2.1.7. Diagnosis Depresi
Beck Depression Inventory dibuat oleh dr.Aaron T. Beck, BDI merupakan salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk
mengukur derajat keparahan depresi. Para responden akan mengisi 21 pertanyaan, setiap pertanyaan
memiliki skor 1 sd 3, setelah responden menjawab semua pertanyaan kita dapat menjumlahkan skor tersebut, Skor tertinggi adalah 63 jika responden
mengisi 3 poin keseluruhan pertanyaan. Skor terendah adalah 0 jika responden mengisi poin 0 pada keseluruhan pertanyaan. Total dari
keseluruhan akan menjelaskan derajat keparahan yang akan dijelaskan di bawah ini.
1-10 = normal 11-16 = gangguan mood ringan
17-20 = batas depresi borderline 21-30 = depresi sedang
31-40 = depresi berat 40 = depresi ekstrim
2.1.8. Pengobatan - Pengobatan secara biologis
1. Tricyclic Antidepressants
Obat ini membantu mengurangi gejala-gejala depresi dengan mekanisme mencegah reuptake dari norephinefrin dan
serotonin di sinaps atau dengan cara megubah reseptor-reseptor dari neurotransmitter norephinefrin dan seroonin. Obat ini sangat
efektif, terutama dalam mengobati gejala-gejala akut dari depresi sekitar 60 pada individu yang mengalami depresi. Tricyclic
antidepressants yang sering digunakan adalah imipramine, amitryiptilene, dan desipramine Reus V.I., 2004.
2. Monoamine Oxidase Inhibitors
Universitas Sumatera Utara
Obat lini kedua dalam mengobati gangguan depresi mayor adalah
Monoamine Oxidase
Inhibitors. MAO
Inhibitors menigkatkan
ketersediaan neurotransmitter
dengan cara
menghambat aksi dari Monoamine Oxidase, suatu enzim yang normalnya akan melemahkan atau mengurangi neurotransmitter
dalam sambungan sinaptik Greene, 2005. MAOIs sama efektifnya dengan Tricyclic Antidepressants
tetapi lebih jarang digunakan karena secara potensial lebih berbahaya Reus V.I., 2004.
3. Selective Serotonine Reuptake Inhibitors and Related Drugs
Obat ini mempunyai struktur yang hampir sama dengan Tricyclic Antidepressants, tetapi SSRI mempunyai efek yang lebih
langsung dalam mempengaruhi kadar serotonin. Pertama SSRI lebih cepat mengobati gangguan depresi mayor dibandingkan
dengan obat lainnya. Pasien-pasien yang menggunakan obat ini akan mendapatkan efek yang signifikan dalam penyembuhan
dengan obat ini. Kedua, SSRI juga mempunyai efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan dengan obat-obatan lainnya. Ketiga, obat ini tidak bersifat fatal apabila overdosis dan lebih aman digunakan
dibandingkan dengan obat-obatan lainnya. Dan yang keempat SSRI juga efektif dalam pengobatan gangguan depresi mayor yang
disertai dengan gangguan lainnya seperti: gangguan panik, binge eating, gejala-gejala pramenstrual Reus, V.I., 2004.
4. Terapi Elektrokonvulsan Terapi ini merupakan terapi yang paling kontroversial dari
pengobatan biologis. ECT bekerja dengan aktivitas listrik yang akan dialirkan pada otak. Elektroda-elektroda metal akan
ditempelkan pada bagian kepala, dan diberikan tegangan sekitar 70 sampai 130 volt dan dialirkan pada otak sekitarsatu setengah menit.
ECT paling sering digunakan pada pasien dengan gangguan
Universitas Sumatera Utara
depresi yang tidak dapat sembuh dengan obat-obatan, dan ECT ini mengobati gangguan depresi sekitar 50-60 individu yang
mengalami gangguan depresi Reus, V.I., 2004.
- Pengobatan secara psikologikal 1.
Terapi Kognitif
Terapi kognitif merupakan terapi aktif, langsung, dan time limited yang berfokus pada penanganan struktur mental seorang
pasien. Struktur mental tersebut terdiri ; cognitive triad, cognitive schemas, dan cognitive errors C. Daley, 2001.
2. Terapi Perilaku
Terapi perilaku adalah terapi yang digunakan pada pasien dengan gangguan depresi dengan cara membantu pasien untuk
mengubah cara pikir dalam berinteraksi denga lingkungan sekitar dan orang-orang sekitar. Terapi perilaku dilakukan dalam jangka
waktu yang singkat, sekitar 12 minggu Reus, V.I., 2004.
3. Terapi Interpersonal
Terapi ini didasari oleh hal-hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal seorang individu, yang dapat memicu
terjadinya gangguan mood Barnett Gotlib, 1998: Coyne, 1976. Terapi ini berfungsi untuk mengetahui stressor pada pasien
yang mengalami gangguan, dan para terapis dan pasien saling bekerja sama untuk menangani masalah interpersonal tersebut
Barlow, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.1.9. Pencegahan Depresi