4
Tabel 1. Komposisi Kimia Susu
Komponen Kandungan
Air Bahan padat TS :
-lemak -protein
-gula -abu
87,25 3,80
3,50 4,80
0,65
Sumber : Echles, C.H.1951 dalam Rahman, 1992
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi komponen-komponen dalam susu ialah mastitis, tahapan dalam periode laktasi, musim dan keadaan
makanan. Variasi komposisi susu berdasarkan musim erat kaitannya dengan kombinasi pengaruh suhu dan pemberian makanan. Suhu yang tinggi dan
kualitas makanan yang buruk akan menyebabkan kandungan SNF dalam susu menjadi rendah. Sebaliknya, makanan yang berkualitas baik dan suhu
rendah cenderung akan meningkatkan kandungan SNF dalam susu. Susu yang dihasilkan pada awal periode laktasi mempunyai kandungan
SNF yang tinggi, kemudian menurun pada periode laktasi 40-60 hari dan akan meningkat kembali secara gradual sampai bulan keenam periode
laktasi, diikuti dengan kenaikan tajam pada akhir periode laktasi.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produksi susu adalah varietas rumpun sapi, lama bunting, masa laktasi, besarnya sapi, estrus
birahi, umur, selang beranak, masa kering, frekuensi pemerahan, dan tata laksana pemberian makanan Sudono,1999.
Sudono, dkk, 2003 menyatakan bahwa setiap bangsa sapi mempunyai sifat-sifat yang berbeda dalam menghasilkan susu, serta kadar lemak dan
warna susu yang dihasilkan. Susu yang banyak mengandung lemak akan banyak mengandung vitamin A dan D per volume susu, karena vitamin
tersebut berhubungan dengan kadar lemak dalam susu. Para peternak telah mengetahui bahwa sapi yang dikawinkan dan bunting akan menghasilkan
susu lebih sedikit daripada sapi yang tidak bunting. Lama bunting sapi perah
5 adalah 9 bulan. Produksi susu akan semakin menurun terutama saat sapi
bunting 7 bulan sampai beranak. Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama
10 bulan antara saat beranak dan masa kering. Produksi susu per hari mulai menurun setelah laktasi dua bulan. Demikian pula kadar lemak susunya, akan
menurun setelah 1-2 bulan masa laktasi. Dari 2-3 bulan masa laktasi, kadar lemak susu mulai konstan, kemudian naik sedikit Sudono, 1999. Sapi yang
badannya besar akan menghasilkan susu yang lebih banyak daripada sapi yang berbadan kecil meskipun bangsa dan umurnya sama. Hal ini
dikarenakan sapi yang badannya besar akan makan lebih banyak sehingga menghasilkan susu yang lebih banyak karena metabolisme tinggi Sudono,
dkk, 2003 Saat sapi mengalami birahi, akan terjadi perubahan-perubahan fungsi
tubuh yang mempengaruhi volume dan kualitas susu yang dihasilkan. Beberapa ekor sapi menunjukkan gejala gelisah dan mudah terkejut,
sehingga tidak mau makan sehingga produksi susunya menurun. Jika susu yang dihasilkan menurun drastis, kadar lemak dan komponen susunya akan
berubah Sudono, dkk, 2003 Menurut Sudono 1999 sapi- sapi yang beranak pada umur yang lebih
tua 3 tahun akan menghasilkan susu yang lebih banyak daripada sapi-sapi yang beranak pada umur muda. Produksi susu akan meningkat dengan
bertambahnya umur sapi hingga berumur 7-8 tahun. Setelah umur tersebut, produksi susu akan menurun sedikit demi sedikit sampai sapi berumur 11-12
tahun. Selang beranak yang optimal adalah 12 dan 13 bulan. Jika selang beranak
diperpendek akan menurunkan produksi susu sebesar 3,7-9 pada laktasi yang sedang berjalan atau yang akan datang. Jika selang beranak
diperpanjang sampai 450 hari, laktasi yang sedang berlaku dan laktasi yang akan datang akan meningkatkan susu yang dihasilkan sebesar 3,5. Produksi
susu pada laktasi kedua dan berikutnya dipengaruhi oleh lamanya masa kering yang lalu atau sebelumnya. Pada setiap individu sapi betina, produksi
susu akan naik dengan bertambahnya masa kering sampai 7-8 minggu.
6 Meskipun demikian, dengan masa kering yang lebih lama lagi, produksi susu
tidak akan bertambah Sudono, dkk, 2003. Jika sapi diperah dua kali sehari dengan jarak waktu antar pemerahan
sama, akan terjadi sedikit sekali perubahan komponen susu tersebut. Jika sapi diperah empat kali sehari, kadar lemak akan bertambah tinggi pada besok
paginya, yakni saat pemerahan pertama. Semakin sering sapi diperah, hasil susu akan naik. Umumnya, variasi dalam produksi susu dan lemak pada
beberapa peternakan sapi perah disebabkan oleh perbedaan dalam tata laksana pemberian pakan. Pakan yang terlalu banyak konsentrat akan
menyebabkan kadar lemak yang terkandung di dalam susu rendah. Sementara itu, pakan yang terlalu banyak berupa hijauan menyebabkan kadar
lemak susu tinggi karena lemak susu tergantung dari kandungan serat kasar dalam pakan Sudono, 1999.
C. Persiapan Pemerahan