GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

RESUME BUKU

GURU DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 1

Disusun oleh:
ZAENUDIN IDRIS

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang berkenan
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan makalah tugas “Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda
Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabat serta pengikutnya
hingga akhir zaman.
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 2

Resume buku ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah “Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian Pendidikan

Dasar” yang dibimbing oleh Prof. Dr. H. E. Mulyasa.
Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah memberikann bantuan, dukungan dan doa
sehingga terselesaikannya tulisan ini. Secara khusus, penulis haturkan
terima kasih kepada Prof. Dr. H. E. Mulyasa yang berkenan
memberikan bimbingannya terhadap penulisan makalah ini, dan
bimbingan lainnya, baik dalam kerangka akademis maupun non
akademis.

Lebih khusus, penulis sampaikan terima kasih yang tulus
kepada istri dan anak-anak yang telah mengikhlaskan sebagian waktu
dan living cost-nya untuk memberikan dukungan penuh kepada
penulis dalam menempuh studi ini.
Akhirnya, penulis sangat menyadari dan memohon maaf akan
kekurangan dan keterbatasan tulisan ini, baik isi maupun metodologi
dan penyajiannya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat
berterima kasih atas sumbang saran yang membangun guna perbaikan
tulisan ini di masa yang akan datang.
Jakarta, 22 Desember 2014.
Penulis.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

i


Page | 3

KATA PENGANTAR .............................................................................

ii

DAFTAR ISI ............................................................................................

iii

BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................

2

BAB II : Menyukseskan Impelementasi Kurikulum 2013 .................

3

BAB III : Mengubah Mindset Sesuai tema Kurikulum 2013 .............


7

BAB IV : Membentuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ......

13

BAB V : Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial .....................

17

BAB VI : Mengembangkan Strategi dan Pendekatan Pembelajaran

23

BAB VII : Nasib Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Implementasi Kurikulum 2013 .................................

26


BAB VIII : Koordinasi, Komunikasi, dan Supervisi dalam Menggalang Implementasi Kurikulum 2013 .............................

29

BAB IX : PENUTUP .................................................................................

33

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 4

RESUME BUKU

Judul Buku

: Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013

Penulis


: Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd

Edisi/Cetakan : Cetakan Pertama
Penerbit

: PT Remaja Rosda Karya Offset

Tempat Terbit : Bandung
Tahun Terbit

: 2014

Isi Buku

: 9 Bab, 246 halaman

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”


Page | 5

BAB I
PENDAHULUAN

Suksesnya implementasi kurikulum 2013—dan kurikulum apapun,
lebih banyak bertumpu pada gurunya karena merupakan ujung tombak pada
proses

pembelajaran

sebagai

pengejawantahan

kurikulum.

Dengan

kurikulum 2013 yang berparadigma baru, implementasinya membutuhkan

guru professional yang mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan
monitoring

dan

evaluasi

serta

memberikan

jaminan

mutu

dan

mempertanggungjawabkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan


peserta

didik,

perkembangan

jaman,

kebutuhan

pembangunan, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum 2013 yang menekankan sisi penting kompetensi spiritual
dan sosial, disamping kompetensi intelektual, maka sudah barang tentu
membutuhkan guru yang memiliki konsistensi dan komitmen yang tinggi
sebagai jiwa pembelajar, dapat menjadi teladan dalam segala hal yang
bermuara pada perbaikan diri secara terus menerus (continual improvement).
Dalam implementasi kurikulum 2013, guru diposisikan sebagai
pemegang peran sangat penting dalam merealisasikan pembelajaran. Itulah
sebabnya guru harus betul-betul menguasai isi atau substansi kurikulum
yang menyangkut kompetensi professional dan paedagogik. Guru harus

menguasai isi bidang studi, pemahaman karakteristik peserta didik,
melakonkan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan, serta potensi
pengembangan profesionalisme dan kepribadian.
Pemerintah, dalam rangka memenuhi tuntutan dalam proses
pendidikan, termasuk dalam implementasi kurikulum 2013, kualitas guru
terus ditingkatkan. Beberapa upaya misalnya dilakukan melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG), Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 6

BAB II
Menyukseskan Implementasi Kurikulum 2013

Menyukseskan implementasi kurikulum 2013 perlu dipahami dan
didukung oleh semua pihak. Guru sebagai ujungg tombak pelaksana
pembelajaran harus melakukan penyesuaian sesuai dengan tuntutan.
Pemerintah sebagai pemegang kebijakan, memfasilitasinya dengan perangkat

undang-undang

dan

berbagai

peraturan

pemerintah,

yang

dalam

mengimplementasikannya perlu direvitalisasi kembali dan dijadikan modal
dasar oleh para pelaksana kurikulum di sekolah khususnya dalam
pembelajaran.

A. Memahami dan Merealisasikan Undang-Undang.
Pemahaman terhadap undang-undang akan lebih mendorong
upaya menyukseskan implementasi urikulum 2013. Karena, dalam segala
implementasi program pemerintah haruslah bersumber pada payung
hukum. Undang-undang yang melandasi system pendidikan adalah
undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang sudah
diberlakukan sejak tahun 2005.
Upaya pengembangan dan output dari proses
dicantumkan

dalam

Undang-undang

sisdiknas

pasal

pendidikan
3,

bahwa

pendidikan nasional berfungsi untuk : “Mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Adapun prinsip penyelenggaraan pendidikan diungkapkan dalam
pasal 4 undang-undang sisdiknas sebagai berikut:
1. Pendidikan dilaksanakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 7

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu kesatuan yang sistemik
dengan system terbuka dan multimakna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4. Pendidikan diselenggaran dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
5. Pendidikan

diselenggarakan

dengan

mengembangkan

budaya

membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6. Pendidikan

diselenggarakan

dengan

memberdayakan

semua

komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan.

B. Memahami dan Merealisasikan Standar Nasional
Standar Nasional Pendidikan (SNP) seperti tertuang dalam
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang merupakan kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan

Republik Indonesia.

meningkatkan

mutu

SNP digulirkan

pendidikan,

dalam rangka

pertimbangan

terhadap

perkembangan zaman, pengembangan dan perubahan kurikulum
secara periodik.
Seluruh nilai baik dari implementasi kurikulum 2013 harus
didukung oleh standar pendidikan. Standar pendidikan harus
diberlakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, sehingga
diharapkan peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud. Delapan
standar nasional pendidikan yang dicanangkan, garis besarnya
sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
2. Standar Isi (SI)
3. Standar Proses (SP)
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 8

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK)
5. Standar Sarana dan Prasarana (SPS)
6. Standar Pengelolaan (SPe)
7. Standar Pembiayaan (SPem)
8. Standar Penilaian Pendidikan (SPP)

C. Memahami dan Merealisasikan Tupoksi
Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) guru yang paling utama
adalah

berkaitan

dengan

pembelajaran,

yakni

merencanakan

pembelajaran, pelaksanakan pembelajaran serta menilai/memonitor
hasil pembelajaran. Ketiga

tugas pokok dan fungsi tersebut

menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu: perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian.

D. Tupoksi Menuntut Kompetensi
Pelaksanaan tupoksi akan dapat berjalan dengan baik apabila
ditunjang oleh kompetensi yang memadai, serta mengacu pada
kemampuan dalam melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan.

Kompetensi

guru

tampak

dari

performansi

dan

perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam
melaksanakan tugas-tugas pendidikan.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, emosional dan spiritual.
Rumusan dari kompetensi guru mencakup:
1. Kompetensi Pedagogik;
2. Kompetensi Kepribadian;
3. Kompetensi Sosial;
4. Kompetensi Profesional.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum
2013”

Page | 9

E. Menguasai Keterampilan dasar Mengajar
Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran secara
efektif memerlukan penguasaan keterampilan dasar mengajar atau
keterampilan

dasar

membelajarkan.

Keterampilan

dasar

membelajarkan merupakan kompetensi yang cukup kompleks yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Keterampilan dasar mengajar tersebut dapat diuraiakan
kedalam delapan keterampilan, yaitu:
1) Keterampilan Bertanya;
2) Memberi Penguatan;
3) Mengadakan Variasi;
4) Menjelaskan;
5) Membuka dan Menutup Pelajaran;
6) Membimbing Diskusi Kelompok Kecil;
7) Mengelola Kelas;
8) Membelajarkan kelompok kecil dan perorangan.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 10
2013”

BAB III
Mengubah Mindset sesuai Tema Kurikulum 2013

Tema yang disusung dalam Kurikulum 2013 adalah: menghasilkan
insan Indonesia yang produktif kreatif, inovatif dan afektif (berkarakter)
melalui penguatan sikap, keterampian, dan pengetahuan secara terintegrasi.

A. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengubah Mindset
Mindset adalah pola pikir atau cara pandang. Mengubah mindset
dalam penataan kurikulum yakni mengubah pola pikir dan cara pandang
guru khususnya cara pandang terhadap pembelajaran dan peserta didik.
Guru harus lebih dahulu melakukan perubahan mindset.
Perubahan mindset diperlukan karena guru

adalah orang yang

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik baik secara
kelompok maupun secara individual. Masyarakat pada umumnya
memandang bahwa guru sebagai orang yang melaksanakan berbagai
kegiatan pendidikan baik secara formal maupun secara informal.
Implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut
perubahan pola, dari teaching centered learning (TCL)

ke arah student

centered leraning (SCL).
Garis besar perubahan pola pikir dalam implementasi kurikulum
2013 adalah sebagai berikut :
1. Sumber belajar tidak terbatas kepada guru dan buku teks;
2. Kelas bukan satu-satunya sumber belajar;
3. Belajar dengan beraktivitas;
4. Menggunakan pendekatan saintifik, melalui: mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan;
5. Merangsang peserta didik untuk suka bertanya, bukan guru yang
sering bertanya;
6. Mendorong peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberi tahu;
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 11
2013”

7. Pembelajaran pengetahuan dan keterampilan secara langsung dan
secara tidak langsung ditujukan untuk membentuk sikap;
8. Menekankan kolaborasi melalui pengerjaan proyek;
9. Menekankan pada proses yang dilakukan secara procedural;
10. Mendahulukan pemahaman Bahasa Indonesia;
11. Peserta didik memiliki kekhasan masing-masing; dengan kelompok
normal, pengayaan, dan remedial;
12. Menekankan

pada higher

order

thinking skill

(HOTS),

dan

kemampuan berasumsi secara realistis;
13. Pentingnya data yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan;

B. Penataan Peran dan Fungsi Guru
Pada implementasi kurikulum 2013 terjadi penataan peran dan
fungsi guru. Penataan yang dimaksud lebih pada sistem yang sifatnya
administrative, kewenangan dan kebebasan guru juga berkurang sesuai
dengan keperluan kurikulum.
Penataan dengan mengurangi beban guru dimaksudkan agar
guru lebih konsentrasi terhadap pembelajaran, tidak lagi disbukkan
urusan-urusan yang bersifat administratif.

C. Apa yang Harus Dipahami Guru dari Kurikulum 2013
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk memahami
berbagai pedoman, baik pedoman bagi guru maupun pedoman bagi
peserta didik, yang semuanya sudah disiapkan pemerintah.
Guru, dalam implementasi kurikulum 2013, dan implementasinya
dalam pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter,
harus berperan sebagai fasilitator, dengan memberikan kemudahan
belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 12
2013”

Guru

juga

harus

mampu

memaknai

pembelajaran

serta

menjadikannya sebagai ajang pembentukan kompetensi, pembentukan
karakter

dan

perbaikan

kualitas

pribadi

peserta

didik

secara

berkesinambungan (continuous quality improvement).

D. Apa yang Harus Dilakukan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Guru memiliki peran strategis dalam implementasi kuirkulum
2013. Berbagai peran yang menuntut perubahan mindset guru dalam
implementasi kurikulum 2013 dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Mendidik dengan baik;
2. Membelajarkan dengan benar;
3. Membimbing secara tertib;
4. Melatih dengan gigih;
5. Mengembangkan inovasi yang bervariasi;
6. Memberi contoh dan teladan;
7. Meneliti sepebuh hati;
8. Mengembangkan kreativitas secara tuntas;
9. Menilai Pembelajaran.

E. Bagaimana Seharusnya Guru Mengembangkan Pembelajaran.
Iklim pembelajaran yang kondusif, dan pembelajaran yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik harus menjadi upaya rutin
yang diwujudkan Guru; pembelajaran harus diorientasikan kepada
kepentingan peserta didik, sesuai dengan karakteristiknya. Metode
pembelajaran

harus

diubah

dari

yang

biasa

dilakukan,

yakni

pembelajaran yang berpusat pada guru, Teacher Center Learning (TCL) ke
metode yang berpusat pada peserta didik, Student Center Learning (SCL).

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 13
2013”

F. Hak dan Kewajiban Guru Profesional
Sebagai guru professional dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya perlu memperhatikan beberapa prinsip profesi guru yang
diatur dalam undang-undang no 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
dalam Bab III, pasal 7, ayat 1 dikemukakan :
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism.
2) Memiliki

komitmen

untuk

meningkatkan

mutu

pendidikan,

keimanan, ketakwaan dan ahlak mulia.
3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang yang sesuai dengan
bidang tugas.
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesian.
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja.
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesian secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8) Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam menjalankan tugas
keprofesionalan; dan
9) Memiliki organisasi profesi

yang mmemiliki wewenang untuk

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan.
Guru professional, sebagaimana tugas dan jabatan lainnya, memiliki
hak dan sekaligus kewajiban sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

1. Hak Seorang Guru
Hak-hak seorang guru seperti tertuang dalam undang-undang
guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 14, adalah:
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 14
2013”

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak
atas kekayaan intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan sarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesian.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi kepada
peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik, dan
peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh

rasa

aman

dan

jaminan

keselamatan

dalam

melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
i.

Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.

j.

Memperoleh

kesempatan

untuk

mengembangkan

dan

meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan/atau
k. Memperoleh

pelatihan

dan

pengembangan

profesi

dalam

bidangnya.

2. Kewajiban Seorang Guru
Adapun kewajiban guru yang melekat seiring dengan haknya
dijelaskan dalam pasal 20 Undang-undang Guru dan Dosen no 14
tahun 2005:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Mengkaitkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 15
2013”

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau
latar belakang keluarga, dan satus social ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi perturan perundang-undangan, hokum, dank
ode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 16
2013”

BAB IV
MEMBENTUK KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Apa dan Bagaimana Membentuk KI-KD dalm Pembelajaran
Lampiran Permendikbud RI No 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses

Pendidikan

Dasar

dan

Menengah

menjelaskan

tentang

pembelajaran sebagai berikut:
Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psokilogis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses
pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Perubahan dan paradigm baru dalam prinsi-prinsip pembelajaran
yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar belajar
berbasis aneka sumber belajar.
3. Dari

pendekatan

tekstual

menuju

proses

sebagai

penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
8. Peningkatan dan kesimbangan antara keterampilan fisikal (Hardskill)
dan keterampilan mental (softskill)
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 17
2013”

9. Pembelajaran yang merupakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
10. Pembelajaran

yang

menerapkan

nilai-nilai

dengan

member

keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madya mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di
masyarakat.
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas.
13. Pemanfaatan

teknologi

informasi

dan

komunikasi

untuk

meningkatkan efesiensi efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.

B. Quantum Learning
Quantum Learning yang dikembangkan Bobbi de Porter dan Mike
Hernacki, merupakan pendekatan atau strategi bealajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Pembentukan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) secara efektif dapat
dilakukan dengan Quantum Learning ini, sebagai suatu pendekatan belajar
yang menawarkan konsep belajar sambil bermain.
Gaya belajar setiap orang berbeda-beda. Pemahaman terhadap
gaya belajar memungkinkan guru, peserta didik dan siapa saja yang
terlibat dalam proses pembelajaran dapat melakukan secara optimal dan
menyenangkan pembentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) dapat dilakukn dengan prosedur sebagai berikut:
1. Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku)
2. Penataan lingkungan Belajar.
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 18
2013”

3. Memupuk sipak juara
4. Bebaskan gaya belajarnya.
5. Biasakan mencatat.
6. Biasakan membaca.
7. Jadikan peserta didik lebih kreatif.
8. Latih kekuatan memori peserta didik

C. Quantum Teaching
Jika dalam belajar ada quantum learning, maka dalam pengajaran
ada quantum teaching. Pembentukan KI dan KD juga bisa dilakukan
melalui quantum teaching untuk meningkatkan proses pembelajaran yang
lebih menyenangkan. Quantum teaching mencakup petunjuk untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran,
menyajikan materi dan memudahkan proses belajar.
Desain Quantum teaching dikenal dengan istilah TANDUR yakni:
1. Tumbuhkan
2. Alami
3. Namai
4. Demonstrasikan
5. Ulangi; dan
6. Rayakan

D. Prosedur Pembentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Keberlangsungan

standar

proses

dalam

pendidikan,

agar

pembentukan KI-KD berjalan lancar dan mencapai hasil yang efektif
perlu pembelajaran yang melalui serangkaian tahapan yang saling terkait
terdiri dari tiga tahapan diantaranya :
1. Membuka Pembelajaran
a. Menciptakan iklim belajar
b. Membina keakraban
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 19
2013”

c. Pretes (test awal)
2. Membentuk KI-KD sebagai kegiatan inti pembelajaran
3. Menutup Pembelajaran

E. Menerapkan Saintifik Method dalam membentuk KI-KD
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan
mereka untuk secara aktif mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan, dan membuat jejaring dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Pemanasan dan apersepsi;
2. Eksplorasi;
3. Konsolidasi pembelajaran;
4. Pembentukan sikap dan keterampilan;
5. Penilaian formatif.

F. Menilai Ketercapaian KI-KD
Ketuntasan belajar seorang peserta didik dilihat dari kemampuan
menyelesaikan,

menguasai

kompetensi

atau

mencapai

tujuan

pembelajaran minimal 65% dari seluruh KI-KD. Sedangkan keberhasilan
kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau
mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta
didik yang ada di kelas tersebut. Perlakuan khusus terhadap peserta didik
yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 20
2013”

BAB V
MEMBANGUN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL

A. Membuat Kesan Pertama yang Menyenangkan
Hampir

dalam

setiap

perjumpaan,

dalam

situasi

apapun,

pertemuan pertama memberikan penilaian tentang diri kita, betapa
pentingnya pertemuan pertama dalam pembelajaran serta pembentukan
kompetensi dan karakter peserta didik sedikitnya ada tujuh hal yang
dapat dijadikan sebagai pengingat ketika kita berkomunikasi dengan
peserta didik, diantaranya :
1. Tampil penuh percaya diri
2. Menunjukkan sikap humor
3. Tersenyum
4. Melakukan kontak mata
5. Berpakaian yang pantas dan wajar
6. Selalu tampil bersih dan bugar
7. Memberikan jawaban yang cepat dan tepat terhadap setiap
pertanyaan.

B. Memahami dan Mengembangkan Pribadi Peserta Didik
Guru

yang

memahami

karakteristik

peserta

didik,

dapat

mendorong guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang
tepat, efektif dan menyenangkan. Sehingga, data dari profil setiap peserta
didiknya menjadi masukan dan evaluasi serta acuan melangkah bagi
guru untuk menetapkan strategi pembelajaran yang tepat dilaksanakan,
baik secara individu maupun secara klasikal.

C. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Pengaruh
Aktifitas mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran,
memiliki teknik dan strategi. Teknik dan strategi yang dapat digunakan
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 21
2013”

guru dikemukakan oleh Yulk (2002) dengan metodenya yang dikenal
influence Behavior Questionare (IBQ) sebagai berikut :
1. Rational Persuation
2. Inspiration Sppeals Tactics
3. Consultation tactics
4. Ingratiation Tactics
5. Personal Appeal Tactics
6. Exchange Tactics
7. Coalition Tactics
8. Pressure tactics
9. Legitimizing tactics

D. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Komunikasi
Proses pembelajaran sejatinya merupakan proses komunikasi tiga
arah, antara guru dengan murid, murid dengan guru dan urid dengan
murid. Beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam pengembangkan
pembelajaran sebagai sebuah komunikasi yang efektif:
1. Gerakan tubuh
2. Kontak Mata
3. Ekspresi wajah
4. Tampil beda
5. Respect
6. Empaty
7. Audible
8. Clarity
9. Rendah hati

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 22
2013”

E. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Hadiah dan
Hukuman
Reward and punishment atau hadiah dan hukuman dapat digunakan
untuk membangun dan mengembangkan sikap spirituak (KI-1) dan
sikap social (KI-2) secara efektif sesuai dengan konteksnya. Hadiah yang
diberikan tidak selamanya berbentuk materi tetapi dapat juga berbentuk
pujian untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Sedangkan hukuman diperlukan bagi siswa yang
menyimpang tidk dengan menggunakan hukuman fisik tetapi digunakan
hukuman yang membuat peserta didik mengerti mengapa mereka
diberikan hukuman.

F. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Kemanusiaan
Nilai

kemanusiaan

begitu

penting,

apalagi

dalam

proses

pembelajaran. Penghargaan nilai kemanusiaan untuk memanusiakan
peserta didik dalam pembelajaran yang dapat dilakukan guru
diantaranya; mulailah dengan memperhatikan perasaan peserta didik
dengan cermat; kemudian berikan pandangan yang tepat bagi mereka;
sampaikan ide-ide penting yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik; dan aturlah sikap dan gerak gerik kita agar tidak menyinggung
peserta didik. Secara otomatis peserta didik akan merasa tersanjung dan
tertarik dengan kita sehingga akan termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran yang disajikan.

G. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Menghindari
Perdebatan
Pemahaman dan penghormatan guru dan siswa dalam perbedaan
pendapat menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Beberapa
cara yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran untuk menghindari
perdebatan yang tidak berguna :
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 23
2013”

1. Sambut baik pendapat peserta didik yang berbeda.
2. Jangan percaya terhadap kesan pertama naluri anda.
3. Kendalikan emosi, agar tetap stabil.
4. Dengarkanlah dulu apa yang dikemukakan peserta didik, beri
kesempatan kepada mereka untuk berbicara dan menyampaikan
pendapatnya.
5. Temukanlah kata sepakat, ketika selesai mendengarkan pendapat
peserta didik, pikirkanlah hal-hal yang kita setujui.
6. Jujurlah terhadap peserta didik, sehingga anda dapat menerima suatu
kesalahan, dan sampaikanlah terhadap peserta didik.
7. Berjanjilah

untuk

memikirkan

ide-ide

peserta

didik,

dan

mempelajarinya dengan seksama.
8. Berterima kasih kepada peserta didik dengan tulus terhadap minatminat mereka.
9. Jangan tergesa-gesa bertindak; dan berilah kesempatan kepada peserta
didik untuk memikirkan setiap masalah yang dihadapinya dalam
pembelajaran.

H. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Percaya Diri
Memupuk rasa percaya diri dalam proses pembelajaran akan
menentukan

berhasil

tidaknya

peserta

didik

dalam

mengikuti

pembelajaran dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya di
sekolah maupun di luar sekolah. Tujuh langkah untuk mengembangkan
rasa percaya diri yang dapat dilakukan adalah (diolah dan kembangkan
dari www.astaga.com) :
1. Perhatikan sikap duduk dan berdiri
2. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri.
3. Ingat kembali ketika kita merasa percaya diri.
4. Latihan
5. Kenali diri sendiri
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 24
2013”

6. Jangan terlalu keras kepada diri sendiri.
7. Jangan takut mengambil resiko.
Rasa percaya diri harus senantiasa dipupuk dalam pembelajaran
maupun pergaulan, karena pada umunya akan menjadikan peserta didik
memiliki ketahanan dari berbagai situasi, tekanan, perubahan dan dapat
mengontrol dirinya serta memecahkan permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan.

I. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Lingkungan
Pemahaman
lingkungan

dan

menjadi

kemampuan
bagian

diri

penting

peserta

dalam

didik

makna

terhadap

dan

proses

pembelajaran. Pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif dalam
membangun dan mengembangkan sikap spiritual dan sikap sosial
peserta didik serta menciptakan lingkungan masyarakat yang peduli baik
di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Membangun sikap spiritual dan sikap sosial dengan menciptakan
lingkungan ini terdapat dua hal yang harus dilakukan yakni analisis
lingkungan:
1) Analisis potensi lingkungan Internal
2) Analisis Potensi Lingkungan Eksternal

J. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Kecerdasan
Emosional
Kecerdasan emosional adalah suatu kecerdasan seseorang dalam
memahami emosi atau situasi dan perasaan orang lain. Pembelajaran di
sekolah hendaknya lebih memperhatikan kemampuan emosional peserta
didik, tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual, indikator
kemampuan emosional ditunjukkan oleh keterampilan dalam melakukan
kompilasi dan sinergi dari berbagai informasi barang atau jasa yang baru
untuk menghasilkan suatu produk yang lebih inovatif, dengan cara-cara
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 25
2013”

kreatif, sehingga menghasilkan sesuatu yang memiliki keunggulan
kompetitif.

K. Membangun Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan Perbaikan
Berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan (continual improvement) harus menjadi
bagian utama dalam implementasi manajemen mutu terpadu di sekolah.
Manajemen sekolah harus melalukan perbaikan secara terus menerus
dan berkesinambungan untuk mengevaluasi program dan kegiatan yang
telah dijalankan dan juga membahas bila ada suatu permasalahan pada
implemantasi kurikulum.
Jika konsep perbaikan berkesinambungan ini diterapkan, secara
tidak langsung akan menjadi pembelajaran bagi peserta didik. Peserta
didik akan melihat, mengalami dan merasakan langsung tentang budaya
perbaikan yang terus dilakukan di sekolahnya, yang akan mewarnai
pemahaman dan sikapnya di masa yang akan datang.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 26
2013”

BAB VI
MENGEMBANGKAN STRATEGI DN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Implementasi pembelajaran dalam kurikuluk 2013 lebih menekankan
kepada pembelajaran konstektual dengan student center, dan pendekatan
ilmiah, dalam pelaksanaannya menuntut guru untuk dapat secara efektif
mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

A. Memilih dan Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Rancangan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar
lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan tertentu
adalah merupakan pola umum dari strategi pembelajaran. Berbagai jenis
strategi itu dapat dipahami berdasarkan 1) rasio guru dan siswa yang
terlibat dalam pembelajaran; 2) pola hubungan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran; 3) peranan guru dan siswa dalam pengelolaan
pembelajaran; 4) peran guru dan siswa dalam mengolah “pesan” atau
materi pembelajaran; dan 5) proses berpikir dalam mengolah “pesan”
atau materi pembelajaran.
Dalam pasal 2 Undang-Undang RI no 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dan pasal 32 UUD 1945, bahwa kriteria pemilihan
strategi pembelajaran hendaknya didasarkan kepada kesuaian dengan: 1)
Tujuan pembelajaran atau pendidikan yang ingin dicapai; 2) peranan
guru dan siswa yang diharapkan dalam mencapai tujuan pendidikan; 3)
karakteristik mata pelajaran atau bidang studi; 4) kondisi lingkungan
belajar atau keadaan lingkungan serta keadaan sarana

dan waktu

pembelajaran yang tersedia.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 27
2013”

B. Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran yang Relevan
Pendidikan orang dewasa atau andragogi dapat menjadi
alternatif pendekatan pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013,
terutama dalam pembentukan KI dan KD peserta didik melalui
penanaman sikap, pengetahuan dan keterampilan terintegrasi dan
seoptimal mungkin.
Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yang sesuai
dengan standar proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1)
Pembelajaran harus lebih menekankan kepada praktik; 2) pembelajaran
harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat; 3) perlu
dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis; 4) lebih ditekankan
kepada masalah-masalah actual; 5) perlu dikembangkan saintific method.

C. Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Lingkungan tidak terlepas dalam proses pembelajaran dan
kehidupan. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik
mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan
melakukan secara langsung apa-apa yang ada dan berlangsung
disekitarnya baik di sekolah, rumah dan lingkungan yang kompeten
dengan masalah yang dihadapinya.

D. Pembelajaran Berbasis Masyarakat
Pendidikan yang baik dalam praktiknya melibatkan unsure
masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan harus
diwujudkan dalam tindakan nyata terutama keikut sertaannya dalam
memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan
pendidikan.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 28
2013”

E. Pembelajaran Berbasis Kewirausahaan
Jiwa wirausaha seharusnya dikembangkan pada diri peserta
didik yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Wirausaha di
sekolah berarti memadukan kepribadian, peluang, keuangan, dan
sumber day yang ada di lingkungan sekolah guna mengambil
keuntungan.

Ketika

ingin

sukses

mengembangkan

program

kewirausahaan di sekolah maka kepala sekolah, tenaga kependidikan
baik guru maupun non guru dan peserta didik harus dilatih dan
dibiasakan berpikir wira usaha.

F. Model-Model Pembelajaran yang Sesuai dengan Kurikulum 2013
Model

pembelajaran

adalah

bentuk

pembelajaran

yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh Guru.
Mengingat kurikulum 2013 berbasis pembelajaran saintifik, maka model
pembelajaran pun yang mendukung kea rah itu. Contoh kegiatan dalam
model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M) adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran inkuiri (Inquiry Learning);
2. Pembelajaran diskoveri (Discovery learning);
3. Pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning);
4. Pembelajaran berbasis proyek (Project bases learning).

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 29
2013”

BAB VII
NASIB GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Guru dalam Perspektif Global
Globalisasi akhirnya menjadi sebuah keniscayaan, yang tidak
bias ditolak. Oleh karena itu, implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran pun harus menyesuaikan dan menyikapi dengan cara yang
tepat terhadap arus globalisasi ini.
Paradigma dan wawasan guru bersama peserta didiknya harus
terbuka dan waspada terhadap pemahaman global itu. Bahwa interaksi
penduduk bumi terjadi dimana-mana dengan berbagai model, budaya
dan agama yang berbeda, karenanya harus disikapi denga sikap yang
tepat. Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi, tetapi informasi
terdapat di banyak tempat dan cara. Guru tidak boleh lagi merasa sebagai
‘superman’ tetapi harus menjadi fasilitator bagi pembelajaran peserta
didiknya.

B. Peran Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013
Dalam implementasi kurikulum 2013, peran Guru TIK adalah
sebagai berikut :
1. Membimbing peserta didik untuk mencapai standar kompetensi
lulusan pendidikan dasar dan menangah
2. Memfasilitasi sesame guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
3. Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan system
manajemen sekolah berbasis TIK.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 30
2013”

C. Kewajiban Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013
Kewajiban guru TIK dalam pembelajaran berbasis kurikulum
2013 dituangkan dalam Permendikbud Nomor 68 tahun 2014, sebagai
berikut:
1. Membimbing peserta didik untuk mencari, mengolah, menyimpan,
menyajikan, serta manyajikan serta menyebarkan data dan informasi
dalam

berbagai

cara

untuk

sesame

guru

mendukung

kelancran

proses

pembelajaran.
2. Memfasilitasi

untuk

mencari,

mengolah,

menyimpan,menyajikan serta menyebarkan data dan informasi dalam
berbagai

cara

untuk

persiapan,

pelaksanaan,

dan

penilaian

pembelajaran.
3. Memfasilitasi tenaga kependidikan untuk mengembangkan system
manajemen sekolah berbasis TIK.

D. Tupoksi Guru TIK
Tupoksi guru TIK, sedikitnya ada 12 Tupoksi yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, kedua belas Tupoksi
tersebut adalah:
1. Menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK per
tahun
2. Melaksanakan layanan dan bimbingan TIK sesuai rancangan.
3. Menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan
TIK.
4. Mengevaluasi proses dan hasil layanan bimbingan TIK.
5. Menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK.
6. Melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki
layanan dan bimbingan TIK.
7. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional.
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 31
2013”

8. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler.
9. Membimbing guru dalam penggunaan TIK.
10. Membimbing tenaga kependidikan dalam menggunakan TIK.
11. Melaksanakan pengembangan diri
12. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.

E. Tunjangan Guru TIK
Hak guru TIK yang berupa tunjangan dituangkan dalam
Peraturan Mendikbud no 68 tahun 2014. Rambu-rambu dalam peraturan
ini, bahwa guru TIK berhak mendapatkan tunjangan profesi, dengan
memenuhi tiga persyaratan yakni :
1. Guru TIK harus membimbing minimal 150 peserta didik per tahun
pelajaran.
2. Guru TIK wajib membimbing teman sejawat dan guru lain dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran berbasis
TIK.
3. Guru TIK menjadi coordinator tim dapodik di sekolah.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 32
2013”

BAB VIII
KOORDINASI, KOMUNIKASI, DAN SUPERVISI DALAM
MENGGALANG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

Dalam implementasi kurikulum 2013 terdapat tiga dimensi utama yang
harus diperhatikan yang akan menentukan keberhasilan, efektivitas, efesiensi
dan produktivitas pembelajaran. Ketiga hal tersebut adalah;

A. Koordinasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Bagian penting dalam implementasi kurikulum 2013 adalah
koordinasi.

Koordinasi

dapat

berlangsung

secara

efektif

apabila

dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan dari tahap
awal sampai akhir pekerjaan; ada hubungan dan pertemuan-pertemuan
diantara berbagai pihak terkait, serta adanya keterbukaan, sehingga
perbedaan pandangan dapat didiskusikan dan diselesaikan bersam.

1. Perlunya Koordinasi
Melalui koordinasi setiap bagian yang menjalankan fungsi
dengan spesialisasi tertentu dapat dipadukan dan dihubungkan satu
sama lain, sehingga dapat menjalankan peranannya secara selaras
dalam mewujudkan tujuan bersama.

Koordinasi sangat penting

dalam meningkatkan efesiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
lembaga.

2. Macam-Macam Koordinasi
Berbagai macam dan cara berkoordinasi dapat dikelompokkan
berdasarkan ruang lingkup dan arah kegiatannya, Handayaningrat
(dalam mulyasa 2002) mengemukakan :

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 33
2013”

a. Koordinasi internal yang mencakup tiga bentuk koordinasi: (1)
koordinasi vertikal; (2) koordinasi horizontal; dan (3) koordinasi
diagonal.
b. Koordinasi eksternal, termasuk koordinasi fungsional. Dalam
koordinasi eksternal yang bersifat fungsional koordinasi itu hanya
bersifat horizontal dan diagonal.

3. Cara melakukan Koordinasi
Cara melakukan koordinasi dapat dilakukan secara formal dan
informal; secara formal dapat diwujudkan dalam bentuk upaya
impersonal seperti dalam kehidupan birokrasi, membuat peraturn
atau pedoman, mengangkat pejabat dan panitia bersama; sedangkan
secara informal dilakukan dengan cara pembicaraan dan konsultasi
dalam pertemuan diluar dinas.

B. Komunikasi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
1. Komunikasi Internal.
Komunikasi internal dalam implementasi kurikulum dilakukan
antar personal yang sehat dan efektif, baik antara kepala sekolah
dengan guru, maupun antara guru dengan personal lainnya. Hal ini
menjadi wajib dilakukan karena implementasi kurikulum 2013 di
sekolah sulit terwujud tanpa adanya komunikasi internal yang intens.

2. Komunikasi Eksternal
Disamping komunikasi internal, maka komunikasi eksternal
juga tidak kalah pentingnya dalam implementasi kurikulum 2013.
Karena bagaimanapun, sekolah tetap membutuhkan pihak eksternal
sebagai stakeholder. Sekolah membutuhkan orang tua dan masyakarat
pengguna lulusan.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 34
2013”

Komunikasi aktif penting dilakukan secara baik antara sekolah
dengan pihak eksternal, yakni orang tua dan masyarakat.
Komunikasi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.

C. Supervisi dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Supervisi

terhadap

implementasi

kurikulum

2013

harus

dilakukan demi memastikan efektifitasnya dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hakikat supervisi
Pada hakekatnya supervisi

mengandung beberapa kegiatan

pokok, yaitu pembinaan yang kontinu, pengembangan kemampuan
professional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan
sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan
pribadi peserta didik.
2. Tujuan dan Fungsi Supervisi
a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami
tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam
merealisasikan tujuan tersebut.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat
yang lebih efektif.
c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara
kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan kesulitan
belajar mengajar serta menolong mereka mengadakan perbaikan.
d. Mengingatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga
sekolah

lain

komprehensif

terhadap
serta

cara

kerja

memperbesar

yang

demokratis

kesediaan

untuk

dan

tolong

menolong.
e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi
berprestsi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam
profesinya.
ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 35
2013”

f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan
program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
g. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang
tidak wajar dan kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi
aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik.
i.

Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegialitas)
diantara guru.

3. Teknik Supervisi
a. Kunjungan dan observasi kelas
b. Pembicaraan individual
c. Diskusi kelompok
d. Demonstrasi pembelajaran
e. Perpustakaan professional.
4. Koordinasi antar Kementrian
Koordinasi antar kementrian perlu dilakukan dengan mengacu
kepada kebijakan-kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan koordinasi antara kemendikbud dengan lembaga
terkait

untuk

menyinergikan

perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian dan evaluasi kurikulum.
b. Peningkatan koordinasi antara kemendikbud dengan pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, LPMP, serta satuan
pendidikan untuk menyinergikan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi kurikulum.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 36
2013”

BAB IX
PENUTUP

Akhirnya, dari sekian banyak uraian tentang kurikulum 2013, dapat
disimpulkan, bahwa bagian pertama dan utama suksesnya implementasi
kurikulum adalah bertumpu pada guru sebagai ujung tombak di lapangan
dalam proses pembelajaran.
Guru bukan saja sebagai ujung tombak pendidikan dan pembelajaran,
tetapi merupakan kunci keberhasilan kurikulum secar keseluruhan. Peran
penting guru dalam menjabarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar
menjadi informasi yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik;
Begitu juga menentukan ruang lingkup dan kesulitan belajar peserta didik
serta kemampuan untuk membantunya keluar dari kesulitan tersebut, serta
melakukan evaluasi kemajuan belajar peserta didik.

ZAENUDIN IDRIS: Resume Buku_”Guru dalam Impelementasi Kurikulum Page | 37
2013”