A. masyarakat berperan besar, berpartisipasi aktif dan terlibat langsung dalam pembangunan Bandara Kuala Namu.

4,0

B. Masyarakat berperan,

berpartisipasi dan terlibat dalam pembangunan Bandara Kuala Namu.

21,0

C. Masyarakat kurang berperan dalam pembangunan Bandara Kuala Namu.

43,0

D. Masyarakat tidak terlibat dalam pembangunan Bandara Kuala Namu.

32,0

4. Apakah masyarakat pernah diundang untuk dimintai

pendapat/persetujuan atas pembangunan Bandara Kuala Namu ?

A. Ya, seluruh masyarakat. 3,0

B. Ya, sebagian masyarakat diundang.

29,0 C. Ya, namun hanya orang-orang

tertentu saja yang diundang, ututsan/pimpinan yang mewakili masyarakat setempat.

50,0

D. Tidak, pembangunan Bandara Kuala Namu tanpa persetujuan masyarakat.

18,0

Sumber: Data Primer (diolah), 2013

Dari tabel 4.13 diperoleh informasi sebagai berikut:

 Pada poin pertama, jawaban terbanyak dengan 31 responden mengatakan proses pembangunan Bandara Kuala Namu Cukup Bermanfaat bagi kegiatan ekonomi masyarakat sekitar Bandara.


(49)

46  Pada poin kedua, menurut 39 responden proses pembangunan Bandara

Kuala Namu yang sedang berlangsung saat ini sedikit mengganggu terhadap kehidupan sehari-hari warga.

 Pada poin ketiga, jawaban terbanyak dengan frekuensi 43 % berasal dari responden mengatakan masyarakat kurang berperan dalam pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut.

 Pada poin keempat menjelaskan poin ketiga dimana setengah dari responden menjawab bahwa masyarakat pernah diundang untuk dimintai pendapat/persetujuan atas pembangunan Bandara Kuala Namu, namun hanya orang-orang tertentu saja yang diundang, yaitu utusan/pimpinan yang mewakili masyarakat setempat.

Secara keseluruhan, dalam persepsi 40 orang responden sebagian besar masyarakat mendukung pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut. Menurut 12 orang responden hampir setengah masyarakat mendukung pembangunan Bandara Kuala Namu dan menurut 13 orang reponden masyarakat tidak peduli dengan pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut. Sedangkan menurut sebanyak 35 orang responden mengatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut justru mendapat protes dari warga.

4.2.4.Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Bandara Kuala Namu

4.2.4.1.Potensi Bandara Kuala Sebagai Pusat Pertumbuhan

Dalam kaitannya dengan potensi sebagai pusat pertumbuhan, sebanyak 26 dari responden yakin bahwa Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang sangat baik dan akan berkembang pesat, 66 orang responden berpendapat bahwa


(50)

47 Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang baik dan akan berkembang, 7 orang responden berpendapat bahwa Bandara Kuala Namu memiliki masa depan kurang baik dan susah berkembang dan 1 orang reponden berpendapat bahwa Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang tidak baik dan tidak akan berkembang.

Persepsi ini juga didukung oleh 44 orang responden yang menyatakan pembangunan Bandara Kuala Namu akan sedikit meningkatkan perekonomian daerah-daerah sekitarnya.

4.2.4.2.Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat

Dalam pengaruhnya terhadap lingkungan, 11 orang responden berpendapat bahwa keberadaan Bandara Kuala Namu akan memperbaiki kualitas lingkungan berupa pelestarian alam dan peningkatan sumber daya alam melalui bina lingkungan nantinya. Menurut 14 orang responden keberadaan Bandara Kuala Namu akan mendukung pelestarian lingkungan. Sebanyak 47 orang responden berpendapat bahwa keberadaan Bandara Kuala Namu ini akan mempengaruhi lingkungan, dan 28 orang responden berpendapat bahwa keberadaan Bandara Kuala Namu ini akan menyebabkan kerusakan alam dalam bentuk pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam.

Selain masalah lingkungan hal utama yang menjadi perhatian responden dalam keterkaitan pembangunan Bandara Kuala Namu ialah pengaruh pembangunan Bandara kuala namu terhadap pekerjaan dan informasi tentang pekerjaan bagi warga kecamatan Beringin serta jumlah pendatang yang pindah ke


(51)

48 Kecamatan Beringin sejak adanya proyek pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut hal ini dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Keterkaitan antara Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi 1 Bagaimana menurut

saudara dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap pekerjaan masyarakat sekitar bandara ?

A. Sangat berpengaruh 10,0

B. Berpengaruh 50,0

C. Kurang berpengaruh 22,0 D. Tidak berpengaruh 18,0 2 Apakah Bapak/sauadara

mendengar/mengetahui informasi tentang pekerjaan bagi warga kecamatan beringin?

A. Ada 13,0

B. Tidak tahu 78,0

C. Tidak ada 9,0

3 Menurut saudara berapa banyak pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin ?

A. Banyak 9,0

B. Cukup 30,0

C. Kurang banyak 25,0

D. Tidak banyak 36,0

Sumber : Data Primer (diolah), 2013

Dari tabel 4.14 diperoleh informasi sebagai berikut:

 Pada poin pertama, menjelaskan sebanyak 10 orang responden mengatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu sangat berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, sebanyak 50 orang responden menyatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, sebanyak 22 orang responden menjawab bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu kurang berpengaruh terhadap pekerjaan mereka dan 18 orang responden mengatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu tidak berpengaruh terhadap pekerjaan mereka.


(52)

49  Pada poin kedua, 13 orang responden mengatakan ada mendengar /

mengetahui informasi pekerjaan bagi warga kecamatan Beringin yaitu sebagai security tanpa ada pungutan biaya khusus putra daerah, sebaliknya 78 orang responden menjawab tidak tahu, dan menurut 9 orang responden mengatakan tidak ada mendengar/mengetahui informasi pekerjaan bagi warga kecamatan Beringin.

 Pada poin ketiga, sebanyak 9 orang responden mengatakan banyak pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin, menurut 30 orang responden cukup banyak pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin. 25 orang responden menjawab kurang banyak pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin dan 36 orang responden mengatakan tidak banyak pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin.

Ketika ditanyakan mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat, 14 % responden berpendapat bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu sama sekali tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat, menurut 40 % responden pembangunan Bandara Kuala Namu sedikit mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarat. Sebanyak 42 % responden mengatakan pembangunan Bandara Kuala Namu mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat dan 4 % reponden menjawab pembangunan Bandara Kuala Namu sangan mengganggu. 4.2.4.3.Bandara Kuala Namu dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat

Dalam kasus dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap pendapatan masyarakat, sebanyak 9 % dari responden berpendapat bahwa


(53)

50 pendapatan masyarakat akan meningkat drastis (>20%), 20 % berpendapat bahwa pendapatan masyarakat akan meningkat (6-20%), dan 29 % berpendapat bahwa pendapatan masyarakat sedikit meningkat (1-5%) tapi sebaliknya sebanyak 42 % responden berpendapat bahwa sejauh ini tidak ada pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap pendapatan masyarakat. Melalui pendapat tersebut, 44 orang responden mengatakan bahwa saat ini pembangunan Bandara Kuala tidak berpengaruh terhadap taraf hidup masyarakat.

Selanjutnya, persepsi/analisis masyarakat mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu dalam kaitannya dengan kehidupan ekonomi masyarakat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dengan Pembangunan Ekonomi Masyarakat

No Pertanyaan Jawaban Frekuensi

% 1. Bagaimana dugaan saudara dampak

keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap harga biaya hidup di Desa Beringin ?

A. Keberadaan Bandara Kuala Namu akan menyebabkan harga biaya hidup naik drastis.

B. Keberadaan Bandara Kuala Namu akan meningkatkan harga biaya hidup.

C. Keberadaan Bandara Kuala Namu tidak akan

mempengaruhi biaya hidup. D. Keberadaan Bandara Kuala

Namu akan menyebabkan harga biaya hidup turun.

19,0

59,0

22,0

0,0 2. Jika biaya hidup naik, berapa besar

peningkatan biaya hidup saudara/i setiap bulan ?

A. Pengeluaran meningkat tidak lebih dari 5 %. B. Pengeluaran meningkat

sebesar 5-10 %.

C. Pengeluaran meningkat 11-20 %.

D. Pengeluaran meningkat lebih besar dari 20 %.

52,0 33,0 8,0 7,0


(54)

51 3. Bagaimana dugaan saudara dampak

pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap harga tanah disekitar daerah pembangunan bandara ?

A. Keberadaan Bandara Kuala Namu akan menyebabkan harga tanah naik drastis. B. Keberadaan Bandara Kuala

Namu akan meningkatkan harga tanah.

C. Keberadaan Bandara Kuala Namu tidak akan

mempengaruhi harga tanah. D. Keberadaan Bandara Kuala

Namu akan menyebabkan harga tanah turun

72,0

21,0

4,0

3,0

Sumber: Data Primer (diolah), 2013

Melalui tabel 4.15 diperoleh informasi:

 Pada poin pertama, dalam persepsi 59 % responden keberadaan Bandara Kuala Namu akan meningkatkan harga biaya hidup. Sedangkan dalam persepsi 22 % responden keberadaan Bandara Kuala Namu tidak akan mempengaruhi harga biaya hidup.

 Pada poin kedua, menjelaskan terjadi peningkatan pengeluaran dampak dari keberadaan Bandara Kuala Namu dimana 52 % responden menjawab pengeluaran meningkat tidak lebih dari 5 %.

 Pada poin ketiga, 72 % responden berpendapat bahwa keberadaan Bandara Kuala Namu menyebabkan harga tanah naik drastis.

4.2.4.4.Persepsi Secara Keseluruhan

Secara umum, 58 % dari responden setuju terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut didukung 21 % responden yang menjawab bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berpengaruh positif terhadap status sosial-ekonomi masyarakat.


(55)

52 Dalam hal peran Bandara Kuala Namu dalam penyediaan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial bagi masyarakat nantinya, tanggapan responden dijelaskan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana Ekonomi

Pertanyaan Jawaban Responden Frekuensi %

Bagaimana menurut saudara dampak pembangunan Bandara Kuala Namu dalam penyediaan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial bagi masayarakat ?

A. Keberadaan Bandara Kuala Namu akan menyediakan seluruh sarana dan prasarana ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

8,0

B. Keberadaan Bandara Kuala Namu akan membantu penyediaan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

35,0

C. Keberadaan Bandara Kuala Namu akan membawa sedikit perubahan dalam ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

27,0

D. Keberadaan Bandara Kuala Namu tidak mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi.

30,0

Sumber: Data Primer (diolah), 2013

Melalui Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dalam persepsi 35 % responden keberadaan Bandara Kuala Namu akan membantu penyediaan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial yang dibutuhkan masyarakata sekitar Bandara Kuala Namu.

Selain itu hasil riset menunjukkan 12 orang dari 100 responden sangat setuju terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu, sebanyak 58 orang menyatakan setuju, 28 orang kurang setuju dan 2 orang tidak setuju. Jadi kesimpulannya sebagian sebagian masyarakat Desa Beringin setuju dengan pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut.


(56)

53 Secara keseluruhan, semua responden menyatakan harapan utamanya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu ialah bahwa nantinya setelah beroperasinya Bandara Kuala Namu akan berdampak positif bagi masyarakat khususnya masalah lapangan kerja. Masyarakat Beringin berharap lapangan pekerjaan akan menjadi luas sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar Bandara dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Beringin. Dan secara umum masyarakat mengharapkan setelah beroperasinya Bandara Kuala Namu nantinya akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Bandara.

4.3.Pembahasan

Dari seluruh informasi dan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa proyek pembangunan Bandara Kuala Namu sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Beringin. Mayoritas responden mengakui bahwa keberadaan proyek pembangunan Bandara Kuala Namu memiliki peran penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Dimana keberadaan Bandara Kuala Namu telah memunculkan sedikit sarana ekonomi dan telah membantu sedikit dalam menyediakan fasilitas sosial. Namun, hampir setengah dari responden mengaku bahwa hanya sedikit dari pekerja proyek pembangunan Bandara Kuala Namu yang merupakan tenaga kerja lokal, kebanyakan pendatang.

Hampir setengah responden mengaku bahwa masyarakat kurang berperan dalam pembangunan Bandara Kuala Namu hal ini disebabkan karena hanya orang-orang tertentu saja yang diundang untuk dimintai pendapat/persetujuan atas


(57)

54 pembangunan Bandara Kuala Namu. Namun, dalam persepsi 40 orang responden sebagian besar masyarakat mendukung pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut.

Dalam kaitannya dengan potensi Bandara Kuala Namu sebagai daerah pusat pertumbuhan, setengah dari responden berkeyakinan bahwa Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang yang baik dan akan berkembang serta daerah sekitar Bandara akan menjadi pusat aktivitas ekonomi sebagaimana yang diharapkan Pemerintah Kabupaten nantinya Desa Beringin menjadi sentra perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli Serdang. Dalam persepsi sebagian besar responden, Bandara Kuala Namu sedikit meningkatkan perekonomian daerah-daerah yang berada di sekitar Bandara Kuala Namu.

Adapun persepsi masyarakat mengenai dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan ekonomi masyarakat sekitar Bandara lebih difokuskan pada dampak pembangunan Bandara itu sendiri baik secara positif maupun negatif. Setengah dari responden menjawab pembangunan Bandara Kuala Namu berpengaruh terhadap pekerjaan masyarakat sekitar Bandara. Selain itu adanya pendatang yang yang pindah ke Desa Beringin walaupun menurut responden jumlahnya tidak banyak. Disamping itu, jawaban responden yang bervariasi mengenai kemungkinan dampak yang akan diberikan oleh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap lingkungan. Dimana pada umumnya setiap pembangunan akan memberikan pengaruh negatif dan positif terhadap kondisi lingkungan.


(1)

74

22 C C C D C D C C C C B B D B C C D B C A B D C D C

23 A A D B B B B B C A B A B A B C C B B A C C B B B

24 C D D D C D C D D D B B C A B D D C A A D D D C D

25 C B C B B C B C C D C C C B B D C B D A C C B D C

26 C B C D B C B C A D B A B A C B D B B A C D A B C

27 A C A B B C B B B D A A B A A C B B A A C C B B B

28 C C C D C D C C C A B B C B C C D B C A B D C D C

29 C C D C C C C D D B B B D B D C A A D D D D C C C

30 C B B D C D B D B A B C D B D D D C A A D D B B B

31 D C D C D C C C D B B C C B D C B A A A B B A B B

32 D C C D A C C C C C A A A A B C C A A A D C C C B

33 A A D B B A B C D A A A B B D C C B B A D C C B B

34 A B A C B A B C C A B A B C B B B B B B C C B B B

35 C B B B B B B C B A A A B B A B B A A A B C C A A

36 C C B D C C C C D C B B C B C D C A D A B A D B C

37 C B A A B A A D D A A A B B B A B B A A B A B A B

38 A B D B B B C C D A B B D A B C C B B A C C C B B

39 A A A B B A B B B A A B B B B B B B A B B A B A A

40 B A A A B A A A A A B A B B B B B A B A B C A B B

41 D B C D C C C D C D B B B B D C C B A A C C C C C

42 B A A B B A B B B A A A B C B B B B B C B B B B B

43 C C D C C D C D D D B B C B D D C B A A D C C C C

44 C C D C D C C C C D B C C B D D C B B A C C C B C

45 B C C C B B B C B B A B B B C B B B B B B B B B B


(2)

75

47 C B B D C D B D B A B C D B D D D C A A D D B B B

48 D B C C C C C D C D B B B B C C C A A A D C B B B

49 C D C D C D C C C A B B D B C C D B C A B D C D C

50 C C C D C D C C C D B B C B C D C B C A B D C C D

51 D C B B A B B C C A C D A B C A B B C D B C A D B

52 B B B B B B B B B A B A B C A B B B B B B B B B B

53 C B B D C D B D B A B C D B D D D C A A D D B B B

54 C C C C B B C D D D B B B B C C C B B A C C C B B

55 C B B D C D B D B A B C D B D D D C A A D D B B B

56 B C B B B B B C C B B B B B B C A A A A A A B A B

57 B A B B B A B A C A B A B A B C C B A A C C B B B

58 D B C D B B C C C D B B C B C C A B B B B C C B B

59 C B A C B A A D C A B A B B B B B A B A A A A A A

60 C C D C C C B C B C A B C B B A C B B A B C C C C

61 C B C C C B C C C D B B C B D D C B B A C C C C C

62 A B C A C B D B B A B A D A B B C B D B B B C D B

63 D B C C C B C D C D B C C B C D C B A A C C B C B

64 C B C C B B C D C D B B C B D C C B A A C C C C C

65 D A B B B B A B B A B A B B B B B B C B B A A A B

66 D A B A B C A B B B B B B B C C B B B B C C B A B

67 C C C C B C B D D D C D B C B B C A B B C D C D C

68 A B A B A B A B A B A B A C B A B A B A A B B A B

69 A A D B C A B C D A A A D A B C C A B A B C C A B

70 B A A B B A A C C B B B B A D D C B B A B C C C B


(3)

76

72 C C C D C C B C D C B C C B D D C C A C C C B B B

73 C A B A A B B A B D C A B B A A B B B C C C A B B

74 C B B C C C A C C B A A B B B C B C A B B C A C B

75 A B B A C B B C B A A A B B B D D B A A B B A B A

76 B B A A B B B B B A A A B B B C B B A A A B B B A

77 A C C B B B A C B A B B A B D B B B B A B D B B B

78 C B C C C B B C C C B B C B D D B B A B C C B B B

79 A B A B D D C C C C B B C B D D C B D A B B A C B

80 C C D D C C C D C D C C B B D D C B B B D C C C C

81 D D D D C C A D C C A C D C A D D C A B C D C C B

82 A A A C D A D C C D A B B A B B B A D A D D C B B

83 B A B B B B B B C B A A B A D B B B B A B C A A B

84 C A B B B C A C D A B A C B D C C C A C A B B C B

85 A A A A A A A B B B A B A B A B A B B A B A A A A

86 A B A B A A A B B A A A B B C A B B C A B B A B B

87 A B A A B C B B B A A A B B A B B B B A A B A A A

88 D B D C C C C D C D B C C B D D B A A A D C B C C

89 D B D C C C C D D D B C B B D D C B A A D C C C C

90 C B C C B B C D C C B B B B C C B B B B C D D B C

91 B A A A A A B B B A A B A B B B B B A B B B A A A

92 C C C D C C C C B C C C C C C D C C D D D D C C C

93 A A A B B A D D C B A B D B C D A A B A B D B A A

94 D C C C C C C D C D B B B B C D C B A A C C C C C

95 D B C C B D C C C D B C B B C D C B A B C C C C C


(4)

77

97 A A A A C B C D D C B A C B D D C C B A A D C C B

98 A B A B B A B C C B B B B B B C B B C A B C C A B

99 B B C B B B A C C A A A A B A A A B B A B A A A A


(5)

78 Lampiran 3

TABEL PENGOLAHAN DATA

Nomor Pertanyaan

Frekuensi

Jum lah

A B C D

1 22 14 47 17 100

2 22 45 28 5 100

3 22 26 30 22 100

4 15 28 32 25 100

5 9 38 48 5 100

6 20 31 30 19 100

7 18 39 36 7 100

8 4 21 43 32 100

9 3 29 50 18 100

10 40 12 13 35 100

11 26 66 7 1 100

12 30 44 24 2 100

13 10 50 22 18 100

14 13 78 9 0 100

15 9 30 25 36 100

16 9 20 29 42 100


(6)

79

18 19 59 22 0 100

19 52 33 8 7 100

20 72 21 4 3 100

21 8 35 27 30 100

22 11 14 47 28 100

23 14 40 42 4 100

24 21 39 31 9 100