APLIKASI EKSTRAK PADA MIE BASAH 1.

26 ekstrak segar 1:5 adalah 5,3x10 4 cfug. Hasil TPC ekstrak segar yang direndam dengan klorin dan tidak direndam klorin tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena larutan klorin yang digunakan sudah tidak segar. Menurut Fardiaz 1992, larutan klorin yang digunakan sebagai disinfektan harus dalam kondisi segar karena akan terdissosiasi sehingga menurunkan daya kerjanya. Total bakteri dalam air juga mempengaruhi total bakteri ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total bakteri dalam air yang dipakai untuk membuat ekstrak adalah 1,9x10 3 cfug. Hasil perhitungan TPC ekstrak selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Total mikroba pada ekstrak rebus adalah 0. Hal ini dikarenakan adanya proses pemanasan yang dapat mematikan mikroba. Sedangkan total mikroba ekstrak segar 1:3 lebih sedikit daripada total mikroba ekstrak segar 1:5 karena ekstrak lebih pekat sehingga komponen bunga yang terekstrak lebih banyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis total fenol yang menunjukkan bahwa komponen fenolik yang terdapat dalam ekstrak segar 1:3 lebih besar daripada ekstrak segar 1:5.

B. APLIKASI EKSTRAK PADA MIE BASAH 1.

Pengamatan Mutu Mie Basah Segar Pengamatan mutu mie basah segar meliputi warna, aroma, dan tekstur yang dilakukan secara visual. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil penggamatan menunjukkan bahwa warna mie basah mentah yang tidak ditambah ekstrak kontrol adalah cerah. Warna kuning ini terjadi karena reaksi antara garam alkali dengan komponen flavonoid yang terdapat pada terigu Hou dan Kruk, 1998. Warna kuning ini pada umumnya disukai masyarakat. Mie basah yang ditambah ekstrak kecombrang berwarna agak gelap. Hasil pengamatan secara visual menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan maka warna mie basah yang dihasilkan semakin gelap. 27 Tabel 4. Pengaruh penambahan ekstrak kecombrang pada warna, aroma, dan tekstur mie basah segar Jenis Ekstrak Konsentrasi Warna Aroma kecombrang Tekstur Kontrol tanpa ekstrak + - + Segar 1:3 10 + + + + 20 + + + ++ 30 + + + + + + + 40 + + + + + + + + 50 + + + + + + + + + + Rebus 1:3 10 + + + + + 20 + + + + + + 30 + + + + + + + + 40 + + + + + + + + + + 50 + + + + + + + + + + Segar 1:5 10 + + + + 20 + + + + 30 + + + + + 40 + + + + + + + 50 + + + + + + Rebus 1:5 10 + + + 20 + + + + + + 30 + + + + + + + 40 + + + + + + + + 50 + + + + + + + + + Hasil pengamatan pada Tabel 4 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kecombrang maka aroma kecombrang akan semakin kuat. Aroma kecombrang pada mie mentah yang ditambah ekstrak rebus lebih kuat daripada yang ditambah dengan ekstrak segar. Mie mentah yang ditambah ekstrak kecombrang pada awalnya mempunyai aroma yang sama dengan mie kontrol yaitu aroma tepung. Tetapi setelah ±10 menit 28 akan timbul aroma kecombrang. Aroma kecombrang yang khas diduga karena adanya minyak atsiri dalam ekstrak. Menurut Harbone 1987, minyak atsiri dapat menyebabkan wangi, harum, atau bau yang khas karena adanya komponen terpenoid di dalamnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kecombrang yang ditambahkan maka mie basah semakin kenyal. Mie yang ditambah ekstrak kecombrang lebih kenyal diduga karena terbentuknya kompleks antara komponen fenolik dalam ekstrak dan ptotein. Menurut Harbone 1987, komponen fenolik dapat membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen yang dapat mempengaruhi tekstur.

2. Umur Simpan Mie Mentah

Penggunaan ekstrak kecombrang berfungsi untuk meningkatkan umur simpan mie basah. Hasil pengamatan secara visual dengan deteksi bau asam Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan maka umur simpan mie basah semakin panjang. Gambar 3. Umur simpan mie mentah dengan penambahan berbagai jenis ekstrak kecombrang pada suhu kamar 42 42 54 18 24 42 54 24 24 48 60 24 30 48 60 30 36 54 66 36 48 10 20 30 40 50 60 70 kontrol 0 segar 1:3 rebus 1:3 segar 1:5 rebus 1:5 Ekstrak kecombrang yang ditambahkan Umur simpan mie mentah jam 10 20 30 40 50 29 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mie basah mentah kontrol 0 tanpa penambahan ekstrak mempunyai umur simpan 42 jam. Mie mentah yang ditambah ekstrak rebus 1:3 sebanyak 50 mempunyai umur simpan paling lama yaitu 66 jam. Mie mentah yang ditambah ekstrak 1:3 mempunyai umur simpan yang lebih lama daripada mie yang ditambah ekstrak 1:5 karena ekstrak yang digunakan lebih pekat sehingga komponen yang terekstrak lebih banyak. Penambahan ekstrak segar 1:5 tidak mampu menambah umur simpan mie mentah bahkan lebih rendah daripada kontrol. Hal ini disebabkan konsentrasi ekstrak yang rendah dan adanya kandungan total mikroba pada ekstrak yang tinggi 5,3x10 4 cfug. Penambahan ekstrak rebus 1:5 juga tidak mampu menambah umur simpan kecuali pada konsentrasi 50 48 jam. Penambahan ekstrak kecombrang dapat memperpanjang umur mie basah diduga karena adanya komponen antibakteri dalam ekstrak. Komponen antimikroba pada kecombrang pada umumnya termasuk ke dalam golongan fenolik. Penelitian yang telah dilakukan pada rimpang lengkuas A. galanga membuktikan bahwa senyawa fenolik, flavonoid, minyak atsiri, terpena, asam organik tanaman, asam lemak, ester asam lemak tertentu, dan alkaloid tanaman mempunyai aktivitas antimikroba Haraguchi et al., 1998. Kematian bakteri oleh flavonoid dipengaruhi oleh kemampuan penetrasi menembus dinding sel bakteri yaitu tergantung ukuran molekul dan kemampuan flavonoid untuk membentuk ikatan kompleks dengan logam-logam berat seperti Mg, Zn, dan Fe. Logam-logam tersebut dibutuhkan oleh E. coli dan B. subtilis untuk mempertahankan fungsi dan integritas ribosom, sehingga fungsi ribosom dalam pembentukan protein akan terganggu Borang, 1982. 30

C. ANALISIS SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIK MIE MENTAH TERPILIH