Pendekatan Penelitian Desain Penelitian

39 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono 2010: 1, diartikan sebagai cara ilmiah mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari pengertian tersebut kita dapat menarik empat kata kunci, yaitu cara, ilmiah, data, dan tujuan. Cara ilmiah berarti penelitian tersebut harus berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional yaitu penelitian tersebut haruslah bisa di terima oleh akal. Empiris yaitu cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehinga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis yaitu prosesnya harus memenuhi langkah- langkah tertentu yang masuk logika. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau naturalistik karena dilakukan pada kondisi alamiah. Sugiyono 2013: 15 motede penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Oleh sebab itu peneliti sifatnya tidak mengatur kondisi lapangan akan tetapi peneliti akan 40 menjadi bagian dari kelompok tersebut sehingga data yang terkumpul menjadi bermakna. Pendekatan kualitatif juga sering disebut pendekatan humanistik.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah studi kasus atau penelitian lapangan, dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial yang bersifat apa adanya given. Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian studi kasus merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Menurut Yin dalam Subagyo 2004: 114 Studi kasus ialah penelitian empiris yang menyelidiki gejala di dalam konteksnya, yaitu di dalam kehidupan nyata, khususnya ketika garis batas antara gejala dan konteks tidak jelas. Oleh karenanya menurut peneliti desain penelitian yang paling tetap adalah studi kasus karena penelitian tidak mengetahui kejelasan mengenai penyebab fenomena. Fenomena yang menjadi penelitian lapangan ini adalah kepala sekolah yang mampu memajukan sekolah yang dirintisnya, hanya dalam waktu empat tahun sekolah sudah menunjukan pembangunan-pembangunan insfrastruktur. Hal tersebut menjadi menarik guna menggali model kepemimpinan yang digunakan oleh kepala sekolah tersebut. 41

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian